Apa sikap yang diperlukan dalam menghadapi persaingan di era globalisasi

[Unpad.ac.id, 20/10/2017] Persaingan global menuntut semua orang memiliki kompetensi yang tinggi dalam berbagai bidang. Oleh karena itu, Universitas Padjadjaran senantiasa membekali para mahasiswanya dengan berbagai kompetensi dan memberi berbagai peluang untuk mengembangkan diri menjadi pribadi yang lebih unggul di masa depan.

Direktur Human Capital Management Telkomsel Irfan A. Tachrir saat menjadi pembicara pada acara IndonesiaNEXT 2017 di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Jumat (20/10). (Foto: Safa Annisaa)

“Tahun-tahun ke depan tantangan akan menjadi lebih besar. Untuk itu kami ingin memberi peluang-peluang yang lebih baik kepada para mahasiswa agar menjadi generasi yang mempunyai kualitas yang lebih andal,” ujar Rektor Unpad Prof. Tri Hanggono Achmad saat membuka acara IndonesiaNEXT 2017 di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Jumat (20/10).

Rektor mengatakan bahwa hari-hari ke depan kita akan menghadapi berbagai kompetisi untuk memberi kontribusi yang lebih baik. Oleh karena itu kita harus bekerja lebih keras  dengan mengasah kemampuan kita lebih optimal. Saat ini di perguruan tinggi masih lebih banyak yang memiliki kemampuan akademik konservatif. Padahal, untuk dapat menghasilkan lebih banyak maslahat kepada masyarakat, dibutuhkan kemampuan yang lebih.

“Perguruan tinggi cenderung terkungkung oleh batasan akademik. Dengan adanya reformasi pendidikan, perguruan tinggi dituntut untuk membuka diri dan membangun sikap keterbukaan, jaringan dan bekerja bersama-sama,” ujar Rektor.

Senada dengan Rektor Unpad, Direktur Human Capital Management Telkomsel Irfan A. Tachrir yang menjadi pembicara saat itu mengatakan bahwa para mahasiswa saat ini harus lebih mempersiapkan diri dengan lebih baik untuk masa depannya. Dengan revolusi ekonomi saat ini, salah satu yang harus dipersiapkan adalah bersaing dalam era digital.

“Kita harus bisa membangun digital competitiveness.  Salah satu tantangan yang harus dihadapi adalah VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity),” ujar alumni Fakultas Hukum Unpad ini.

Program IndonesiaNEXT 2017 ini merupakan acara yang diselenggarakan atas kerja sama Unpad dengan Telkomsel sebagai program edukasi yang memberikan kesempatan kepada para mahasiswa untuk meningkatkan kompetensinya dengan mengikuti sertifikasi standar International yang diverifikasi oleh Microsoft dan Adobe. Tidak hanya itu, para peserta akan mendapat Communication Skills Training yang dapat meningkatkan kepercayaan diri serta wawasan dalam menghadapi persaingan global. Selain di Unpad, program IndonesiaNEXT 2017 ini akan dilaksanakan di Institut Teknologi Bandung (ITB), Telkom University dan Universitas Maranatha.*

Laporan oleh Marlia

PENMAD NEWS – Globalisasi telah menuntut manusia untuk selalu siap dalam menghadapi perubahan serta persaingan di tingkat internasional. Jika tidak mampu beradaptasi, maka manusia akan kalah. Hal serupa juga akan menimpa sebuah organisasi, apabila mereka tidak dapat mengelola sumber daya manusia (SDM) yang memiliki budaya dan jiwa global.

Agar mampu bertahan di era globalisasi, kita perlu meningkatkan kapasitas SDM yang dimilikinya. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Dr. H. Muhammad Ali, S.Ag.,M.Pd.I, saat mengisi Pelatihan Metodologi Pembelajaran Angkatan VIII yang diselenggarakan oleh Balai Diklat Keagamaan Palembang di Asrama Haji pada hari Selasa (25/5) lalu.

“Peningkatan kapasitas tersebut hanya dapat dilakukan jika semua unsur SDM menjadi manusia pembelajar yang terus-menerus belajar, baik melalui buku-buku, pada para ahli, rekan kerja, maupun kehidupan sehari-hari,” jelas Kabid Penmad.

Menurut Muhammad Ali, salah satu kunci yang diperlukan agar SDM mampu bersaing dalam dunia globalisasi ini adalah kegigihan. Sebab, kegigihan akan membantu manusia untuk fokus pada tujuan, mendorong kreativitas dalam mencari solusi, dan meningkatkan potensi diri.

“Dalam meraih tujuan jangka panjang di era persaingan global, individu dituntut untuk mempunyai keinginan, hasrat, semangat, antuasiasme, ketekutanan, ketahanan, serta konsistensi. Sebaliknya, organisasi dengan SDM yang tidak bersemangat atau apatis justru akan sulit mencapai tujuan jangka panjangnya,” imbuhnya.

Selain kegigihan, SDM juga perlu memiliki kemampuan berupa interpersonal skill yang baik agar mampu berinteraksi dengan semua orang, sehingga dapat mengembangkan diri. “Kita dapat menggali interpersonal skill dengan cara belajar sungguh-sungguh, terutama saat duduk di bangku perkuliahan. Selanjutnya, ikuti pelatihan, ikuti organisasi, perbanyak analisis sosial, serta perbanyak interaksi sosial secara nyata maupun digital,” ungkap fresh graduate lulusan Doktor UIN

“Dengan memahami perbedaan, setiap SDM akan memperoleh nilai baru, kebijaksanaan, wawasan, meningkatkan sikap tolerensi, rasa kemanusiaan, keadilan, dan kelebihan lain dalam dirinya,” tutupnya. (gds)

Artikel ini menjelaskan tentang apa yang harus kita lakukan dalam menghadapi globalisasi yang terjadi.

--

Pastinya kalian tahu kalau globalisasi adalah fenomena yang tidak bisa dihindari. Globalisasi datang seiring dengan pesatnya laju perkembangan ilmu pengetahuan. Globalisasi mempengaruhi berbagai aspek, mulai dari teknologi komunikasi dan informasi, ekonomi, sosial, budaya, bahasa, dan masih banyak lainnya. Pada artikel ini, kita akan bahas beberapa upaya untuk menghadapi globalisasi dalam memperkokoh kehidupan kebangsaan kita.

Globalisasi membawa dampak positif dan negatif pada kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Pada setiap aspek yang terpengaruh oleh arus globalisasi, selalu memunculkan kedua dampak tersebut, baik secara positif maupun negatif. Lalu, upaya apa yang harus dilakukan oleh negara juga kita sebagai masyarakat dalam menghadapi dan menyikapi dampak-dampak globalisasi dengan baik?

Baca juga: Dampak positif dan negatif globalisasi ekonomi dan sosial budaya

Globalisasi faktanya membawa dampak yang besar bagi kehidupan kelompok masyarakat juga pada setiap individu. Kenapa bisa begitu? Karena di era globalisasi seperti sekarang, seorang remaja seperti kalian dapat dengan mudah mengakses berita-berita, musik, film, dan gaya hidup masyarakat di negara lain melalui internet. Percepatan dan keterbukaan arus informasi inilah yang kemudian mengubah gaya hidup dan cara pandang seseorang.


Globalisasi membawa masyarakat pada keadaan culture shock atau gegar budaya, di mana masyarakat dalam keadaan tidak siap atau terkejut dengan kebudayaan baru yang masuk di kehidupan sehari-hari mereka. Akibatnya, kebiasaan-kebiasaan dan norma-norma lama yang berlaku mulai pudar karena masuknya budaya asing.

Ada beberapa hal atau upaya yang bisa kita lakukan sebagai remaja dalam menghadapi globalisasi.

Aksi ajakan mencintai produk-produk lokal (Sumber: theactualstyle.com)

1. Mencintai produk dalam negeri

Mencintai produk dalam negeri adalah sikap yang bisa dikembangkan untuk menghindari gaya hidup ala Barat yang berlebihan.

2. Menyaring budaya asing sesuai dengan panduan nilai, norma, dan tradisi lokal

Untuk menghadapi globalisasi dan kemajemukan budaya, semua orang harus bisa menyaring kebudayaan asing sesuai dengan kebudayaan lokal.

3. Memahami nilai-nilai kebangsaan dan pancasila dengan baik

Cinta akan nilai-nilai pancasila akan membantu kita untuk tetap menghormati budaya Indonesia meski sudah banyak budaya asing yang masuk ke kehidupan sehari-hari kita.

Lalu apakah hanya kita saja yang harus berupaya menghadapi arus globalisasi? Hmm tentunya tidak, karena negara dengan pemerintahannya pun turut bertanggung jawab. Ada beberapa hal yang harus jadi perhatian pemerintah nih.

Contoh usaha mikro (Sumber: facebook.com)

Baca juga: Faktor Internal dan Eksternal Penyebab Perubahan Sosial

4. Meningkatkan daya potensi nasional

Dengan sumber daya alam dan manusia yang berlimpah, sudah seharusnya negara kita menjadi negara yang mampu memenuhi segala kebutuhannya secara mandiri. Tentunya dengan kualitas sumber daya manusia yang mampu mengolah sumber daya alam yang kita miliki, bukan lagi bergantung pada pihak asing.

5. Memasukkan kemajuan teknologi dalam pembangunan

Contohnya dengan menyediakan jaringan informasi yang menghubungkan berbagai pihak, mulai dari pemerintah, BUMN, juga swasta baik dari dalam maupun luar negeri. Tujuannya untuk meningkatkan daya saing produk dalam negeri kita.

6. Meningkatkan pengembangan usaha mikro

Indonesia memiliki potensi dan kekuatan pada ranah usaha mikro. Usaha-usaha mikro memiliki beberapa keunggulan, seperti menjadi penyedia barang-barang murah untuk rumah tangga maupun ekspor, efisiensi dan fleksibilitas yang tinggi, semangat usaha tinggi, profitabilitas yang tinggi, serta kemampuan pengembalian pinjaman yang tinggi.

7. Memanfaatkan forum-forum kerja sama Internasional

Tujuannya guna memperdalam kerja sama untuk saling menguntungkan, mendorong proses globalisasi perdagangan dan investasi, serta kerja sama ekonomi dan teknologi.

Sudah jelaskan sekarang apa yang harus kalian lakukan? Ya, mencintai produk-produk dalam negeri adalah salah satu cara sederhana yang bisa kalian lakukan, sebagai upaya menghadapi globalisasi. Dengan begitu kita bisa membantu pemerintah untuk memperkokoh kehidupan kebangsaan kita.

Tapi kalian jangan lupa, ilmu pengetahuan kalian pun harus terus meningkat. Bagaimana caranya? Kalian bisa belajar melalui aplikasi Ruangguru. Dengan produk ruangbelajar, kalian bisa belajar dengan praktis, efektif, dan efisien. Belajar bisa di mana saja, dan kapanpun kalian mood. Jadi, jangan sampai ilmu pengetahuan kalian segitu-gitu aja, apalagi di era globalisasi seperti ini.

Referensi:

Setiawan, Iwan, Retno Kuning Dewi Pusparatri, Suciati, dan Ach. Mushlih. 2018. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMP/MTS Kelas IX. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.  

Sumber Foto:

Ajakan untuk mencintai produk lokal. Tautan: //theactualstyle.com/1500-orang-dukung-sunday-dress-up/nggallery/page/1/slideshow

Pengrajin usaha mikro. Tautan: //free.facebook.com/story.php?story_fbid=1441769102539000&id=119429241439666&_rdr

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA