Apa saja upaya untuk mengolah limbah air?

Apa saja upaya untuk mengolah limbah air?

Limbah cair merupakan salah satu masalah utama sebuah pabrik atau perusahaan. Hal ini disebabkan karena limbah cair merupakan limbah yang sulit untuk diolah. Sering kali, limbah cair yg berbahaya dibuang begitu saja dan masuk ke lingkungan sekitar.

Keberadaan limbah yang masuk dalam saluran lingkungan inilah yang menyebabkan masyarakat menjadi resah. Untuk Anda pemilik pabrik atau perusahaan tertentu yang menghasilkan limbah cair dan masih bingung mengenai cara pengolahannya, berikut ini adalah beberapa teknik pengolahan limbah cair yang bisa Anda lakukan.

1. Dekomposisi

Salah satu cara untuk mengolah limbah pabrik adalah dengan mencoba melakukan dekomposisi. Dekomposisi adalah sebuah proses pengolahan limbah cair yang dilakukan jika material limbah adalah makanan dari mikroorganisme. Dalam proses ini akan dilakukan penambahan mikroorganisme ke dalam limbah cair yang memiliki kandungan makanan tersebut sehingga kandungan makanan akan dihabiskan oleh mikroorganisme.

Tujuan dari penambahan mikroorganisme pada limbah ini adalah untuk membantu menghancurkan, menghilangkan dan juga men-dekompomposisi kandungan organik yang ada di dalam limbah cair tersebut. Setelah dekomposisi berhasil dan selesai dilakukan maka air hasil dekomposisi tersebut bisa dimasukkan ke saluran pembuangan air biasa.

2. Filtrasi

Cara kedua yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah limbah cair adalah dengan menggunakan cara filtrasi. Filtrasi adalah sebuah teknik untuk menyaring limbah air yang keluar dari pabrik. Proses ini bisa dilakukan dengan cara menyaring dengan menggunakan alat, menggunakan bahan kimia atau menggunakan proses flotasi.

Proses flotasi adalah proses penanganan limbah dengan mengapungkan partikel dalam cairan sehingga penanganannya nanti menjadi lebih mudah. Salah satu contoh filtrasi dengan proses flotasi pada limbah cair adalah proses penanganan limbah yang mengandung minyak, misalnya limbah restoran.

Di restoran, limbah cair akan di masukkan dalam sebuah alat yang fungsunya untuk memisahkan minyak dari air. Jika sudah terpisah maka minyak akan disalurkan ke tempat pembuangan tersendiri yang berbeda dengan tempat pembuangan air ke got. Untuk kebutuhan pabrik mungkin akan dibutuhkan proses yang lebih panjang dan lebih rumit. Tapi secara umum cara ini sangat mudah untuk dilakukan.

3. Penambahan Klorin

Selanjutnya proses pengelolaan limbah cair juga bisa dilakukan dengan penambahan materi kimia ke dalam limbah tersebut. Salah satu materi kimia yang bisa digunakan adalah klorin. Penambahan klorin juga bisa digunakan untuk mengatasi limbah yang memiliki kandungan organisme penyebab penyakit.

Klorin adalah salah satu senyawa kimia yang sangat populer untuk membantu memerangi bakteri dalam cairan. Misalnya, klorin paling sering digunakan untuk membunuh organisme berbahaya seperti  bakteri pada kolam renang.

4. Pengendapan

Proses selanjutnya adalah proses pengendapan. Proses pengendapan adalah sebuah proses yang dilakukan dengan menambahkan zat tertentu pada limbah. Proses pengendapan ini dilakukan jika komponen limbah dan air tidak bisa dipisahkan dengan mudah atau terlihat seperti benar-benar menyatu.

Jika hal ini terjadi maka proses pengendapan dengan bantuan zat kimia khusus akan sangat diperlukan. Biasanya, akan digunakan elektrolit utk melakukannya. Kandungan elektrolit berfungsi untuk mengikat zat berbahaya didalam limbah sehingga dapat terpisah dengan air secara sempurna. Tapi tentu saja ada banyak zat kimia lain yang juga ampuh, seperti yang diproduksi oleh RMC.

Jika sudah mengendap maka air bersih yang dikeluarkan dari limbah bisa langsung keluar dan masuk ke saluran pembuangan air atau got.

5. Penyerapan

Selanjutnya adalah proses penyerapan. Proses penyerapan merupakan teknik yang dilakukan dengan menggunakan karbon. Dalam proses ini karbon berfungsi untuk menyerap zat yang tidak dibutuhkan di dalam limbah. Karbon yang biasa digunakan pada proses ini adalah karbon aktif. Setelah karbon menyerap zat tidak berguna maka sisa air dapat di salurkan ke tempat pembuangan umum.

6. Penyinaran

Selanjutnya adalah proses penyinaran. Biasanya proses penyinaran ini dilakukan jika limbah hasil dari pabrik memiliki kandungan organik yang tinggi. kandungan organik yang ada di dalam limbah bukan merupakan kandungan yang main-main.

Biasanya kandungan organik tinggi yang ada dalam limbah merupakan kandungan yang menyebabkan penyakit. Jika kandungan organik dalam limbah memang ada dan memiliki sifat yang berbahaya maka penyinaran adalah solusi yang paling mudah dan paling baik untuk dilakukan. Untuk melakukan penyinaran ini dibutuhkan sinar ultra violet dalam jumlah besar.

7. Penyisihan

Ini adalah proses pengolahan limbah yang dilakukan untuk memisahkan zat limbah dari air. Biasanya proses ini dilakukan dengan cara oksidasi. Setelah dioksidasi, limbah dalam sebuah cairan dapat memisahkan dirinya sendiri, sehingga air bisa langsung dibuang ke saluran. Proses ini merupakan proses yang cukup mudah. Tapi bagaimanapun, baiknya adalah, setelah dioksidasi cairan hasil akhir dicek terlebih dahulu untuk mengetahui kondisinya apakah sudah sesuai dengan standar limbah yang aman untuk lingkungan atau belum.

Wahyu Hardi Cahyono, S.Pi. MS  - Kabid. Pengawasan
Februari 2020

Pencemaran Lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energy, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kulitas lingkungan menurun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya (Undang Undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982). 



Salah satu permasalahan yang ada di kota Banjarmasin adalah terjadinya penurunan kualitas air. Penurunan kualitas air ini disebabkan oleh masuknya beberapa sumber pencemar seperti aktivitas limbah cair Rumah Tangga (domestik) dari kegiatan MCK. Selain aktivitas Rumah tangga faktor penyebab penurunan kualitas air disebabkan  hasil dari kegiatan dan/atau usaha, industri, kegiatan pertanian dan budidaya perikanan. Kondisi ini ditambah lagi dengan masuknya komponen hasil kegiatan di daerah Hulu yang masuk ke perairan sungai yang ada di kota Banjarmasin.  

Status Mutu  air yang ada di kota Banjarmasin berdasarkan hasil perhitungan Status Mutu Air Kota Banjarmasin pada tahun 2018 sebesar –106,25 atau di kategori Tercemar Berat.  (Sumber Data Primer Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarmasin, 2018). 

 Dari hasil pemantauan kualitas air sungai kota Banjarmasin tahun 2018 ditemukan parameter kualitas air yang dipantau adalah parameter detergen, dimana semua sungai yang diambil samplingnya menunjukkan angka di atas nilai baku mutu yang ditetapkan yaitu 200 mg/liter. 

 Permasalahan tersebut di atas dipengaruhi antara lain berdasarkan kondisi saat ini dari hasil pengamatan di lapangan banyak kegiatan usaha, sedangkan pemahaman masyarakat dan pelaku usaha tentang pentingnya pengendalian dampak lingkungan masih rendah dan masih belum optimalnya komitmen pelaku usaha dalam pengendalian dan pengelolaan lingkungan yang tentunya berdampak pada perbaikan kualitas pengelolaan lingkungan hidup.  Disamping itu pula salah satu sumber dari penurunan kualitas air sungai adalah disebabkannya dari limbah domestik yang tidak melalui pengolahan terhadap air limbahnya sedangkan upaya penegakan hukum, penyelesaian sengketa dan konflik pengelolaan lingkungan hidup pada saat ini belum begitu optimal sehingga pelanggaran terhadap norma-norma hukum lingkungan masih kerap terjadi, kerjasama antar instansi/lembaga terkait dan pengawasan penaatan pengelolaan lingkungan pada saat ini juga belum optimal dilaksanakan, karenanya peningkatkan kapasitas dan peran serta masyarakat harus diupayakan. Salah  satu indikatornya adalah peningkatan pengetahuan dan  perubahan pola berpikir (Mind Set) yang kreatif serta inovatif,  Caranya dengan melakukan perubahan yang cepat dan tepat sasaran,  inilah yang menjadi suatu tantangan untuk melakukan perubahan memunculkan ide ide atau gagasan perubahan untuk menganalisa permasalahan dengan solusi perubahan yaitu membuat rencana peningkatan pembinaan pengendalian pencemaran dan peran serta pelaku usaha dalam pencegahan dampak lingkungan dengan pola peningkatan kepedulian melalui komitmen pelaku usaha  sebagai penghasil limbah domestik untuk mengolah air limbah hasil kegiatan usahanya.  



Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dapat digambarkan bahwa tingkat pemahaman masyarakat dan pelaku usaha tentang pentingnya pengelolaan limbah cair masih rendah dan peran serta masyarakat dan pelaku usaha belum  berdampak pada perbaikan kualitas pengelolaan lingkungan hidup, terlebih pada saat ini jasa usaha yang menghasilkan limbah cair domestik semakin berkembang diantaranya adalah Rumah makan dan jasa usaha Laundry. Pada kegiatan warung makan, restoran banyak menghasilkan limbah cair domestik dimana jika tidak ada pengolahan air limbahnya tentu akan terjadi pencemaran air yang ujung ujungnya akan mengalir ke lingkungan demikian pula dengan usaha  laundry karena limbah cair buangannya mengandung hasil pencucian dengan menggunakan detergen. 

 Setiap pelaku usaha dituntut untuk menunjukkan komitmennya dalam pengelolaan lingkungan agar tidak terjadi pencemaran lingkungn akibat kegiatan usahanya. Komitmen ini dituangkan dalam suatu dokumen lingkungan sebagai tanggung jawab moral dan mengikat secara hukum baik itu dokumen AMDAL jika kegiatan usahanya berdampak besar dan penting atau dokumen UKL-UPL serta SPPL (surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan Hidup) bagi kegiatan usaha yang tidak berdampak penting namun tetap dilakukan upaya pengelolaan lingkungan terhadap kegiatan usahanya.  



Berikut ini salah satu inovasi pengolah air limbah domestik yang dihasilkan dari kegiatan rumah makan dan laundry berupa pengolahan air limbah dengan alat sederhana yaitu menggunakan penyaringan air limbah dengan bahan bahan yang dapat mengikat limbah cair yaitu berupa dua bak/tabung yang dilengkapi dengan bahan penyaring yaitu 1. Ijuk kelapa 2. Pasir 3. Batu Zeolit 4. Karbon aktif. 

Pengolahan air limbah domestik sistem on site dengan cara sederhana 


Bahan : 
  • Ijuk dari kelapa 
  • Pasir (semua Jenis pasir bisa digunakan) 
  • Karbon Aktif atau bisa juga dipakai arang dari kayu atau tempurung yang sudah dijemur 
  • Batu Zeolit 
Cara Kerjanya :
  • Buat  2 (dua) Bak A dan Bak B dari semen dengan ukuran/volume 1 m2 atau 1,5 m2   
  • Bak A disusun bahan bahan  sebagai berikut ketebalan setiap lapisan antara 10 sd 20 cm 
  1. lapisan bawah (lapisan 4) Batu Zeolit 
  2. di atasnya (lapisan 3)  karbon aktif 
  3. di atasnya (Lapisan 2) Pasir 
  4. di atasnya (lapisan 1) Ijuk 
  • Bak B disusun bahan bahan sebagai berikut: 
  1. lapisan bawah (lapisan 4) Ijuk 
  2. lapisan di atasnya (Lapisan 3) Karbon aktif 
  3. lapisan di atasnya (lapisan 2) Pasir 
  4. lapisan di atasnya (lapisan 1) Batu Zeolit 
  5. taburkan tawas di atasnya sedikit 
  • Bak A dihubungkan dengan Bak B menggunakan pipa di bagian bawah bak A dan Bak B. 
  • Air limbah yang masuk pada Bak A akan mengalir ke Bak B setelah melewati filter beberapa bahan tadi dan setelah melalui bak B air keluar dengan sistem Over flow (limpasan) dan air yang dikeluarkan sudah menjani jernih. 
  • Foto bahan dan alat yang digunakan (Model Mini) dan hasil pengolahan air limbahnya 

Apa saja upaya untuk mengolah limbah air?


  Share