Apa penyebab anak anak tiba tiba kejang?

  1. Beranda
  2. ARTIKEL KESEHATAN
  3. Kejang pada Anak

Apa penyebab anak anak tiba tiba kejang?

Children's hospital Child Healthchild diseasesChildren

Kejang pada anak-anak, baik yang berlangsung beberapa detik atau berlangsung selama beberapa menit, dapat membuat anak-anak dan orang tua mereka merasa takut. Hilangnya kontrol fisik sementara setidaknya sangat meresahkan dan, yang terburuk, bisa mengancam nyawa. Bahkan kejang ringan tiba-tiba bisa berbahaya jika seorang anak berenang atau melakukan aktivitas fisik.

Saat mencari solusi atau berusaha mengatasi kejang, penting untuk menyadari bahwa penyebab dan pengobatannya bisa jadi sangat berbeda. Dengan memahami perbedaan tersebut, Anda dapat membantu anak Anda pulih dari situasi ini dan bisa menjalani hidup sehat dan sukses bersama mereka.

Jenis kejang yang umum terjadi pada anak-anak

Ada banyak jenis kejang yang terjadi pada anak-anak dan kondisi ini bisa jadi disebabkan oleh banyak hal berbeda. Berikut ini adalah beberapa jenis yang lebih umum:

  • Kejang karena demam –Kejang jenis ini, yang hanya terjadi pada anak-anak, disebabkan oleh lonjakan suhu tubuh yang tiba-tiba, umumnya akibat infeksi atau penyakit.. Dalam kasus yang langka, beberapa anak mungkin mengalami demam setelah menerima vaksinasi spesifik, termasuk pertusis, tetanus, difteri dan atau campak-gondong-rubella, yang juga dapat memicu reaksi semacam ini.
  • Kejang absans – Berbeda dengan sentakan otot yang biasanya dikaitkan dengan kejang, kejang absans ini biasanya terdiri dari gerakan tiba-tiba berhenti atau tatapan kosong. Kejang ini, yang biasanya terjadi pada anak-anak, sering tidak diketahui penyebabnya, tetapi biasanya dapat diobati dengan obat-obatan. Kejang ini bisa menyulitkan karena orang dewasa harus memperhatikannya untuk sementara waktu mengingat kejang ini hanya berlangsung selama 10 hingga 15 detik.
  • Epilepsi – Meskipun ini adalah kondisi yang paling sering dikaitkan dengan kejang pediatrik, epilepsi bisa jadi sulit dipahami. Perlu diingat, kejang epilepsi, yang dipicu oleh kerusakan elektrik di otak, bisa mewujud dalam berbagai rupa dan bisa memperlihatkan macam-macam gejala, mulai dari kejang otot di lengan dan kaki hingga tatapan kosong. Sejumlah faktor, termasuk genetika, trauma kepala, tumor, cedera prenatal, gangguan perkembangan seperti neurofibromatosis atau autisme, atau penyakit menular termasuk meningitis atau ensefalitis virus dapat mengakibatkan timbulnya epilepsi. Namun, penyebab dari kira-kira setengah kasus epilepsi tidak dapat diidentifikasi secara medis, sehingga sangat sulit untuk diobati.

Mendapatkan pengobatan dan perawatan yang tepat

Penderita epilepsi tidak perlu khawatir karena setelah minum obat yang tepat, gejalanya akan segera hilang. Obat anti-kejang memang memiliki beberapa efek samping yang sangat kentara, tetapi lebih dari setengah anak-anak yang meminumnya akhirnya dapat menghentikan pengobatan tersebut dan menjalani sisa hidup mereka tanpa insiden berkelanjutan.

Navarat Rungteeranon, M.D.

Pediatrics

Pediatric Neurology

LIHAT PROFIL

Daftar untuk menyimpan informasi pasien Anda untuk pemesanan selanjutnya

DAFTAR

Sudah mempunyai akun? Masuk

Apa penyebab anak anak tiba tiba kejang?
ilustrasi kejang. ©medicalddx.com

Merdeka.com - Kejang pada anak merupakan salah satu kondisi yang paling ditakuti setiap orang tua. Situasi ini seringkali dihubungkan dengan epilepsi dan risiko keterbelakangan mental sebagai efeknya. Namun, apakah benarkah demikian?

Penyebab kejang pada anak yang disertai dengan demam diduga dapat terjadi karena kenaikan drastis pada temperatur tubuh. Umumnya disebabkan oleh infeksi dan merupakan respons dari otak terhadap demam yang biasanya terjadi di hari pertama demam. Pada umumnya, kejang demam pada anak dialami bayi usia 6 bulan hingga anak usia 5 tahun.

Kejang yang disertai demam pada anak sering dihubungkan dengan meningkatnya risiko epilepsim juga hubungannya dengan kematian mendadak yang tidak dapat dijelaskan pada anak (sudden unexplained death in childhood/SUDC). Tapi, ini tidak terbukti. Faktanya, sebagian besar kejang demam pada anak tidak memiliki keterkaitan dengan peningkatan risiko kematian di masa kanak-kanak ataupun dewasa.

Sebagian besar kasus kejang demam tidak memiliki dampak jangka panjang. Kejang demam sederhana tidak akan menyebabkan kerusakan otak, kesulitan belajar, ataupun gangguan mental. Selain itu, kejang demam juga tidak menjadi indikasi penyakit epilepsi pada anak, yaitu kecenderungan kejang berulang akibat sinyal elektrik abnormal dalam otak.

Agar Anda lebih memahami bagaimana penyebab kejang khususnya pada anak-anak, berikut ini kami telah rangkum untuk Anda penyebab kejang pada anak-anak serta ciri-cirinya yang dilansir dari Alodokter.com

2 dari 4 halaman

Penyebab Kejang pada Anak

Biasanya, penyebab kejang pada anak yang disertai demam pada sebagian besar kasusnya berhubungan erat dengan demam tinggi akibat infeksi virus flu, infeksi telinga, cacar air, atau tonsilitis (radang amandel).

Selain hal itu, kejang demam pada anak juga relatif lebih sering terjadi pasca imunisasi, seperti DPT/Td (Diphteri-Pertussis-Tetanus/vaksin ulangannya), dan MMR (Mumps-Measles-Rubella). Meski demikian, bukan vaksin yang menjadi penyebab kejang demam, melainkan karena demam yang dialami anak.

Faktor genetik juga meningkatkan kecenderungan terjadinya kejang demam. Satu dari tiga anak yang mengalami kejang demam kompleks memiliki anggota keluarga yang juga pernah mengalami kejang demam.

Setelah terjadi sekali, kejang demam bisa saja terulang, terutama jika:

  • Terdapat anggota keluarga dekat yang memiliki riwayat kejang demam.
  • Kejang demam terjadi pertama kali sebelum anak berusia 1 tahun.
  • Anak mengalami kejang padahal suhu tubuhnya saat demam tidak begitu tinggi.
  • Periode antara anak mulai demam dengan waktu kejang tergolong singkat

Kabar baiknya, hampir semua anak dapat pulih seperti semual setelah dia mengalami kejang yang disertai dengan demam.

3 dari 4 halaman

Ciri-ciri Kejang pada Anak

Pada umumnya, penyebab kejang pada anak yang disertai dengan demam biasanya akan menunjukkan gejala-gejala yang dapat kita kenali. Mulai dari ringan seperti menatap dengan melotot, hingga yang berat seperti gerakan tubuh menyentak-nyentak dengan hebat atau otot-otot menjadi kencang dan kaku.

Pada umumnya, saat kejang demam, anak akan mengalami kondisi sebagai berikut:

  • Hilang kesadaran dan berkeringat.
  • Tangan dan kakinya kejang.
  • Demam tinggi, lebih dari 380C.
  • Terkadang keluar busa dari mulutnya atau muntah.
  • Matanya terkadang juga akan terbalik.
  • Setelah reda, terlihat mengantuk dan tertidur.

Selain itu, berdasarkan durasinya, kejang demam pada anak dapat dikategorikan sebagai berikut:

Kejang demam sederhana
Paling umum terjadi, dengan durasi kejang beberapa detik hingga kurang dari 15 menit. Kejang yang terjadi pada seluruh bagian tubuh ini tidak akan terulang dalam periode 24 jam.

Kejang demam kompleks
Terjadi lebih dari 15 menit pada salah satu bagian tubuh dan dapat terulang dalam 24 jam.

4 dari 4 halaman

Cara Penanganan Kejang pada Anak

Penting untuk tetap tenang saat menangani kejang demam pada anak. Pada umumnya, kejang terjadi di awal masa demam anak. Memberikan obat penurun panas kepadanya seperti paracetamol atau ibuprofen, hanya bermanfaat membuat anak lebih nyaman dengan suhu tubuh yang tidak terlalu tinggi, tapi tidak mencegah timbulnya kejang demam itu sendiri.

Hindari pemberian aspirin karena dapat berisiko memicu terjadinya sindrom Reye pada sebagian anak dan dapat berujung kematian. Obat diazepam, lorazepam, dan clonazepam dapat diresepkan oleh dokter jika anak mengalami kejang demam kompleks atau kejang berulang.

Jika kejang pada anak nantinya terjadi untuk kedua kalinya saat Anda belum berada di rumah sakit atau dokter, langkah yang perlu Anda lakukan adalah:

  • Jangan tahan gerakan kejang anak Anda. Namun letakkan ia di permukaan yang aman seperti pada karpet di lantai.
  • Untuk menghindari tersedak, segera keluarkan jika ada sesuatu di dalam mulutnya saat ia kejang. Jangan taruh obat dalam bentuk apa pun di dalam mulutnya saat anak sedang kejang.
  • Untuk mencegah agar ia tak menelan muntahnya sendiri, letakkan ia menyamping, bukan telentang dengan salah satu lengan berada di bawah kepala yang juga dimiringkan ke salah satu sisi.
  • Hitung durasi kejang demam. Panggil ambulans atau segera bawa ke instalasi gawat darurat (IGD) jika kejang terjadi lebih dari 10 menit.
  • Tetaplah berada di dekatnya untuk menenangkannya.
  • Pindahkan benda tajam atau berbahaya dari sekitarnya.
  • Longgarkan pakaiannya.

[raf]

Kenapa anak tiba2 kejang padahal tidak demam?

Kejang tanpa demam pada anak Kejang sendiri tanpa disertai demam dapat disebabkan oleh adanya kerusakan pada jaringan otak. Jadi baik kejang demam atau kejang akibat epilepsi adalah suatu kegawatan. Kejang atau epilepsi mendadak tanpa kondisi demam dapat berulang dan membutuhkan penanganan segera.

Faktor apa yang membuat anak sehingga jadi kejang?

Pada bayi, pemicu yang paling sering menyebabkan kejang adalah demam tinggi atau yang disebut juga kejang demam (step) dan paling sering menimpa anak usia 6 bulan hingga 5 tahun. Penyebab dari demam tinggi ini yaitu adanya infeksi atau peradangan.

Apa yang harus dilakukan jika anak tiba tiba kejang?

Langkah Pertolongan Pertama Saat Anak Kejang Demam Letakkan anak di tempat yang datar dan luas, sehingga anak tidak terbentur atau tertimpa benda tertentu saat kejang. Posisikan anak tidur menyamping untuk mencegahnya tersedak saat kejang. Longgarkan pakaiannya, terutama pada bagian leher.

Penyakit apa kejang tanpa demam?

Epilepsi pada bayi juga punya gejala kejang dan bisa terjadi berulang meski sedang tidak demam. Selain itu, kondisi ini dialami oleh siapa saja tanpa memandang usia. Bahkan, anak yang menderita epilepsi mungkin akan terus mengalaminya hingga mereka beranjak dewasa.