Uraikan tentang perbedaan mendasar antara fitur Simple queues dan queues Tree

Perbedaan antara Queue Simple dan Queue Tree adalah sebagai berikut :

1. Queue Simple

  • Memiliki aturan urutan yang sangat ketat, antrian diproses mulai dari yang paling atas sampai yang paling bawah.
  • Mengatur aliran paket secara bidirectional (dua arah).
  • Mampu membatasi trafik berdasarkan alamat IP.
  • Satu antrian mampu membatasi trafik dua arah sekaligus (upload/download).
  • Jika menggunakan Queue Simple dan Queue Tree secara bersama-sama, Queue Simple akan diproses lebih dulu dibandingkan Queue Tree.
  • Mendukung penggunaan PCQ sehingga mampu membagi bandwidth secara adil dan merata.
  • Bisa menerapkan antrian yang ditandai melalui paket di /firewall mangle.
  • Mampu membagi bandwidth secara fixed.
  • Sesuai namanya, pengaturannya sangat sederhana dan cenderung statis, sangat cocok untuk admin yang tidak mau ribet dengan traffic control di /firewall mangle.
2. Queue Tree
  • Tidak memiliki urutan, setiap antrian akan diproses secara bersama-sama.
  • Mengatur aliran paket secara directional (satu arah)
  • Membutuhkan pengaturan /firewall mangle untuk membatasi trafik per IP.
  • Membutuhkan pengaturan /firewall mangle terlebih dahulu untuk membedakan trafik download dan upload.
  • Dinomorduakan setelah Queue Simple.
  • Mendukung penggunaan PCQ sehingga mampu membagi bandwidth secara adil dan merata.
  • Pengaturan antrian murni melalui paket yang ditandai di /firewall mangle.
  • Mampu membagi bandwidth secara fixed.
  • Lebih fleksibel dan butuh pemahaman yang baik di /firewall mangle khususnya tentang traffic control.

Penjelasan beberapa argumen di Queue Tree :

1. Parent : berguna untuk menentukan apakah queue yang dipilih bertugas sebagai child queue

Ada beberapa pilihan default di parent queue tree yang biasanya digunakan untuk induk queue:
- Global-in :
Mewakili semua input interface pada umumnya. Maksudnya disini interface yang menerima input data/trafik sebelum difilter seperti trafik upload

 - Global-out :
Mewakili semua output interface pada umumnya. Maksudnya disini interface yang mengeluarkan output data/trafik yang sudah difilter seperti trafik download

- Global-total :
Mewakili semua input dan output interface secara bersama, dengan kata lain merupakan penyatuan dari global-in dan global-out.                                  

 - <interface name>: ex: lan atau wan :
Mewakili salah satu interface keluar. Maksudnya disini hanya trafik yang keluar dari interface ini yang akan diqueue.


2. Packet Mark : Digunakan untuk menandai paket yang sudah ditandai di /ip firewall mangle.


3. Priority ( 1 s/d 8) : Digunakan untuk memprioritaskan child queue dari child queue lainnya. Priority tidak bekerja pada induk queue. Child Queue yang mempunyai priority satu (1) akan mencapai limit-at lebih dulu dari pada child queue yang berpriority (2).


4. Queue Type : Digunakan untuk memilih type queue yang bisa dibuat secara khusus dibagianqueue types

- Limit At : Bandwidth minimal yang diperoleh oleh target/ip yang diqueue

- Max Limit : Bandwidth maksimal yang bisa dicapai oleh target/ip yang diqueue.

- Burst limit : Bandwidth maksimal yang bisa dicapai oleh target/ip yang diqueue ketika burst sedang aktif

- Burst time : Periode waktu dalam detik, dimana  data Rate rata-rata dikalkulasikan.

- Burst Threshold : Digunakan ketika data Rate dibawah nilai burst threshold maka burst diperbolehkan.Ketika data Rate sama dengan nilai burst threshold burst dilarang. Untuk mengoptimalkan burst nilai burst threshold harus diatas nilai Limit At dan dibawah nilai Max Limit.

PCQ (Per Connection Queuing) 

Digunakan untuk mengenali arah arus dan digunakan karena dapat membagai bandwidth secara adil, merata dan masif. PCQ pada mikrotik digunakan bersamaan dengan fitur Queue, baik Simple Queue maupun Queue Tree. Untuk lebih mudah memahami konsep PCQ, silakan simak analogi berikut ini : Saya punya 10 PC yang akan saya bagikan bandwidth maksimal 1 Mb dan bandwidth minimal tiap PC 256 kb. Jika hanya satu PC saya yang online maka dia akan dapat BW max 1 Mb, namun jika ada dua PC yang online BW dibagi 2, dan seterusnya hingga 10 dengan pembagian bandwidth yang merata. Nah, untuk membuat konfigurasi seperti ini, saya harus membuat 1 rule parent Queue dan 10 rule child Queue untuk tiap client. Untuk kondisi sekarang yang hanya 10 PC it's ok, ga masalah. Namun bayangkan jika PC nya ada 100? 200? Gimana kalau yang saya kelola adalah jaringan WiFi Hotspot dengan client yg ga tentu jumlah nya? Apa iya saya harus membuat ratusan rule untuk tiap client? Capek dongg..

Oleh karena itu, saya dapat gunakan fitur PCQ ini untuk melakukan manajemen bandwidth secara massive kepada semua client secara besar-besaran. Dengan menggunakan PCQ ini, walaupun jumlah client tidak tentu dan sangat banyak, kita hanya perlu membuat satu atau dua konfigurasi Queue. Enak kan?

Uraikan tentang perbedaan mendasar antara fitur Simple queues dan queues Tree

Penjelasan Beberapa Argumen di PCQ :

PCQ Classifier berfungsi mengklasifikasikan arah koneksi, Misalnya jika Classifier yang digunakan adalah src-address pada Local interface, maka aliran pcq akan menjadi koneksi upload. Begitu juga dgn dst-address akan menjadi pcq download.

PCQ rate berfungsi untuk membatasi bandwidth maksimum yang bisa didapatkan. Dengan memasukkan angka pada rate ini (default: 0) maka maksimal download yang akan didapatkan per IP akan dibatasi mis. 128k (kbps).

Uraikan tentang perbedaan mendasar antara fitur Simple queues dan queues Tree

Limit berfungsi untuk membatasi jumlah koneksi paralel yang diperkenankan bagi tiap IP. artinya bila kita meletakkan nilai 50, maka cuma 50 koneksi simultan yang bisa didapat oleh 1 IP address (baik itu source / destination).

Total Limit adalah total keseluruhan koneksi paralel yang diperkenankan untuk seluruh ip addresss (baik itu source ataupun destination).

ANALISIS PERBANDINGAN QOS (QUALITY OF SERVICE) PADA METODE SIMPLE QUEUE DAN METODE QUEUE TREE ( studi kasus : Ancora Group ) Nasrul Hidayah UNIVERSITAS PAMULANG Abstrak Teknologi Informasi khususnya jaringan komputer pada saat ini telah menjadi salah satu hal yang mendasar dalam semua segi. Sulit dibayangkan pada era teknologi informasi seperti sekarang tanpa menggunakan teknologi jaringan komputer. Sering kali permasalahan dalam sebuah jaringan komputer adalah proses pengiriman data lambat, rusak dan tidak sampai ke tujuan. Saat ini sebuah perusahan Ancora Group mengalami kendala jaringan tersebut. Pada laporan ini akan dilakukan penelitian untuk mengatasi kendala yang ada di perusahaan Ancora Group. Perbadingan sebuah metode akan dilakukan untuk mencari metode yang optimal yang akan digunakan untuk menentukan QoS pada perusahaan Ancora Group dengan menggunakan router mikrotik. Metode yang akan digunakan adalah metode Simple Queue dan Queue Tree, dimana metode tersebut yang akan dibandingkan. Hasil dari penelitian ini akan diterapkan pada perusahaan Ancora Group, agar QoS pada jaringan perusahaan tersebut dapat berjalan optimal dan bandwith yang digunakan akan teratur berdasarkan metode yang terbaik yang telah diterapkan. Telah dilakukan pengujian berdasarkan data-data yang telah ditentukan bahwa metode Queue Tree memiliki hasil yang lebih unggul dibandingkan dengan metode Simple Queue. Kata Kunci : Jaringan, QoS, Simple Queues, Queues Tree, Bandwidth. Abstract Information Technology especially computer network at this time has become one of the fundamental things in all aspects. Hard to imagine on era of information technology such as now without using network technology computer. Often the problem in a computer network is the process of sending data slow, damaged and not get to the destination. Currently an Ancora Group company is experiencing network constraints. In this thesis will be conducted research to overcome the existing constraints in the company Ancora Group. Comparison of a method will be done to find the optimal method that will be used to determine the QoS in Ancora Group company by using mikrotik router. The method that will be used is the method of Simple Queue and Queue Tree, where the method will be compared. The results of this research will be applied to the company Ancora Group, so that QoS on the company's network can run optimally and the bandwidth used will be organized based on the best method that has been applied. Testing has been perfomed based on predetermined data that the Queue Tree method has superior results compared to the Simple Queue method. Keywords : Networking, QoS, imple Queue, Queue Tree, Bandwith. 39

PENDAHULUAN Latar Belakang Teknologi Informasi khususnya jaringan komputer pada saat ini telah menjadi salah satu hal yang mendasar dalam semua segi. Sulit dibayangkan pada era teknologi informasi seperti sekarang tanpa menggunakan teknologi jaringan komputer. Sering kali permasalahan dalam sebuah jaringan komputer adalah proses pengiriman data lambat, rusak dan tidak sampai ke tujuan. Permasalahan muncul akibat tidak ada pengaturan QoS didalam jaringan. Solusi yang sering dilakukan adalah melakukan perbaikan, re-konfigurasi jaringan dari awal serta menerapkan QoS agar lebih teratur. Ancora Group adalah sebuah perusahaan private equity yang memiliki beberapa anak perusahaan dengan bidang yang berbedabeda, diantaranya perusahaan tambang batu bara, properti, kimia, tambang emas, kelapa sawit, pengeboran, scholarship, hospitality dan fintech. Perusahaan ini pun memiliki kantor pusat di tengan-tengah kota Jakarta yaitu di Sudirman Central Business District (SCBD). Quality of Service (QoS) merupakan metode pengukuran tentang seberapa baik jaringan dan merupakan suatu usaha untuk mendefinisikan karakteristik dan sifat dari satu servis. QoS digunakan untuk mengukur sekumpulan atribut kinerja yang telah dispesifikasikan dan diasosiasikan dengan suatu servis (Wulandari, 2016). Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut: a. Bagaimana memilih QoS yang terbaik antara metode Simple Queue dengan Queue Tree pada jaringan komputer di Ancora Group. b. Bagaimana membangun infrastrukstur jaringan komputer dengan penerapan Queue untuk pengguna jaringan komputer pada Ancora Group. Tujuan Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: a. Melakukan perbandingan QoS antara metode Simple Queue dengan Queue Tree. 40 b. Membangun infrastruktur jaringan komputer dengan penerapan Queue untuk pengguna jaringan komputer pada Ancora Group. Batasan Masalah Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah : Penelitian dilakukan pada jaringan komputer Ancora Group dan menggunakan mikrotik. LANDASAN TEORI Definisi Jaringan Komputer Pengertian jaringan komputer adalah sebuah rangkaian dua atau lebih komputer yang saling terhubung satu sama lain. Komputer-komputer ini akan terhubung dengan sebuah sistem komunikasi. Salah satu fungsi jaringan komputer adalah memungkinkan setiap komputer yang ada di dalamnya dapat saling tukar-menukar data, program dan sumber daya komputer lainnya seperti media penyimpanan, printer, dan lain-lain. Gambar 2.1. Jaringan Komputer Jenis-jenis Jaringan Komputer Secara umum jenis-jenis jaringan komputer mempunyai beberapa macam yaitu: a. Local Area Network (LAN) LAN ( Local Area Network ) adalah jaringan computer yang jaringannya hanya mencakup wilayah kecil, seperti jaringan komputer sekolah, kampus, gedung, kantor, dan dalam rumah. Saat ini kebanyakan LAN berbasis pada teknologi IEEE 802.3 ethernet menggunakan perangkat switch, yang mempunyai kecepatan transfer data 10, 100, atau 1000 Mbps.

Gambar 2.2. Jaringan Komputer b. Metropolitan Area Network (MAN) Merupakan suatu jaringan komputer gabungan beberapa LAN atau gabungan beberapa gedung yang terletak pada suatu kota yang mempunyai jarak lebih dari 1 kilo meter dan dapat digunakan untuk kepentingan pribadi (swasta) atau umum, pilihan ini banyak di gunakan untuk membangun jaringan komputer antar kantor dalam suatu kota dalam pulau yang mampu menunjang paket data dan suara. Gambar 2.2. Jaringan Komputer c. Wide Area Network (WAN) Wide Area Network (WAN, merupakan jaringan komputer yang mencakup area lokasi yang lebih luas, melibatkan kesatuan komputer yang lebih banyak. Hal ini tentu berbeda dengan PAN, MAN, atau LAN yang dibatasi dengan ruangan dan bangunan ( Alan Nur Aditya, 2011). Gambar 2.4. WAN d. Internet Internet sebenarnya adalah kependekan dari interconnection-networking dan dapat diartikan sebagai suatu jaringan komputer yang satu dengan yang lain saling terhubung untuk keperluan komunikasi dan informasi. Sering juga internet diartikan sebagai jaringan komputer di seluruh dunia yang berisikan informasi dan sebagai sarana komunikasi data yang berupa suara, gambar, video dan juga teks. Manajemen Bandwidth Pengaturan bandwidth (bandwidth management) pada jaringan komputer diperlukan untuk mengatur tiap data yang lewat, sehingga pembagian bandwidth menjadi adil. Dalam hal ini Mikrotik RouterOs juga menyertakan packet software untuk megatur lebar maksimum bandwidth yang diizinkan. Trafik jaringan berhubungan dengan paket data yang dibangkitkan oleh kartu ethernet (NIC) pada komputer pengirim kemudian data ini akan diterima oleh kartu ethernet komputer penerima, kemudian teruskan oleh driver kartu ethernet (Network Driver) ke bagian kernel linux untuk diproses. Proses ini hanya mengatur paket data yang keluar maupun masuk melalui satu kartu ethernet. Kernel linux yang bertanggung jawab mengatur aliran data disebut kernel traffic control. Topologi Jaringan Komputer Topolologi adalah suatu cara untuk menghubungkan antara komputer satu dengan komputer yang lain sehingga membentuk suatu jaringan. Cara untuk menghubungkan komputer tersebut yang banyak digunakan saat ini yaitu topologi 41

bus, star, ring. Setiap topologi mempunyai ciri khas masing-masing dengan kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri (Iwan Sofana, 2012). Berikut adalah jenis jenis topologi jaringan : a. Topologi Bus Topologi bus merupakan topologi yang digunakan pertama kali, topologi bus atau juga disebut dengan linier bus yaitu topologi yang menghubungkan komputer dengan komputer yang lain dengan satu kabel (linier). Gambar 2.17. Topologi Ring d. Topologi Mesh Topologi jaringan ini menerapkan hubungan ke semua komputer sehingga membutuhkan lebih dari satu Lan card, topologi ini jarang digunakan karena rumit dan tidak praktis sebab membutuhkan kabel yang banyak. Gambar 2.15. Topologi Bus b. Topolgi Star Topologi ini berbentuk seperti star atau bintang, setiap komputer terhubung ke konsentrator atau hub melalui sebuah kabel, jadi kalau terjadi kerusakan pada perangkat di salah satu komputer maka tidak akan mempengaruhi jaringan pada komputer yang lain. Gambar 2.15. Topologi Star c. Topologi Ring Topologi ring atau cincin merupakan kumpulan komputer yang terhubung, dan membentuk suatu ring atau cincin. Topologi ini mempunyai kekurangan seperti topologi bus karena desain topologi ring menyerupai topologi bus, hanya saja ujung-ujungnya terhubung. Gambar 2.18. Topologi Mesh QoS (Quality of Service) Quality of Service (QoS) merupakan metode pengukuran tentang seberapa baik jaringan dan merupakan suatu usaha untuk mendefinisikan karakteristik dan sifat dari satu servis. QoS digunakan untuk mengukur sekumpulan atribut kinerja yang telah dispesifikasikan dan diasosiasikan dengan suatu servis (Cisco, 2016). Model Monitoring QoS terdiri dari komponen monitoring application, QoS monitoring, monitor, dan monitored objects (Y. dkk, 2016). a. Monitoring Application Merupakan sebuah antarmuka bagi administrator jaringan. Komponen ini berfungsi mengambil informasi lalu lintas paket data dari monitor, menganalisanya dan mengirimkan hasil analisis kepada pengguna. b. QoS Monitoring Menyediakan mekanisme monitoring QoS dengan mengambil informasi nilai- 42

nilai parameter QoS dari lalu lintas paket data. c. Monitor Mengumpulkan dan merekam informasi lalu lintas paket data yang selanjutnya akan dikirimkan kepada monitoring application. Monitor melakukan pengukuran aliran paket data secara waktu nyata dan melaporkan hasilnya kepada monitoring application. d. Merupakan informasi seperti atribut dan aktifitas yang dimonitor di dalam jaringan. Di dalam konteks QoS monitoring, informasi-informasi tersebut merupakan aliran-aliran paket data yang dimonitor secara waktu nyata. Tipe aliran paket data tersebut dapat diketahui dari alamat sumber (source) dan tujuan (destination) di layer-layer IP, port yang dipergunakan misalnya UDP atau TCP, dan parameter di dalam paket RTP. Menurut informasi QoS yang dapat diperoleh, monitoring QoS dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori yaitu monitoring QoS dari ujung ke ujung (end to end QoS monitoring (EtE QM)) dan monitoring distribusi QoS per Node (distribution monitoring (DM)). Di dalam EtE QM, monitoring QoS dilakukan dengan cara mengukur parameter-parameter QoS dari pengirim kepada penerima. Sedangkan di dalam DM, proses monitoring QoS dilakukan di segmen-segmen jalur pengiriman atau antara node-node tertentu yang dikehendaki di sepanjang jalur pengiriman paket data dapat dilihat pada Gambar 2.22. Gambar 2.22. Model Monitoring QoS Berikut adalah parameter parameter yang masuk ke dalam QoS : a. Througput 43 b. Packet Loss c. Delay (Latency) d. Jitter Simple Queue Merupakan metode bandwidth management termudah yang ada di mikrotik. Menu dan konfigurasi yang dilakukan untuk menerapkan simple queue cukup sederhana dan mudah dipahami. Walaupun namanya simple queue sebenarnya parameter yang ada pada simple queue sangat banyak, bisa disesuaikan dengan kebutuhan yang ingin diterapkan pada jaringan (Mirsantoso, 2015). Parameter dasar dari simple queue adalah Target dan Max-limit. Target dapat berupa IP address, network address, dan bisa juga interface yang akan diatur bandwidthnya. Max-limit Upload / Download digunakan untuk memberikan batas maksimal bandwidth untuk si target. Simple Queue mampu melimit Upload, download secara terpisah atau Total (Upload+download) sekaligus dalam satu rules menggunakan tab Total. 2.26. Proses Kerja Simple Queue Queue Tree Merupakan fitur bandwidth management di mikrotik yang sangat fleksibel dan cukup kompleks. Pendefinisian target yang akan dilimit pada Queue Tree tidak dilakukan langsung saat penambahan rules Queue namun dilakukan dengan melakukan marking paket data menggunakan Firewall Mangle. Inilah yang menjadikan penerapan Queue Tree menjadi lebih kompleks. Langkah ini menjadi tantangan tersendiri, sebab jika salah pembuatan mangle bisa berakibat Queue Tree tidak berjalan. Namun disisi lain penggunaan mangle packet-mark ini juga menguntungkan, sebab akan lebih fleksible dalam menentukan traffic apa yang akan dilimit,

bisa berdasar IP Address, Protocol, Port dan sebagainya. Gambar 2.28. Proses Kerja Queue Tree Kerangka Pemikiran Gambar 2.29. Kerangka Pemikiran METODE PENELITIAN Analisa Kebutuhan Pada tahap awal ini dilakukan analisa kebutuhan pengguna, analisa permasalahan yang muncul, dan analisa penggunaan bandwidth jaringan komputer yang sudah ada saat ini. Di tahap ini dilakukan dengan studi pustaka, wawancara, observasi dan perbandingan antara metode simple queue dan metode queue tree dengan beberapa faktor yaitu : a. Limit bandwidth upload dan download file (Transfer) b. Delay (Latency) c. Jitter d. Packet Loss NO Divisi Download Bandwith Upload 1 Analyst 3 1 2 IT 3 3 3 Finance 2 1 4 HR & GA 2 1 5 Media 10 10 6 BOD 8 8 Analisis Pengguna Jaringan Dari hasil identifikasi kebutuhan fungsional bahwasanya pengguna jaringan komputer yang ada di Ancora Group adalah semua karyawan dan manajemen. Untuk akses internet bagi semua pengguna memiliki prioritas yang berbeda beda. Tabel 3.2. Alokasi Penggunaan Wifi Pengguna Staff Manajemen Jam Pemakaian 19.00 (12 Jam) 07.00-07.00-22.00 (15 Jam) Penggunaan Email, Browsing, Akses sistem pada server Email, Browsing, Akses Sistem pada server, Media Sosial. Analisis Topologi Ancora Group memiliki sarana dan prasarana dalam bidang IT (software, hardware dan jaringan) dalam mendukung proses bisnis yang dilakukan. Provider yang mensuplay bandwith internet di Ancora Group yaitu IFORTE dengan kapasitas bandwith 52 Mbps. Kebutuhan Bandwith Tabel 3.1. Alokasi Bandwith 44

Latar Belakang dan Rumusan Masalah Tujuan dan Ruang Lingkup Observasi Pengumpulan Data Study Literature Analisa Perbandigngan Kinerja Simple queue dengan Queue Tree Merancang Kebutuhan dan Integrasi Merancang Kebutuhan Hardware Study Literature Gambar 3.1. Topologi Jaringan Ancora Perancangan Penelitian Teknik Penelitian Pada penelitian yang dilakukan ini, penulis menggunakan teknik eksperimen yang bertujuan untuk mendapatkan data data dan gambaran yang lebih lengkap dan jelas dengan melakukan eksperimen, analisa, pengamatan dan wawancara di lapangan. Peneliti melakukan metode analisa survey langsung terhadap fenomenafenomena apa saja yang terjadi pada jaringan yang sedang berjalan melalui pengamatan maupun wawancara dengan menetapkan suatu standar tertentu. Tahapan penelitian selanjutnya adalah membandingkan metode QoS antara metode Simple Queue dengan metode Queue Tree. Perbandingkan dilakukan guna mendapatkan metode yang memiliki kinerja paling baik untuk dapat diterapkan dalam jaringan Ancora Group. Sehingga dapat dikatakan studi penelitian ini merupakan suatu studi komparatif. Strategi Penelitian Peneliti membuat strategi yang terbagi menjadi : a. Strategi Aligment b. Value Delivery c. Risk Management d. IT Roadmap Planning Tahapan Penelitian a. Persiapan b. Konfigurasi c. Testing d. Implementasi e. Monitoring dan Support f. Evaluasi 45 Perbandingan dan Pemilihan Hardware Rancangan Standarisasi Setting Konfigurasi Testing Implementasi Lapangan Monitoring dan Support Evaluasi Gambar 3.2. Tahap Penelitian Pengumpulan dan Pengelolaan Data Pada sub bab berikut akan menjelaskan beberapa metode yang digunakan dalam hal pengumpulan data yang dibuthkan dalam penelitian serta pengolahan data untuk tecapainya tujuan penelitian. a. Kebutuhan Data Kebutuhan Proyek b. Pengumpulan Data Kebutuhan Sistem c. Pengumpulan Data Kebutuhan Hardware d. Kebutuhan Data monitoring dan Supporting Metode Pengujian Teknik pengujian dalam penelitian ini ada satu yaitu : User Acceptance Testing (UAT) User Acceptance Testing merupakan pengujian yang berkaitan dengan kemudahan penggunaan jaringan untuk layanan internet. Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk memastikan kemudahan penggunaan jaringan. Pengujian dilakukan dengan subjektif yaitu mengumpulkan pengguna secara sukarela untuk melakukan tes atau pengujian.. Kemudian pengguna diajak untuk menggunakan jaringan dan menjelajahi internet. Setelah itu pengguna diminta untuk menjawab kuisioner yang sudah disiapkan, tujuan pengisian kuisioner adalah untuk mengetahui kepuasan

pengguna terhadap jaringan untuk akses internet. HASIL Hasil Analisis Perbandingan Analisis perbandingan ini dilakukan untuk mengetahui dari dua metode QOS antara Simple Queue dan metode Queue Tree mana yang lebih baik untuk digunakan pada jaringan yang ada di Ancora Group, beberapa faktor yang digunakan untuk perbandingan yang berfungsi untuk mengetahui hasil yang terbaik dari kedua metode tersebut. a. Perbandingan Download Upload Perbandingan ini dilakukan untuk mengetahui kecepatan upload dan download dari pengguna dengan menggunakan metode Simple Queue dan metode Queue Tree. Hasil Download menggunakan sample user Jesicca menggunakan metode Queue Tree dengan kapasitas bandwith download 3Mbps : Gambar 4.3. Hasil Download - Simple Queue Hasil Upload menggunakan sample user Jessica dengan metode queue tree dengan kapasitas bandwith upload 1Mbps : Gambar 4.4. Hasil Upload Simple Queue Hasil uji Delay dengan metode Queue Tree mengunakan sample user Jessica : Gambar 4.1. Hasil Download - Queue Tree Hasil Upload menggunakan sample user Jessica dengan metode queue tree dengan kapasitas bandwith upload 1Mbps : Gambar 4.5. Hasil Delay Queue Tree Hasil uji Delay dengan Simple Queue mengunakan sample user Jessica : Gambar 4.2. Hasil Upload Queue Tree Hasil Download menggunakan sample user Jesicca menggunakan ssimple Queue dengan kapasitas bandwith download 3Mbps : Gambar 4.6. Hasil Delay Sample Queue Hasil uji Jitter dengan metode Queue Tree mengunakan sample user Jessica : 46

Gambar 4.7. Hasil Jitter Queue Tree Hasil uji Jitter dengan metode Sample Queue mengunakan sample user Jessica : Gambar 4.8. Hasil Jitter Sample Queue Hasil uji Paket Loss dengan metode Queue Tree mengunakan sample user Jessica: Gambar 4.9. Hasil Paket Loss Queue Tree Hasil uji Paket Loss dengan metode Queue Tree mengunakan sample user Jessica: Gambar 4.10. Hasil Paket Loss Simple Queue 47

Tabel 4.1. Perbandingan Metode Simple Queue dan Queue Tree Queue Tree Simple Queue No Nama Penguna Download (Mbps) Upload (Mbps) Delay (ms) Jitter (ms) Paket Loss (%) Download (Mbps) Upload (Mbps) Delay (ms) Jitter (ms) Paket Loss (%) 1 Jessica 0.74 0.65 26 0.212 0 0.51 0.11 31 13.94 0.69 2 Tomi 0.80 0.86 31 0.298 0 0.5 0.51 26 16.11 0.65 3 Ratna 0.36 0.49 33 0.574 0 0.49 0.34 23 14.32 0.69 4 Sherly 0.94 0.53 12 0.622 0 0.5 0.47 31 13.86 0.69 5 Helena 0.69 0.10 14 0.785 0 0.5 0.53 23 14.67 0.67 6 Resti 0.19 0.16 6 0.285 0 0.47 0.51 26 15.47 0.69 7 Nini 0.98 1.29 41 0.302 0 0.53 0.4 40 14.04 0.70 8 Reza 0.98 0.39 18 0.739 0 0.57 0.19 18 13.89 0.69 9 Slamet 0.98 1.18 6 0.253 0 0.55 0.4 22 13.86 0.69 10 Aubrey 0.85 1.02 35 0.379 0 0.63 0.44 34 13.58 0.69 11 Dewi 0.96 1.12 16 0.808 0 0.57 0.65 23 13.61 0.69 12 Anik 0.76 1.04 32 0.234 0 0.54 0.24 39 13.91 0.69 Tabel 4.2. Hasil Rata rata Perbandingan Simple Queue dan Queue Tree Ket Download (Mbps) Upload (Mbps) Delay (ms) Jitter (ms) Paket Loss/Total Queue Tree 0.77 0.73 22.5 0.46 0 Simple Queue 0.53 0.40 28 14.27 0.68 Dari hasil pengujian yang telah ditampilkan pada tabel perbandingan tersebut maka diperoleh hasil seperti perbandingan dengan faktor upload dan download pada metode Queue Tree mendapatkan hasil rata-rata sebesar 0,77 Mbps untuk download dan 0,73 Mbps untuk upload, nilai tersebut lebih besar dari yang dihasilkan dengan metode simple queue untuk download 0.53 Mbps dan 0.40 untuk upload. Jadi pada faktor upload dan download metode Queue Tree lebih unggul dibandingkan Simple Queue. Selanjutnya untuk faktor delay pada metode Queue Tree mendapatkan hasil rata-rata sebesar 22,5ms nilai tersebut lebih kecil dari pada nilai dari delay dengan metode Simple Queue yang bernilai 28 ms. Sedangkan untuk faktor jitter nilai jitter dari metode Queue Tree mendapatkan angka yang lebih rendah dari metode simple queue. serta paket loss lebih banyak yang hilang pada metode Simple Queue dari pada paket loss pada metode Queue Tree. 48

Selain tabel penulis juga membuat grafik dari perbandingan kedua metode tersebut. Grafik yang ditampilkan berupa grafik dari Download, Upload,throughput, delay, dan jitter. Gambar 4.15. Grafik Paket Loss Gambar 4.11. Grafik Download Gambar 4.12. Grafik Upload Gambar 4.13. Grafik Delay Gambar 4.16. Grafik Keseluruhan Dari hasil analisis perbandingan berdasarkan atas data-data pengujian yang diperoleh dari kedua metode tersebut maka penulis menarik kesimpulan bahwa metode Queue Tree memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan metode Simple Queue. Sehingga metode Queue Tree dapat diterapkan dalam jaringan yang ada di Ancora Group. Hasil Pengujian UAT (User Acceptance Testing) Pengguna Acceptance Testing merupakan pengujian yang berkaitan dengan kemudahan dan kepuasan pengguna dalam menggunakan jaringan yang ada. Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk memastikan kemudahan dan kepuasan pengguna. Pengujian dilakukan secara subjektif, dengan melibatkan 20 staff. Tabel 4.7. Mean Opinion Score (MOS) MOS Keterangan Bobot SS Sangat Setuju Nilai 5 S Setuju 4 KS Kurang 3 Setuju Gambar 4.14. Grafik Jitter TS Tidak 2 Setuju TT Tidak 1 Tahu 49

Hasil penilaian berdasarkan pada masingmasing survey secara subjektif sejumlah 20 responden yang dilakukan di Ancora Group mendapatkan hasil pengujian sebagai berikut: secara singkat kenapa metode queue tree lebih unggul dari simple queue. Tabel 4.8 Hasil Jawaban Kuisioner Perhitungan MOS sebagai berikut : Tabel 4.9. Nilai Perhitungan MOS Gambar 4.18. Proses Kerja Simple Queue Pada gambar 4.18. diatas menunjukan proses kerja metode simple queue yang hanya dilakukan 2 step saja. Pada step pertama menunjukan flow 1, flow 2, dst, flow tersebut merupakan penerapan target download dan upload yang kita tentukan. Penerapan target tersebut dilakukan secara keseluruhan tidak membatasi atau mengcluster secara port ataupn service. Maka apabila pemakaian bandiwth pada client sudah penuh, ping time akan naik bahkan RTO pun akan terjadi, hal tersebut yang menyebabkan tidak stabilnya trafik internet dalam metode simple queue ini. Iustrasi Metode Queue Tree. Gambar 4.17. MOS Pengujian Pembahasan Perbandingan Hasil Metode Simple Queue dan Queue Tree Setelah mendapatkan hasil yang terbaik dari kedua metode yaitu metode simple queue dan queue tree, maka akan dibahas 50 Gambar 4.19. Proses Kerja Queue Tree Pada gambar 4.19. diatas menunjukan proses kerja queue tree yang model dari proses kerja diatas seperti pohon sesuai dengan namanya yaitu queue tree. Pada metode queue tree ini menggunakan beberapa step untuk penerapannya, pada step pertama yaitu pengclusteran dari cluster A dengan ilustrasi bandwith 10Mbps menjadi cluster B dengan ilustrasi bandwith 4Mbps dan cluster C dengan ilustrasi bandwith 6Mbps, kedua cluster tersebut adalah parent dari cluster A. Setelah dilakukan pengclusteran menjadi dua cluster, pada step selanjutnya maka akan di clusterkan kembali dari dua cluster tersebut menjadi cluster B1, B2 dan cluster C1,C2,C3 dengan masing-masing ilustrasi bandwith yang telah ditentukan. Parent dari

cluster B1 dan B2 sendiri adalah cluster B, sedangkan parent dari cluster C1, C2 dan C3 adalah cluster C. Proses diatas merupakan proses kerja yang panjang dan detail dari metode queue tree dengan penglucteran dan pembagian bandwith yang optimal disertakan dengan pembatasan port dan service yang terdapat pada jalur internet. Hal tersebut merupakan alasan kenapa metode queue tree lebih unggul setelah dilakukan pengujian langsung dalam studi kasus. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan uraian pembahasan penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Dari hasil analisis perbandingan yang telah dilakukan bahwa metode Queue Tree lebih unggul dibandingkan dengan metode Simple Queue, keunggulan metode Queue Tree terlihat dari keunggulan faktor faktor yang digunakan untuk analisis perbandingan dan metode Queue Tree ini cocok untuk diterapkan di jaringan Ancora Group. b. Dengan diterapkan QOS mengunakan metode yang lebih unggul berdasarkan hasil analisis perbandingan membuat para pengguna/staff menjadi lebih nyaman dan optimal dalam melakukan pekerjaan yang membutuhkan jaringan. Saran Berdasarkan uraian pembahasan penelitian dan kesimpulan yang didapat, maka dapat disarankan untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut : a. Peneliti berikutnya bisa menggunakan router Cisco sebagai media pendukung dan menambahkan komponen komponen variabel dari pembahasan sebelumnya. b. Peneliti berikutnya bisa mengintegrasikan sistem lain, agar sistem yang berjalan bisa membantu dalam pekerjaan karyawan. 51 c. Peneliti berikutnya bisa menambahkan metode lain yang masih berhubungan dengan QoS dalam analisis perbandingan. DAFTAR PUSTAKA Alan Nur Aditya. (2011). Mahir Membuat Jaringan Komputer. Dunia Komputer, Jakarta. Anjik Sukamaaji dan Rianto. 2008. Jaringan Komputer : Konsep Dasar Pengembangan Jaringan dan Keamanan Jaringan, Andi Publisher. Yogyakarta. Cisco, Internetworking Technology Handbook, [Online]. Available: http://docwiki.cisco.com/wiki/inte rnetworking_technology_handbo ok. [Diakses 30 Juni 2016]. Dede Sopandi. (2010). Instalasi dan konfigurasi Jaringan Komputer. Eko Priyo Utomo. (2012 ). Panduan lengkap membangun jaringan komputer. Andi, Jawa Timur. Gunawan. (2013). Analisis Dan Penerapan Quality of Service Dengan Pembagian Bandwith Berdasarkan Port Pada Jaringan Wifi. Hilal H Nuha. (2012). Jaringan Komputer. Ebook edisi pertama. Iwan Sofana. (2012). Cisco CCNP dan Jaringan Komputer. Informatika, Bandung. M. Linto, H Azis Catur. (2008). Panduan Lengkap Menguasai Router Masa Depan Menggunakan Mikrotik RouterOS. Andi, Yogyakarta. Mirsantoso., T.U. Kalsum., Supardi, R. (2015), Implementasi Dan Analisa Per Connection Queue (PCQ) Sebagai Kontrol Pengunaan Internet Pada Laboratorium

Komputer. Jurnala Infotama, Vol. 11 No.2 129-148 Mitra, R.A., Mariana, S. (2013). Analisis dan Penerapan Quality Of Service Dengan Pembagian Bandwidth Berdasarkan Port Pada Jaringan WIFI UPH. Seminar Ilmiah Ilmu Komputer Nasional. Rendra Towidjojo. (2013). Mikrotik Kungfu: Kitab 2. Jasakom, Jakarta. Rendra Towidjojo. (2014). Mikrotik Kungfu: Kitab 3. Jasakom, Jakarta. Riadi, I. (2010). Optimasi Bandwidth Menggunakan Trafic Shapping. Jurnal Informatika Vol.4 No.1. Santoso, W., Palit, N.H., Andjarwirawan, J. (2011), Evaluasi Penggunaan Linux Router Untuk Pembatasan Bandwidth Aplikasi Internet Tertentu, Jurnal Fakultas Teknik Industri Universitas Kristen Petra. Sto. (2014). Wireless Kungfu: Networking & Hacking, Edisi 2015. Jasakom, Jakarta. Wulandari. (2016). Analisis QOS Pada Jaringan Internet. Jurnal Teknik Informatika dan Sistem Informasi, Vol. 2 No. 2 2443-2229. Y. dkk. (2006) Metoda Real Time Flow Measurement (RTFM) untuk Monitoring QoS di Jaringan NGN, dalam Prosiding 14 Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia 3-6 Mei 2006 Institut Teknologi Bandung, Bandung. 52