Apa itu tujuan nahdlatul ulama

Apa itu tujuan nahdlatul ulama

Apa itu tujuan nahdlatul ulama
Tujuan Nahdlatul Ulama adalah berlakunya ajaran Islam yang menganut faham Ahlussunnah wal Jama’ah untuk terwujudnya tatanan masyarakat yang berkeadilan demi kemaslahatan, kesejahteraan umat dan demi terciptanya rahmat bagi semesta.

Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka Nahdlatul Ulama melaksanakan usaha-usaha sebagai berikut:

  1. Di bidang agama, mengupayakan terlaksananya ajaran Islam yang menganut faham Ahlussunnah wal Jamaah.
  2. Di bidang pendidikan, pengajaran dan kebudayaan mengupayakan terwujudnya penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran serta pengembangan kebudayaan yang sesuai dengan ajaran Islam untuk membina umat agar menjadi muslim yang takwa, berbudi luhur, berpengetahuan luas dan trampil, serta berguna bagi agama, bangsa dan negara.
  3. Di bidang sosial, mengupayakan dan mendorong pemberdayaan di bidang kesehatan, kemaslahatan dan ketahanan keluarga, dan pendampingan masyarakat yang terpinggirkan (mustadl’afin).
  4. Di bidang ekonomi, mengupayakan peningkatan pendapatan masyarakat dan lapangan kerja/usaha untuk kemakmuran yang merata.
  5. Mengembangkan usaha-usaha lain melalui kerjasama dengan pihak dalam maupun luar negeri yang bermanfaat bagi masyarakat banyak guna terwujudnya Khairul Ummah.

Kakk bantu jawab kasih kata² yg menarik

jika raport bayangan hilang apakah wajib lapor ke kantor polisi ya​

atau televisi atau dari sumber gambaran cara orang berpidato, Tugas ini juga sebagai latihan menang) pidato. Isilah format berikut sebagai bentuk lapo … ran mendengarkan pidato! Tema pidato : Pembicara: Waktu tayang/siar..........(tanggal/bulan/tahun)............pukul .... Bentuk sapaan yang digunakan : Bentuk salam yang digunakan: Isi : ***** Rangkuman Pendahuluan: ..... Penutup : ********* ***** ***** ***bantu besok di kumpulkan T_T ​

selain membangun Masjid Sunan Ampel juga membangun​

sebutkan dalilnya sama ' dan artinya​

1. Uraikan pengertian sejarah serba objek menurut R.Moh Ali?2. Uraikan pengertian sejarah serba subjek menurut R.Moh Ali?​

Apa tujuan mereka mengenakan pakaian dan perhiasan seperti itu? Jawab :​

1.Mengapa runtuhnya kerajaan Majapahit memperlancar penyebaran ajaran agama Islam?_Mapel ski_​

Goleka teks geguritan, wacanen bola-bali, banjurwacanen ing ngarep kelas kanthi lagu, pocapan lan solah bawa sing trep!​

mohon lh bantuan ny dari semalam saya tanyak GK ad yg jawab​

Merdeka.com - Pernahkah kamu mendengar tentang Nahdlatul Ulama? Pembaruan Islam yang dilakukan pada abad ke 19 membuat golongan tua yang ingin mempertahankan tradisi tradisional juga membuat sebuah organisasi. Reaksi baik yang ditunjukkan oleh golongan tradisional membuat munculnya sebuah organisasi baru. Waktu itu adalah waktu yang sama saat dilakukannya Kongres Islam Sedunia pada tahun 1926 di Hijaz. Saat itu, para ulama membentuk sebuah organisasi yang diberi nama Jam’iyatul Nahdlatul Ulama atau NU pada tanggal 31 Januari 1926.

Organisasi ini didirikan di Surabaya dan sebagai pendirinya adalah Kyai Haji Hayim Ashari. Moto utama organisasi itu adalah Ahlusunnah wal jama’ah. Tujuan dari organisasi ini adalah memperbaiki kehidupan masyarakat dalam bidang sosial, ekonomi dan pendidikan. Awalnya, tujuan Nahdatul Ulama nggak ada hubungannya dengan masalah politik. Dalam sebuah kongres yang dilakukan di Surabaya pada tanggal 28 Oktober 1928 sebuah keputusan sudah diambil. Keputusannya adalah untuk menentang kaum reformis dan perubahan yang dilakukan oleh Paham Wahabi.

Pada saatnya, pertentangan antara kaum reformis dan tradisional itu nggak bisa berkurang, bahkan mereka melakukan kerjasama untuk melakukan perubahan. Nahdatul Ulama ini termasuk organisasi yang rajin untuk mengubah pidato bahasa arab menjadi bahasa daerah supaya bisa dipahami oleh masyarakat. Perubahan cara pikirpun mulai terlihat. Yang nggak kalah penting adalah bangkitnya nasionalisme modern yaitu nasionalisme non kesukuan yang menjadi modal penting dalam pembentukan negara di masa yang akan datang.

Pada tahun 1953, NU sudah sangat berkembang dengan punya 68 cabang dengan jumlah anggota 6.700 orang. Sampai saat ini, NU juga punya banyak cabang organisasi dan banyak anggota setiap tahunnya. Materi yang menarik, kan?

Siapa yang tak kenal dengan tokoh-tokoh Nahdlatul Ulama. NU yang didirikan pada 16 Rajab 1344 H/ 31 Januari 1926 M memiliki tujuan untuk memelihara, melestarikan, mengembangkan, dan mengamalkan ajaran Islam yang berhaluan Ahlussunnah wal Jama’ah An-Nahdliyah.

Nah agar kita semakin mengenal siapa saja tokoh NU yang memiliki posisi strategis  dalam jajaran Syuriah dan Tanfidziah, serta pendiri BANOM (Badan Otonom) NU.

Syaikhona Kholil Bangkalan, guru KH. Hasyim Asy’ari, yang menugaskan KH. As’ad Syamsul Arifin untuk memberikan tasbih dan tongkat kepada KH. Hasyim Asy’ari di Jombang, sebagai isyarat awal pendirian NU. Makam Syaikhona Kholil berada di Bangkalan, Madura, Jombang.

Hasyim Asy’ari, Rais Akbar yang terpilih pada Muktamar NU Ke-1 di Surabaya 1926 sampai Muktamar Ke-17 di Madiun 1947. KH. Hasyim Asy’ari dimakamkan di Tebuireng Jombang Jawa Timur.

Hasan Gipo, Ketua Tanfidziyah yang terpilih pada Muktamar NU Ke-1 di Surabaya 1926 sampai Muktamar Ke-3 1928. Makamnya di Surabaya.

Ridlwan Abdullah, pencipta lambang NU. Makamnya di Makam Tembok, Surabaya.

Mas Alwi, Pencetus nama NU. Beliau makamnya di Makam Rangkah, Surabaya.

As’ad Syamsul Arifin, pelaku sejarah menjelang pendirian NU sekaligus Musytasyar PBNU. Beliau makamnya di Asembagus, Situbondo.

Achmad Nor, Ketua Ketua Tanfidziyah yang terpilih pada Muktamar NU Ke-4 pada 1926 di Semarang sampai pada 1936 Muktamar di Banjarmasin. Beliau menjabat Ketua Tanfidziyah terpilih dalam 8 kali muktamar.

Mahfudz Siddiq, Ketua Tanfidziyah yang terpilih pada Muktamar NU Ke-12 pada 1937 di Malang sampai Muktamar NU Ke-12 pada 1940 di Surabaya ( terpilih sebagai Ketua Tanfidziyah PBNU selama 4 kali muktamar)

Nachrowi Thohir, Ketua Tanfidziyah yang terpilih pada Muktamar NU Ke-16 pada 1946 di Surabaya sampai Muktamar NU Ke-18 pada 1950 di Jakarta.

Wahab Hasbullah adalah Rais ‘Aam yang terpilih pada muktamar NU Ke-18 pada 1950 di Jakarta sampai Muktamar NU Ke-24 di Bandung pada 1967. Beliau makamya di Tambakberas Jombang.

Bisri Syansuri, Rais ‘Aam yang terpilih pada muktamar NU Ke-25 pada 1971 di Surabaya sampai Muktamar NU Ke-26 di Semarang pada 1976. Beliau makamya di Tambakberas Jombang.

Wachid Hasyim, Ketua Tanfidziyah terpilih pada Muktamar NU di Palembang pada 1951. Beliau makamnya di Tebuireng Jombang Jawa Timur.

Muhammad Dahlan, Ketua Tanfidziyah yang terpilih pada Muktamar NU Ke-20 di Surabaya pada tahun 1954.

Idham Chalid, Ketua Tanfidziyah yang terpilih pada Muktamar NU Ke-21 pada tahun 1954 di Surabaya sampai Muktamar NU Ke-26 pada tahun 1979 di Semarang. Beliau di makamkan di Jakarta.

Achmad Siddiq, Rais ‘Aam terpilih pada Muktamar NU Ke-27 di Situbondo pada tahun 1984 dan Muktamar NU Ke-28 di Yogyakarta pada tahun 1989. Beliau makamnya di Makam Auliya, Tambak, Kediri.

Abdurrahman Wahid, Ketua Tanfidziyah terpilih pada Muktamar NU Ke-27 di Situbondo pada tahun 1984 dan Muktamar NU Ke-29 di Tasikmalaya pada tahun 1994. Beliau makamnya di Tebuireng Jombang Jawa Timur.

Ilyas Ruchiyat, Rais ‘Aam terpilih pada Muktamar NU Ke-29 di Tasikmalaya pada tahun 1994. Beliau makamnya di Cipasung, Tasikmalaya.

Sahal Mahfud, Rais ‘Aam terpilih pada Muktamar NU Ke-30 di Kediri pada tahun 1999 samapi Muktamar NU Ke-32 di Makassar pada tahun 2010. Beliau dimakamkan di Kajen Pati.

Ahmad Mustofa Bisri, Rais ‘Aam meneruskan amanah sepeninggal KH. Sahal Mahfud.

A Hasyim Muzadi, Ketua Tanfidziyah Terpilih pada Muktamar NU Ke-31 pada 2004.

Said Aqil Siradj, Ketua Tanfidziyah Terpilih pada Muktamar NU Ke-32 di Makassar pada tahun 2010 dan Muktamar NU Ke-33 di Jombang pada tahun 2015.

Ma’ruf Amin, Rais ‘Aam terpilih pada Muktamar NU Ke-33 di Jombang pada tahun 2015.

Bakri dan KH. Abdullah Ubaid, salah satu diantara tokoh pendiri Anshor NU. Organisasi ini dibentuk pada 24 April 1934 M/ 10 Muharram 1353 H, saat Muktamar NU di Banyuwangi.

Khodijah Dahlan (Ketua Muslimat pertama). Muslimat didirikan saat Kongres NU Ke-16 di Purwokerto, pada 29 Maret 1946 M/ 26 Robi’ul Awal 1465 H.

Murtasiah, Ny. Khuzaimah Mansur dan Ny. Aminah Mansur dan Ny. Aminah Manshur, pendiri Fatayat NU. Fatayat NU didirikan pada 24 April 1950 M/ 7 Rajab 1369 H.

KH. Tholhah Mansur, Ketua Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) pertama yang didirikan pada 24 Februari 1954 M/ 20 Jumadil Akhir 1373 H.

Umroh Mahfudzah, Ketua Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) pertama, didirikan pada 2 Maret 1955 M/ 8 Rajab 1374 H.