Setiap karya seni tari yang diciptakan mempunyai fungsi yang berbeda. Oleh karena itu, jenis karya tari juga dapat dikelompokkan menurut fungsinya.Peranan karya tari dalam konteks budaya masyarakat tidak lepas dari fungsi tari itu sendiri dalam masyarakat. Jika fungsi tari dalam masyarakat tertentu sebagai tari upacara, secara tidak langsung tari di situ berperan sebagai sarana upacara. Tari upacara merupakan karya tari yang berfungsi sebagai sarana upacara. Tari hiburan merupakan karya tari yang berfungsi sebagai sarana hiburan. Adapun Tari pertunjukan merupakan karya tari yang berfungsi sebagai sarana pertunjukan. Inilah sekilas materi yang dapat saya jelaskan mengenai Materi Fungsi Tari Sebagai Upacara, Hiburan, Pertunjukan agar dapat membantu anda dalam menyelasaikan tugas pelajaran. 1. Fungsi Tari sebagai Sarana Upacara Agama dan Upacara Adat 2. Fungsi Tari sebagai Sarana Hiburan atau Pergaulan Demikian sekilas amteri Seni Budaya yang saya cantumkan tentang Fungsi Tari Sebagai Upacara, Hiburan, Pertunjukan semoga dapat bermanfaat bagi anda semua.Terimakasih Page 2PELAKSANAAN RENUNGAN DAN ULANG JANJI PERINGATAN HARI PRAMUKA [Pukul 1 9 . 0 0 WIB] Panitia dan petugas sudah be... Pembahasan selanjutnya adalah bertemakan budaya yaitu seni tari pada kali ini kita akan mempelajari mengenai seni tari baik dari pengertiannya, fungsi, unsur hingga jenis dari seni tari tersebut. Berkembangnya zaman akan membuat pola pikir manusia semakin berkembang, sejenak ketika terdengar kata seni tari pasti akan terbayang gerakan anggota tubuh yang diiringi oleh musik. Tetapi bukan hanya sekedar itu saja, ada banyak pendapat dari para ahli mengenai seni tari yakni:
Maka dari ketiga pendapat tersebut bisa disimpulkan bahwa seni tari adalah kumpulan dari gerakan yang ritmis yang berasal dari gerka tubuh dalam mengungkapkan perasaan dari penari yang dilengkapi dengan iringan musik. Selain menjadi sarana dalam mengungkapkan perasaan manusia, seni tari memiliki fungsi yang lebih dari itu, diantaranya seni tari berfungsi sebagai berikut : 1. Sebagai sarana keagamaan Pada zaman dahulu seni tari erat kaitannya dalam upacara keagamaan yang bersifat sakral atau sebagai sarana dalam komunikasi dengan Tuhan. Contohnya di Indonesia terdapat tari Kecak, Sang Hyang, Rejang, dan Keris. Seni tari yang digunakan sebagai upacara adat dibedakan menjadi dua yaitu : a. Peristiwa alamiah: tarian upacara adat yang bersifat alami selalu berhubungan dengan peristiwa alam. Misalnya tarian dalam upacara menanam padi [tari ngaseuk], tarian untuk meminta kesuburan tanah dan meminta hujan, tarian untuk meminta keselamatan dan tolak bala. b. Peristiwa kehidupan: tarian yang digunaka dalam upacara adat pada peristiwa kehidupan erat kaitannya dengan kehidupan yang dijalani manusia. Misalnya dalam perkawinan [tari wolane: Maluku], kematian [tari ngaben: Bali], kelahiran [tari holana: NTT] dan khitanan [tari Sisingaan: Jawa Barat]. 2. Sebagai sarana pergaulan Manusia adalah makhluk sosial yang memerlukan interaksi dengan orang lain. Maka untuk mempermudah dalam pergaulan ada tari pergaulan yang menjadi sarana untuk akrab dengan orang lain. Contohnya tari jaipongan, tari adu jago: surabaya, tari tayub : jawa timur, dan tari manduda: sumatera barat. 3. Sebagai hiburan Fungsi utama dari seni tari adalah sebagai hiburan dan dipertontonkan untuk orang banyak dan hampir setiap daerah memiliki tarian masing-masing dan bertujuan untuk menghibur masyarakatnya sendiri. Simak juga: Pengertian, Fungsi, dan Unsur Seni Musik Seni tari terdiri dari beberapa unsur lainnya yang membuat tarian tersebut menjadi indah, maka unsur seni tari itulah yang menjadi pedoman dalam pembuatannya. Berikut adalah unsur seni tari: 1. Ragam gerak Gerak adalah unsur utama dalam seni tari yang timbul dari anggota tubuh dan memiliki nilai estetika. Penari seolah-olah mengungkapkan perasaannya melalui gerak ketika menari. Maka dari itu seorang seniman tidak asal dalam mengerakan tubuh saja, tetapi mempertimbangkan makna dari gerak tersebut. 2. Bentuk iringan Iringan dalam seni tari dapat dibedakan menjadi 2 yaitu, internal dan eksternal. Iringan internal berupa iringan yang muncul dari dalam diri penari [hentakan tangan, tepuk tangan] dan sedangkan iringan eksternal berupa iringan yang timbul dari alat musik [musik gamelan]. 3. Kostum Kostum merupakan penunjang dalam seni tari dengan adanya kostum bisa menambah nilai estetik tari yang dibawakan. Kostum yang digunakan tentunya juga harus dicocokan dengan tarian yang dibawakan misalnya jika tarian upacara adat maka menggunakan kostum yang sederhana, sedangkan untuk tarian modern bisa menggunakan kostum yang menonjolkan keindahan. 4. Pola lantai Pola lantai juga menjadi unsur yang penting dalam seni tari, pola lantai merupakan posisi yang dilakukan oleh penari sehingga gerakan yang disajikan akan terarah. Pola lantai yang digunakan bisa bersifat asimetris, simetris, garis lurus, lengkungan, dan lingkaran. Pada tarian upacara adat sering menggunakan pola lantai lingkaran yang diyakini erat kaitannya dengan hal sacral dan mistis. Contohnya tari kecak : Bali. Simak juga: Tujuan Pameran Seni Rupa, Manfaat, dan Fungsinya Di indonesia tidak hanya terdapat satu atau dua seni tari, bahkan setiap daerah memiliki seni tari yang berbeda-beda. Meskipun antara satu dengan yang lain sangat berbeda tetapi ada kesamaan yaitu ruang, tenaga, dan waktu. 1. Ruang gerak Ruang gerak sangat dibutuhan dalam seni tari ketika tarian tersebut disajikan, dan ruang gerak dalam seni tari dibedakan menjadi dua yaitu, ruang gerak sempit [pribadi] merupakan ruang gerak yang dibutuhkan ketika penari tidak melakukan perpindahan dan ruang gerak luas [umum] merupakan ruang gerak yang diperlukan jika penari melakukan perpidahan tempat. 2. Tenaga Dalam gerakan tari juga membutuhkan tenaga, sehingga dalam penyajiannya terkesan indah dan tercipta kesan kompak, ritmis, dan dinamis. Nah, dalam menyajikan tarian penari akan menggunakan tenaga dengan intensitas lemah, sedang, dan kuat. 3. Waktu Waktu dalam seni tari lebih tepatnya menggunakan istilah tempo, karena dalam melakukan gerakan penari harus memperhatikan cepat lambatnya gerakan tersebut. fungsi tempo dalam seni tari adalah untuk menimbulkan kesan dinamis. Jenis tarian yang ada di indonesia terbagi menjadi tari tradisional, tari kreasi baru, dan tari kontemporer. Untuk lebih jelasnya maka bisa disimak dibawah ini: 1. Tari tradisional Tari tradisional merupakan tarian yang berasal dari daerah yang kemudian secara turun temurun menjadi budaya daerah setempat. Tari tradisional berhubungan erat dengan keagamaan dan kepahlawanan. Nah, tari tradisional terbagi menjadi dua: a. Tari keraton Tari keraton muncul dan berkembang dari kaum bangsawan keraton. Maka tarian tersebut tidak diperbolehkan bagi sembarangan orang untuk menyajikan tarian tersebut karena tari keraton mempunyai aturan yang baku. b. Tari rakyat Tari yang muncul dan berkembang di kalangan masyarakat setempat, masyarakat kebanyakan menciptakan tarian tersebut atas bentuk syukur. Contohnya tari dalam menyambut hasil panen padi. Tarian tersebut akan berkembang dan menjadi budaya setempat. 2. Tari kreasi baru Tarian ini merupakan perkembangan dari tari tradisional, pada awalnya seniman melakukan pengembangan atau modifikasi beberapa gerak tarian yang bisa dinikmati oleh umum. Misalnya tari rapai terdiri dari gerakan tari seudati, saman dan zapin. 3. Tari kontemporer Tarian ini adalah tarian moderen yang mengalami perkembangan pesat di indonesia, tari kontemporer lahir dari pengembangan tari kreasi yang telah mencapai puncak akhir dalam pengembangan teknisnya. Tari kontemporer memiliki gerakan yang bervariasi dan unik serta iringannya pun modern. Tari Tayub – merupakan kesenian tari tradisional yang berasal dari daerah Jawa Tengah, serta bersumber dari Kerajaan Jawa Kuno. Bisa dikatakan juga, bahwa tarian tayub berasal dari Jawa Tengah ini sudah berumur sangat tua, serta menjadi awal mula terciptanya tari gambyong. Tari tayub atau biasa disebut tayuban hingga saat ini masih tetap berkembang dan masih banyak peminatnya, khususnya di daerah Jawa Timur serta Jawa Tengah. Tarian ini memiliki unsur keindahan dan keserasian gerak yang dilakukan oleh para penari dan penabuh musik. Apabila dilihat sekilas, tarian tayub ini mempunyai kesamaan dengan jaipongan di Jawa Barat. Dulunya tarian ini lebih digunakan dalam rangkaian upacara yang bersifat religius, tujuannya adalah sebagai permohonan keselamatan kepada Tuhan sebagai rasa syukur. Nama tayub sendiri berasal dari dua suku kata, yakni “tata” yang berarti aturan dan “guyub” yang artinya bersatu atau rukun. Jadi bisa diartikan sebagai bentuk tari yang ditata dengan teratur sehingga memunculkan kerukunan atau bersatu padu. Nah, apa saja sih informasi seputar tarian ini, apa jangan-jangan kalian belum mengerti? Untuk menambah pengetahuan, silahkan simak penjelasan dibawah ini. Asal Mula TayubIstilah tayub sendiri di dalam kamus Bau Sastra Jawa Indonesia yang dikarang oleh Prawira Atmaja memiliki arti bersenang-senang dengan mengibing bersama tandak. Dengan kata lain bisa disebut bersama ledek, penjoged atau ronggeng. Terlepas dari itu, ada juga yang menafsirkan tayub sebagai ditata dan guyub, maksudnya adalah diatur dengan baik guna menjaga kerukunan di antara sesama. Tak hanya itu saja, banyak yang menghubungkan antara kata tayub dengan nayub. Menurut Perbatjaraka [1945], nayub diartikan bukan berasal dari kata tayub, namun bersumber dari kata sayub. Artinya adalah untuk menyebutkan makanan yang sudah hampir basi atau menjadi tape. Sementara penafsiran nayub sendiri berasal dari kata syub [sayu-sajeng, wayu-wajeng] yang menunjukan minuman keras. Maksudnya adalah menari dengan minuman keras, yakni di dalam pertunjukan tayub tidak pernah lepas dari yang namanya minuman keras. Sejarah Tari TayubCatatan sejarah tari tayub bersumber ketika masa Kerajaan Singasari, yakni ketika Tungul Ametung menjadi raja. Kesenian tayub ketika itu berfungsi sebagai acara karesmen, yakni acara yang dilakukan setelah upacara penobatan. Pada saat raja sedang menari bersama ledhek, tradisi semacam itu berlaku ketika masa Kerajaan Majapahit. Akan tetapi, ketika masa Kerajaan Demak, acara ini kemudian dihilangkan, sebab tidak sesuai dengan ajaran agama Islam. Ketika masa berdirinya Kerajaan Mataram, yakni Sultan Agung, tarian tayub digali dan digunakan lagi sebagai bagian tradisi jumeneng di Keraton. Hingga akhirnya tarian ini dilakukan secara turun temurun hingga Keraton Surakarta Hadiningrat. Dulunya para penari wanita yang memainkan tarian ini biasa disebut dengan dedengkik sontrang. Kemudian oleh Gusti Pangeran Arya Adipati Mangkunegara I atau lebih sering disebut dengan Pangeran Samber Nyawa, tarian ini dijadikan kesenian untuk menghibur para pasukan kerajaan. Oleh karena itu, fungsi tayub dulunya adalah sebagai acara jumenengan raja lalu menjadi tari untuk penghormatan tamu agung dan untuk acara tasyukuran bagi pejabat yang akan mengemban tugas baru. Namun akhir-akhir ini fungsinya cenderung ke dalam jenis tari pergaulan. Untuk tari pergaulan pada umumnya lebih bernuansa hiburan atau untuk kesenangan belaka. Mulai abad ke-XX, tarian ini sering dilombakan untuk sarana pelestarian kesenian tradisional Jawa. Kesenian tari ini juga banyak diminati oleh kaum bangsawan atau kaum elite ketika mengadakan hajatan. Untuk para penari tayub yang cukup terkenal adalah sebagai berikut:
Semua penari tersebut sebagian besar berasal dari Solo.
Fungsi Tarian TayubTidak jauh berbeda dengan penjelasan sebelumnya, bahwa tarian ini dulunya fungsi tari tayub sebagai pengisi upacara jumenengan, pemberangkatan panglima ke medan perang dan lain-lain. Namun perkembangannya semakin luas, menjadikan fungsi tari ini tidak hanya bersifat sakral namun juga sebagai tari pergaulan, bersifat erotis dan romantis. Sedangkan perkembangan paling akhir dari tayub adalah sebagai tari-tarian profan. Maksudnya adalah tarian yang langsung berhubungan dengan masyarakat atau disebut tari pergaulan atau sarana kesenangan belaka. Tayub sebagai bentuk tarian yang bersifat sakral juga bisa bersifat pertunjukan dan kesenian. Jika dilihat dari sejarahnya, tarian ini memang sebagai keperluan yang sakral, akan tetapi dengan semakin perkembangan zaman menjadi tarian pergaulan. Tarian tayub umumnya akan dilakukan oleh penari pria dan wanita secara berpasangan. Oleh para kaum petani Jawa, tarian ini dipertunjukan sebagai ritual yang melambangkan kesuburan. Pertunjukan tarian ini juga bermacam-macam, ada yang romantis bisa juga erotis. Hal ini dapat dilihat pada ketika penampilan tayub berlangsung, para tamu mendapat persembahan sampur dari penari atau ledhek. Untuk tamu yang memperoleh sampur sebelumnya, kemudian akan ikut menari atau ngibing bersama dengan ledhek yang diiringi musik gamelan sesuai gendhing yang sudah dipesan. Sebab dari gerakannya yang sangat erotis, terkadang ditafsirkan lain oleh para penonton. Bahkan ada juga yang menjurus ke perbuatan yang berupa asusila. Makna Dan Filosofi Tari TayubDi dalam adat Jawa, kesenian tayub mempunyai nilai-nilai positif yang adiluhung. Tarian ini juga mengandung nilai-nilai spiritual, pemahaman hidup manusia dengan tuhan, dan mengajarkan tentang jati diri manusia. Dalam cerita Jawa, asal mula tayuban sendiri memiliki hubungan erat dengan kisah kedawetan [dewa-dewi], yakni dimana para dewi melakukan tarian secara berjajr dengan tubuh serasi atau guyub. Merujuk dari hal tersebut, tarian tayub dalam masyarakat Jawa digunakan sebagai bagian dari upacara adat dan untuk ajang pergaulan antar sesama masyarakat. Sedangkan dalam penafsiran kejawen, tari tayub memiliki makna filosofis berupa jati diri manusia dengan sifat keempat nafsu. Oleh karena itu, di dalam penampilan tari ini, penari pria menjadi bagian sentral penggambaran keberadaan nafsu mulhamah. Keberadaan empat orang penari pria pendamping biasa disebut dengan pelarih. Yakni memberikan penggambaran tentang empat sifat nafsu manusia berupa alumah [hitam], amarah [merah], sufiah [kuning] dan mutmainah [putih]. Sedangkan ledhek [penari] berupa penggambaran cita-cita keselarasan hidup sebenarnya yang diinginkan manusia. Gerakan Tari TayubGerakan yang dilakukan oleh penari juga berfungsi sebagai vokalis atau pesinden. Biasanya gerakan yang dilakukan hanya bersifat spontan dan tidak memiliki urutan yang pakem, seperti seblak smapur, ulap-ulap, dan ulap tawing. Sedangkan struktur gerakan tari tayub sendiri berupa warisan turun temurun dari generasi sebelumnya lalu digunakan generasi selanjutnya. OIeh karena itu, tayub tidak dipelajari secara khusus, namun hanya meniru [imitation] yang langsung digunakan ketika menari. Selain dari penari tayub, ada juga yang namanya pengibing yang cenderung spontanitas dan improvisasi [tidak tetap]. Namun pada dasarnya, semua ragam gerak yang dilakukan tidak terlepas dari gaya Surakarta, diantaranya:
Selain itu, deskripsi dari gerakan tari tayub adalah sebagai berikut:
Kostum Tari TayubPastinya setiap tarian tradisional memiliki kostum yang menjadi ciri khas dari tarian tersebut. Begitupun dengan tari tayub, ksotum yang digunakan biasanya berupa pakaian tradisional Jawa. Pada awalnya para penari hanya menggunakan kain panjang dan kemben hingga dada. Sedangkan untuk menutupi bahu, para penari akan menutupnya dengan kain sampur sebagai properti utamanya. Namun sekarang ini, para penari ada juga yang menggunakan kain panjang dan baju lengan pendek, sehingga terlihat lebih sopan. Iringan Tari TayubMusik pengiring atau gending tayub berfungsi untuk menciptakan suasana yang diinginkan dan memberikan tekanan pada gerak sehingga akan lebih mantap. Sedangkan untuk penekanan pada kendang dan ricikan-ricikan balungan seperti saron demung serta saron barung.
Pertunjukan Tarian TayubKesenian tayub biasanya akan melibatkan sekitar 17 orang dengan 2 wanita sebagai ledhek, 2 orang sebagai waranggana atau vokalis pria yang disebut gerong. Sedangkan untuk 13 orang lainnya berguna sebagai penabuh gamelan dan sutradara. Dulunya para penari akan menggunakan kain panjang, kemben, selendang dan juga sampur sebagai properti tari tayub. Namun saat ini, hal itu mulai diisolasikan dengan kostum budaya baru menggunakan kain panjang dan baju lengan pendek. Sedangkan untuk bagian rambut penari akan disanggul dengan gaya asli Solo dan riasan wajah penari yang cantik, anggun serta menawan. Bunyi suara gamelan akan dimulai terlebih dulu untuk mengawali pertunjukan, kemudian dilanjut para penari keluar untuk menunjukan gerakan-gerakan indah tarian tayub. Apabila sebelumnya tarian ini hanya ditampilkan menggunakan tikar dan jarak antara penonton dengan penari sangatlah dekat. Namun sekarang ini telah dibuatkan sebuah panggung yang bertujuan untuk memberikan batas antara penonton dan penari. Jika dulunya tarian ini dipentaskan sebagai ajang menari sembari meminum minuman keras. Akan tetapi saat ini sudah ada aturan tentang dilarang mengkonsumsi minuman keras dan menjadikan tarian ini murni sebagai pertunjukan seni. Perkembangan Tari TayubSekitar abad ke-20, tarian tayub sering digunakan oleh kaum darah biru ataupun elite ketika sedang mengadakan acara. Tarian ini awalnya berguna sebagai acara jumenengan raja, kemudian berpindah menjadi tari sambutan untuk menghormati tamu agung. Tarian ini terus berkembang hingga menjadi bagian dari rangkaian upacara syukuran atau keselamatan bagi pejabat yang menerima jabatan baru. Hingga saat ini, tarian tayub masih difungsikan sebagai tari pergaulan yang sifatnya hiburan atau profan. Sementara kaum petani sering menggunakannya sebagai tarian ritual yang menggambarkan kesuburan dari tanah mereka dan biasa dilakukan setelah masa panen. Selain itu, ada nilai romantis yang terdapat di dalam gerakannya, namun dulunya lebih mengarah kepada erotis. Oleh karena itu, pada zaman dahulu tarian ini dilakukan ketika malam hari hingga menjelang subuh. Namun sekarang ini sudah mulai diterapkan pertunjukan di pagi hari maupun siang hari. Bukan hanya itu saja, sekarang ini tari tayub sering digunakan untuk mengisi dalam rangkaian acara pernikahan. Biasanya tarian ini akan dimulai ketika mempelai pria dan wanita dipertemukan. Pola Lantai Tari TayubPola lantai atau yang lebih akrab di sebut desain lantai merupakan garis-garis yang dilewati para penari, atau perpindahan tempat untuk pemerataan ruang dengan cara menari sembari melangkah untuk berpindah. Perpindahan yang dilakukan tersebut dilakukan dengan aba-aba kendang, baik perpindahan melingkar atau berpindah tempat dengan penari lainnya. Jadi pada saat penampilannya, tari tayub menggunakan pola lantai garis lurus dan garis lengkung.
Akhir KataAkhirnya tiba di penghujung artikel, sebagai pelengkap saya ucapkan terimakasih atas kesediaannya untuk membaca artikel yang saya berikan ini. Mungkin hanya itu saja sedikit penjelasan yang dapat saya berikan tentang tari tayub. Semoga dengan adanya penjelasan tari ini dapat menambah pengetahuan budaya Anda. Video yang berhubunganVideo yang berhubungan |