Apa yang terjadi jika kita tidak menjaga pola makan

jenis kegiatan ekonomi pada tabel ditunjukkan oleh nomor A.1, 2 dan 3B.1, 3 dan 6C.2, 3 dan 5D.2, 4 dan 6TOLONG DI JAWAB DENGAN CERMAT YA MAKASIH​

Jika benda berpindah ke kanan sejauh 2,5 meter, maka usaha yang dilakukan oleh ketiga gaya tersebut sebesar... a. 195 joule c. 60 joule b. 90 joule d. … 45 joule

Suatu kawat logam pada suhu 22 0C panjangnya 200 cm bila dipanaskan sampai suhu 62 0C panjangnya menjadi 200,192 cm, maka koefisien muai panjang logam … adalah

Jelaskan pengaruh gaya gesek, gaya gravitasi, dan gaya otot, pada kegiatan seperti di gambar... CEPAT DI KUMPULKAN BESOK MAKASIH YA KAK...​

alat yang memanfaatkan gaya pegas ditunjukkan gambar YANG BENAR KALAU TIDAK GAK NAIK KELAS UNTUK MYYY​

Sebutkan unsur-unsur yang ada di dalam asam cuka! nggak boleh ngasal! ​

Senyawa apa yang digunakan untuk pelarut organik ? tolong di jawab ngga boleh ngasal! ​

●Jawab yang dilingkarin aj●​

(Fisika 20+)Soal : Sebuah benda bergetar sebanyak 40 getaran dalam waktu 20 detik.Tentukan :a.) frekuensib.) Periode______ ______- *pakai cara*- *rapi … BA*_____ _______​

Misalkan kamu akan membeli minuman segar untuk persiapan piknik.di sebuah toko, kamu menemukan dua cara yang mungkin untuk membeli minuman segar, yait … u satu botol besar berisi 2 L dengan harga Rp 10.000,00 atau 6 kaleng berisi 250 mL dengan harga Rp 2.000,00 tiap kalengnya. PERTANYAANNYAbagaimana kamu memutuskan membeli minuman botol atau minuman kaleng agar ekonomis?1. berapakah volume minuman yang diperoleh dari satu botol dan berapa volume yang diperoleh dari 6 kaleng? nyatakan setiap jawabanmu dalam liter.!2. berapakah harga minuman tersebut per liter jika membeli dalam botol?hitung juga harga per liternya jika membeli dalam kaleng! manakah yang lebih?PLISSSS TOLONGG DI JAWABBB!

tirto.id - Pola makan yang tak sehat seperti sering mengonsumsi junk food, soda, merokok dan makan makanan berlemak tinggi sangat buruk bagi kesehatan. Bahkan, para ilmuwan menjelaskan bahwa hal itu bisa memperpendek umur.

Penelitian tahun 2017, mengatakan dari hampir 200 negara, kualitas pola makan yang buruk ada kaitannya dengan hampir 11 juta kematian secara global. Sementara studi lainnya mengatakan, pola makan yang buruk berkaitan dengan perkembangan kanker.

Studi baru yang dipublikasikan oleh British Journal of Ophthalmology, telah menemukan hubungan antara pola makan yang tidak sehat dengan degenerasi makula terkait usia (AMD).

AMD adalah suatu kondisi yang berdampak pada retina mata seiring bertambahnya usia, yakni kaburnya penglihatan sentral. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), di Amerika Serikat, sekitar 1,8 juta orang berusia 40 tahun ke atas hidup dengan AMD, dan 7,3 juta lainnya memiliki kondisi yang disebut drusen, yang biasanya mendahului AMD.

CDC juga menjelaskan bahwa AMD adalah penyebab utama gangguan baca permanen dan penglihatan halus atau dekat di antara orang berusia 65 tahun ke atas.

Menggunakan data pada 66 jenis makanan yang berbeda, studi ini menemukan bahwa pola makan yang tidak sehat meningkatkan risiko AMD sebanyak tiga kali lipat.

"Apa yang kami amati dalam penelitian ini adalah bahwa orang yang tidak memiliki AMD atau AMD awal pada awal penelitian kami, dan melaporkan sering mengonsumsi makanan tidak sehat lebih mungkin mengembangkan penglihatan yang mengancam, penyakit stadium akhir sekitar 18 tahun kemudian," kata Amy Millen, penulis studi dari Universitas Buffalo di New York.

Baca juga: Memahami Informasi Nilai Gizi dan Nutrisi pada Kemasan Makanan

Berikut beberapa dampak lain dari pola makan yang tidak sehat yaitu:

  • Kulit menua sebelum waktunya
  • Memiliki kesehatan mulut yang buruk
  • Ingatan terasa sulit
  • Mengalami ketidaknyamanan pencernaan
  • Pola makan yang buruk memengaruhi kekuatan jaringan, waktu pemulihan, dan seberapa baik tubuh melawan infeksi dan luka
  • Mudah sakit

Bagaimana pola makan yang sehat?

Dilansir healthline beberapa pola makan yang telah diakui di seluruh dunia antara lain:

1. Diet rendah karbohidrat, seluruh makanan

Diet karbohidrat ini berisi makan sayuran, daging, ikan, telur, buah-buahan, kacang-kacangan, dan lemak tetapi rendah dalam pati, gula, dan makanan olahan.

2. Diet Mediterania

Diet ini termasuk makan banyak sayuran, buah-buahan, ikan, unggas, biji-bijian, kacang-kacangan, produk susu, dan minyak zaitun

3. Diet paleo

Diet paleo adalah diet yang sangat populer yang efektif untuk menurunkan berat badan dan perbaikan kesehatan umum. Diet ini berupa makanan yang tidak diproses, jadi kita makan secara alami.

4. Diet vegan

Diet ini didasarkan secara eksklusif pada makanan nabati dan menghilangkan semua produk hewani.

5. Diet bebas gluten

Diet bebas gluten ini berupa diet terhadap gluten, protein yang ditemukan dalam gandum, rye, dan barley.

Baca juga:

  • 5 Cara Jaga Kesehatan Saat Natal, Konsumsi Buah hingga Olahraga
  • Manfaat Rambutan Bagi Kesehatan: Bantu Diet hingga Solusi Sembelit
  • 5 Manfaat Bumbu Dapur yang Baik untuk Kesehatan

Baca juga artikel terkait MAKANAN atau tulisan menarik lainnya Febriansyah
(tirto.id - feb/ale)


Penulis: Febriansyah
Editor: Alexander Haryanto
Kontributor: Febriansyah

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

09 April 2019

Makanan cepat saji yang banyak mengandung lemak dan tidak sehat(Foto Credit : Freepik) - "Studi ini menegaskan apa yang diduga banyak pihak selama beberapa tahun – bahwa pola makan yang buruk bertanggung jawab menyebabkan kematian dibandingkan faktor risiko lainnya di dunia,” Christopher Murray, Direktur Institut Metrik dan Evaluasi Kesehatan di Universitas Washington.

Satu dari lima kematian di seluruh dunia terkait kebiasaan makan yang buruk, kata para ahli, Kamis (4/4). Para pakar memperingatkan konsumsi gula, garam, dan daging yang berlebihan membunuh jutaan orang setiap tahunnya, kantor berita AFP melaporkan.

Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan sekitar satu miliar orang di seluruh dunia mengalami kekurangan gizi, sedangkan hampir dua miliar mengalami “kelebihan gizi”.

Namun studi terbaru mengenai tren diet global, yang dirilis oleh jurnal The Lancet, menunjukkan dalam hampir 195 negara yang disurvei, dijumpai masyarakat mengkonsumsi terlalu banyak jenis makanan yang salah. Dan mereka mengkonsumsi makanan sehat dalam jumlah yang sangat rendah. Analisis yang dimuat di jurnal kesehatan Lancet, menemukan bahwa menu makanan yang kita konsumsi sehari-hari menjadi pembunuh terbesar dibanding merokok dan kini menjadi penyebab 1 dari 5 kematian di seluruh dunia.

Rata-rata orang di perbagai tempat di dunia mengkonsumsi minuman mengandung gula  sepuluh kali lebih banyak dari jumlah konsumsi yang disarankan dan 86 persen berlebih sodium per orang dari batas yang dianggap aman.

Studi tersebut juga memperingatkan terlalu banyak orang yang mengkonsumsi lebih sedikit gandum utuh, buah, kacang-kacangan dan biji-bijian untuk menjaga gaya hidup sehat. Studi tersebut meneliti tren konsumsi dan penyakit antara 1990-2017.

Sekitar 11 juta kematian diseluruh dunia diakibatkan oleh pola makan yang buruk. Sejauh ini, penyakit kardiovaskuler, yang biasanya disebabkan atau diperburuk oleh obesitas, masih menjadi pembunuh utama.

“Studi ini menegaskan apa yang sudah dipikirkan oleh banyak pihak selama beberapa tahun – bahwa pola makan yang buruk bertanggung jawab menyebabkan kematian dibandingkan faktor risiko lainnya di dunia,” kata peneliti studi tersebut, Christopher Murray, Direktur Institut Metrik dan Evaluasi Kesehatan di Universitas Washington.

“Penilaian kami mengindikasikasi faktor-faktor risiko terkait diet adalah konsumsi sodium yang tinggi dan konsumsi makanan sehat yang rendah.”

Garam - baik yang terkandung dalam roti, kecap asin atau berbagai makanan olahan - menjadi penyebab tingginya kematian dini.

Para peneliti mengatakan penelitian ini bukan tentang obesitas, namun menu makanan yang "buruk" bisa merusak organ tubuh kita yakni hati dan menyebabkan kanker.

Laporan Lancet

Pada Januari, sebuah konsorsium yang terdiri dari puluhan peneliti menyerukan perlunya perubahan dramatis dari cara makan di seluruh dunia.

Laporan EAT-Lancet mengatakan populasi dunia harus mengonsumsi kira-kira setengah daging merah dan gula, dan dua kali lebih banyak buah-buahan, sayur-sayuran dan kacang-kacangan untuk menghindari epidemik obesitas di seluruh dunia serta “bencana” perubahan iklim.

Para peneliti studi tersebut mencatat bahwa ketidakadilan ekonomi adalah satu faktor pemilihan pola makan yang buruk pada banyak negara.

Studi tersebut menemukan, saran para dokter untuk mengkonsumsi “lima-dalam-sehari” konsumsi buah dan sayur hanya menghabiskan dua persen dari penghasilan rumah tangga di negara-negara kaya. Tapi di negara-negara miskin, syarat konsumsi sehat tersebut memakan setengah dari penghasilan rumah tangga.

“Studi tersebut memberikan kepada kami bukti yang bagus tentang apa yang harus menjadi target untuk memperbaiki diet dan tentunya kesehatan pada tingkat global dan nasional,” kata Oyinlola Oyebode, profesor dari Fakultas Kedokteran Warwick, yang tidak terlibat dalam penelitian.

“Kekurangan buah, sayur, dan gandum utuh dalam pola makan di seluruh dunia sangat penting – namun faktor pola makan lain yang disoroti dalam studi itu adalah konsumsi tinggi sodium.” tandas Oyinlola seperti yang dilansir VOA (5/4)

Negara-negara dengan pola makan berisiko paling rendah

Laporan studi ini menyoroti berbagai variasi kematian yang terkait pola makan antara berbagai negara. Uzbekistn tercatat sebagai negara dengan risiko tertinggi dengan angka laju kematian akibat makanan sepuluh kali lipat dari Israel, yang memiliki risiko paling rendah.

Negara-negara di kawasan Mediterania, khususnya Prancis, Spanyol dan Israel, memiliki jumlah kematian terendah di dunia terkait menu makanan ini.

Sebaliknya negara-negara di Asia Tenggara, Selatan dan Tengah berada di ujung spektrum yang berlawanan.

  • Israel memiliki jumlah kematian terendah terkait menu makanan - 89 per 100.000 orang per tahun
  • Uzbekistan memiliki jumlah kematian terkait menu makanan - 892 per 100.000 orang per tahun
Grafik kematian di berbagai negara yang diakibatkan terlalu banyak mengonsumsi garam.(Grafis :BBC)

Jepang dan Cina memiliki kekayaan yang sangat kontras yang mencerminkan perubahan hubungan mereka dengan garam.

Cina mengonsumsi banyak garam dengan kedelai dan saus asin lainnya yang menjadi bagian penting dari masakan negara itu.

Namun meningkatnya popularitas makanan olahan memperkenalkan lebih banyak garam dalam makanan mereka. Itu sebabnya jumlah kematian di negara ini sangat tinggi dibanding negara lain.

Prof Murray mengatakan: "Jepang sangat menarik karena jika Anda kembali ke 30 hingga 40 tahun yang lalu, mereka seperti Cina sekarang memiliki asupan garam yang sangat besar.

"Garam masih menjadi masalah nomor satu bagi mereka, tetapi telah turun secara dramatis,

"Dan mereka mempunyai banyak menu makanan yang kita anggap  bisa melindungi dari terkena penyakit jantung seperti sayuran dan buah."

Apa saran pakar?

Prof Murray mengatakan: "Kualitas menu makanan itu penting, tidak peduli berapa pun berat badan Anda.

"Hal utama yang perlu ditindaklanjuti adalah tingkatkan asupan seperti, gandum, buah-buahan, kacang-kacangan, biji-bijian, sayuran dan kurangi konsumsi garam jika Anda bisa."

Namun uang menjadi masalah.

Diperkirakan jika membeli lima jenis buah dan sayuran sehari akan menghabiskan 52% pendapatan rumah tangga di negara-negara miskin.

Tetapi Prof Forouhi memperingatkan: "Masyarakat dapat membuat pilihan yang lebih sehat jika terus diedukasi dan memiliki sumber daya, tetapi jika yang sedang didiskon di rak toko selalu tidak sehat, maka pesan itu gagal".

"Pilihan yang lebih murah yang sehat sangat dibutuhkan."

Keduanya sepakat perlu ada pergeseran dari fokus pada nutrisi (lemak / gula / garam) dan makanan seperti apa yang seharusnya dikonsumsi khalayak.

Sumber : Voa, BBC /edt nt

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA