Termasuk ke dalam akhlak apakah orang yang menyayangi tumbuhan

jumanto.com – Menyayangi hewan dan tumbuhan di dalam agama Islam adalah merupakan akhlak terpuji yang diperintahkan oleh Nabi. Rasulullah sendiri pernah bersabda, sayangilah makhluk yang ada di Bumi, maka Yang ada di langit pun akan menyayangimu. Di dalam hadits pun disebutkan juga mengenai pahala menyayangi hewan atau binatang, apa pun itu, termasuk kucing dan binatang lainnya. Menyayangi binatang dalam Islam dilakukan dalam banyak cara.

Saat kita mau menyembelih, menyayangi binatang dalam syariat penyembelihan adalah sesuatu yang harus dilakukan. Tidak boleh semena-mena saat akan menyembelih hewan, makanya kita harus menggunakan alat sembelih yang tajam.

Menyayangi binatang termasuk sifat terpuji, yang dilakukan juga dengan cara memberikan makan hewan peliharaan secara tepat waktu. Jangan sampai kita mengurung hewan lalu kita lalai memberikan makan.

Menyayangi binatang termasuk akhlak Muslim, oleh karena itu dilarang untuk membunuh hewan dengan cara dibakar misalnya. Membunuh hewan pun harus dengan cara yang baik.

Islam mengatur kehidupan ini dengan begitu indahnya, dengan lembah lembut, penuh kasih sayang, bahkan terhadap hewan dan tumbuhan pun kita diperintahkan untuk berbuat kasih sayang.

Contoh kasih sayang kepada binatang seperti tidak melukai, tidak menggunakan tenaga hewan secara berlebihan, tidak membunuh dengan cara yang menyiksa, memberi makan tepat waktu, dan sebagainya.

Baca juga:

  • Hadis Istighfar 100 Kali.

Pahala Menyayangi Hewan Dalam Islam Berdasarkan Dalil Hadits Nabi

Jika kita mempunyai hewan peliharaan, kita punya kewajiban untuk memberi makan, jangan sampai kita telantarkan.

Misalkan punya burung, wajib memberikan makan kepadanya.

Tidak hanya kepada binatang peliharaan, terhadap hewan-hewan lain pun kita diperintahkan untuk kasih sayang.

Berikut ini sebuah hadits tentang menyayangi binatang yang pahalanya luar biasa:

حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ حَدَّثَنِي مَالِكٌ عَنْ سُمَيٍّ مَوْلَى أَبِي بَكْرٍ عَنْ أَبِي صَالِحٍ السَّمَّانِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِي بِطَرِيقٍ اشْتَدَّ عَلَيْهِ الْعَطَشُ فَوَجَدَ بِئْرًا فَنَزَلَ فِيهَا فَشَرِبَ ثُمَّ خَرَجَ فَإِذَا كَلْبٌ يَلْهَثُ يَأْكُلُ الثَّرَى مِنْ الْعَطَشِ فَقَالَ الرَّجُلُ لَقَدْ بَلَغَ هَذَا الْكَلْبَ مِنْ الْعَطَشِ مِثْلُ الَّذِي كَانَ بَلَغَ بِي فَنَزَلَ الْبِئْرَ فَمَلَأَ خُفَّهُ ثُمَّ أَمْسَكَهُ بِفِيهِ فَسَقَى الْكَلْبَ فَشَكَرَ اللَّهُ لَهُ فَغَفَرَ لَهُ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَإِنَّ لَنَا فِي الْبَهَائِمِ أَجْرًا فَقَالَ نَعَمْ فِي كُلِّ ذَاتِ كَبِدٍ رَطْبَةٍ أَجْرٌ.

Artinya:

Dari Abu Hurairah (w. 57 H) bahwa Rasulullah Saw. bersabda: “Pada suatu ketika ada seorang laki-laki sedang berjalan melalui suatu jalan, lalu dia merasa sangat kehausan. Kebetulan dia menemukan sebuah sumur, maka dia turun ke sumur itu untuk minum. Setelah keluar dari sumur, dia melihat seekor anjing menjulurkan lidahnya menggigit tanah basah karena kehausan. Orang itu berkata dalam hatinya; ‘Alangkah hausnya anjing itu, seperti yang baru ku alami.’ Lalu dia turun kembali ke sumur, kemudian dia menciduk air dengan sepatunya, dibawanya ke atas dan diminumkannya kepada anjing itu. Maka Allah berterima kasih kepada orang itu (diterima-Nya amalnya) dan diampuni-Nya dosanya.’ Para sahabat bertanya; ‘Ya, Rasulullah! Dapat pahalakah kami bila menyayangi hewan-hewan ini? ‘ Jawab beliau: ‘Ya, setiap menyayangi makhluk hidup adalah berpahala. H.R Bukhari (w. 256 H)

Dari kisah di atas, kita dapat mengambil pelajaran:

Bahwa seorang laki-laki yang menolong anjing yang kehausan, mendapatkan pahala berupa diterima amal serta diampuni dosa, apalagi kalau kita berbuat baik kepada hewan yang lebih mulia dari anjing, kucing misalkan.

Anjing yang merupakan hewan najis saja, jika ditolong karena kehausan, si penolongnya akan mendapatkan ampunan dari Allah.

Lalu, bagaimana jika kita menolong manusia, yang jelas lebih sempurna daripada anjing?

Menyayangi Hewan Berpahala, Apalagi Menyayangi Sesama Manusia

Setelah membaca hadits ini, mudah-mudahan kita semakin termotivasi untuk menolong orang lain.

Termotivasi untuk berbuat baik kepada orang lain, terutama fakir miskin yang hidupnya serba kekurangan.

Memberikan minum kepada Anjing saja pahalanya begitu besar.

Apalagi memberikan makan minum kepada sesama manusia.

Dari hadits ini juga kita bisa mengambil pelajaran, menyayangi hewan itu mendapatkan pahala.

Bukan sesuatu yang sepele, so berbuat baiklah kepada hewan.

Jangan menyiksa atau menyakiti.

Hewan yang dimaksud tentu saja hewan yang dihormati dan bukan hewan yang diperintahkan untuk dibunuh.

Baca juga:

  • Pahala Isya dan Subuh Berjamaah.

Kesimpulan: Anjuran Adab Akhalak Terhadap Hewan

Seorang laki-laki yang memberi minum anjing yang kehausan mendapatkan pahala dari Allah. Dari sini kita bisa mengambil kesimpulan, menyayangi hewan termasuk akhlak terpuji di dalam Islam.

Jika menyayangi binatang saja berpahala, apalagi menyayangi dan menolong sesama.

Demikian hadits tentang Pahala Menyayangi Hewan Atau Binatang Dalam Islam yang Luar Biasa. Baca juga: Wama Indallahi Khoir.

Pengertian akhlak terhadap binatang dan tumbuhan – Akhlak terhadap binatang dan tumbuhan adalah memperlakukan binatang dan tumbuhan secara baik dan penuh kasih sayang. Orang yang berbudi luhur tidak hanya berbuat baik kepada orang tua, saudara dan manusia lain, tetapi juga berbuat baik terhadap binatang dan tumbuhan. Binatang dan tumbuhan pun ingin diperlakukan secara baik oleh manusia, tidak ingin dianiaya, disiksa dan lain-lain.

Termasuk ke dalam akhlak apakah orang yang menyayangi tumbuhan

Sebagai manusia kita harus membiasakan diri memelihara dan menyayangi binatang. Allah menciptakan alam dan sekitarnya termasuk di dalamnya binatang adalah dianugerahkan kepada manusia. Begitu banyak manfaat yang dapat diambil dari binatang di antaranya, yaitu:

  1. Dagingnya mengandung protein yang sangat dibutuhkan oleh manusia.
  2. Bulu domba untuk bahan wol.
  3. Alat angkutan beban berat.
  4. Untuk pemandangan yang indah.
  5. Air susu merupakan makanan dan minuman lezat dan obat.
  6. Telur merupakan sumber protein bagi manusia.
  7. Kulit dan bahkan tulangnya dapat dimanfaatkan sebagai perhiasan.

Cara Menyayangi Binatang

1. Menghindari agar jangan sampai menyiksa atau menyakitinya seperti memberi beban yang terlalu berat, mengadu jago, ikan, jangkrik, memukulinya dan lain sebagainya. Binatang pun merasakan sakit seperti kita merasakan sakit. Hanya saja binatang tidak dapat mengeluh seperti manusia. Manusia lah yang harus mengerti, karena manusia yang mempunyai akal.

2. Terhadap binatang peliharaan, kita harus memperhatikan makanan dan minumannya. Jangan sampai terlambat memberikan makanan dan minumannya. Berdosa besar, orang yang mengurung, mencencang binatang tanpa dipikirkan makanan dan minumannya.

Terhadap binatang-binatang, Rasulullah Saw telah memberikan tuntunan dengan sabdanya yang artinya sebagai berikut:

“Sesungguhnya Allah mewajibkan berbuat baik atas segala macam binatang, apabila kalian membunuh bunuhlah dengan baik, dan jika kalian menyembelih sembelihlah dengan baik !. Hendaklah seseorang di antara kamu meruncingkan (menajamkan) pisaunya dan cepat mematikan sembelihannya.” (HR Muslim)

Sabda Rasulullah Saw yang artinya:

“Sayangi lah makhluk-makhluk yang ada di bumi, niscaya engkau akan disayangi oleh para Malaikat) yang ada di langit.”

Dalam sebuah hadist telah disabdakan oleh Nabi Muhammad saw yang artinya :

“Ada seorang perempuan masuk neraka karena mengikat kucing-nya.” (Al-Hadist)

Mencintai Tumbuh-Tumbuhan

Rasulullah Saw, sewaktu mengutus pasukan muslim ke perang Muktah, diantara pesan beliau, adalah agar laskar Islam tidak menebang pohon yang bermanfaat bagi kehidupan rakyat. Larangan tersebut dipesankan Rasulullah saw. dalam situasi perang, apalagi dalam keadaan aman, tentu kita dilarang keras merusak tumbuh-tumbuhan secara tidak baik.

Dalil Mengenai Akhlak Terhadap Binatang dan Tumbuhan

Allah Swt menciptakan langit dan bumi bahkan Ia menciptakan alam semesta ini, Allah telah menciptakan, menentukan bahwa semua makhluk ciptaan Nya ada dalam hubungan yang berkesinambungan.

Firman Allah dalam Al Qur’an:

Artinya:”Dan Allah telah meratakan bumi untuk makhluk(Nya). Di bumi itu ada buah-buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang. Dan biji-bijian yang berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?.” (QS Ar Rahman: 10 – 13)

Allah SWT yang bersifat Maha Pengasih kepada hamba-Nya. Selain menciptakan manusia Allah menciptakan pula tumbuh-tumbuhan sebagai sumber makanan yang utama bagi manusia. Manusia perlu makan nasi, jagung, gandum, ketela pohon, sagu, ubi, sebagai makanan pokok, semuanya berasal dari tumbuh-tumbuhan.

Sebagai pelengkap  makanan pokok pun biasanya diperlukan sayuran yang sebagian besar bahannya dari tumbuh-tumbuhan seperti, cabe, kangkung, wortel,labu, terong, sawi dan lain-lain. Yang termasuk jenis sayur-sayuran. Untuk penyedap masakan, diperlukan bumbu-bumbu seperti, jahe, lengkuas, kunyit, merica, dan sebagainya juga berasal dari tumbuh-tumbuhan. Buah-buahan yang bergizi dan lezat rasanya berasal dari tumbuh-tumbuhan. Alat-alat obat dan kosmetik banyak sekali yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.

Baca juga: Pentingnya Membiasakan Sifat Rajin Dalam Islam

Untuk membuat perabotan rumah tangga memerlukan kayu sebagai bahan baku.Untuk keindahan rumah dan pekarangan diperlukan taman yang ditata dari warna-warni bunga dan rumput-rumputan, itupun termasuk tumbuh-tumbuhan. Manusia memelihara binatang ternak yang makanan pokoknya dari rumput-rumputan itupun tumbuh-tumbuhan. Jadi jelaslah betapa besar guna dan manfaat tumbuh-tumbuhan di dalam kehidupan manusia.

Karena itu sudah kewajiban bagi manusia agar bumi dan isinya termasuk binatang dan tumbuh-tumbuhan serta lingkungannya dapat kita sayangi dan dilestarikan, kita olah dan kita makmurkan, bukan malah kita telantarkan dan kita buru, yang semuanya itu sebenarnya hanya untuk kepentingan kita (manusia) dan anak cucu kita sampai akhir zaman.

Allah Swt berfirman dalam Al-Qur’an  yang artinya:

“Dialah Allah yang menciptakan kamu dan ditempatkannya kamu mendiami bumi ini dengan tugas agar kamu dapat mengolah dan memakmurkannya. (QS Hud : 61)

Baca juga: Pengertian Sifat Pemaaf Dalam Islam

Itulah amanat Allah kepada manusia, yang tadinya bumi itu telah diminta oleh para malaikat untuk menerimanya, tetapi Allah telah menolak permintaan malaikat itu, kemudian diserahkan kepada manusia.