Teknologi radiasi dalam bidang industri diantaranya digunakan untuk melapisi kayu

PEMANFAATAN RADIONUKLIDA DALAM BIDANG INDUSTRI

Disusun Oleh :

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2014

KATA PENGANTAR

            Puji syukur penulis panjatkan  kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan bimbinganNya-lah penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Pemanfaatan Radionuklida dalam Bidang Industri ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas matakuliah Radiokimia pada semester IV ini.

Makalah ini disusun dari berbagai sumber seperti buku, jurnal ilmiah dan internet. Penulis menyadari bahwa “ tak ada gading yang tak retak”, penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan dari semua pihak demi perbaikan makalah ini dikemudian hari.

Medan,     April 2014


Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang

Bagi sebagian golongan masyarakat radionuklida/radioisotop sebagai produk dan reaktor nuklir dianggap sebagai benda yang berbahaya yang kehadirannya harus dihindari. Radionuklida sebagai unsur yang mempunyai sifat memancarkan radiasi memang berpotensi berbahaya bagi manusia apabila penanganannya tidak mengikuti aturan dan ketentuan tentang proteksi radiasi. Namun apabila radionuklida ini didayagunakan dengan memperhatikan aturan dan ketentuan tentang proteksi radiasi maka manfaatnya bagi manusia, bagi masyarakat dan bagi pembangunan negara adalah sangat besar.

Pengenalan radionuklida bagi kehidupan umat manusia dimaksudkan untuk kesejahteraan manusia, dan bukan untuk mengancam kehidupan manusia.

Di negara - negara maju penggunaan dan penerapan keradioaktifan telah dilakukan dalam berbagai bidang, misalnya bidang kedokteran, bidang pertanian, bidang kimia dan bidang industri.

Teknologi nuklir untuk kemanusiaan telah terbukti sebagai salah satu teknologi yang dapat memberi manfaat bagi seluruh bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Peningkatan kesejahteraan manusia melalui pemanfaatan teknologi nuklir telah diimplementasikan dalam berbagai bidang diantaranya bidang kesehatan, pertanian, hidrologi, industri, dan energi.

Teknologi produksi radionuklida dan radiofarmaka, serta pemanfaatan operasi siklotron, harus senantiasa ditingkatkan pengembangan dan pendayagunaannya agar dapat memenuhi kebutuhan pemakai. Pengembangan teknologi produksi radionuklida dan radiofarmaka diarahkan pada inovasi produk berdayaguna tinggi dan strategis sehingga dapat dimanfaatkan langsung dalam bidang kesehatan, industri dan bidang-bidang lain.

Pada makalah ini pemakalah hanya akan membatasi pembahasan mengenai penggunaan radioisotop dalam bidang industri.

1.2     Tujuan

          Tujuan penyusunan makalah ini adalah :

Ø   Mengetahui pengertian radionukida.

Ø   Mengetahui sifat - sifat radionuklida.

Ø   Mengetahui macam - macam radionuklida.

Ø   Mengetahui peranan dan manfaat radinuklida dalam bidang industri.

Ø   Mengetahui dampak negatif dari radiasi zat radioaktif.

Ø   Mengetahui cara pengolahan limbah radionuklida.

1.3     Manfaat Makalah

          Manfaat makalah ini adalah agar mahasiswa dan pembaca mengetahui lebih dalam lagi tentang radionuklida dan peranannya dalam kehidupan khususnya dalam bidang industri.

BAB II

                                                                               ISI      

2.1     Pengertian Radionuklida

Radioaktivitas adalah fenomena pemancaran yang spontan dari radiasi-radiasi yang ditunjukkan oleh elemen-elemen berat atau kemampuan inti atom yang tak-stabil untuk memancarkan radiasi menjadi inti yang stabil. Materi yang mengandung inti tak - stabil yang memancarkan radiasi disebut zat radionuklida. Besarnya radioaktivitas suatu unsur radioaktif (radionuklida) ditentukan oleh konstanta peluruhan. Peluruhan ialah perubahan inti atom yang tak-stabil menjadi inti atom yang lain, atau berubahnya suatu unsur radioaktif menjadi unsur yang lain.

Radioaktivitas ditemukan oleh H. Becquerel pada tahun 1896. Becquerel menamakan radiasi dengan uranium. Dua tahun setelah itu, Marie Curie meneliti radiasi uranium dengan menggunakan alat yang dibuat oleh Pierre Curie, yaitu pengukur listrik piezo (lempengan kristal yang biasanya digunakan untuk pengukuran arus listrik lemah), dan Marie Curie berhasil membuktikan bahwa kekuatan radiasi uranium sebanding dengan jumlah kadar uranium yang dikandung dalam campuran senyawa uranium. Disamping itu, Marie Curie juga menemukan bahwa peristiwa peluruhan tersebut tidak dipengaruhi oleh suhu atau tekanan, dan radiasi uranium dipancarkan secara spontan dan terus menerus tanpa bisa dikendalikan. Marie Curie juga meneliti campuran senyawa lain, dan menemukan bahwa campuran senyawa thorium juga memancarkan radiasi yang sama dengan campuran senyawa uranium, dan sifat pemancaran radiasi seperti ini diberi nama radioaktivitas.

Pada tahun 1898, ia menemukan unsur baru yang sifatnya mirip dengan bismut. Unsur baru ini dinamakan polonium diambil dari nama negara asal Marie Curie, yaitu Polandia. Setelah itu H. Becquerel dan Marie Curie melanjutkan penelitiannya dengan menganalisis pitch blend (bijih uranium). Mereka berpendapat bahwa di dalam pitch blend terdapat unsur yang radioaktivitasnya lebih kuat daripada uranium atau polonium. Pada tahun yang sama mereka mengumumkan bahwa ada unsur radioaktif yang sifatnya mirip dengan barium. Unsur baru ini dinamakan radium (Ra), yang artinya benda yang memancarkan radiasi.

2.2     Macam - Macam Sinar Radioaktif

1.  Sinar Alpha

Definisi sinar alpha adalah zarah radioaktif yang mempunyai massa partikel sekitar empat kali massa partikel hidrogen. Sinar alpha merupakan inti atom helium bermuatan positif yang dipengaruhi medan magnet dengan lambang : α atau 2He4. Partikel sinar α sama dengan inti helium. Sinar α merupakan radiasi partikel bermuatan positif dan merupakan partikel terberat yang dihasilkan zat radioaktif. Sinar α yang dipancarkan dari inti dengan kecepatan sepersepuluh atau 0,1 dari kecepatan cahaya. Daya tembus sinar α paling kecil dibandingkan sinar radioaktif  lainnya, sedangkan daya jangkau mencapai 2,8-8,5 cm dalam udara dan dapat dihentikan oleh selembar kertas biasa. Daya ionisasi sinar α paling besar karena dapat mengionisasi molekul yang dilaluinya sehingga dapat menyebabkan 1 atau lebih elektron suatu molekul lepas, sehingga molekul menjadi ion. Sinar alphaa dapat membelok ke arah kutub negatif dalam medan listrik. Partikel alpha adalah bentuk radiasi partikel yang sangat menyebabkan ionisasi, dan kemampuan penetrasinya rendah.

2.  Sinar Betha

Partikel Betha merupakan suatu partikel subatomik yang terlempar dari inti atom yang tidak stabil. Partikel tersebut ekuivalen dengan elektron dan memiliki muatan listrik negatif tunggal -e ( -1,6 x 10-19 C ) dan memiliki massa yang sangat kecil ( 0.00055 atomic mass unit ) atau hanya berkisar 1/2000 dari massa neutron atau proton. Perbedaannya adalah partikel betha berasal dari inti sedangkan elektron berasal dari luar inti. Kecepatan dari partikel betha adalah beragam bergantung pada energi yang dimiliki oleh tiap - tiap partikel.

3.  Sinar Gamma

Sinar gamma (Sinar gamma; seringkali dinotasikan dengan huruf Yunani gamma, γ) adalah sebuah bentuk berenergi dari radiasi elektromagnetik yang diproduksi oleh radioaktivitas atau proses nuklir atau subatomik lainnya seperti penghancuran elektron-positron.

Sinar gamma membentuk spektrum elektromagnetik energi tertinggi. Mereka seringkali didefinisikan bermulai dari energi 10 keV/ 2,42 EHz/ 124 pm, meskipun radiasi elektromagnetik dari sekitar 10 keV sampai beberapa ratus keV juga dapat menunjuk kepada sinar X keras. Penting untuk diingat bahwa tidak ada perbedaan fisikal antara sinar gamma dan sinar X dari energi yang sama. Keduanya adalah dua nama untuk radiasi elektromagnetik yang sama, sama seperti sinar matahari dan sinar bulan adalah dua nama untuk cahaya tampak. Namun, gamma dibedakan dengan sinar X dari sumber mereka. Sinar gamma adalah istilah untuk radiasi elektromagnetik energi tertinggi yang diproduksi oleh transisi energi karena percepatan elektron. Karena beberapa transisi elektron memungkinkan untuk memiliki energi lebih tinggi dari beberapa transisi nuklir, ada tumpang-tindih antara apa yang kita sebut sinar gama energi rendah dan sinar-X energi tinggi.

Sinar gamma merupakan sebuah bentuk radiasi mengionisasi; mereka lebih menembus dari radiasi alpha atau betha (keduanya bukan radiasi elektromagnetik), tapi kurang mengionisasi.

2.3     Sifat - Sifat Radionuklida

          Sifat - Sifat Sinar Radioaktif adalah :

1.  Dapat menembus kertas atau lempengan logam tipis.

2.  Dapat mengionkan gas yang disinari.

3.  Dapat menghitamkan pelat film.

4.  Menyebabkan benda - benda berlapis ZnS dapat berpendar (fluoresensi).

5.  Dapat diuraikan oleh medan magnet menjadi tiga berkas sinar, yaitu sinar α, β,dan γ.

6.  Radiasi - radiasi mempunyai daya tembus yang tinggi, radiasi - radiasi itu              mempengaruhi plat - plat fotografik, menyebabkan sintilasi pada layar - layar yang floresen, menimbulkan panas dan menghasilkan perubahan - perubahan kimia.

7.  Bila radiasi dipancarkan habis, maka terbentuklah elemen - elemen baru yang biasanya juga bersifat radioaktif.

8.  Pemancaran dari radiasi- radiasi adalah spontan.

9.  Pemancaran tidak segera, tetapi dapat meliputi suatu periode waktu.

2.4     Macam - Macam Radionuklida

Berdasarkan asalnya, radioaktivitas dikelompokkan menjadi radioaktivitas alam dan radioaktivitas buatan. Dalam radioaktivitas alam, ada yang berasal dari alam dan dari radiasi kosmik. Radioaktivitas buatan dipancarkan oleh radionuklida yang sengaja dibuat manusia, dan berbagai jenis radionuklida dibuat sesuai dengan penggunaannya.

A.      Radioaktivitas Alam

           Radionuklida alam primer merupakan radionuklida yang terbentuk secara alamiah dan bersifat radioaktif. Disebut primer karena waktu paruh panjang sehingga masih bisa ditemukan sampai sekarang. Contoh: 92U238 dengan waktu paruh=4,5x109 tahun

           Radionuklida alam sekunder merupakan radioaktif dan dapat tidak ditemukan di alam. Waktu paruh pendek, tidak dapat ditemukan di alam, tetapi dapat dibentuk secara kontinu oleh radionuklida alam primer, misal 90Th234 dengan waktu paruh 24 hari.

           Radionuklida alam terinduksi, misalnya 6C14 yang dibentuk karena interaksi sinar kosmik dan nuklida 7N14 di atmosfir.

Radioaktivitas Primordial

Pada litosfer, banyak terdapat inti radioaktif yang sudah ada bersamaan dengan terjadinya bumi, yang tersebar secara luas yang disebut radionuklida alam. Radionuklida alam banyak terkandung dalam berbagai macam materi dalam lingkungan, misalnya dalam air, tumbuhan, kayu, bebatuan, dan bahan bangunan.

Radionuklida primordial dapat ditemukan juga di dalam tubuh mausia. Terutama radioisotop yang terkandung dalam kalium alam.

Radioaktivitas yang Berasal dari Radiasi Kosmik

Pada saat radiasi kosmik masuk ke dalam atmosfer bumi, terjadi interaksi dengan inti atom yang ada di udara menghasilkan berbagai macam radionuklida. Yang paling banyak dihasilkan adalah H-3 dan C-14. Kecepatan peluruhan dan kecepatan pembentukan radionuklida seimbang, sehingga secara teoritis jumlahnya di alam adalah tetap. Berdasarkan fenomena tersebut, maka dengan mengukur kelimpahan C-14 yang ada dalam suatu benda, dapat ditentukan umur dari benda tersebut dan metode penentuan umur ini dinamakan penanggalan karbon (Carbon Dating).

B.      Radioaktivitas Buatan

Radioaktivitas buatan  merupakan radionuklida yang terbentuk tidak secara alamiah, tetapi hasil sintesis.

Dewasa ini telah banyak sekali unsur radioaktif berhasil dibuat oleh manusia berdasarkan reaksi inti antara nuklida yang tidak radioaktif dengan neutron (reaksi fisi di dalam reaktor atom), aktivasi neutron, atau berdasarkan penembakan nuklida yang tidak radioaktif dengan partikel atau ion cepat (di dalam alat - alat pemercepat partikel, misalnya akselerator atau siklotron). Radionuklida buatan ini bisa memancarkan jenis radiasi alpha, betha, gamma dan neutron. Pada saat ini radionuklida (radioisotop) buatan tersebut telah banyak digunakan dalam berbagai bidang kehidupan manusia, misalnya di bidang pertanian, peternakan, kesehatan, industri, dan sebagainya.

2.5     Macam - Macam Reaksi Inti 

1.       Reaksi Penembakan

-       Penembakan dengan partikel alpha

-       Penembakan dengan proton

-       Penembakan dengan neutron

2.       Reaksi Fisi (Pembelahan Inti)

          Sesaat sebelum perang dunia kedua beberapa kelompok ilmuwan mempelajari hasil reaksi yang diperoleh jika uranium ditembak dengan neutron. Otto Hahn dan F. Strassman, berhasil mengisolasi suatu senyawa unsur golongan II A, yang diperoleh dari penembakan uranium dengan neutron. Mereka menemukan bahwa jika uranium ditembak dengan neutron akan menghasilkan beberapa unsur menengah yang bersifat radioaktif. Reaksi ini disebut reaksi pembelahan inti atau reaksi fisi.

          Dari reaksi fisi telah ditemukan lebih dari 200 isotop dari 35 cara sebagai hasil pembelahan uranium-235. Ditinjau dari sudut kestabilan inti, hasil pembelahan mengandung banyak proton. Dari reaksi pembelahan inti dapat dilihat bahwa setiap pembelahan inti oleh satu neutron menghasilkan dua sampai empat neutron. Setelah satu atom uranium-235 mengalami pembelahan, neutron hasil pembelahan dapat digunakan untuk pembelahan atom uranium-235 yang lain dan seterusnya sehingga dapat menghasilkan reaksi rantai. Bahan pembelahan ini harus cukup besar sehingga neutron yang dihasilkan dapat tertahan dalam cuplikan itu. Jika cuplikan terlampau kecil, neutron akan keluar sehingga tidak terjadi reaksi rantai.

3.       Reaksi Fusi (penggabungan)

          Pada reaksi fusi, terjadi proses penggabungan dua atau beberapa inti ringan menjadi inti yang lebih berat. Energi yang dihasilkan dari reaksi fusi lebih besar dari pada energi yang dihasikan reaksi fisi dari unsur berat dengan massa yang sama.

Reaksi - reaksi fusi biasanya terjadi pada suhu sekitar 100 juta derajat celsius. Pada suhu ini terdapat plasma dari inti dan elektron. Reaksi fusi yang terjadi pada suhu tinggi ini disebut reaksi termonuklir.

2.6     Peranan Radionuklida Dalam Bidang Industri

Peranan radionuklida dalam kehidupan manusia sangat besar. Radionuklida banyak dimanfaatkan pada bidang kedokteran, bidang industri, bidang militer, hirologi, bidang biologi, bidang pertanian, bidang peternakan dan rumah tangga. Yang akan dibahas kali ini adalah pemanfaatan radionuklida dalam bidang industri.

   Pemanfaatan teknologi nuklir yang mencakup pemanfaatan zat radioaktif di Indonesia dalam bidang industri, kesehatan, dan penelitian terus berkembang sebagai wujud kemampulaksanaan, keberterimaan masyarakat secara tidak langsung dan keunggulan tenaga nuklir dibandingkan dengan teknologi lain.

Pemakaian radioisotop dalam bidang industri saat ini juga sudah banyak dilakukan. Hal ini secara teknoekonomi dapat mengalahkan teknik konvensional. Bahkan beberapa hal yang tidak bisa dilakukan secara konvensional, dapat dilakukan dengan menggnakan bantuan teknologi nuklir.

Beberapa contoh pemanfaatan radiasi nuklir dalam bidang industri antara lain :

a.   Teknik radiografi

          Teknik radiografi ini banyak digunakan dalam bidang industri untuk mengetahui kemungkinan adanya cacat bagian dalam suatu benda yang tidak dapat dilihat secara langsung oleh mata. Dalam teknik ini diperlukan sumber radiasi dan film untuk merekam cacat benda bagian dalam yang mungkin ada. Sumber radiasi yang biasanya digunakan adalah :

§   Radiasi sinar X

§   Radiasi sinar  Gamma

§   Radiasi sinar Neutron

          Benda yang akan direkam keadaan dalamnya diletakkan diantara sumber radiasi dan film. Bila ada cacat maka cacat tersebut akan direkam oleh film dan kemudian akan dibaca oleh ahli radiografi.

b.  Kontrol Proses dalam Industri

          Salah satu aspek teknoekonomi dalam industri adalah hasil produksi yang harus mempunyai kualitas yang baik. Untuk itu masalah kontrol proses harus mendapat perhatian yang seksama. Seringkali pengontrolan proses yang tepat, cepat dan berkesinambungan terhadap berbagai besaran seperti tebal, komposisi bahan, kepadatan dan kecepatan aliran bahan sangat diperlukan. Dalam hal ini bantuan teknologi nuklir sangat penting artinya, karena dapat melakukan kontrol secara cepat dan tepat tanpa harus menghentikan proses yang sedang berjalan. Kemampuan seperti ini tidak dapat dicapai pada cara konvensional. Beberapa contoh kontrol proses dalam industri yang menggunakan radiasi nuklir adalah :

b.1     Analisis Cepat Tak Merusak

          Analisis komposisi bahan secara cepat dan tepat tanpa merusak dapat dilakukan dengan cara interaksi radiasi neutron dengan bahan yang akan dianalisis. Atom - atom bahan yang menjadi radioaktif akan memancarkan radiasinya dengan energi tertentu. Dengan bantuan multi channel analysr akan diketahui atom - atom yang ada dalam bahan tersebut. Analisis cepat tak merusak ini seringpula disebut denga analisis aktivasi neutron.

b.2     Pengukuran Tebal Bahan

          Dalam industri, tebal bahan hasil produksi harus tetap agar kualitasnya terjaga. Pengontrolan tebal bahan dapat terus dikerjakan sementara produksi berjalan dengan memanfaatkan teknik nuklir.

b.3     Peningkatan Mutu Bahan

           Mutu bahan yang semula kurang baik dapat ditingkatkan mutunya dengan teknik irradiasi. Contohnya adalah pelapisan papan kayu dengan irradiasi. Peningkatan mutu kayu dalam hal ini dengan proses pelapisan permukaan yang berfungsi selain untuk melindungi bahan terhadap perlakuan dari luar yang bersifat merusak, juga dimaksudkan untuk memperindah permukaan kayu. Permukaan kayu ini diberi lapisan campuran polimer tak jenuh dan bahan aditif. Setelah itu permukaan kayu diberi radiasi berkas elektron sehingga terjadi ikatan polimer anatara bahan pada permukaan kayu dengan monomer yang ad di dalam kayu secara cross linking.

b.4     Industri Pertambangan

          Prospecting dan eksplorasi pertambangan yang dilakukan dengan bantuan teknologi nuklir bisa dilakuka lebih cepat dari yang dilakukan dengan cara konvensional. Teknik nuklir yang digunakan adalah hamburan balik radiasi dengan memakai radioisotop sumber tertutup. Hamburan balik radiasi yang digunakan dapat berupa :

§   Hamburan balik radiasi Beta,

§   Hamburan balik radiasi sinar X atau sinar Gamma,

§   Hamburan balik fluoresensi sinar X (XRF)

§   Hamburan balik radiasi neutron.

§   Tiga macam hamburan balik pertama biasanya digunakan untuk analisis bahan tak merusak, seperti analisi logam dan paduannya serta analisis mineral. Sedangkan untuk prospecting dan eksplorasi pertambangan biasanya digunakan hamburan balik radiasi neutron.

c. 60Co untuk penyamakan kulit, sehingga daya rentang kulit yang disamak dengan cara ini lebih baik daripada kulit yang disamak dengan cara biasa.

d. Digunakan dalam pengujian kualitas las pada waktu pemasangan pipa minyak/gas serta instalasi kilang.

2.7     Dampak Negatif  Dari Radiasi Zat Radioaktif

          Dampak negatif dari radiasi zat radioaktif adalah :

1.  Radiasi zat radioaktif dapat memperpendek umur manusia. Hal ini karena zat radioaktif dapat menimbulkan kerusakan jaringan tubuh dan menurunkan
kekebalan tubuh.

2.  Radiasi zat radioaktif terhadap kelenjar - kelenjar kelamin dapat mengakibatkan kemandulan dan mutasi genetik pada keturunannya.

3.  Radiasi zat radioaktif dapat mengakibatkan terjadinya pembelahan sel darah putih, sehingga mengakibatkan penyakit leukimia.

4.  Radiasi zat radioaktif dapat menyebabkan kerusakan somatis berbentuk lokal dengan tanda kerusakan kulit, kerusakan sel pembentuk sel darah, dan kerusakan sistem saraf.

2.8     Limbah Radionuklida

          Bidang readioekologi saat ini banyak menarik perhatian para pecinta lingkungan, terutama bila berkaitan denga masalah limbah radioaktif. Hal tersebut karena para pecinta lingkungan khawatir akan terjadinya pencemaran lingkungan oleh limbah radioaktif yang dapat berakibat fatal bagi kehidupan manusia. Kekhawatiran tersebut mungkin disebabkan oleh ketidaktahuan mereka akan pengelolaan limbah radioaktif yang sangat ketat, yang dilakukan demi keselamatan lingkungan dan umat manusia. Limbah radioaktif selama ini tidak pernah dibuang ke lingkungan secara sembarangan karena telah diatur dengan praturan perundangan yang berlaku secara nasional dan tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku secara internasional. Ketentuan yang mengatur masalh limbah radioaktif tidak lain ditujukan untuk menjamin keselamatan manusia dan keselamatan lingkungan sehingga pemanfaatan teknologi nuklir tidak akan menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan manusia.

Limbah radioaktif dihasilkan dari segala aktivitas yang memanfaatkan bahan radioaktif, baik dari seluruh tahapan dalam pengoperasian reaktor nuklir, produksi dan penggunaan radioisotop (bahan radioaktif) dalam bidang kesehatan, industri dan penelitian. Limbah radioaktif dari penggunaan sumber radiasi di industri merupakan sumber bekas (spent source) yang sudah tidak dapat digunakan lagi. Limbah yang dihasilkan dari PLTN adalah limbah aktivitas rendah, sedang dan bahan bakar nuklir bekas.

Teknologi radiasi dalam bidang industri diantaranya digunakan untuk melapisi kayu

Pengaturan masalah limbah radioaktif dan paparan radiasi secara internasional ditetapkan oleh International Atomic Energy Agency atau disingkat IAEA, dan juga oleh International Commision on Radiological Protection atau ICRP. Sedangkan secara nasional, pengaturan dan pengawasan masalah tersebut dilakukan oleh Badan Tenaga Atom Nasional atau BATAN.

Pengelolaan  Limbah Radioaktif

Limbah radioaktif secara umum berasal dari instalani atom, seperti reaktor nuklir, baik reaktor riset, reaktor produksi isotop maupun reaktor daya atau Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Selain itu , pemanfaatan teknologi nuklir juga berpotensi untuk menghasilkan limbah radioaktif, seperti di rumah sakit, dan pusat penelitian dan pemanfaatan teknologi nuklir dalam berbagai bidang lainnya.

Pengelolaan limbah radioaktif secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu penampungan, pengolahan, pembuangan.

a. Penampungan

Limbah radioaktif yang berasal dari kegiatan teknologi nuklir harus ditampung terlebih dahulu sebelum diproses lebih lanjut. Di setiap tempat kerja yang melibatkan penggunaan zat radioaktif harus disediakan wadah penampungan limbah radioaktif.

Untuk menampung limbah radioaktif yang berupa padatan dapt digunakan wadah berupa tong yang mudah dibuka dan ditutup dengan kaki. Bagian dalam wadah tersebut dilapisi dengan kantong plastik atau kertas kedap air yang kuat.

Untuk menampung limbah radioaktif berupa cairan dapat digunakan wadah berbentuk tangki atau botol plastik atau botol gelas.

Untuk memudahkan pengelolaannya, limbah radioaktif ditampung berdasarkan penggolonan menurut fasa, aktivitas, sifat fisis dan sifat kimianya. Penggolongan limbah radioakitf tersebut adalah sebagai berikut :

·      Berdasarkan fasa, yaitu fasa padat, cair dan gas.

·      Berdasarkan aktivitasnya, yaitu aktivitas / volume.

·      Berdasarkan waktu paro, yaitu waktu paro kurang dari 30 hari dianggap sebagai berumur pendek, lebih dari itu dianggap berwaktu paro panjang.

·      Berdasarkan sifat fisis atau kimia, yaitu muda terbakar atau tidak.

b. Pengolahan

          Pengolahan limbah radioaktif dimaksudakan untuk mengurangi paparan radiasi dari limbah radioaktif agar limbah tersebut tidak membahayakan manusia dan lingkungan sehingga dosis radiasi yang diterim oleh manusia akibat adanya limbah tersebut tidak akan lebih dari dosis maksimum tahunan yang telah ditetapkan.

          Untuk mengurangi paparan radiasi limbah radioaktif, ada beberapa cara yang ditempuh. Pemilihan cara tersebut didasarkan pada keadaan limbah radioaktif yang akan diolah. Cara pengolahan limbah radioaktif tersbut antara lain adalah sebagai berikut :

1. Pengenceran dan dispersi untuk limbah radioaktif yang mempunyai aktivitas rendah.

2.  Penundaan dan peluruhan untuk limbah radioaktif berumur paro relatif pendek.

3.  Pemampatan unutk limbah radioaktif yang mempunyai aktivitas sedang dan aktivitas tinggi.

4.  Pewadahan.

v   Pengenceran dan Dispersi

          Limbah radioaktif beraktivitas rendah pada umumnya diolah dengan cara penegnceran dan dispersi. Cara ini didasarkan pada anggapan bahwa lingkunga mempunyai keterbatasan dalam hal mengencerkan sampai pada tingkat yang tidak membahayakan bagi manusia dan lingkungan. Oleh karena itu lingkungan harus dibantu untukk mengencerkan limbah radioakif tersebut.

v   Penundaan dan Peluruhan

          Limbah radioaktif yang berumur paro pendek dapat ditunda dahulu pembuangannya ke lingkungan agar aktivitasnya cepat “habis” akibat terjadinya peluruhan secara cepat. Yang dimaksud habis disini adalah bahwa aktivitasnya sudah sama dengan radioaktivia alam. Apabila aktivitasnya sudah sama denga radioaktivitas alam, maka limbah dapat dibuang ke lingkungan dengan aman.

v   Pemampatan

          Proses pemampatan atau pemadatan dimaksudkan agar limbah radioaktif dapat diisolasi dari manusia dan lingkungan sehingga tidak menimbulkan dampak bagi manusia maupun lingkungan.

v   Pewadahan

          Limbah radioaktif yang telah dikecilkan volumenya dimasukkan ke dalam suatu adah tertentu. Maksud pewadahan di sini adalah agar limbah radioaktif dapat diisolasi dai manusia dan lingkungan.

v   Pembuangan

          Limbah radioaktif yang telah dimampatkan kemudian dimasukkan ke dalam wadah yang memenuhi syarat sesuai dengan sifat dan keadaan limbahnya, dan kemudian dapat dibuang dengan cara menanamnya di dalam tanah atau di dalam gua bekas tambang. Kedalaman tanah untuk membuang atau menyimpan permanen limbah radioaktif tergantung pada tingkat keradioaktifan tinggi sudah barang tentu harus ditanam lebih dalam daripada limbah yang tingkat keradioaktifannya rendah.

BAB III

PENUTUP

3.1     Kesimpulan

Ø   Radionuklida adalah materi yang mengandung inti tak - stabil yang memancarkan radiasi.

Ø   Berdasarkan asalnya, radioaktivitas dikelompokkan menjadi radioaktivitas alam dan radioaktivitas buatan. Radionuklida alam merupakan radionuklida yang terbentuk secara alamiah dan bersifat radioaktif. Radioaktivitas buatan  merupakan radionuklida yang terbentuk tidak secara alamiah, tetapi hasil sintesis.

Ø   Dampak negatif dari radiasi zat radioaktif adalah : dapat memperpendek umur manusia, radiasi zat radioaktif terhadap kelenjar - kelenjar kelamin dapat mengakibatkan kemandulan dan mutasi genetik pada keturunannya, dapat mengakibatkan terjadinya pembelahan sel darah putih sehingga mengakibatkan penyakit leukimia, dapat menyebabkan kerusakan somatis berbentuk lokal dengan tanda kerusakan kulit, kerusakan sel pembentuk sel darah, dan kerusakan sistem saraf.

Ø   Limbah radioaktif dihasilkan dari segala aktivitas yang memanfaatkan bahan radioaktif, baik dari seluruh tahapan dalam pengoperasian reaktor nuklir, produksi dan penggunaan radioisotop.

Walaupun radioaktivitas memberikan banyak kemudahan pada manusia, bukan berarti kita asal - asalan menggunakannya. Karena penggunaan yang tidak sesuai prosedur dapat memberikan dampak negatif, diantaranya menyebabkan kanker dan bahkan ada yang menyebabkan kematian.

3.2     Saran

Dari kesimpulan di atas disarankan kepada semua pihak agar tidak memanfatkan radionuklida untuk hal - hal yang tidak baik dan merugikan orang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Akhadi, M. 2004. Pemanfaatan Radioisotop Dalam Teknik Nuklir. Jakarta : Badan Tenaga Nuklir Nasional

Alfiyan, Moekhamad. 2009. Sistem Pengawasan Pemanfaatan Zat Radioaktif Di Indonesia Berbasis Konsep Cradle To Grave

Arya, Wardhanana. 1996. Radioekologi. Yogyakarta : Andi Offset

Hiskia, Ahmad. 2005. Kimia Unsur dan Radiokimia. Bandung : PT. Cipta Adtya Bakti

Lubis, Erwansyah. 2003.  Keselamatan Radiasi Lingkungan dalam Pengelolaan Limbah Radioaktif di Indonesia, Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah, BATAN

Martono, H. 1997. Status Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Limbah Aktinitas Tinggi Di Pisat Teknologi Pengolahan Limbah Radioaktif. Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Teknologi Pengolahan Limbah I. Batang: Serpong

Siregar, R. E. 2004. Aplikasi Damai Teknik Nuklir. Bandung : FMIPA Unpad

Siswanto. 2009. Kompetensi Fisika. Jakarta : Pusat Perbukuan

Susilowati, Endang. 2009. Teori Dan Aplikasi Kimia 3. Jakarta: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Suyatno,F. 2010. Aplikasi Radiasi dan Radioisotop. Yogyakarta : STTN-BATAN dan Fak. Saintek UIN Suka

www.batan.go.id diakses pada 25 Maret 2014

www.infonuklir.com diakses pada 25 Maret 2014


Page 2