4/09/2017 04:48:00 PM
Charles Horton Cooley mengemukakan perbedaan antara kelompok primer dengan kelompok sekunder yang ditulis dalam Social Organization pada 1909. Menurut Cooley, kelompok primer adalah kelompok-kelompok yang ditandai ciri-ciri kenal-mengenal antara anggota-anggotanya serta kerja sama erat yang bersifat pribadi. Sebagai salah satu hasil hubungan yang erat dan bersifat pribadi tadi adalah peleburan individu-individu dan kelompok-kelompok sehingga tujuan individu menjadi tujuan kelompoknya. Dari apa yang dikemukakan Cooley, dua hal yang penting, yaitu pertama-tama bahwa dia bermaksud untuk menunjuk pada suatu kelas yang terdiri dari kelompok-kelompok yang konkret, seperti misalnya keluarga, kelompok-kelompok sepermainan, rukun tetangga, dan lain-lain. Hal kedua adalah istilah saling mengenal di mana Cooley terutama menekankan pada sifat hubungan antarindividu seperti simpati dan kerja sama yang spontan. Demikian, secara singkat dapatlah dikatakan bahwa kelompok primer adalah kelompok-kelompok kecil yang agak langgeng (permanen) dan berdasarkan kenal-mengenal secara pribadi antara sesama anggotanya. Agar dapat memperoleh gambaran yang jelas mengenai teori Cooley tentang kelompok primer tersebut, maka dalam hal ini kita akan menekankan pembicaraan pada tiga hal berikut, 1. Kondisi-kondisi fisik dari kelompok primer; persyaratan penting bagi suatu kelompok primer dalam masyarakat adalah pertama bahwa anggota kelompok tersebut secara fisik berdekatan satu dengan lainnya; kedua bahwa kelompok tersebut adalah kecil dan ketiga adanya suatu kelanggengan hubungan antaranggota kelompok yang bersangkutan. 2. Sifat hubungan-hubungan primer; salah satu sifat utama hubungan-hubungan primer adalah kesamaan tujuan dari individu-individu yang tergabung di dalam kelompok tadi. Satu di antara tujuan bersama tadi adalah hubungan antarindividu tersebut. Jadi, hubungan itu bukan merupakan alat untuk mencapai tujuan, tetapi bahkan merupakan salah satu tujuan utama. Persamaan tujuan dapat mempunyai dua arti. Pertama, individu yang bersangkutan mempunyai keinginan dan sikap yang sama sehingga mereka berusaha untuk mencapai tujuan yang sama pula. Kedua, salah satu pihak bersedia untuk berkorban demi kepentingan pihak lain. Hubungan primer bersifat pribadi dalam arti bahwa hubungan tersebut melekat pada kepribadian seseorang dan tak dapat diganti oleh orang lain. Suatu hubungan persahabatan dapat diputuskan atau diperbaharui, tetapi kualitas persahabatan tak mungkin diganti. Selain itu, hubungan primer juga bersifat inklusif, artinya apabila seseorang mengadakan hubungan primer dengan orang lain, maksudnya adalah orang tersebut dengan segala sesuatu yang menyangkut dia, misalnya perasaannya, kepribadiannya, temperamennya dan lain-lain. 3. Kelompok-kelompok yang konkret dan hubungan-hubungan primer; dalam setiap masyarakat terdapat norma dan nilai-nilai sosial yang paling tidak bersifat memaksa, yang mengatur pergaulan hidup manusia. Dalam kehidupan keluarga batih yang dianggap sebagai kelompok primer utama, masyarakat meletakan kewajiban-kewajiban yang dapat dipaksakan seperti orang tua harus memelihara anaknya, suami harus bertindak sebagai kepala keluarga, dan lain sebagainya. Sementara itu hubungan-hubungan primer murni masih dapat dijumpai pada masyarakat-masyarakat yang sederhana organisasinya, misalnya di desa. Hubungan tersebut kurang tampak pada masyarakat kota-kota besar yang sudah kompleks, di mana diperlukan pembagian kerja yang teratur.Sementara untuk kelompok sekunder, Cooley tidak mengemukakan pendapatnya secara khusus dan bahkan belum pernah mempergunakan istilah tersebut, maka yang dimaksud kelompok sekunder adalah kebalikan dari kelompok primer. Kelompok sekunder adalah kelompok-kelompok besar yang terdiri dari banyak orang. Hubungannya tak perlu berdasarkan kenal mengenal secara pribadi dan sifatnya juga tidak begitu langgeng. Suatu kelompok dinamakan kelompok sekunder apabila antara anggota-anggotanya kurang ada hubungan akrab. Contoh hubungan sekunder adalah kontrak (jual-beli). Pihak-pihak yang mengadakan kontrak saling berhubungan dengan tujuan tertentu. Hubungannya boleh dikatakan tidak dengan pribadi-pribadi pihak-pihak yang bersangkutan. Segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan kontrak, antara lain, menyangkut hak serta kewajiban masing-masing pihak. Dalam hal terjadinya perselisihan, penegakan norma-norma (hukum) dapat memaksakan berlakunya syarat yang dicantumkan di dalam kontrak itu. Hal-hal yang menyangkut pribadi pihak-pihak tak diperhatikan; para pihak dapat saling membenci, saling menyukai, berbeda agama, berbeda kedudukan sosial, dan lain sebagainya. Tujuan utama hubungan adalah terlaksananya kontrak tersebut. Ket. klik warna biru untuk link Download di Sini Lihat Juga 1. Kelompok Primer (Primary Group) dan Kelompok Sekunder (Secondary Group) (Youtube Channel. https://youtu.be/TXJRS1gxPc8 ) Jangan lupa like, komen, dan subscribe yah... 2. [Video] Kelompok Primer (Primary Group) dan Kelompok Sekunder (Secondary Group) (Youtube Chanel. https://youtu.be/dSyAn0G8lQE ) Materi Sosiologi SMA 1. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 1.1 Kelompok Sosial di Masyarakat (Kurikulum Revisi 2016) 2. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 1.2 Kelompok Sosial di Masyarakat (Kurikulum Revisi 2016) 3. Materi Sosiologi Kelas XI Bab 1.3 Kelompok Sosial di Masyarakat (Kurikulum Revisi 2016) 4. Materi Sosiologi Kelas XI. Bab 1. Kelompok Sosial di Masyarakat (Kurikulum 2013) 5. Materi Sosiologi Kelas XI. Bab 5. Kelompok Sosial di Masyarakat (KTSP) 6. Materi Ujian Nasional Kompetensi Kelompok Sosial
HUBUNGAN SOSIAL Pengertian Individu Individu berasal dari kata in-dividere yang berarti tidak dapat dibagi-bagi (atau sebagai sebutan bagi manusia yang berdiri sendiri, atau manusia perseorangan. Individu yang dimaksud adalah insan (manusia), aristoteles berpendapat bahawa manusia merupakan penjumlahan dari kemampuan tertentu yang masing-masing bekerja sendiri seperti kemampuan-kemampuan vegetatif (makan dan berkembang biak), kemampuan sensitif (bergerak, bernafsu, perasaan dan mengamati) dan kemampuan intelektif (kecerdasan). Lain halnya degan pendapat descartes, bahwa manusia terdiri atas zat rohaniah ditambah zat materil. Akan tetapi, willhem wuntt menegaskan bahwa jiwa manusia itu materil merupakan suatu kesatuan jiwa raga yang berkegiatan sebagai keseluruhan. Individu dalam hal ini merupakan konsep sosiologi yang berarti bahwa konsep individu tidak boleh diartikan sama dengan konsep sosial. Individu itu memiliki arti yang agak belainan. Jika dalam kehidupan sehari-hari individu menunjuk pada pribadi orang, sedangkan dalam sosiologi individu menunjuk pada subjek yang melakukan sesuatu, yang mempunyai pikiran, yang mempunyai kehendak, kebebasan, memberi arti (meaning) pada sesuatu, yang mampu menilai tindakan dan hasil tindakannya sendiri. Dengan kata lain, individu adalah subjek yang bertindak (aktor), subjek yang melakukan sesuatu hal, subjek yang memiliki pikiran, subjek yang memiliki keinginan, subjek yang memiliki kebebasan dan subjek yang memberi arti (meaning). Pada pengertian idividu sebagai konsep sosiologi, pengertian subjek menunjuk pada semua keadaan yang berhubungan dengan dunia internal manusia. Sedangkan konsep objek tidak teralu berbeda jauh artinya dari yang diartikan dalam ilmu-ilmu alam, seperti batu, air dan semua benda umumnya. Secara biologis, pengaruh gen yang diwariskan orang tuanya atau bahkan leluhur sebelumnya sangat mempengaruhi kelahiran individu. Untuk melahirkan individu yang normal, selain dipengaruhi oleh gen juga sangat tergantung pada kondisi yang sehat di tempat calon individu itu dilahirkan. Kondisi sehat yang dimaksud adalah kondisi pranatalis di dalam rahim ibu. Pertumbuhan dan perkembangan individu selanjutnya sangat dipengaruhi oleh berbagai masukan dari lingkungan sekitarnya. Salah satu lingkungan yang sehat adalah lingkungan pendidikan, melalui pendidikan individu dapat terbina dan terlatih potensinya. Nursid sumaatmadja (1998) menyatakan bahwa “kepribadian merupakan keseluruhan prilaku individu yang merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi bio-psiko-fisikal yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan yang terungkap pada tindakan dan perbuatan serta reaksi mental-psikologisnya, jika mendapat rangsangan dari lingkungan”. Bagan proses pembentukan individu menjadi pribadi Pada hakikatnya manusia adalah mahluk individu yang tidak dapat melepaskan diri dari hubungan dengan sesama manusialain di dalam mejalani kehidupan. Freedman (1962 : 112) menyatakan bahwa manusia merupakan mahluk yang tidak dilahirkan dengan kecakapan untuk “immadiate adaptation to environment” atau kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan segera terhadap lingkungan. Naluri manusia untuk selalu brhubungan dengan sesamanya ini dilandasi oleh alasan-alasan sebagai berikut:
Pengertian Kelompok sosial Lahirnya kelompok sosial disebabkan oleh kebutuhan manusia untuk berhubungan, tapi tidak semua hubungan tersebut dapat dikatakan sebagai kelompok sosial. Soerjono soekanto (1982 : 111) mengemukakan beberapa persyaratan terbentuknya kelompok sosial, yaitu :
Mac iver (1961 : 213) kelompok sosial adalah : “kelompok sosial terbentuk melalui proses interaksi dan sosialisasi, dimana manusia berhimpun dan bersatu dalam kehidupan bersama berdasarkan hubungan timbal balik, saling mempengaruhi dan memiliki kebersamaan untuk tolong menolong”. Proses yang berlangsung dalam kelompok sosial adalah “proses sosialisasi”. Buhler (1968 : 172) menyatakan bahwa proses sosialisasi adalah “proses yang membantu individu dalam kelompok melalui belajar dan penyesuaian diri, bagaimana cara hidup dan berfikir kelompoknya agar ia dapat berperan serta berfungsi bagi kelompoknya”. Berdasarkan pengalaman dalam kelompok, manusia mempunyai sistem tingkah laku (behavior system) yang dipengaruhi oleh watak pribadinya. Sistem prilaku ini yang akan membentuk suatu sikap (attitude).
Mac iver dan page (1957 : 213) menggolongkan kelompok sosial dalam beberapa kriteria:
Simmel dalam systematic society mendasarkan pengelompokannya pada :
Simmel memulainya dengan bentuk terkecil yang terdiri dari satu orang individu sebagai fokus hubungan sosial yang dinamakan “monad”, lalu dua individu yang dinamakan “dyad” dan tiga individu yang dinamakan “triad”. Dan ukuran lain dari klasifikasi kelompok sosial itu berdasarkan tingkat interaksi sosial yang terjadi dalam kelompok tersebut.
Pembagian kelompok sosial dari sudut pandang individu dapat dilihat dari :
Menurut polak (1966 : 166) konsep in group dan out group adalah “cerminan dari adanya kencenderungan sifat “entnocentris” dari individu-individu dalam proses sosialisasi sehubungan dengan keanggotaannya pada kelompok-kelompok sosial tersebut. Sikap dalam menilai kebudayaan lain dengan menggunakan ukuran-ukuran sendiri”. Sikap mempercayai sesuatu ini yang disebut dengan “beliefs” yang diajarkan kepada anggota kelompok melalui proses sosialisasi, baik secara sadar atau tidak sadar. Menurut soerjono soekanto (1984 : 120), sikap in group biasanya didasari oleh perasaan simpati. Dalam in group sering kali digunakan stereotypen, yaitu gambaran-gambaran atau anggapan-anggapan yang bersifat mengejek terhadap suatu objek diluar kelompoknya. Out group didasari oleh suatu kelainan dengan wujud antipati.
Charles horton cooley dalam social organization menyatakan “bahwa terdapat perbedaan yang luas dan mendasar dalam klasifikasi kelompok-kelompok sosial yang menyangkut perbedaan antar kelompok”. Cooley adalah kelompok yang ditandai dengan ciri-ciri kenal-mengenal antara anggotanya serta kerjasama erat yang bersifat pribadi. Selo soemarjan & soemardi (1964 : 604) dalam buku “setangkai bunga sosiologi” menyatakan “primary group merupakan kelompok kecil yang permanen berdasarkan saling mengenal secara pribadi diantara anggotanya”. Davis (1960 : 290) mengemukakan ciri-ciri khusus dari primary group sebagai berikut : Kondisi fisik. Cirinya adalah sifat kenal mengenal, kedekatan secara fisik dan emosional, adanya norma yang mengatur hubungan antara anggota-anggota dalam kelompok tersebut, dan kelompoknya biasanya kecil (anggotanya sedikit). Sifat hubungan primer. Bersifat kesamaan tujuan dari individu-individu dalam kelompok tersebut. Tujuan tersebut bersifat pribadi, spontan sentimental dan inklusif. Soekanto (1982 : 124) menyatakan bahwa sifat inklusif adalah “hubungan primer yang bersifat pribadi, mengandung arti hubungan tersebut melekat secara inheren pada kepribadian seseorang yang tidak mungkin digantikan oleh orang lain”. Hubungan inklusif didasarkan atas kesukarelaan dari pihak-pihak yang mengadakan hubungan tersebut. Sifat inklusif juga berarti bahwa hubungan primer menyangkut segala sesuatu tentang perasaan, kepribadian dan tempramen. Kelompok-kelompok yang konkret dan hubungan primer. Dalam kenyataan tidak ada primary group yang memenuhi hubungan ini secara sempurna. Hubungan primer yang masih murni biasanya terdapat pada masyarakat-masyarakat yang masih sederhana organisasinya, misalnya pada masyarakat pedesaan. Rouceck & warren (1962 : 46) dalam “sociology an introduction” , membatasi pengertian secondary group sebagai kelompok-kelompok besar yang terdiri dari banyak orang dan diantara individu itu tidak perlu saling mengenal secara pribadi dan sifatnya tidak langgeng. Perbedaan antara primary group & secondary group terdapat pada :
Gemeinschaft adalah bentuk kehidupan bersama dimana anggotanya diikat oleh hubungan batin yang bersifat alamiah dan dasar dari hubungan tersebut adalah rasa cinta dan kesatuan batin yang telah dikodratkan, bentuk utamanya dapat dijumpai dalam keluarga, kekerabatan, dan lain-lain. Gesselschaft adalah berupa ikatan pokok untuk jangka waktu yang pendek, bersifat imajiner dan strukturnya bersifat mekanis. Gesselschaft berbentuk hubungan perjanjian berdasarkan ikatan timbal balik, seperti ikatan perdagangan. Ciri gemeinschaft menurut tonnies :
Tiga tipe gemeinschaft menurut tonnies :
Formal group merupakan kelompok-kelompok yang mempunyai peraturan-peraturan tegas yang sengaja diciptakan untuk mengatur hubungan diantara anggotanya. Formal group bisa dikatakan sebagai association diamana anggotanya mempunyai kedudukan yang disertai dengan pembagian tugas & wewenang. Kriteria rumusan formal grup adalah merupakan keberadaan tata cara untuk memobilisasikan dan mengkoordinasikan usaha-usaha yang ditujukan untuk mencapai tujuan berdasarkan bagian-bagian organisasi yang bersifat spesialisasi. Artinya formal grup adalah suatu kelompok yang memiliki peraturan-peraturan yang tegas dan dengan sengaja diciptakan oleh angota-anggotanya untuk mengatur hubungan antara angota-anggotanya. Contohnya adalah himpunan mahasiswa dll. Informal grup adalah suatu kelompok yang terjadi karena kesamaan yang sifatnya tidak mengikat anggotanya serta tidak memiliki struktur dan organisasi yang pasti. Informal group terbentuk biasanya oleh intensitas pertemuan yang sering antara orang-orang yang mempertahankan kepentingan dan pengalaman bersama. Contoh klik (clique).
Kelompok sosial yang tidak teratur dapat digolongkan ke dalam 2 golongan besar yaitu kerumunan dan publik. Kerumunan, Kerumunan adalah suatu kelompok manusia yang bersifat sementara, tidak terorganisir dan tidak mempunyai seorang pimpinan serta tidak mempunyai sistem pembagian kerja. Ciri-ciri kerumunan:
Ada beberapa macam kerumunan:
– acting mobs, kumpulan orang yang bertindak emosional dalam demonstrasi atau unjuk rasa. – immoral mobs, kumpulan orang yang mabuk-mabukan. Publik Publik adalah merupakan kelompok yang tidak merupakan kesatuan. Interaksi yang terjadi berlangsung melalui alat-alat komunikasi pendukung, seperti pembicaraan berantai secara individual, media massa maupun kelompok. Setiap aksi publik dipengaruhi oleh keinginan individu, jadi tingkah laku pribadi dari publik pun didasari oleh tingkah laku individu atau prilaku individu.
Masyarakat pedesaan Dalam masyarakat pedesaan hubungan yang terjadi antara anggota masyarakat terjalin dengan erat, mendalam dengan sistem kehidupan berkelompok. Pekerjaan inti masyarakat pedesaan terkonsentrasi pada satu sektor yaitu pertanian. Masyarakat pedesaan (rural community) dan masyarakat perkotaan (urban community). Ciri-ciri masyarakat pedesaan dan perkotaan menurut soekanto (1982:149).
Masyarakat perkotaan. Masyarakat perkotaan pekerjaannya beraneka macam dan tidak terkonsentrasi kepada satu aspek pekerjaan. Pada masyarakat perkotaan sifat-sifat dan ciri-ciri kehidupan yang berbeda dengan masyarakat pedesaan, antara lain perbedaan dalam menilai keperluan hidup. Soerjono soekanto (1982:149) mengemukakan beberapa ciri lain yang membedakan antara masyarakat pedesaan dan perkotaan, yaitu : Masyarakat pedesaan mengarah kepada kehidupan yang agamis, sedangkan masyarakat perkotaan mengarah kepada kehidupan duniawi. Hal ini dilandasi oleh cara berfikir yang berbeda. Hal terpenting bagi masyarakat perkotaan adalah individu sebagai perseorangan yang memiliki peran serta status dalam masyarakatnya. Pada masyarakat pedesaan individu tidak berani menunjukkan eksistensinya dan kurang berani untuk menghadapi orang lain dengan latar belakang yang berbeda. Pada masyarakat perkotaan pembagian kerja lebih tegas dan jelas, sehingga mempunyai batas-batas yang nyata. Pada masyarakat pedesan adalah kebalikannya.
Dengan adanya sistem pembagian kerja yang tegas maka kemungkinan untuk memperoleh pekerjaan lebih banyak pada masyarakat perkotaan dibandingkan dengan masyarakat pedesaan. Hal ini juga dilihat dari faktor tingkat pendidikan. Pola pikir rasional pada masyarakat perkotaan memungkinkan terjadinya interaksi berlandaskan kepentingan bukan faktor pribadi. Jalan kehidupan yang cepat (roda kehidupan yang cepat) bagi warga kota menempatkan dihargainya/pentingnya faktor waktu dalam mengejar kehidupan individu. Pada masyarakat kota kemungkinan perubahan sosial lebih baerguna dibanding warga desa karena mereka lebih terbuka bagi adanya perubahan. Pengertian Masyarakat Masyarakat adalah “sekumpulan individu yang mengadakan kesepakatan bersama untuk secara bersama-sama mengelola kehidupan”, selo soemardjan. Masyarakat menurut smith, stanley & shores adalah sebagai suatu kelompok individu-individu yang terorganisasi serta berpikir tentang diri mereka sendiri sebagai suatu kelompok yang berbeda. Pengertian ini mengandung 2 hal, yaitu “masyarakat itu kelompok yang terorganisasi” dan “masyarakat itu kelompok yang berpikir tentang dirinya sendiri. Talcott parson, masyarakat adalah “suatu sistem sosial, dimana semua funsi prasyarat yang bersumber dan dalam dirinya sendiri bertemu secara tetap”. Sistem sosial yang dimaksud adalah terdiri dari pluralitas prilaku-prilaku perseorangan yang berinteraksi satu sama lain dalam suatu lingkungan fisik. Koentjaraningrat (1990 : 146), masyarakat adalah “kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat terus-menerus dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama”. Ciri-ciri pokok dari masyarakat :
Unsur-unsur terbentuknya suatu masyarakat
Unsur-unsur dalam sistem sosial sebagai berikut :
Masyarakat secara garis besar menyangkut 3 aspek, yaitu :
Daftar Pustaka Elisanti, dan Rostini Tintin. 2009. Sosiologi I: untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Maryati, Kun dan Juju Suryawat. 2013. Sosiologi: Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta : Erlangga Ruswanto. 2009. Sosiologi: SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Sunarto, Kamanto. 1993. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit FE – UI. Soerjono Soekanto. 2003. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada http://blog.unnes.ac.id/kartika/ ( Diakses pada 23 Desember 2015 pukul 21:22 WIB) |