Alat-alat pertanian yang sudah berkarat akan segera dilakukan penanganan intensif dengan cara

PANEN

Mutu buah salak yang baik diperoleh bila pemanenan dilakukan pada tingkat kemasakan yang baik. Buah salak yang belum masak, bila dipungut akan terasa sepet dan tidak manis. Maka pemanenan dilakukan dengancara petik pilih, disinilah letak kesukarannya. Jadi kita harus benar-benar tahu buah salak yang sudah tua tetapi belum masak.

Buah salak dapat dipanen setelah matang benar di pohon, biasanya berumur 6 bulan setelah bunga mekar (anthesis). Hal ditandai oleh sisik yang telah jarang, warna kulit buah merah kehitaman atau kuning tua, dan bulu-bulunya telah hilang. Ujung kulit buah (bagian buah yang meruncing) terasa lunak bila ditekan. Tanda buah yang sudah tua, menurut sumber lain adalah: warnanya mengkilat (klimis), bila dipetik mudah terlepas dari tangkai buah dan beraroma salak.

Cara memanen: karena buah salak masaknya tidak serempak, maka dilakukan petik pilih. Yang perlu diperhatikan dalam pemetikan apakah buah salak tersebut akan disimpan lama atau segera dimakan. Bila akan disimpan lama pemetikan dilakukan pada saat buah salak tua (Jawa: gemadung), jadi jangan terlalu tua dipohon. Buah salak yang masir tidak tahan lama disimpan. Pemanenan buah dilakukan dengan cara memotong tangkai tandannya.

Tanaman salak dalam masa panennya terdapat 4 musim:

1) Panen raya pada bulan Nopember, Desember dan Januari

2) Panen sedang pada bulan Mei, Juni dan Juli

3) Panen kecil pada bulan-bulan Pebruari, Maret dan April.

4) Masa kosong/istirahat pada bulan-bulan Agustus, September dan Oktober. Bila pada bulan-bulan ini ada buah salak maka dinamakan buah slandren. Menurut sumber lain panen besar buah salak adalah antara bulan Oktober - Januari.

Dalam budidaya tanaman salak, hasil yang dapat dicapai dalam satu musim tanam adalah 15 ton per hektar.

PASCAPANEN

Salak merupakan salah satu produk hasil pertanian yang mempunyai sifat mudah rusak (perishable). Kerusakan yang terjadi pada salak yang telah dipanen, disebabkan karena buah salak tersebut masih melakukan proses metabolisme dengan menggunakan cadangan makanan yang terdapat dalam salak tersebut. Penanganan segar buah salak bertujuan untuk memperpanjang kesegaran dan menekan tingkat kehilangan hasil yang dilaksanakan melalui pemanfaatan sarana dan teknologi yang baik.

Seperti buah-buahan lainnya, buah salak mudah rusak dan tidak tahan lama. Kerusakan ditandai dengan bau busuk dan daging buah menjadi lembek serta berwarna kecoklat-coklatan. Setelah dipetik buah salak masih meneruskan proses hidupnya berupa proses fisiologi (perubahan warna, pernafasan, proses biokimia dan perombakan fungsional dengan adanya pembusukan oleh jasad renik). Sehingga buah salak tidak dapat disimpan lama dalam keadaan segar, maka diperlukan penanganan pascapanen.

Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menambah nilai jual salak lewat kegiatan pasca panen, antara lain :

Pembersihan salak bertujuan untuk memisahkannya dari sisa-sisa duri, serasah, dan seludang yang melekat. Pembersihan dapat dilakukan dengan kuas atau sikat, cara membersihkannya pun berbeda dari buah lainnya. Bersihkan salak dengan gerakan searah dengan sisiknya agar tidak merusak kulit buah.

Gudang pengumpulan berfungsi sebagai tempat penerima buah salak yang berasal dari petani atau kebun. Dalam gudang pengumpulan ini dilakukan: sortasi, grading dan pengemasan.

Sortasi/pemilihan bertujuan untuk memilih buah yang baik, tidak cacat, dan layak ekspor. uga bertujuan untuk membersihkan buah-buah dari berbagai bahan yang tidak berguna seperti tangkai, ranting dan kotoran. Bahan-bahan tersebut dipotong dengan pisau, sabit, gunting pangkas tajam tidak berkarat sehinga tidak menimbulkan kerusakan pada buah.

Grading/penggolongan bertujuan untuk:

a). mendapat hasil buah yang seragam (ukuran dan kualitas)

b). mempermudah penyusunan dalam wadah/peti/alat kemas

c). mendapatkan harga yang lebih tinggi

d). merangsang minat untuk membeli

e). agar perhitungannya lebih mudah

f). untuk menaksir pendapatan sementara.

Penggolongan ini dapat berdasarkan pada : berat, besar, bentuk, rupa, warna, corak, bebas dari penyakit dan ada tidaknya cacat/luka. Semua itu dimasukkan kedalam kelas dan golongan sendiri-sendiri.

a). Salak mutu AA (betul-betul super, kekuningan, 1kg= 12 buah)

b). Salak mutu AB (tidak terlalu besar, tidak terlalu kecil, dan sehat)

c). Salak mutu C (untuk manisan, 1kg = 25 -30 buah)

d). Salak mutu BS (busuk atau 1/2 pecah), tidak dijual.

  1. Pengemasan dan Pengangkutan (Transportasi)

Tujuan pengemasan adalah untuk melindungi buah salak dari kerusakan, mempermudah dalam penyusunan, baik dalam pengangkutan maupun dalam gudang penyimpanan dan untuk mempermudah perhitungan. Ada pengemasan untuk buah segar dan untuk manisan salak.

Pengemasan untuk buah segar:

a). alat pengemas harus berlubang

b). harus kuat, agar buah salak terlindung tekanan dari luar

c). dapat diangkut dengan mudah

d). ukuran pengemas harus disesuaikan dengan jumlah buah.

Pengemasan untuk manisan salak: dikemas dalam kaleng yang ditutup rapat yang telah dipastursasi sehingga semua mikroba seperti jamur, ragi, bakteri dan enzim dapat mati dan tidak akan menimbulkan proses pembusukan. Untuk manisan yang dikeringkan, umumnya dikemas dalam plastik. Pengangkutan merupakan mata rantai penting dalam penanganan, penyimpanan dan distribusi buah-buahan. Syarat-syarat pengangkutan untuk buah-buahan:

  1. a) Pengangkutan harus dilakukan dengan cepat dan tepat.
  2. b) Pengemasan dan kondisi pengangkutan yang tepat untuk menjamin terjaganya mutu yang tinggi.
  3. c) Harapan adanya keuntungan yang cukup dengan menggunakan fasilitas pengangkutan yang memadai.

Salak dikemas dalam besek, keranjang bambu, peti kayu ataupun kemasan lain yang sesuai dengan berat bersih maksimum 40 kg. Daun kering, kertas atau bahan lain dapat dipakai sebagai penyekat. Isi dari kemasan tidak melebihi tutupnya

Dibagian luar keranjang/kemasan diberi label yang bertuliskan antara lain :

  1. a) Nama barang
  2. b) Jenis mutu
  3. c) Nama/kode perusahaan/eksportir
  4. d) Golongan ukuran
  5. e) Berat bersih
  6. f) Produksi Indonesia
  7. g) Negara/tempat tujuan
  8. h) Daerah asa

Penyimpanan

Penyimpanan salak dapat dilakukan di dua lokasi yaitu tempat penampungan sementara dan gudang penyimpanan. Salak yang dimasukkan kedalam tempat penyimpanan sementara adalah salak yang akan segera dijual ke pasar sedangkan salak yang berada di gudang penyimpanan harus dilakukan tahap sortasi dan pengemasan terlebih dahulu. Penyimpanan salak juga dapat memperpanjang daya guna dan memperbaiki mutunya karena buah yang sudah masak dapat menghasilkan gas etilen yang membuat salak lain yang belum matang menjadi matang.

Peningkatan Daya Simpan

Badan Litbang Pertanian melalui Balai Besar Pascapanen Pertanian telah menghasilkan inovasi teknologi pascapanen untuk meningkatkan daya simpan buah salak dengan pengemasan atmosfir termodifikasi untuk distribusi dan transportasi ekspor dengan tingkat ketuaan panen buah salak untuk keperluan ekspor berkisar antara 60-70% dengan umur buah salak 5 bulan atau kurang dari 6 bulan. Sebelum pengemasan buah salak dicelupkan terlebih dahulu ke dalam anti mikroba alami 5% selama 30 detik. Kemudian dikemas dengan atmosfir termodifikasi (PE 0,04:72 perforasi mikro) kapasitas 5kg/karton dan dikombinasikan dengan penumpukan kemasan menggunakan pola sistem aerasi. Penyimpanan yang dilakukan pada suhu 10-150C dapat memperpanjang masa kesegaran buah salak, hanya saja tingkat kerusakan buah akibat infeksi cendawan dan “chilling injury” perlu penanganan lebih intensif.

Keunggulan teknologi penyimpanan buah salak dengan MAP ini yaitu dapat memperpanjang masa simpan buah salak menjadi 21-30 hari. Dengan daya simpan 21- 30 hari tersebut maka pasar yang dijangkau menjadi lebih luas termasuk pasar ekspor. Selain  itu,  daya  saing  buah  salak  Indonesia  di  pasar  ekspor  akan semakin tinggi. Tim Peneliti Balai Besar Pascapanen Pertanian telah menghasilkan inovasi teknologi pascapanen untuk meningkatkan daya simpan  buah  salak dengan  pengemasan atmosfir termodifikasi untuk distribusi dan transportasi ekspor. Tingkat ketuaan panen buah salak untuk keperluan ekspor berkisar antara 60-70% dengan umur buah salak 5 bulan atau kurang dari 6 bulan. Sebelum pengemasan dilakukan buah salak dicelupkan terlebih dahulu ke dalam anti mikroba alami 5% selama 30 detik. Kemudian dikemas dengan atmosfir termodifikasi (PE 0,04:72 perforasi mikro) kapasitas 5kg/karton dan dikombinasikan dengan penumpukan kemasan menggunakan pola sistem aerasi. Penyimpanan yang dilakukan pada suhu 10-150C dapat memperpanjang masa kesegaran buah salak, hanya saja tingkat kerusakan buah akibat infeksi cendawan dan “chilling injury” perlu penanganan lebih intensif. Keunggulan teknologi penyimpanan buah salak dengan MAP ini yaitu dapat memperpanjang masa simpan buah salak menjadi 21-30 hari. Dengan daya simpan 21- 30 hari tersebut maka pasar yang dijangkau menjadi lebih luas termasuk pasar ekspor.  Selain  itu,  daya  saing  buah  salak  Indonesia  di  pasar  ekspor  akan semakin tinggi.

Pemasaran

Masalah pemasaran adalah tahap paling penting dari seluruh proses pasca panen karena tahap inilah yang menentukan berhasil tidaknya suatu bisnis. Komoditas yang segar dan berkualitas tentu akan membuat harganya tinggi apalagi diiringi dengan kegiatan pengemasan yang menarik. Bergabung dengan komunitas yang mewadahi petani buah-buahan juga merupakan langkah yang tepat karena usahamu akan memiliki jaringan pemasaran yang kokoh.

ditulis oleh : Ir. RUKMI HERTA EKOPRAPTI

Penyuluh Pertanian Kabupaten Banjarnegara