Transaksi yang tidak melibatkan pihak eksternal perusahaan yaitu

Transaksi internal adalah transaksi keuangan antar pihak internal perusahaan.

Dalam operasional keuangan perusahaan, transaksi bisnis terus berlangsung setiap harinya. Transaksi terbagi menjadi transaksi internal dan eksternal. Perbedaannya terletak di cakupan kedua transaksi tersebut, antar pihak dalam perusahaan saja atau keluar. Transaksi internal adalah yang terbatas pada lingkup perusahaan saja tanpa melibatkan pihak ketiga di luar itu.

Pada artikel kali ini, OCBC NISP akan menjelaskan seputar transaksi internal, mulai dari pengertian, contoh, sampai bukti transaksi internal. Yuk simak selengkapnya berikut ini.

Pengertian Transaksi Internal

Transaksi internal adalah aktivitas finansial yang hanya melibatkan kalangan internal perusahaan saja. Transaksi jenis ini lebih memfokuskan pada pergeseran yang terjadi dalam aspek-aspek keuangan di perusahaan tersebut. Bukan transaksi dalam artian membeli, menjual, atau urusan keuangan lainnya yang berkaitan pada kalangan eksternal perusahaan.

Biasanya transaksi internal adalah aktivitas yang terjadi antara karyawan dengan pimpinan, atau juga antar divisi maupun departemen dalam keorganisasian perusahaan. Transaksi juga tidak sebatas pertukaran uang saja, namun bisa juga transaksi dalam bentuk barang.

Pemahaman lainnya mengenai transaksi internal adalah sebagai bukti pencatatan terhadap aktivitas yang dijalankan di dalam perusahaan berkaitan dengan keuangannya. Contoh transaksi internal adalah pengakuan pendapatan seiring berjalannya waktu, pengakuan beban penyusutan aset tetap, dan pengakuan beban kerugian piutang.

Pada umumnya bukti transaksi internal adalah berbentuk memo atau catatan yang ditulis oleh orang dengan jabatan tertentu yang berkepentingan. Sebagai contoh, memo ditulis oleh manajer divisi periklanan untuk diserahkan kepada manajer bagian keuangan.

Fungsi Bukti Transaksi

Setiap transaksi yang dilakukan dalam suatu perusahaan perlu dicatat dan dilaporkan dengan rapih. Hal ini diperlukan untuk menjalankan fungsi seperti audit keuangan, dan lain sebagainya. Lalu dalam mencatat setiap transaksi yang terjadi, diperlukan adanya bukti transaksi.

Secara umum, berikut adalah fungsi bukti transaksi:

  • Sebagai dasar dan acuan pencatatan akuntansi
  • Memastikan keaslian atas transaksi yang terjadi
  • Menghindari adanya penyelewengan atau kesalahan terhadap anggaran perusahaan
  • Meminimalisir terjadinya kesalahan dalam pencatatan transaksi
  • Memperjelas siapa yang bertanggung jawab atas aktivitas yang berlangsung
  • Sebagai media yang berisi informasi keuangan
  • Dokumen yang dapat digunakan di kemudian hari jika transaksi yang terjadi menimbulkan permasalahan
  • Menghindari terjadinya duplikasi dalam pengumpulan data keuangan

Contoh Transaksi Internal

Sesuai penjelasan di atas bahwa transaksi internal adalah transaksi yang terjadi hanya dalam lingkup internal perusahaan saja. Beberapa contoh transaksi internal adalah pemindahbukuan catatan keuangan dari satu tahapan ke tahapan berikutnya, seperti dari barang setengah jadi ke barang jadi dalam perusahaan manufaktur.

Lalu, amortisasi biaya yang dibayar di muka, pencatatan depresiasi aktiva tetap, dan urusan-urusan keuangan lainnya yang hanya berkutat pada lingkup dalam perusahaan tanpa melibatkan kalangan eksternal.

Jenis Bukti Transaksi Internal

Walaupun lingkupnya hanya internal perusahaan, namun setiap transaksi perlu dicatat dengan baik. Jenis-jenis transaksi internal memiliki jenis bukti transaksi internalnya tersendiri.

Mengutip Syaiful Bahri dalam bukunya Pengantar Akuntansi Berdasarkan SAK ETAP dan IFRS, berikut beberapa bukti transaksi internal adalah:

1. Bukti Kas Masuk

Pertama yang termasuk ke dalam bukti transaksi internal adalah bukti kas masuk, yaitu bukti mengenai transaksi berkaitan dengan penerimaan kas entitas. Penerimaan kas ini asalnya dari penerimaan penjualan aset, penerimaan pelunasan piutang, penerimaan penjualan atau pendapatan, penerimaan pendapatan sewa, dan penerimaan kas lainnya.

Bukti tersebut biasanya hanya dipakai oleh kalangan internal perusahaan misalnya untuk keperluan data dan pengarsipan. Contoh bentuk bukti kas masuk adalah kwitansi ataupun nota.

2. Bukti Kas Keluar

Berikutnya bukti dari transaksi internal adalah bukti kas keluar. Yaitu bukti transaksi mengenai pengeluaran kas ataupun pembayaran. Kas umumnya dikeluarkan dalam rangka keperluan membayar biaya-biaya seperti peralatan, perlengkapan, serta hal-hal lain yang dibutuhkan oleh kantor. Contoh bukti kas keluar misalnya nota kontan asli atau kwitansi dari kreditur.

Bukti transaksi kas keluar ini penting untuk memiliki keterangan komplit, mulai dari tanggal kas keluar, nama terkait, keterangan aktivitas, serta ditandatangani oleh pihak yang memiliki hak keuangan dalam perusahaan. Bukti tersebut setelahnya dapat dimanfaatkan oleh akuntan guna menyusun laporan keuangan perusahaan dalam jumlah kecil.

3. Bukti Memo

Terakhir, yang menjadi bukti dari transaksi internal adalah bukti memorial atau memorandum. Bukti memo adalah bukti tentang transaksi setiap harinya di luar transaksi penerimaan kas dan pengeluaran kas entitas, atau tidak termasuk dalam kas masuk dan keluar.

Bukti memo misalnya berhubungan dengan kebijakan akuntansi seperti penyusutan aset tetap, pengakuan beban yang masih harus dibayar, sampai pendapatan yang belum diterima. Bukti memo juga dapat dibuat oleh pimpinan perusahaan atau orang yang memiliki wewenang terhadap suatu kejadian yang berlangsung dalam internal perusahaan.

Sebagai contoh, memo yang ditulis pimpinan untuk mencatat gaji pegawai yang belum terbayarkan sepenuhnya dan perlu dibayar pada akhir periode.

Seperti itulah penjelasan mengenai transaksi internal dan macam-macamnya. Setiap transaksi perlu direkam dengan baik oleh perusahaan, karena akan ada proses audit keuangan. Memahaminya sampai pada bukti transaksi internal dan eksternal tentu akan menjadi manfaat bagi Sobat OCBC sekalian.

Pembahasan bermanfaat lainnya tentang keuangan dalam perusahaan, serta informasi bisnis dan finansial terkait dapat juga Anda temukan di laman OCBC berikut.

Baca juga:

Ilustrasi Bukti Transaksi Intern adalah. Foto: Pixabay.com

Bukti transaksi intern atau internal adalah transaksi yang terjadi di dalam perusahaan dan tidak berhubungan dengan pihak luar perusahaan.

Menurut jurnal Pemanfaatan Bukti-Bukti Transaksi Rumah Tangga sebagai Media Pembelajaran Mata Kuliah Manajemen Keuangan dan Praktik Akuntansi oleh Zahruddin dan Septi Yuniarti, setiap transaksi yang dilakukan oleh perusahaan jasa selalu didukung oleh bukti transaksi.

Bukti transaksi adalah dokumen atau catatan pertama kali yang mencatat atau merekam terjadinya transaksi uang. Seluruhnya menjadi sumber pencatatan dan bukti tertulis di kemudian hari.

Setiap perusahaan yang menjalankan aktivitas bisnis, tidak terkecuali perusahaan jasa, membutuhkan suatu dokumen asli. Surat itu menjadi alat untuk merekam seluruh transaksi yang terjadi.

Terdapat dua jenis bukti transaksi yang digunakan dalam keuangan, yakni transaksi intern dan ekstern. Kedua transaksi tersebut menggunakan bukti-bukti transaksi, yakni faktur, kuitansi, nota kredit, nota debet, nota kontan, dan memo.

Faktur diberikan kepada pembeli sebagai bukti pembelian kredit, sedangkan tembusannya disimpan penjual sebagai bukti kredit. Kuitansi adalah surat tanda bukti pembayaran sejumlah uang yang dibuat oleh si penerima uang.

Nota kredit merupakan surat bukti terjadinya pengurangan piutang usaha karena pengembalian akibat kerusakan. Sedangkan nota debet adalah surat bukti terjadinya pengurangan utang usaha karena terdapat pengembalian barang.

Nota kontan adalah bukti pembelian barang secara tunai yang dibuat oleh penjual kepada pembeli. Setelah itu, memo adalah bukti transaksi yang dibuat oleh pemimpin perusahaan yang berisi perintah atau catatan kejadian yang ditujukan kepada anggota lain.

Ilustrasi Bukti Transaksi Intern adalah. Foto: Pixabay.com

Selain itu, ada pula bukti transaksi lain yang digunakan dalam keuangan. Di antaranya adalah bukti transaksi intern (internal) dan bukti transaksi ekstern (eksternal). Simak penjelasannya berikut ini.

Bukti intern (internal) merupakan bukti pencatatan untuk transaksi yang terjadi di dalam perusahaan itu sendiri. Bukti ini dibuat untuk kepentingan perusahaan sendiri dan tidak berhubungan dengan pihak luar perusahaan. Contohnya, memo.

Salah satu bukti transaksi intern adalah memo. Catatn itu dibuat oleh manajer bagian pembukuan yang berkaitan dengan penyusutan aset tetap, pemakaian perlengkapan, penggunaan bahan baku, dan pengambilan barang.

Bukti ekstern (eksternal) adalah bukti pencatatan untuk transaksi yang terjadi antara perusahaan dan pihak lain di luar perusahaan. Misalnya, dalam hal pembelian barang, penerimaan piutang, pembayaran utang, dan lain sebagainya.

Contoh bukti transaksi ekstern adalah faktur, nota, cek, kuitansi, bukti pengeluaran kas, bukti penerimaan kas, bukti penjualan, dan bukti pembelian.

Manfaat dan Fungsi Bukti Transaksi

Menurut buku Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, secara khusus bukti transaksi dalam proses dan kegiatan akuntansi memiliki manfaat dan fungsi sebagai berikut:

  1. Bukti transaksi dapat mengetahui pihak yang bertanggung jawab atas terjadinya transaksi.

  2. Bukti transaksi menjadi media yang berisikan data informasi keuangan.

  3. Bukti transaksi sebagai dasar untuk pencatatan akuntan.

  4. Bukti transaksi dapat mengurangi kemungkinan kesalahan dengan cara menyatakan transaksi dalam bentuk tulisan.

  5. Bukti transaksi dapat menghindari duplikasi pada pengumpulan data keuangan.