Apa tindakan yang seharusnya anda lakukan selaku mahasiswa Muslim

The preview shows page 1 - 2 out of 3 pages.

Nama: Agustio ArdinNim: 20003102PERTANYAAN1.Jelaskan pemahaman anda tentang al-Qur’an2.Bagaimana anda mengamalkan al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari?3.Jelaskan keunggulan al-Qur’an dibandingkan dengan kitab-kitab suci lainnya!4.Jelaskan bagaimana pendapat anda tentang pihak-pihak yang melakukan pemalsuanterhadap al-Qur’an dan tindakan yang seharusnya anda lakukan selaku mahasiswa!JAWABAN1.Al-qur’an merupakan kitab suci Allah yang diturunkan sebagai bentuk mukjizat kepadanabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril. Diturunkan secara bertahap dansedikit demi sedikit (lembaran) hingga dapat dibukukan menjadi al-Qur’an. Al-Qur’anmengandung berbagai macam perintah, larangan, dan kisah-kisah nabi atau kisah zamandahulu. Didalamnya diawali dengan surah al-Fatihah sebagai surah pembuka dan diakhirisurah an-Nas sebagai surah penutup. Membaca al-Qur’an termasuk ibadah sehinggabarangsiapa yang membaca al-Qur’an maka ia mendapatkan pahala yang berlimpah,apalagi jika kita membaca al-Qur’an dibulan suci ramadhan maka Allah akan

Upload your study docs or become a

Course Hero member to access this document

Upload your study docs or become a

Course Hero member to access this document

End of preview. Want to read all 3 pages?

Upload your study docs or become a

Course Hero member to access this document

Kamis, 18 Agustus 2011 | 11:00       Dibaca 17428 kali

Apa tindakan yang seharusnya anda lakukan selaku mahasiswa Muslim


Kultum di Majelis Taklim Al Mabrur kali ini diisi oleh Kakanwil Kemenag Kaltim. Seyogyanya yang memberi kuliah adalah Yamin, Lc, namun dia berhalangan hadir. Akhirnya, Kakanwil kali kedua, isi kuliah setelah sholat dhuhur tersebut di Musholla Al Mabrur, Kamis (18/8). Dihadapan jamaah yang mayoritas pegawai Kanwil Kemenag Kaltim tersebut, Kakanwil beri sentuhan tentang sikap umat Islam terhadap Al Quran. Menurutnya; sebagai umat muslim ada 6 sikap yang harus dipegang umat muslim terhadap Al Quran; 1. Menghormati dan memuliakannya; Al Quran sebagai kitab suci menjadi pedoman bagi umat Islam. Maka wajib kita muliakan. Kemurnian dan validitas kitab ini tidak diragukan lagi karena sudah dijamin Allah SWT. "Kata guru ngaji terdahulu kalau kita membawa Al Quran disuruh dijunjung diatas kepala jangan dijepit diketiak. Karena kita sering bawa buku ataupun barang lainnya seperti payung kita jepit diketiak. Dengan demikian kalau kita letakkan Al Quran di ketiak konotasinya sama dengan payung", Terang Bapak kelahiran Amuntai Prov. Kalimantan Selatan ini. 2. Dibaca; tidak sekedar dipajang, dijadikan hiasan. Al Quran berbeda dengan kitab yang lain. Kalau Al Quran dibaca pasti berpahala sedangkan kitab lain belum tentu. Orang yang berwudlu membaca Al Quran pahalanya lebih berlipat ganda daripada orang yang tidak berwudlu. 3. Dipahami maknanya; dengan membaca kita berupaya mentaddaburi makna-makna Al Quran 4. Diamalkan; kemudian kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari 5. Disosialisasikan; setelah kita amalkan, selanjutnya bagaimana pengamalan Al Quran tersebut menyentuh kepada masyarakat sekitar kita. Dalam kata lain membumikan Al Quran. Isi kitab suci tersebut teraktualisasi oleh masyarakat lingkungan kita 6. Dijaga; meskipun Allah sudah menjamin autentiknya Al Quran dalam firmannya "sesungguhnya kami menurunkan Adz Dzikra (Al Quran), dan kamilah yang menjaganya". Tetapi kita sebagai orang beriman turut andil menjaga Al Quran dari rongrongan orang-orang yang ingin merusak dan menghancurkan Al Quran. Menjaga Al Quran dari tangan perusak seperti yang dilakukan saudara kita di Amerika Serikat yang rela mengorbankan jiwa untuk mencegah pendeta dari negara tersebut ingin membakar Al Quran. Kita wajib menjaganya karena itu adalah kitab suci umat Islam yang jadi pedoman.

tolong latinin makasih

tolong latinin makasih

tolong latinin trmksh

tuliskan hukum tajwid surat al-anfal ayat 73 ​

sebutkan minuman yang haram diminum???​

Apa terjemah kan. Nya surah Al Maun ayat5

5. اساسها Bahasa arabnya adalah sumbernya​

terdapat hukum bacaan يوميذ عن .9 yang dimaka​

bagaimana sikap yang dapat anda lakukan untuk mencegah terjadinya kekerasan dalam menjalankan kehidupan ini ? jelaskan alasan anda

Ahmad mempunyai sapi sebanyak 325 ekor. Maka berakah yang harus dikeluarkan untuk zakat.... a. 10 ekor sapi umur 2 tahun atau b. 8 ekor sapi umur 1tah … un c. 8 ekor sapi umur 1 tahun dan 1 ekor sapi umur 2 tahun d. 8 ekor sapi umur 2 tahun atau 10 sapi umur 1 tahun e. 8 ekor sapi umur 2 tahun dan 1 ekor sapi umur 3 tahun​

(Tafsir QS al-An'am ayat 68-69)

Oleh Nadirsyah Hosen
"Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. Dan jika setan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zalim itu sesudah teringat (akan larangan itu). Dan tidak ada pertanggungjawaban sedikit pun atas orang-orang yang bertakwa terhadap dosa mereka, tetapi (kewajiban mereka ialah) mengingatkan agar mereka bertakwa."Syekh Mutawalli al-Sya'rawi dalam kitab tafsirnya mengatakan:

‎أَنك إذا رأيت الذين يخوضون في آياتنا فأعرض عنهم وبيِّن لهم الجفوة فلا تقبل عليهم، ولا توادهم، ولا تستمع إليهم، ولا يسمع إليهم أصحابك

"Apabila engkau [Nabi Muhammad] mendapati orang yang melecehkan ayat-ayat Kami, tinggalkan mereka, jangan jalin persahabatan dengan mereka, jangan dengarkan pelecehan yang mereka sampaikan, dan jangan pula para sahabatmu ikut mendengarkan mereka."Begitulah petunjuk Al-Qur’an. Kalau ada yang menghina ayat Allah, jangan dengarkan, berpalinglah dan tinggalkan mereka. Itu saja.

Tafsir al-Munir karya Syekh Wahbah al-Zuhaili menjelaskan:

‎فإن تجنبوا مجالسة الخائضين، فلا يحاسبون على خوضهم، وبرئوا من عهدتهم، وتخلصوا من إثمهم. وقال آخرون (مجاهد والسدي وابن جريج) : بل معناه: وإن جلسوا معهم، فليس عليهم من حسابهم من شيء، وزعموا أن هذا منسوخ بآية النساء المدنية وهي قوله: إِنَّكُمْ إِذاً مِثْلُهُمْ [٤/ ١٤٠]

Sehubungan dengan firman-Nya: Dan tidak ada pertanggungjawaban sedikit pun atas orang-orang yang bertakwa terhadap dosa mereka. (Al-An'am: 69) Yakni tidak ada dosa perbuatan memperolok-olokkan ayat-ayat Allah yang dilakukan mereka, apabila kamu meninggalkan mereka dan berpaling dari mereka. Tetapi menurut ulama yang lain, makna ayat ialah sekalipun orang-orang yang bertakwa duduk bersama mereka yang memperolok-olokkan ayat-ayat Allah, maka orang-orang yang bertakwa itu tetap tidak ada pertanggungjawaban sedikit pun terhadap dosa mereka. Ulama yang berpendapat demikian (Mujahid, al-Suddy, dan Ibn Juraih) menduga bahwa ayat ini di-mansukh oleh ayat surat An-Nisa yang Madaniyyah:QS al-Nisa ayat 140:"Dan sungguh Allah telah menurunkan kepada kalian di dalam Al-Qur’an, bahwa apabila kalian mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kalian duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kalian berbuat demikian), tentulah kalian serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang munafik dan orang kafir di dalam Jahannam."Ayat dalam surat al-An'am:68-69 di atas turun di Mekkah di saat umat Islam dalam kondisi lemah, dan karenanya dituntut untuk berpaling dari mereka yang melecehkan Al-Qur’an, dan tidak mengapa kalau lupa duduk satu majelis dengan para penista Al-Qur’an karena umat Islam tidak menanggung dosa para penista tersebut, namun dalam surat al-Nisa yang turun di Madinah di saat umat Islam sudah dalam posisi kuat maka diminta memutuskan hubungan sama sekali dengan penista Al-Qur’an agar tidak serupa dengan mereka. Seolah ayat al-Nisa:140 yang dianggap oleh sebagian ulama me-nasakh al-An'am:69 itu bermaksud mengatakan kalau kamu duduk bersama mereka seakan-akan kamu menyetujui pelecehan yang mereka lakukan terhadap ayat Allah.Buat mayoritas ulama yang tidak menganggap telah terjadi nasikh-mansukh dalam kedua ayat di atas, maka tidak ada pertentangan dalam kedua ayat tersebut. Pesan utamanya tetap sama: tinggalkan perbincangan mereka yang melecehkan ayat Allah. Apa pun pendapat yang kita pilih --apakah terjadi nasikh-mansukh atau tidak-- satu hal yang jelas: kita hanya diminta oleh Al-Qur’an untuk meninggalkan majelis, forum, atau acara dimana ayat Allah dilecehkan. Tidak lebih dari itu. Tidak ada perintah untuk membunuh para penista Al-Qur’an, sebagaimana teriakan sebagian pihak yang bersurban dan bergamis di jalan raya.Mari kita kembali kepada petunjuk Al-Qur’an jikalau kita memang hendak membela Al-Qur’an dari para penistanya. Catatan penting: petunjuk ayat di atas berlaku jika memang terjadi penistaan atau pelecehan terhadap ayat Allah. Jikalau masih terjadi keraguan benarkah terjadi penistaan terhadap ayat Allah, tentu lebih baik kita kedepankan tabayun terlebih dahulu agar jangan sampai kita menimpakan kemudaratan kepada mereka yang tidak berniat dan tidak bermaksud menistakan Al-Qur’an. Kita pun bisa jatuh pada kezaliman kalau demikian halnya. Redaksi ayat di atas mengindikasikan bahwa jikalau mereka tidak melecehkan Al-Qur’an maka tidak mengapa kita duduk, bergaul, belajar bersama, atau melakukan kegiatan lainnya dengan orang-orang non-Muslim. Kita bisa saling mengambil manfaat selama tidak melanggar aturan syari'at.Kalau petunjuk Al-Qur’an yang ayatNya hendak kita bela sudah sedemikian lurus meminta kita hanya berpaling dari majelis yang melecehkan Al-Qur’an, maka mengapa mereka yang katanya hendak membela Al-Qur’an malah meminta yang justru tidak diminta Al-Qur’an? Kadang ayat Al-Qur’an terasa mengejutkan justru untuk mereka yang bermaksud membelanya. Subhanallah!

Penulis adalah Rais Syuriyah PCI Nahdlatul Ulama Australia - New Zealand dan Dosen Senior Monash Law School