Apa itu Soft Sell dan Hardsell?

Salam semua.apa khabar?alhamdulillah,moga semua sihat dan bahagia walau di mana berada.

Hari ni,yus nak berkongsi dgn anda tentang startegi berniaga.

Berniaga perlu ada strategi....tak bole sebarangan tanpa matlamat dan strategi.

Umpama bg berperang tanpa persediaan,pasti akan kalah.

Jd berniaga perlu ada persediaan dan strategi.

Yg yus nk focus hari ni adalah....cara berniaga,sama ada SOFT SELL & HARD SELL

Soft sellingbermaksud membina kredibiliti dan kepercayaan pelanggan terlebih dahulu dengan berkongsi maklumat dan informasi. Apabila dapat membina kepercayaan dan kredibiliti, usahawan juga dapat membina perniagaan yang lebih baik.

Research ada menunjukkan bahawa teknik Soft Selling adalah lebih efektif dari Hard Selling. Bukan dari segi menambahkan jualan sahaja, tetapi juga dengan cara Soft Selling, prospek lebih terbuka menyampaikan mesej anda kepada kenalan mereka melalui word of mouth. Dan ini amatlah penting terutamanya dalam Industri seperti MLM.

Soft sell sangat berkait rapat dengan penjenamaan diri seseorang. Semakin ramai orang mengenali anda semakin mudah untuk anda tarik lebih ramai pelanggan. Dan semestinya anda punyai kredibiliti yang baik dan boleh dipercayai. Terus terang saya katakan blog adalah salah satu kaedah pemasaran soft selling. Aktifnya saya menulis akan memberikan gambaran yang lebih jelas dari sudut kepercayaan dan kewibawaan. Tapi saya menulis bukanlah semata-mata mahu menjual atau ingin mendapat untung duniawi, ia adalah ikhlas untuk berkongsi ilmu. Ia ibarat pahala memberi. InsyaAllah dapat juga untungnya nanti dari Allah SWT.

Soft Selling seolah-olah kita tak cakap yang kita menjual secara langsung. 

Ia tidak melibatkan tekanan psikology kepada potential customer. Ia lebih menarik minat customer tu secara passive dan menggunakan emosional. 

Sebagai contoh, customer A ni ada masalah sekian2, so kita dah tau apa masalahnya, maka kita tunjukkan penyelesaian terhadap masalah beliau. Sudah tentu customer ni yang selama ini dibelenggu oleh masalah ini akan lebih mudah terpengaruh tanpa kite perlukan usaha yang lebih untuk promote produk kita.

Apa itu Soft Sell dan Hardsell?


Hard sell pula..apa ini???

Hard Selling ni macam terus promote direct apa yang product kita ada. Kita direct berhadapan dengan prospek dan potential customer terangkan pasal produk kita. Bagus hard selling ni kalau tiba mengena pada orang yang berminat dah bersedia untuk membeli, tapi keburukannya pula ialah bila mana ia terlalu excessive dan terlampau memberi tekanan, orang akan mula menyampah dan mula menjauhi diri kita.

 Contoh paling senang nampak ialah, kita private message (PM) seseorang tentang sesuatu produk tu. Itu kalau secara online. Kalau secara offline, kita berdepan betul2 dengan potential customer kite laqlu terangkan pasal produk kita – tak kira beliau berminat mahupun tidak.

Apa itu Soft Sell dan Hardsell?

Kita xnk kn org larikn diri dr kita?kita nk cari customer,tp oleh kerana terlalu aggresive,terlalu memaksa dan nmpk sgt nk menjual,sampai org xnmpk keikhlasan kita berniaga.

Kita nk mereka dtg pd kita...jd apa kita perlu buat?kita perlu bercerita,cerita ttg product dgn lebih santai dan tenang..org nk dgr pun sedap...

Apa itu Soft Sell dan Hardsell?

Sekali sekala hard sell xpe,tp jgn kerap sgt...org pun mnyampah.tak best kn?

Ok harap artikel ni sedikit sebanyak dpt membantu anda.

Semoga berjaya dlm perniagaan anda.

Berniaga dgn mengingati Allah.insyaAllah,Allah akan tolong permudahkan urusan kita.


Hard Selling dan Soft Selling adalah dua teknik berjualan yang sangat populer. Keduanya paling sering diterapkan, serta mempunyai strength poin yang berbeda antar satu dan yang lainnya.

Dua teknik pemasaran ini berlawanan. Dalam bisnis, Anda bisa menerapkan keduanya untuk saling melengkapi dan membuat strategi marketing menjadi lebih optimal.

Namun sebelumnya, tentu kita perlu tahu lebih dulu perbedaan mendasar dari hard-selling dan soft-selling, kemudian mengenali metode dan cara promosinya.

Daftar Isi

  • 1 Apa itu Hard Selling dan Soft Selling?
    • 1.1 Pengertian Hard Selling
    • 1.2 Pengertian Soft Selling
  • 2 Mengenal Perbedaan Hard-selling vs Soft-selling
    • 2.1 1. Jangka Waktu Penjualan
    • 2.2 2. Ketertarikan Konsumen
    • 2.3 3. Bidang Industri yang Menggunakan
  • 3 Fungsi Penerapan Soft Selling dan Hard Selling
    • 3.1 Fungsi Hard Selling
    • 3.2 Fungsi Soft Selling
  • 4 Contoh Hard Selling dan Soft Selling
    • 4.1 Contoh Promosi Hard Selling
    • 4.2 Contoh Promosi Soft Selling
  • 5 Kesimpulan

Apa itu Hard Selling dan Soft Selling?

Sebelum mengenali perbedaan keduanya, tentu penting untuk kita memahami lebih dulu apa itu hard-selling dan soft-selling.

Pengertian Hard Selling

Apa itu Soft Sell dan Hardsell?

Ada beberapa versi definisi dari Hard Selling. Jika kita rujuk dari kata asalnya, arti dari Hard Selling adalah sebuah metode pemasaran secara langsung dan terbuka.

Dalam versi yang lebih lugas, Hard Selling adalah sebuah strategi pemasaran untuk melakukan penjualan (sales) yang bersifat gamblang atau langsung. Tujuannya adalah untuk melakukan transaksi terhadap produk yang diiklankan dengan cepat.

Hard Selling kerap disebut sebagai metode pemasaran yang agresif. Pasarnya, tidak ada basa- basi kepada konsumen. Promosi bersifat to the point dan cenderung buru- buru untuk mendorong calon konsumen segera melakukan transaksi.

Teknik ini bisa dilakukan secara langsung oleh sales person atau dalam penerapan iklan online dan offline. Teknik ini juga bisa menjadi metode efektif untuk beberapa situasi.

Kelemahannya, metode ini kurang mempertimbangkan faktor awareness audiens dan urusan jangka panjang lainnya. 

Pengertian Soft Selling

Apa itu Soft Sell dan Hardsell?

Kebalikannya dari Hard Selling, kita mengenal apa itu Soft Selling. Soft-selling adalah strategi penjualan dengan pendekatan yang lebih halus dan cenderung membuat orang penasaran.

Soft selling membuat calon pelanggan tidak merasa bahwa mereka ditawari produk. Namun mereka mengenali fungsi atau manfaat produk tersebut, mereka akan terpancing untuk mencari tahu lebih jauh.

Dengan trik ini, berbekal rasa penasaran dan ingin tahu yang sudah cukup besar, lebih mudah untuk mengkonversi mereka menjadi pembeli.

Mengenal Perbedaan Hard-selling vs Soft-selling

Dari definisi di atas, sebenarnya kita bisa melihat perbedaan keduanya secara gamblang. Soft selling fokus untuk melakukan pendekatan secara persuasif dengan membangun kesadaran dan memancing rasa penasaran.

Sedangkan hard selling melakukan pendekatan secara agresif agar target market segera melakukan pembelian.

Dari sisi persiapan, soft selling membutuhkan konsep yang lebih matang dan tertata. Sedangkan hard-selling perlu dukungan display produk yang menarik, dan komponen penting lain untuk membuat angka penjualan bisa langsung naik.

Untuk lebih jelasnya, simak ulasan Panda berikut untuk melihat lebih jauh perbedaan hard selling dan soft selling :

1. Jangka Waktu Penjualan

Perbedaan pertama bisa kita lihat dari target jangka waktu penjualannya.

Metode hard selling menggunakan metode pendekatan secara langsung dan tanpa basa basi. Disini, konsumen seolah diminta bertransaksi sesegera mungkin. Bisa kita artikan, metode ini mempunyai jangka waktu penjualan yang pendek.

Kebalikannya, penggunaan metode Soft selling mempunyai target jangka waktu penjualan yang lebih panjang. Penggunaan metode soft selling jangka panjang ini tidak hanya berdampak pada penjualan saja, namun juga memperluas jangkauan konsumen.

Penelitian menyebut bahwa sebagian besar orang lebih suka merekomendasikan atau membagikan konten produk soft selling ini. Selanjutnya, rekomendasi kepada teman atau keluarga menciptakan kemungkinan mencapai 95% untuk terjadinya pembelian.

2. Ketertarikan Konsumen

Perbedaan kedua antara hard selling dan soft selling terletak pada ketertarikan konsumen. Seperti penjelasan Panda di atas, konsumen cenderung lebih suka dengan pendekatan menggunakan metode Soft Selling.

Metode soft selling membuat target market tidak merasa bahwa diri mereka adalah target dari promosi. Mereka tidak merasa sedang ‘dijuali’. Dan tentu saja, teknik menimbulkan rasa penasaran ini akan mendorong mereka untuk mengeksplorasi produk lebih jauh secara mandiri.

Dalam proses soft selling, ada proses membangun ikatan antara perusahaan dan konsumen. Proses ini sekaligus membangun citra positif untuk sebuah perusahaan.

Sedangkan untuk Hard Selling, proses ini juga baik untuk menarik konsumen, namun dalam rentang waktu relatif lebih singkat. Konsumen tidak mendapatkan kesempatan untuk bereksplorasi lebih jauh terhadap produk. Sehingga ketertarikan konsumen terhadap produk pun akan berlangsung secara singkat juga.

3. Bidang Industri yang Menggunakan

Setiap perusahaan tentunya punya berhak menentukan metode mana yang akan mereka gunakan dalam kampanye marketing. Apakah akan menggunakan metode Hard Selling atau metode Soft Selling. Atau bahkan, menggabungkan keduanya.

Ada beberapa industri yang cenderung menggunakan metode yang sama secara terus menerus. Misalnya saja Hard Selling, banyak digunakan oleh industri asuransi, perbankan atau telemarketing.

Sedangkan untuk soft selling, banyak digunakan dalam bidang manufaktur, konsultan, dan content marketing.

Fungsi Penerapan Soft Selling dan Hard Selling

Kedua metode ini pada akhirnya mempunyai tujuan yang sama, yaitu tercapainya penjualan produk. Namun dari sisi fungsinya, kedua metode ini berbeda satu sama lain.

Fungsi Hard Selling

Dengan style yang langsung dan tanpa basa- basi, hard selling cocok untuk mengejar target penjualan dalam waktu singkat. Metode ini juga cocok untuk produk- produk yang kita sudah familiar dalam kehidupan sehari- hari.

Fungsi dari Hard Selling ini antara lain :

  • Mempengaruhi konsumen untuk bertransaksi langsung
  • Membeli dalam jumlah tertentu karena iming- iming insentif atau diskon

Fungsi Soft Selling

Soft Selling mempunyai tujuan jangka panjang. Oleh karena itu, fungsinya pun cenderung lebih beragam, seperti :

  • Membangun kepercayaan konsumen terhadap sebuah produk
  • Membangun reputasi bisnis dan brand awareness
  • Menciptakan hubungan baik perusahaan dengan konsumen

Dari kepercayaan yang mulai timbul ini lah, konsumen akhirnya melakukan transaksi dan dengan senang hati memberikan referensi pada orang lain.

Contoh Hard Selling dan Soft Selling

Nah, sampai disini Panda yakin kita semakin memahami konsep hard selling dan soft selling ini. Untuk lebih memantapkan lagi, kita akan melihat beberapa contoh promosi hard selling dan soft selling.

Contoh Promosi Hard Selling

  • Iklan katalog produk
  • Email penawaran produk
  • Diskon berbatas waktu
  • Promo Pre Order

Apa itu Soft Sell dan Hardsell?

Contoh Promosi Soft Selling

  • Konten marketing dengan konsep covert selling
  • Pemberian produk gratis
  • Give away

Apa itu Soft Sell dan Hardsell?

Kesimpulan

Dari kedua metode ini, mana yang menurut Anda paling sesuai untuk bisnis Anda? Hard-selling atau soft-selling?

Jika saat ini Anda masih ragu mana yang paling tepat, Anda bisa melakukan beberapa tes atau bahkan mengoptimalkan keduanya. Yang pasti, Anda perlu mengidentifikasi kebutuhan bisnis Anda lebih dulu dan jangan lupa menganalisa hasilnya.

Selain kedua metode ini, jangan lupa kalau Anda juga bisa mengoptimalkan strategi up selling, down selling, dan cross selling yaa 🙂

Selamat mencoba!

Apa itu soft sell dan hard sell?

Hard selling yang memiliki strategi agar pelanggan melakukan pembelian dalam waktu cepat membuat jangka waktu penjualan hard selling lebih singkat. Sedangkan pada soft selling yang bertujuan untuk membangun hubungan dan reputasi brand cenderung dilakukan dalam jangka waktu yang lebih lama.

Apa itu hard selling dan contohnya?

Salah satu contoh hard selling adalah flash sale. Hard-selling artinya metode pemasaran yang langsung, terbuka, dan menggunakan kata-kata yang dapat memicu transaksi pembelian dalam waktu singkat. Strategi penjualan dengan hard-selling seperti mendesak atau memburui konsumen agar segera membeli barang.

Apa itu soft selling dan contohnya?

Menurut Investopedia, soft selling adalah pendekatan periklanan dan penjualan yang menonjolkan bahasa halus dan teknik nonagresif. Soft selling dirancang untuk membujuk pelanggan alih-alih mendesak seperti teknik hard selling. Soft selling merupakan teknik penjualan bertekanan rendah, persuasif, dan halus.

Apa yg dimaksud dengan soft selling?

Soft selling adalah pendekatan penjualan dengan menggunakan bahasa yang halus dan teknik yang tidak agresif. Tujuan utamanya adalah agar konsumen jadi penasaran dan tertarik untuk melihat iklan atau mengenal produk lebih lanjut sebelum akhirnya melakukan pembelian.