Apa penyebab bayi menangis saat mau tidur?

Bayi rewel di malam hari lumrah terjadi. Ayah dan Bunda mungkin sering menemukan si kecil mengalami kondisi tersebut.

Biasanya, bayi rewel saat malam disertai tangisan dan teriakan. Menangis menjadi satu-satunya cara bayi memberi tahu bahwa dirinya merasa tidak nyaman.

Sering kali, kondisi ini menyebabkan Ayah dan Bunda kebingungan, apalagi yang baru pertama kali memiliki anak.

Lalu, apa saja hal yang bisa bikin si kecil merasa tidak nyaman sehingga rewel di malam hari? Biar enggak bingung, mari simak penyebab dan cara menenangkan bayi rewel di malam hari di bawah ini.

Terdapat beberapa penyebab bayi rewel di malam hari, di antaranya:

1. Lapar

Bayi belum bisa berbicara untuk memberi tahukan bahwa dirinya merasa lapar. Karenanya, saat si kecil rewel, hal ini bisa jadi pertanda bahwa dia sedang merasa kelaparan. 

Selain rewel, bayi yang lapar juga menunjukkan gestur lain, seperti tangan mengepal, mengisap bibir, atau memasukkan tangan ke mulut.

2. Kolik

Disampaikan dr. Dyah Novita Anggraini, penyebab bayi rewel di malam hari berikutnya adalah kolik. Kolik adalah kondisi ketika bayi menangis terus-menerus. Biasanya, tangisan ini dapat berlangsung lebih dari tiga jam dalam sehari dan setidaknya terjadi selama tiga hari dalam sepekan.

Berdasarkan Numerous, ciri-ciri tangisan bayi kolik disertai teriakan bernada tinggi. Tangisan tersebut sulit ditenangkan, membuat wajah si kecil memerah dan kulit di sekitar mulutnya pucat.

Selain itu, bayi kolik juga cenderung mengepalkan tangan dan melengkungkan punggungnya ketika menangis. Meski begitu, Ayah dan Bunda tidak perlu khawatir karena kolik bukanlah gangguan medis. Kondisi normal pada bayi ini juga dapat hilang dengan sendirinya. 

“Meski begitu, jika bayi rewel hingga lebih dari tiga minggu, orangtua perlu berkonsultasi langsung dengan dokter anak,” kata dr. Dyah.

Artikel lainnya: Kolik pada Bayi, Bahayakah?

3. Popok Basah

Popok basah dapat membuat bayi rewel di malam hari. Soalnya, bayi bisa merasa tidak nyaman akibat popok basah yang lembab. 

Karenanya, Ayah dan Bunda perlu memeriksa popok secara berkala. Popok juga harus diganti ketika bayi mulai rewel. Ganti popok dengan yang baru agar si kecil dapat bergerak dan tidur dengan nyaman.

4. Lelah

Bayi menggunakan tubuhnya untuk bergerak ke segala arah. Hal ini merupakan bagian dari cara bayi belajar untuk mengenal dan menggunakan tubuhnya. 

Ketika bergerak terlalu banyak, bayi bisa merasa lelah dan pegal. Kondisi ini membuat si kecil menangis. 

Rasa lelah dan pegal yang masih dirasakan ketika tidur, bahkan bisa membuat bayi menangis tengah malam.

5. Bosan

Terlalu lama berbaring di tempat tidur bisa membuat bayi merasa bosan. Menangis jadi cara si kecil untuk memberi tahu Ayah dan Bunda bahwa dirinya merasa bosan.

Biar bayi kembali tenang, Ayah dan Bunda bisa menggendongnya atau mengajaknya bermain.

6. Night Terrors

Night terrors berbeda dengan mimpi buruk. Night terrors adalah kondisi yang menyebabkan seseorang berhalusinasi, ketakutan, berteriak, berkeringat, menangis di tengah tidur, tetapi sulit untuk terjaga.

Meski jarang terjadi, kondisi ini mungkin dialami bayi berusia 18 bulan. Night terrors bisa menyebabkan bayi menangis tengah malam, meronta-ronta, berkeringat, berteriak, dan tidak merespons hiburan Ayah dan Bunda.

7. Ritme Tidur Bayi Belum Teratur

Ritme sirkadian adalah jam internal yang mengatur siklus 24 jam di dalam tubuh manusia. Jam internal ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan, terutama cahaya matahari.

Menurut Sleep Foundation, contoh ritme sirkadian yang paling umum adalah siklus tidur hingga bangun. 

Nah, bayi memiliki ritme sirkadian yang belum bekerja sempurna. Salah satu penyebabnya, yaitu belum terpenuhinya kebutuhan paparan cahaya alami yang diperlukan si kecil.

Hal ini membuat siklus tidur hingga bangun bayi belum stabil sehingga jam tidurnya terganggu dan menyebabkan dia rewel di malam hari.

8. Kesepian

Tidak hanya orang dewasa yang bisa merasakan kesepian, bayi juga. Terlebih, karena sering terjaga sendirian di malam hari, bayi bisa merasa kesepian.

Menurut Babycenter, rasa kesepian terutama bisa dirasakan bayi ketika dirinya berusia sekitar 9 bulan. Di usia ini, bayi merasa sangat butuh perhatian Ayah dan Bunda. Bayi mulai merasa melekat erat dengan orangtuanya. 

Karenanya, ketika Ayah dan Bunda beranjak ke ruangan lain dan meninggalkannya sendirian, si kecil bisa menangis. Hal serupa juga terjadi ketika dia terbangun sendirian di malam hari.

Rasanya damai ya, Bu, kalau bayi dapat tidur dengan tenang. Namun, ada kalanya bayi bisa menangis saat tidur hingga membuatnya terbangun. Jika hal ini sering terjadi, sangat wajar apabila Ibu merasa khawatir. Apakah ia sakit atau ada yang mengganggunya? Bayi menangis saat tidur sebenarnya adalah hal yang wajar dan tidak berbahaya. Hanya jika sering mengalaminya, pola dan kualitas tidur bayi dapat terganggu. Kira-kira apa ya penyebab bayi menangis saat tidur? Ini dia beberapa alasannya, Bu:

Apa penyebab bayi menangis saat mau tidur?
Apa penyebab bayi menangis saat mau tidur?

1. Mengalami Mimpi Buruk

Tidak hanya anak-anak dan orang dewasa saja, bayi juga bisa mengalami mimpi buruk lho, Bu. Mimpi buruk bisa terjadi akibat adanya rasa takut atau trauma yang ia alami dalam keadaan aktif. Merasa ketakutan karena mimpi tersebut, akhirnya bayi pun menangis untuk meminta pertolongan dan kenyamanan dari Ibu.

Baca Juga: Penyebab & Cara Mengatasi Bintik Merah pada Kulit Bayi

2. Digigit Serangga

Nyamuk atau serangga lainnya bisa saja memasuki kamar tempat bayi tidur bahkan menggigitnya. Rasa sakit akibat digigit serangga inilah yang merupakan salah satu penyebab bayi menangis saat tidur.

3. Posisi Tidur Berpindah

Bayi sangat senang tidur dalam pelukan ibunya karena merasakan adanya kenyamanan di sana. Namun saat ia dipindahkan ke tempat tidurnya, biasanya ia akan terbangun dan langsung menangis. Bayi merasa kaget karena posisi tidurnya berpindah, sehingga sebagai bentuk respon ia pun menangis.

4. Adanya Suara di Sekitar Lingkungannya

Ternyata bayi sudah mulai peka terhadap suara di sekitarnya lho, Bu. Ibu dan Ayah mungkin sudah bercakap-cakap dengan suara yang pelan, tapi ia tetap bisa mendengarnya. Bisa juga ia mendengar suara saat Ibu akan meninggalkannya. Saat mendengar adanya suara, bahkan sekecil apapun, terkadang dapat membuat bayi menangis saat tidur.

5. Sedang Beradaptasi dengan Suhu Ruangan

Suhu ruangan yang berubah secara mendadak, seperti tiba-tiba panas atau dingin, dapat membuat bayi merasa kaget. Hal ini akan mengganggu kenyamanannya saat tidur, sehingga ia pun akan menangis sebagai bentuk respon ketidaknyamanan tersebut.

6. Merasa Kelelahan

Bermain sepanjang hari atau pulang dari bepergian akan membuat bayi kelelahan. Rasa lelah dapat mengakibatkan tidurnya menjadi tidak nyenyak, kemudian ia pun akan menangis saat tidur untuk menunjukkan ketidaknyamanannya.

7. Merasa Tertekan

Bu, ternyata bayi juga bisa merasa tertekan, lho. Penyebabnya bisa karena terkejut oleh suara keras, seperti suara tinggi dari pertengkaran Ibu dan Ayah di depannya. Hal tersebut dapat membuatnya tertekan, sehingga saat tidur ia merasa tidak nyaman dan kemudian menangis.

8. Mengalami Night Terror

Berbeda dengan mimpi buruk, night terror bisa terjadi akibat sistem saraf pusat yang mengontrol aktivitas otak berubah aktif secara tiba-tiba. Saat mengalami night terror, bayi tidak dapat mengingat kembali hal yang sudah ia lakukan saat tidur. Namun saat diserang oleh night terror, bayi akan langsung menangis histeris.

Baca Juga: Pentingnya Gizi Seimbang bagi Tumbuh Kembang Anak

Bagaimana Solusinya?

Bayi menangis saat tidur biasanya tidak akan berlangsung lama dan ia akan tidur kembali sehingga Ibu tidak perlu khawatir. Namun jika tangisannya terjadi cukup lama dan susah dihentikan, berikut beberapa solusi yang bisa Ibu lakukan untuk menenangkan bayi:

  1. Cek kondisinya. Coba awasi dan cek kondisi bayi terlebih dulu, Bu, apakah sifat tangisannya hanya sebentar atau akan berlangsung lama. Jika setelah ditunggu beberapa saat ia masih tetap menangis, Ibu bisa coba untuk menenangkan bayi yang menangis. Caranya adalah dengan mengusap kepala, punggung, atau perutnya dengan lembut sampai ia berhenti menangis dan tidur kembali.
  2. Bersenandung atau berbicara dengan lembut. Bayi menangis juga menunjukkan ia butuh kenyamanan dari ibunya. Untuk menunjukkan bahwa Ibu hadir di sisinya, cobalah untuk bersenandung atau berbicara lembut padanya. Saat mendengar suara Ibu, maka ia pun akan merasa tenang dan bisa tidur kembali.
  3. Disusui. Bagi beberapa bayi, tidur sambil menyusu dapat membuatnya tidur lebih nyenyak. Jadi jika bayi menangis saat tidur, Ibu boleh untuk mencoba menyusuinya. Lakukan secara perlahan supaya bayi tidak kaget dan membuatnya terbangun ya, Bu.
  4. Buat kondisi ruangan senyaman mungkin. Untuk menghindari bayi terganggu saat tidurnya, cobalah untuk menciptakan kondisi ruangan senyaman mungkin, Bu. Atur suhu ruangan agar tidak terlalu panas, hidupkan lampu tidur, dan hindari untuk bersuara terlalu keras yang dapat membuatnya kaget.

Perlukah Konsultasi ke Dokter?

Umumnya, bayi menangis saat tidur tidak tergolong hal yang serius, Bu. Namun jika terjadi beberapa hal berikut ini, tak ada salahnya untuk berkonsultasi ke dokter:

  • Pola tidurnya berubah secara tiba-tiba.
  • Bayi kesulitan saat menyusu hingga mengganggu jam tidurnya.
  • Mengigau dan menangis saat tidur dengan frekuensi yang cukup sering.
  • Menangis saat tidur dalam waktu lama dan susah untuk ditenangkan.

Mengigau dan menangis saat tidur memang kerap terjadi pada bayi, terutama di beberapa bulan awal kelahirannya. Supaya tidak merasa kewalahan untuk mengatasi hal ini, mintalah bantuan Ayah untuk bergantian menenangkan bayi saat ia menangis dalam tidurnya. Semoga informasi seputar bayi menangis saat tidur ini dapat membantu dan semoga buah hati dapat tidur nyenyak kembali.

Jika Ibu ingin berkonsultasi seputar anak, kunjungi saja laman Tanya Pakar. Di sini para ahli siap untuk membantu menjawab semua pertanyaan Ibu secara langsung. Pastikan Ibu sudah registrasi terlebih dulu agar dapat menggunakan fitur tersebut.