Anak 4 tahun suka tidur tengkurap

Sebaiknya bagaimanakah cara tidur nyenyak untuk si Kecil, terlentang atau tengkurap? Sebagian besar ahli kesehatan anak dan dokter anak di Amerika tidak menganjurkan posisi tidur tengkurap, mengingat semakin tingginya risiko Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) atau sindrom kematian bayi mendadak. Namun, ada Ibu yang menemukan si Kecil tidur lebih lelap dalam posisi tidur tengkurap. Jadi, bagaimanakah sebaiknya? Yuk, baca dulu beberapa informasi berikut ini:

Anak 4 tahun suka tidur tengkurap
Anak 4 tahun suka tidur tengkurap

Kapan Si Kecil Boleh Tidur Tengkurap?

Tidur tengkurap merupakan cara untuk membuat si Kecil tidur lebih tenang dan mengurangi bangun hingga 40%. Tak hanya itu, posisi tidur ini juga dikatakan ampuh mengurangi kolik dan rewel. Untuk mengurangi resiko SIDS pada bayi, maka para ahli menganjurkan tidur tengkurap baru boleh dilakukan oleh anak-anak setelah usia 1 tahun atau bila ia telah mahir membalikkan tubuhnya.

Ibu juga perlu memastikan sprei atau alas tidur tidak terlalu besar dan selalu pas dengan alas/kasurnya yang tidak terlalu lunak. Ini untuk menghindari gulungan kain pada alas yang berisiko menutup hidung bayi. Selain itu, sebaiknya mainan, selimut, dan bantal tidak diletakkan dalam buaian atau kereta dorongnya.

Manfaat Tidur Tengkurap bagi Si Kecil

Anak 4 tahun suka tidur tengkurap

Ada beberapa manfaat yang didapat dari tidur tengkurap bagi si Kecil, terutama bagi anak berusia di bawah 1 tahun. Manfaat tersebut antara lain:

  • Bayi lebih cepat mahir berguling. Sebuah studi yang meneliti sejumlah 343 bayi baru lahir dan cukup bulan menemukan bayi yang tidur telentang atau posisi miring ke salah satu sisi akan lebih terlambat berguling pada usia 4 bulan nantinya, bila dibandingkan bayi yang tidur dengan posisi tengkurap.
  • Berpengaruh pada perkembangan motorik. Kelompok studi dokter anak, Davis dkk (1998) juga menemukan adanya perbedaan perkembangan pada anak-anak yang tidur terlentang dan tengkurap. Studi lainnya yang meneliti 351 bayi sehat dan lahir cukup bulan, yang meminta para Ibu mempertahankan posisi tidur si Kecil selama 6 bulan pertama.

Hasil studi tersebut menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna pada perkembangan motoriknya, seperti berguling, duduk, merangkak, mendorong, serta menarik. Bayi yang tidur tengkurap lebih cepat melakukan perkembangan gerak motoriknya dibanding bayi yang tidur telentang.

  • Membantu memperkuat otot leher bayi. Banyak manfaat lain dari tidur tengkurap, di antaranya dapat membantu menguatkan otot leher bayi dan menyiapkan tahap perkembangan merangkak.
  • Membantu mengangkat pinggul. Selain itu, tidur tengkurap akan membantu si Kecil untuk mengangkat pinggulnya, berguling dan duduk, sehingga ia dapat berdiri dan membantu memperbaiki perkembangan motorik serta perkembangan ototnya.

Baca juga: 4 Resep Lezat Makanan Pengganti Nasi untuk Anak 2 Tahun

Dampak Negatif Tidur Tengkurap

Di samping bermanfaat, ternyata tidur tengkurap juga memiliki dampak negatif, Bu. Inilah berbagai dampaknya:

  • Berpengaruh pada pernapasan. Tidur tengkurap dapat memberikan tekanan pada dada, sehingga otot pernapasan pun dapat terpengaruh. Tak hanya itu, diafragma dan tulang rusuk si Kecil tidak dapat bergerak dengan leluasa. Kondisi tersebut akhirnya akan menyebabkan masalah pada pernapasan si Kecil.
  • Nyeri pada tulang belakang. Posisi tengkurap akan mengubah lengkung alami tulang belakang. Akibatnya, tulang belakang pun jadi kaku dan menegang. Tekanan yang tidak seimbang pada posisi tersebut juga bisa menyebabkan nyeri pada tulang belakang. Saat hal itu terjadi, saraf-saraf yang ada di dalamnya akan ikut terpengaruh, sehingga ketika bangunt tidur si Kecil dapat mengalami mati rasa atau kesemutan pada area tubuh tertentu.
  • Perut terasa tidak nyaman. Si Kecil yang tidur dengan posisi tengkurap akan merasa tidak nyaman pada perutnya, karena perut tertekan dan terbebani. Tak hanya perutnya saja, organ-organ tubuh di dalamnya, seperti paru-paru dan jantung, juga akan ikut tertekan.
  • Kaku dan nyeri pada leher. Pada posisi tengkurap, kepala si Kecil akan miring ke kanan atau kiri supaya tetap dapat bernapas. Ini akan membuat tulang belakang dan tulang lehernya jadi tidak sejajar. Selain itu, leher juga mendapatkan tekanan kuat sehingga akan menegang serta terasa kaku dan nyeri. Apabila terus terjadi, kondisi ini akan semakin berkembang karena sendi pada leher terus bergeser secara perlahan-lahan.

Beberapa permasalahan tersebut pun pada akhirnya dapat membuat si Kecil terbangun dalam kondisi nyeri di beberapa bagian tubuh. Alih-alih tidur nyenyak, ia justru akan merasa tidak nyaman, tidak bugar, dan cenderung lesu.

Baca Juga: Pahami Mimisan dan Cara Penanganannya

Tips Nyaman Saat Tidur Tengkurap

Anak 4 tahun suka tidur tengkurap

Apabila si Kecil dapat tidur lebih nyenyak dengan posisi tengkurap, maka sebaiknya dilakukan dengan beberapa tips berikut ini, Bu:

  • Meletakkan bantal di bawah panggul. Hal ini bertujuan supaya punggung tidak mendapatkan tekanan secara berlebihan dan menjaga tulang belakang tetap lurus.
  • Tidur tanpa bantal atau memakai bantal tipis. Memakai bantal yang terlalu tebal akan membuat kepala dan leher menjadi miring. Oleh karena itu sebaiknya berikan si Kecil bantal yang tipis atau justru tidak memakai bantal sama sekali.
  • Tidak tengkurap terlalu lama. Si Kecil sebaiknya tidak tidur tengkurap terlalu lama, sebab akan memberikan rasa tidak nyaman pada dada dan tulang belakangnya.
  • Peregangan badan saat bangun. Setelah bangun, ajak si Kecil untuk melakukan peregangan badan selama beberapa menit sebagai upaya untuk merilekskan otot-otot yang tegang dan menguatkannya kembali. Peregangan juga dapat membuat tubuh terasa lebih bugar dan segar.

Kesimpulannya, tidur tengkurap sebenarnya relatif aman dan bermanfaat bagi si Kecil, Bu. Namun, beberapa dampaknya juga patut untuk diperhatikan. Jika si Kecil mengeluhkan berbagai masalah di atas, maka sebaiknya ia tidak tidur dalam posisi tengkurap. Segera balik badannya perlahan ke posisi terlentang atau miring, sehingga ia akan tidur dalam posisi yang nyaman bagi tubuhnya. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bu.

Jika Ibu masih punya pertanyaan seputar tumbuh kembang si Kecil, jangan ragu untuk melakukan konsultasi anak pada laman Tanya Pakar. Namun pastikan Ibu sudah melakukan registrasi sebelumnya ya, Bu!

Sumber:

SehatQ

Kenapa anak kecil sering tidur tengkurap?

Penyebab bayi sering tidur tengkurap : Pada masa perkembangannya, bayi yang sudah bisa tengkurap, akan suka untuk diposisi tengkurap, karena bayi berusaha untuk duduk. Dalam penelitian lain disebutkan, bayi suka tengkurap, karena mengikuti posisi seperti masih didalam kandungan, posisi seperti katak.

Apa dampak tidur tengkurap?

Menghimpun laporan Healthline, tidur tengkurap bisa justru membebani punggung dan leher kita. Tentunya, hal ini bisa memicu cedera. Selain itu, tidur tengkurap juga bisa berakibat fatal bagi ibu hamil. Tidur dalam posisi tengkurap bisa memicu rasa sakit di seluruh tubuh, baik di persendian, punggung, atau leher.

Kenapa anak tidur lasak?

Ada pula bayi yang posisi tidurnya berubah-ubah atau lasak. Dari kacamata medis, tidurlasak” alias berubah-ubah posisi, terjadi karena bayi masih mengikuti pergerakan atau insting bayi di dalam rahim. Berita positifnya, tidur lasak menunjukkan perkembangan motorik si bayi bagus.

Bolehkah anak umur 2 tahun tidur tengkurap?

Untuk mengurangi resiko SIDS pada bayi, maka para ahli menganjurkan tidur tengkurap baru boleh dilakukan oleh anak-anak setelah usia 1 tahun atau bila ia telah mahir membalikkan tubuhnya.