Apa sajakah jasa Walid bin Abdul Malik ketika menjadi khalifah?

Apa sajakah jasa Walid bin Abdul Malik ketika menjadi khalifah?

Apa sajakah jasa Walid bin Abdul Malik ketika menjadi khalifah?
Lihat Foto

Wikipedia Commons

Koin Bergambar Khalifah Walid bin Abdul Malik

KOMPAS.com - Walid bin Abdul Malik adalah khalifah Bani Umayyah yang memerintah antara 705-715.

Ia menjadi khalifah untuk menggantikan ayahnya, Abdul Malik bin Marwan, yang meninggal dunia.

Masa kejayaan Bani Umayyah terwujud ketika dipimpin oleh Khalifah Walid bin Abdul Malik.

Pada masa pemerintahan Khalifah Walid bin Abdul Malik, Bani Umayyah mengalami stabilitas politik yang didukung oleh wazir dan gubernur yang cakap.

Selain itu, Kekhalifahan Bani Umayyah mampu menguasai Transoxiana (sekarang Uzbekistan, Kazakhstan, Tajikistan dan Turkmenistan), anak benua India, dan Semenanjung Iberia di Eropa.

Baca juga: Biografi Muawiyah I, Pendiri Dinasti Bani Umayyah

Walid bin Abdul Malik lahir pada 668, atau saat Bani Umayyah berada di bawah kekuasaan Muawiyah bin Abu Sufyan.

Ia merupakan anak dari Abdul Malik bin Marwan dan Wallada binti al-Abbas, keturunan generasi keempat dari kepala suku Arab abad ke-6, Zuhayr ibn Jadhima, dari klan Bani Abs di Ghatafan.

Sejak kecil, Walid sudah mendapatkan pendidikan di Istana Umayyah dan mendalami pelatihan berperang ketika menginjak dewasa.

Ia belajar bela diri, berkuda, memanah, memainkan pedang, dan belajar ilmu seni berperang.

Pada 692, Walid ditugaskan untuk berperang melawan Kekaisaran Romawi Timur. Misinya berlanjut antara 695-598, di mana ia dipercaya memimpin pasukan dalam memerangi lawan kekhalifahannya.

Baca juga: Kekaisaran Romawi Timur: Sejarah, Masa Kejayaan, dan Keruntuhan

Khalifah Al Walid bin Abdul Malik bagai seorang dekorator yang berhasil menghiasi dengan isi dan peralatan yang serba indah. Seperti: 1. Membangun kota yang indah, jalan raya yang teratur, terutama jalan raya menuju Hijaz dan dilengkapi dengan sumur serta mengangkat pegawai yang menyediakan air minum bagi pengguna jalan. 2. Membangun pabrik-pabrik industri. 3. Membangun gedung pemerintahan serta masjid-masjid yang megah, khalifah Al Walid juga berhasil membangun kubah yang besar yaitu kubah As Sakhrah. Membangun masjid yang terkenal yaitu masjid Umawi di Damaskus. 4. Membangun lembaga pemelihara anak-anak yatim piatu, yang dilengkapi dengan jaminan hidup dan disediakan pendidikan dan pengasuhan. 5. Mendirikan panti jompo dan mendirikan rumah sakit kusta.

6. Perluasan wilayah dan dakwah Islam, ke wilayah timur 711 M sampai India dan Turki. Ke Afrika tahun 710 M yang dipimpin Musa bin Nushair berhasil sampai ke Maroko dan beliau diangkat menjadi gubernur di Maghribil Aqsha, perluasan ke Andalusia(Spanyol) 711M yang dipimpin oleh Thariq bin Ziyad menyeberang dan membawa tentara dengan kapal-kapal yang disediakan oleh Graf Yulian(Gubernur di Ceata - Afrika Utara). Ia bersama pasukannya mendarat di sebuah tempat yang disebut Jabal Thariq (Gibraltar) diambil dari nama panglima pasukan ini. Sampai disana ia menduduki propinsi selatan kerajaan Gothia Barat di Semenanjung Iberia. Sebagai kenangan sejarah atas keberhasilan dakwah Islam ke Semenanjung Iberia dibawah pimpinan Thariq, di Gibraltar dibangun sebuah masjid yang diberi nama masjid "Jabal Thariq".

B B B u u u k k k u u u u u S S i s s s w w w w a w a K K e e e e l a s X X I 16 mencapai masa perkembangan yang sangat pesat, kebijakan tersebut adalah: . Membentuk Departemen dan Duta yang belum dibentuk oleh khalifah sebelumnya, fungsi dari departemen ini adalah menyiapkan beberapa sahabat utama untuk diutus ke berbagai wilayah di dunia dalam rangka memperkenalkan slam ke penjuru dunia di antaranya adalah Uqba bin Na i dan Musa bin Nusair di Afrika Utara, Abdullah bin Abi Sara di ndia, dan Saad bin Abi Waqas di Cina, ndonesia dan wilayah Asia Tenggara lainnya. . Muawiyah juga membeli beberapa profesional administrasi keuangan dan tata usaha dari daerah Byzantium dan dipekerjakan dalam pemerintahan Bani Umayyah. . Memperluas kekuasaan atau mengembangkan wilayah di daerah yang sangat subur dan strategis yaitu Afrika Utara, ndia dan Byzantium.

b. Prestasi Khalifah Marwan bin Hakam

Khalifah Marwan bin akam adalah seorang yang bijaksana. Berpikran tajam, fasih berbicara dan berani. Beliau ahli pembacaan al-Quran dan banyak meriwayatkan hadis dari para sahabat Rasullah yang terkenal terutama dari Umar bin khatab dan Usman bin Affan. Beliau terkenal dan berjasa dalam menertibkan alat-alat takaran dan timbangan, serta berjasa karena pertama kali menciptakan mata uang sebagai alat jual beli. Marwan adalah khalifah yang berani memberantas para pemberontak dengan cara yang keras dan tegas. Dengan kebijakan tersebut menyebabkan pemerintahan pada masa khalifah Marwan menjadi kondusif dan program khalifah dapat berjalan dengan lancar.

c. Prestasi Khalifah Walid bin Abdul Malik

Khalifah ke- Bani Umayyah Walid bin Abdul Malik memerintah bersamaan dengan permintaan bantuan dari pemerintahan Gothiyah Barat kepada slam, oleh Khalifah al-Walid permintaan itu dipenuhi dengan mengirim . pasukan slam yang dipimpin oleh Thariq bin Ziad. Misi slam tersebut berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik dan pasukan slam dipimpin oleh Thariq bin Ziad tersebut berhasil memukul mundur pasukan Viagoth aristokrasi Jerman. Karena pasukan slam berhasil melaksanakan tugasnya dengan mengusir pasukan Jerman, maka oleh penguasa Gotiyah Barat sepeninggalan Raja Witizah mempersilahkan Thariq dan pemuka slam lainnya boleh berdakwah di wilayah Andalusia dengan bebas dan aman. Masa pemerintahan Walid bin Abdul Malik khalifah ke- Bani Umayyah disebutkan dalam sejarah sebagai masa kejayaan Bani Umayyah . Pada saat itu masyarakat patuh dan cinta kepada khalifah Di unduh dari : Bukupaket.com S S Se ej a r ra a h h K K Ke b bu u d da a y y y a a a an I sl a am m m K Kur iik u ul um m 2 13 17 Al-Walid. Keadaan pemerintahan yang sebaik itu membuka kesempatan pada khalifah Al-Walid untuk melakukan perluasan wilayah ke daerah-daerah di Afrika dan Eropa Barat.

d. Prestasi Khalifah Umar bin Abdul Aziz

Khalifah Umar bin Abdul Aziz adalah khalifah ke- dari pemerintahan Bani Umayyah , memerintah hanya tahun kurang lebih tahun - akan tetapi masyarakat slam yang dipimpin mengalami peningkatan kualitas secara drastis terutama dalam hal status ekonomi. Taraf pendapatan dan kehidupan sosial masyarakat begitu tinggi, sampai mencari warga masyarakat untuk menyalurkan Zakat Fitrah begitu sulit. Zakat kaum aghniya akhirnya diserahkan ke baitul maal selanjutnya difungsikan untuk pembangunan isik dalam masyarakat seperti masjid, sekolah dan perpustakaan.Umar dipilih oleh suara mayoritas masyarakat secara murni karena keberhasilan beliau menjadi gubernur di Syiria dan masyarakat slam telah bosan dan jenuh terhadap kepemimpinan para khalifah Bani Umayyah yang korup dan rusak akhlaknya. Ada beberapa keistimewaan dari khalifah Umar bin Abdul Aziz dibandingkan dengan khalifah-khalifah lainnya: . Jabatan khalifah yang akan dipangkunya ditawarkan lebih dahulu kepada rakyat, akan tetapi mayoritas masyarakat lebih memilih Umar bin Abdul Aziz. . Beliau lebih mementingkan agama dari pada politik . Mementingkan persatuan umat slam dari pada golongan . Penyiaran slam dilakukan atau disiarkan dengan cara damai . Adil terhadap semua pihak . Sopan dan santun dalam bertutur . Mementingkan kebutuhan umum dari pada kebutuhan pribadi . Membuka forum untuk masyarakat luas, bertanya tentang hal agama, hukum dan persoalan sosial lainnya . Masa pemerintahannya yang singkat tahun, akan tetapi mampu meng- angkat status sosial dan derajat masyarakat menjadi makmur sehingga sulit mencari orang miskin untuk mengeluarkan zakat pada saat itu. . Memberi instruksi kepada gubernur Madinah agar mengumumkan kepada masyarakat slam Madinah supaya segera mengumpulkan dan menyeleksi hadis. Di unduh dari : Bukupaket.com B B B u u u k k k u u u u u S S i s s s w w w w a w a K K e e e e l a s X X I 18

3. KEBIJAKAN-KEBIJAKAN PEMERINTAHAN BANI UMAYYAH I DAMASKUS

tirto.id - Daulah Umayyah yang berpusat di Damaskus berdiri selama tahun 661-750 masehi. Dinasti Umayyah lahir setelah era kekhalifahan Khulafaur Rasyidin berakhir.

Pendiri Dinasti Umayyah adalah Muawiyah bin Abi Sufyan bin Harb bin Umayyah. Pusat pemerintahan diletakkan di Damaskus, atau sekarang menjadi ibu kota negara Suriah. Muawiyyah sekaligus menjadi khalifah pertama yang memerintah Daulah Umayyah.

Selama masa 90 tahun kekuasaan Daulah Umayyah, ada 14 khalifah yang memerintah. Di masa khalifah Al Walid bin Abdul Malik, pemerintahan Islam dengan bentuk monarki [kerajaan] mengalami puncak kejayaan.

Selama 10 tahun kepemimpinan Al Walid, wilayah kekuasaan Dinasti Umayyah mencakup Afrika Utara sampai ke barat daya benua Eropa.

Perluasan kekuasaan Daulah Umayyah ke bagian barat daya Eropa, tepatnya Andalusia [kini bagian Spanyol] telah dirintis sejak tahun 711 masehi.

Salah satu pemimpin pasukan penaklukan wilayah ini adalah Thariq bin Ziyad. Dia berhasil menundukkan Aljazair dan Maroko bersama pasukannya.

Pasukan Thariq lantas menyeberangi selat yang memisahkan Maroko dan daratan benua Eropa. Selat itu kemudian terkenal dengan nama Selat Gibraltar [Jabal Tariq].

Baca juga:

  • Revolusi Bani Abbasiyah Menggusur Kuasa Bani Umayyah
  • Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam Dinasti Umayyah
  • Sejarah Kekhalifahan Umayyah, Kejayaan, Hingga Keruntuhannya

Dinasti Umayyah kemudian memperluas pengaruhnya di Spanyol, termasuk menguasai Cordoba dan kota-kota lainnya di semenanjung Andalusia [Iberia]. Perluasan wilayah Daulah Umayyah sempat pula merambah hingga wilayah Prancis, melewati Pegunungan Pirenia.

Pada era puncak kejayaannya, daerah kekuasaan Daulah Umayyah meluas hingga ke Spanyol, Afrika Utara, Syria, Palestina, Jazirah Arab, Irak, sebagian Asia Kecil, Persia, Afganistan, Pakistan, Turkmenistan, Uzbekistan, dan Kirgistan.

Selama masa kekuasaan Daulah Umayyah, pembangunan dunia Islam terjadi di berbagai bidang. Mengutip buku Pendidikan Agama Islam dan Budi pekerti [2017] terbitan Kemdikbud, dilakukan pendirian dinas pos dan tempat-tempat yang menyediakan kuda dengan peralatannya di banyak jalan.

Di samping itu, penguatan ekonomi juga dilakukan dengan menetapkan mata uang. Uang di era Daulah Umayyah memakai kata-kata dan tulisan Arab. Di masa khalifah Abdul Malik bin Marwan dilakukan pengubahan mata uang Bizantium dan Persia di daerah-daerah taklukan Daulah Umayyah.

Berbagai keberhasilan lain yang dicapai Daulah Umayyah muncul di bidang ilmu pengetahuan. Perkembangan ilmu pengetahuan ini meliputi:

-Ilmu agama, misalnya Al Quran, Hadits, dan fiqih. Proses pembukuan hadits dilakukan pada masa khalifah Umar bin Abdul Aziz.

- Ilmu sejarah dan geografi. Salah satu ahli yang menulis berbagai peristiwa sejarah adalah Ubaid ibn Syariyah Al Jurhumi.

- Ilmu bahasa. Segala ilmu tentang bahasa, nahwu, sharaf, dan sebagainya berkembang pesat.

- Ilmu filsafat. Ilmu yang berkembang antara lain ilmu mantik, kimia, astronomi, ilmu hitung, hingga kedokteran.

Daftar Nama Khalifah Bani Umayyah di Damaskus

Berikut ini nama-nama khalifah yang telah memerintah pada masa Daulah Umayyah dengan pusat di Damaskus:

1.Muawiyah ibn Abi Sufyan [661-681 M]

2.Yazid ibn Muawiyah [681-683 M]

3.Muawiyah ibn Yazid [683-684 M]

4. Marwan ibn Al-Hakam [684-685 M]

5. Abdul Malik ibn Marwan [685-705 M]

6.Al-Walid ibn Abdul Malik [705-715 M]

7. Sulaiman ibn Abdul Malik [715-717 M]

8. Umar ibn Abdul Aziz [717-720 M]

9. Yazid ibn Abdul Malik [720-724 M]

10. Hisyan ibn Abdul Malik [724-743 M]

11. Walid ibn Yazid [743-744 M]

12. Yazid ibn Walid [Yazid II] [744 M]

13. Ibrahim ibn Malik [744 M]

14. Marwan ibn Muhammad [745-750M].

Baca juga artikel terkait BANI UMAYYAH atau tulisan menarik lainnya Ilham Choirul Anwar
[tirto.id - ica/add]

Penulis: Ilham Choirul Anwar Editor: Addi M Idhom Kontributor: Ilham Choirul Anwar

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

tirto.id - Dinasti Umayyah merupakan kekhalifahan pertama setelah era Khulafaur Rasyidin dalam sejarah Islam. Nama dinasti ini diambil dari Umayyah bin 'Abd asy-Syams atau Muawiyah bin Abu Sufyan alias Muawiyah I, salah seorang sahabat Nabi Muhammad, lalu menjadi khalifah yang memimpin pada 661-680 Masehi.

Secara garis besar, era Kekhalifahan Umayyah terbagi atas dari dua periode utama, yakni tahun 661-750 M berpusat di Damaskus [kini ibu kota Suriah], kemudian periode 756-1031 M di Cordoba seiring berkuasanya kekuatan muslim di Spanyol, Andalusia.

Berdirinya Dinasti Umayyah bermula dari peristiwa Tahkim atau Perang Shiffin. Dipaparkan oleh Abdussyafi Muhammad Abdul Lathif dalam Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Bani Umayyah [2016], ini adalah perang saudara antara kubu Muawiyah 1 kontra Ali bin Abi Thalib, khalifah ke-4 setelah wafatnya Nabi Muhammad.

Perang Shiffin terjadi usai kematian khalifah ketiga, Utsman bin Affan, pada 17 Juni 656, yang membuka peluang bagi Ali bin Abi Thalib, menantu Nabi Muhammad, untuk memimpin.

Setelah Ali bin Abi Thalib wafat pada 29 Januari 661, kepemimpinan sempat dilanjutkan oleh Hasan, putra Ali dan cucu Nabi Muhammad, selama beberapa bulan. Hasan kemudian melepaskan jabatannya.

Usai Hasan bin Ali mundur, Muawiyah I tampil sebagai pemimpin meskipun diwarnai dengan berbagai polemik di antara umat Islam sendiri. Dari sinilah sejarah Kekhalifahan Umayyah dimulai.

Kejayaan Kekhalifahan Umayyah

Secara garis besar, pemerintahan Dinasti Umayyah yang berlangsung selama hampir 90 tahun terbagi dalam dua periode, yakni masa Kekhalifahan yang berpusat di Damaskus [Suriah] dan era kejayaan di Spanyol, Andalusia, dengan pusatnya di Cordoba.

Maka, wilayah kekuasaan Kekhalifahan Umayyah sangat luas. Dikutip dari History of Islamic Civilization [2017] karya Muhammad Fathurrohman, wilayah tersebut meliputi sebagian besar Timur-Tengah, Asia Selatan, Asia Tengah, pesisir Afrika Selatan hingga Andalusia, yakni kawasan yang kini ditempati Portugal dan Spanyol.

Luasnya wilayah kekuasaan Kekhalifahan Umayyah tidak lepas dari serangkaian penaklukan yang secara bersambung dilakukan dan dikomandani oleh para pemimpinnya, dengan seabrek dinamika yang terjadi di kalangan Bani Umayyah sendiri.

Rangkaian penaklukan ini merupakan embrio dari Perang Salib dalam misi melawan Eropa. Misi tersebut dilakukan baik dari jalur timur menuju Konstantinopel maupun lewat jalur barat yang akhirnya sampai di Spanyol.

Dinasti Umayyah memiliki peran penting dalam perkembangan Islam. Kekhalifahan ini pernah dipimpin oleh tokoh-tokoh berpengaruh, di antaranya adalah Al-Walid bin Abdul-Malik dan Umar bin Abdul Aziz.

Di masa pemerintahan Al Walid bin Abdul-Malik [705-715], kekuasaan Kekhalifahan Umayyah meluas hingga ke Spanyol. Penaklukan Andalusia terjadi pada 711 Masehi.

Pembangunan diutamakan pada masa ini. Dibangunnya rumah sakit dan Masjid Al Amawi di Damaskus, Masjid Al Aqsa di Yerussalem, perluasan Masjid Nabawi di Madinah, merupakan sejarah penting dari peran Dinasti Umayyah.

Ketika Umar bin Abdul Aziz [717-720] menjadi khalifah, bidang keilmuan Islam merupakan prioritas utama. Pengarsipan hadis, pengembangan bahasa Arab, ilmu qiraah [membaca Alquran], fikih, hingga berbagai karya tulis maupun produk ilmiah berkembang pesat pada masa ini.

Baca juga:

  • Tragedi Karbala, Kematian Husein bin Ali, dan Terbelahnya Islam
  • Ironi dalam Kematian Tak Terduga Sultan Utsmaniyah
  • Turki Ottoman Melemah dan Bantuan Inggris, Lahirlah Arab Saudi

Keruntuhan Dinasti Umayyah

Kejayaan Dinasti Umayyah mulai menurun ketika kelompok yang tidak puas terhadap pemerintahan mulai muncul. Bani Abbasiyyah memimpin upaya perlawanan ini dan pada akhirnya melemahkan kekuasaan Bani Umayyah.

Pertengahan abad ke-6 menjadi masa-masa krusial Kekhalifahan Umayyah. Pada periode ini, Umayyah mulai mengalami kekalahan dari pasukan Abbasiyyah. Hingga akhirnya, pada 750 M Damaskus berhasil direbut oleh Abbasiyyah yang praktis membuat pemerintahan Umayyah jatuh.

Khalifah terakhir Dinasti Umayyah di Damaskus, tulis Imam Subchi dalam Pendidikan Agama Islam: Sejarah Kebudayaan Islam [2015], adalah Marwan II bin Muhammad [744-750]. Sejak itu, berakhirlah era Umayyah di Damaskus dan dimulailah era baru di Andalusia dengan pusatnya di Cordoba, Spanyol.

Pemerintahan Kekhalifahan Umayyah di Cordoba berlangsung cukup lama. Namun, keruntuhan mulai terlihat pada perjalanan awal abad ke-9. Mulai muncul intrik dan pergolakan di kalangan sendiri. Wilayah kekuasaan Umayyah pun sedikit demi sedikit tercerai-berai.

Pada 1031, Hisyam III selaku Khalifah Umayyah di Cordoba saat itu, mengundurkan diri dari jabatannya. Situasi semakin kacau lantaran mengalami krisis kepemimpinan. Tidak adanya pemimpin yang mumpuni membuat dewan menteri terpaksa menghapus jabatan khalifah.

Pemerintahan Umayyah di Andalusia pun terpecah-belah menjadi negara-negara kecil hingga akhirnya kekuasaan Islam di Cordoba benar-benar musnah.

Baca juga:

  • Sejarah Kejatuhan Pusat Perang Salib Konstantinopel
  • Yazdegerd III, Penjaga Terakhir Persia Sebelum Era Islam
  • Khalifah yang Membangun Gereja Suci & Makam Yesus

Garis Waktu Umayyah di Damaskus

661 M- Muawiyah I menjadi khalifah dan mendirikan Bani Umayyah

670 M- Perluasan ke Afrika Utara, penaklukan Kabul

677 M- Penaklukan Samarkand dan Tirmiz, serangan ke Konstantinopel

680 M- Kematian Muawiyah, Yazid I naik takhta, peristiwa Karbala

685 M- Khalifah Abdul-Malik menegaskan Bahasa Arab sebagai bahasa resmi

700 M- Kampanye menentang kaum Barbar di Afrika Utara

711 M- Penaklukan Spanyol, Sind, dan Transoxiana

713 M- Penaklukan Multan

716 M- Serangan ke Konstantinopel

717 M- Umar bin Abdul-Aziz menjadi khalifah, reformasi besar-besaran

749 M- Kekalahan tentara Umayyah di Irak dari pasukan Abbasiyyah

750 M- Damaskus direbut Abbasiyyah, Kekhalifahan Umayyah jatuh

756 M- Pisah dari Abbasiyyah, pindah ke Cordoba

Daftar Pemimpin Kekhalifahan Umayyah

Kekhalifahan Utama di Damaskus

  • Muawiyah I bin Abu Sufyan, 661-680 M
  • Yazid I bin Muawiyah, 680-683 M
  • Muawiyah II bin Yazid, 683-684 M
  • Marwan I bin al-Hakam, 684-685 M
  • Abdullah bin Zubair bin Awwam, 685 M [transisi]
  • Abdul-Malik bin Marwan, 685-705 M
  • Al-Walid I bin Abdul-Malik, 705-715 M
  • Sulaiman bin Abdul-Malik, 715-717 M
  • Umar II bin Abdul-Aziz, 717-720 M
  • Yazid II bin Abdul-Malik, 720-724 M
  • Hisyam bin Abdul-Malik, 724-743 M
  • Al-Walid II bin Yazid II, 743-744 M
  • Yazid III bin al-Walid, 744 M
  • Ibrahim bin al-Walid, 744 M
  • Marwan II bin Muhammad, 744-750 M
Keamiran di Cordoba
  • Abdur-rahman I, 756-788 M
  • Hisyam I, 788-796 M
  • Al-Hakam I, 796-822 M
  • Abdur-rahman II, 822-888 M
  • Abdullah bin Muhammad, 888-912 M
  • Abdur-rahman III, 912-929 M
Kekhalifahan di Cordoba
  • Abdur-rahman III, 929-961 M
  • Al-Hakam II, 961-976 M
  • Hisyam II, 976-1008 M
  • Muhammad II, 1008-1009 M
  • Sulaiman, 1009-1010 M
  • Hisyam II, 1010-1012 M
  • Sulaiman, 1012-1017 M
  • Abdur-rahman IV, 1021-1022 M
  • Abdur-rahman V, 1022-1023 M
  • Muhammad III, 1023-1024 M
  • Hisyam III, 1027-1031 M

Baca juga artikel terkait SEJARAH ISLAM atau tulisan menarik lainnya Yuda Prinada
[tirto.id - prd/isw]

Penulis: Yuda Prinada Editor: Iswara N Raditya Kontributor: Yuda Prinada

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Video yang berhubungan