Siapakah tokoh yang menyebarkan berita proklamasi melalui surat kabar

Siapakah tokoh yang menyebarkan berita proklamasi melalui surat kabar
BM Diah, Foto: Repro sampul buku tokoh sejarah yang menghayati zaman

Jakarta - Burhanuddin Mohammad Diah (BM Diah) adalah satu dari segelintir tokoh yang menjadi saksi perumusan naskah proklamasi di kediaman Laksamana Maeda. Sebagai wartawan, dia kemudian terlibat dalam penyebaran berita kemerdekaan Indonesia tersebut atas perintah langsung dari Bung Hatta. "BM Diah serta orang-orang yang bekerja di dinas kewartawanan mengambil peranan menyebarkan proklamasi kemerdekaan," kata sejarawan Anhar Gonggong saat berbincang dengan detikcom, Rabu (16/8/2017). Bedanya memang, BM Diah ikut hadir langsung saat naskah proklamasi tengah dirumuskan. Lelaki kelahiran Kutaraja, Aceh, 7 April 1917 itu pula yang menyelamatkan teks asli proklamasi yang ditulis tangan Sukarno. Sebab setelah teks itu diketik ulang oleh Sayuti Melik, teks dalam tulisan tangan lantas dibuang begitu saja ke tempat sampah. "Naskah proklamasi yang didikte Bung Hatta dan ditulis tangan oleh Bung Karno itu sempat dikuwel-kuwel dan dibuang setelah Bung Sajuti Melik mengetik naskah asli Proklamasi. Suami saya mengambil naskah draft itu, dirapikan dan diselipkan ke buku catatan yang dibawanya," kenang Siti Latifah Herawati Diah, istri BM Diah, suatu ketika.Kalau pun boleh disebut sial, BM Diah tak sempat menyaksikan langsung pembacaan teks proklamasi oleh Sukarno – Hatta, 17 Agustus 1945. Sebab dia dan sejumlah wartawan lainnya sudah terlanjur berada di Lapangan Ikada, tempat yang semula direncanakan untuk pembacaan proklamasi. BM Diah dan rekan-rekannya menyebarkan berita proklamasi dengan mencetak surat kabar dan selebaran serta menyebarkannya ke pelosok Indonesia. Mereka juga kala itu berhasil menguasai percetakan milik Jepang. Karena hingga September 1945 masih banyak tentara Jepang di Indonesia, BM Diah dan tokoh pemuda lainnya memutuskan ikut angkat senjata dan merebut percetakan "Djawa Shimbun" yang menerbitkan Harian Asia Raja. Pada awal Oktober 1945, ia kemudian menerbitkan surat kabar, Merdeka. Selain menjadi wartawan, BM diah pernah menjadi duta besar Chekoslovakia, Inggris, dan Thailand pada 1959-1968. Selepas menjadi Duta Besar, dia ditunjuk menjadi Menteri Penangan. Atas jasa-jasanya BM Diah menerima Bintang Mahaputra Utama dari Presiden Soeharto pada 10 Mei 1978. Ia juga meraih penghargaan medali perjuangan angkatan 45 dari Dewan Harian Nasional Angkatan 45 pada 17 Agustus 1995. Pada 10 Juni 1996, BM Diah menghembuskan napas terakhir. Hingga saat terakhir menjelang tutup usia, BM Diah masih terus bekerja.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

(erd/tor)

Namanya memang tidak setenar Soekarno ataupun Bung Hatta. Namun, jasa Jusuf Ronodipuro yang menyebarkan berita proklamasi kemerdekaan Indonesia ke seluruh penjuru dunia sangatlah besar.

Cosmoners terbayang gak sih, jika Ronodipuro tidak mengumandangkan kemerdekaan Indonesia ke penjuru dunia? Mungkin saja Indonesia akan kembali dijajah negara lain.

Jepang sempat mempersulit Indonesia untuk mengumandangkan kemerdekaannya, namun Jusuf Ronodipuro yang saat itu bekerja sebagai reporter di radio Hoso Kyoku nekat membuat pemancar baru di markas aktivis Menteng 31.

Lokasi inilah yang merupakan markas berkumpulnya pejuang muda Indonesia saat itu. Saat itu, Ranodipuro juga dibantu oleh beberapa teknisi radio yakni Sukarman, Sutamto, Susilahardja dan Suhandar. Setelah berhasil membuat pemancar baru, Ranodipuro menyebarkan kabar kemerdekaan Indonesia ke seluruh penjuru dunia.

Ranodipuro juga merupakan salah satu pendiri radio pertama di Indonesia yaitu Radio Republik Indonesia atau RRI pada tanggal 11 September 1945.

RRI yang kala itu diperebutkan sempat direbut Tentara Kerajaan Belanda tahun 1946. Naasnya, Ronodipuro ditangkap dan dipenjara pada tanggal 21 Juli 1947. Namun, setelah Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia tahun 1949, Yusuf Ronodipuro kembali menjabat sebagai Kepala RRI Serikat.

[teks Dessyana Kosasih/ sumber wikipedia | foto cyberspaceandtime.com]

Sesaat setelah teks proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 selesai dibacakan, penyebaran berita proklamasi kemerdekaan Indoenesia gencar dilakukan agar berita kemerdekaan ini sampai ke seluruh pelosok di tanah air bahkan luar negeri. Berbagai upaya ditempuh untuk kepentingan ini. Baik melalui media seperti radio, koran, pamflet, coretan-coretan di dinding dan gerbong-gerbong kerata api (grafiti) maupun melalui lisan dari mulut ke mulut. Hal ini tidak hanya dilakukan oleh tokoh-tokoh BPUPKI atau PPKI tetapi oleh setiap lapisan masyarakat di negeri ini, terutama dari kalangan pemuda. 

Penyebarluasan berita proklamasi ini sangat penting untuk dilakukan untuk mendapatkan pengakuan dari rakyat sendiri dan dunia internasional. Untuk mendapatkan pengakuan sebagai sebuah negara merdeka. Sebuah negara dapat diakui dunia internasional sebagai negara yang berdaulat atau merdeka harus memenuhi 4 syarat berikut ini : 

3. Pemerintahan yang berdaulat (memiliki susunan penyelenggaraan negara seperti lembaga yudikatif, legislatif, eksekutif, dan sebagainya)

4. Mendapatkan pengakuan dari negara lain (baik secara de facto maupun secara de jure). 

Penyebaran berita proklamasi kemerdekaan Indonesia ini sendiri berawal dari pesan Drs. Moh. Hatta kepada pemuda B.M. Diah seorang wartawan yang ikut hadir dalam perumusan teks proklamasi, untuk, memperbanyak teks proklamasi dan menyiarkannya ke seluruh dunia. Pesan ini disampaikan oleh Drs. Mohammad Hatta, pada tanggal 16 Agustus 1945 jam 20.00 WIB sesaat setelah teks proklamasi kemerdekaan selesai dirumuskan. 

Pada tanggal 17 Agustus 1945 teks proklamasi tersebut berhasil diselundupkan dan sampai ke tangan Waidan B. Palenewen, seorang Kepala Bagian dari Kantor Berita Domei (sekarang : Kantor Berita Antara) . Waidan B. Palenewen menerima teks tersebut dari seorang wartawan berita Domei sendiri yang bernama Syahruddin. Seterusnya Waidan memerintahkan seorang markonis radio yang bernama F. Wuz untuk menyiarkannya secara terus menerus dengan jeda waktu 30 menit sampai pukul 16.00 saat siaran berhenti. 

Mendengar siaran berita Radio Domei/Yoshima ini, pucuk pimpinan tentara Jepang di Jawa memerintahkan untuk meralat berita tersebut dan menyatakannya sebagai kekeliruan. Namun hal ini tidak dapat menyurutkan semangat para wartawan Radio Domei untuk tetap menyiarkannya. Akibatnya pada tanggal 20 Agustus 1945 kantor berita tersebut disegel dan para pegawainya dilarang masuk. 

Namun semangat para tokoh pemuda bangsa ini memang sangat luar biasa. Setelah kantor berita tersebut disegel, mereka tanpa sepengetahuan militer Jepang, mengambil beberapa peralatan penting yang dimiliki Kantor Berita Domei. Kemudian mereka membuat pemancar baru di jalan Menteng 31 Jakarta, dengan bantuan beberapa teknisi radio, yaitu Sukarman, Sutanto, Susilahardja, Suhandar, dan M. Yusuf Ronodipuro. Bahkan kemudian M. Yusuf Ronodipuro bertindak sebagai pembaca berita proklamasi. Dengan kode panggilan DJK 1 pemancar baru ini terus menerus menyiarkan berita ke seluruh pelosok Jawa dan tanah air. 

Siaran lewat Radio juga sempat dilakukan oleh Radio Hoso Kanri Kyoku (sekarang : Radio Republik Indonesia/RRI). Tepat pukul 19.00, setengah jam setelah Domei menyiarkan berita proklamasi, para penyiar dari radio ini seperti M. Yusuf Ronodipuro, Bachtiar Lubis, dan Suprapto berperan besar dalam menyiarkan berita proklamasi kemerdekaan tersebut. 

Sementara itu di jalan-jalan, di tembok-tembok, di gerbong-gerbong kereta api dan sebagainya semangat kemerdekaan dan revolusi tercermin dalam setiap tulisan-tulisan atau slogan-slogan. Bukan hanya dalam bentuk tulisan atau grafiti bahkan diteriakkan dengan semangat yang membara. Misalnya beberapa dari slogan-slogan tersebut seperti : “Respect our Constitution, 17 August! Hormatilah Konstitusi kami, tanggal 17 Agustus! ; Sekali Merdeka Tetap Merdeka! ; Merdeka atau Mati! 

Peranan surat kabar-surat kabar juga tidak kalah pentingnya dalam menyebarkan berita proklamasi kemerdekaan Indonesia ini. Yang tercatat pertama kali menyebarkan berita tersebut adalah surat kabar Thahaja yang terbit di Bandung dan Soera Asia yang terbit di Surabaya. Para pemuda yang terkenal berjuang lewat pers adalah Adam Malik, Sajoeti Melik, Sutan Syahrir, B.M Diah, Ki Hajar Dewantara, Otto Iskandardinata, G.S.S.J Ratulangi, Iwa Kusuma Sumantri, Sukoharjo Wiryopranoto, Sumanang S.H., Manai Sophian, dan Ali Hasyim. 

Pemerintah Republik Indonesia yang baru terbentuk juga menugaskan kepada para Gubernur yang telah dilantik pada tanggal 2 Septembar 1945 untuk segera kembali kepada tugasnya masing-masing guna menyiarkan berita proklamasi kemerdekaan Indonesia ini di wilayahnya. Tokoh-tokoh tesebut antara lain : 

1. Teuku Muhammad Hasan untuk wilayah Sumatera

2. Sam Ratulangi untuk daerah Sulawesi

3. Ktut Pudja untuk daerah Nusa Tenggara

4. Ir. Mohammad Nur untuk daerah Kalimantan 

Reaksi masyarakat terhadap berita proklamasi kemerdekaan Indonesia ini beragam, ada yang menyambut dengan antusias dan penuh suka cita (perasaan ini datang dari sebagian besar masyarakat Indonesia, ada yang tidak percaya dan menganggap berita itu hanya sebagai isu (biasanya ini dari kalangan yang jauh dari Jakarta), dan ada yang ragu-ragu dan lebih memilih bersikap tenang dan waspada serta melihat perkembangan selanjutnya. 

Para raja di Jawa dan Bali menyatakan dukungan atas berdirinya RI. Di Sulawesi, Makasar, dan Bugis banyak pula mengakui kekuasaan Sam Ratulangi sebagai Gubernur. Raja Bone juga memberikan dukungan atas berdirinya RI, tapi masih banyak raja-raja di luar Jawa yang tidak mau mengakui kekuasaan RI karena fanatisme golongan. Mereka ini adalah orang-orang yang selama ini selalu mendapatkan keuntungan dari penjajah Belanda ,mereka lebih suka Belanda kembali menguasai Indonesia. Dan mereka tidak suka dengan para pemimpin bangsa yang ada di Jakarta yang dianggap bersifat radikal, bukan ningrat, dan kadang-kadang bersifat islami. 

Demikianlah uraian yang dapat saya lakukan tentang Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada kesempatan kali ini. Semoga artikel ini dapat bermanfaat untuk para pembaca sekalian.

Siapakah tokoh yang menyebarkan berita proklamasi melalui surat kabar

Sesaat setelah teks proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 selesai dibacakan, penyebaran berita proklamasi kemerdekaan Indoenesia gencar dilakukan agar berita kemerdekaan ini sampai ke seluruh pelosok di tanah air bahkan luar negeri. Berbagai upaya ditempuh untuk kepentingan ini. Baik melalui media seperti radio, koran, pamflet, coretan-coretan di dinding dan gerbong-gerbong kerata api (grafiti) maupun melalui lisan dari mulut ke mulut. Hal ini tidak hanya dilakukan oleh tokoh-tokoh BPUPKI atau PPKI tetapi oleh setiap lapisan masyarakat di negeri ini, terutama dari kalangan pemuda. 

Penyebarluasan berita proklamasi ini sangat penting untuk dilakukan untuk mendapatkan pengakuan dari rakyat sendiri dan dunia internasional. Untuk mendapatkan pengakuan sebagai sebuah negara merdeka. Sebuah negara dapat diakui dunia internasional sebagai negara yang berdaulat atau merdeka harus memenuhi 4 syarat berikut ini : 

1. Memiliki wilayah

2. Memiliki rakyat

3. Pemerintahan yang berdaulat (memiliki susunan penyelenggaraan negara seperti lembaga yudikatif, legislatif, eksekutif, dan sebagainya)

4. Mendapatkan pengakuan dari negara lain (baik secara de facto maupun secara de jure). 

Penyebaran berita proklamasi kemerdekaan Indonesia ini sendiri berawal dari pesan Drs. Moh. Hatta kepada pemuda B.M. Diah seorang wartawan yang ikut hadir dalam perumusan teks proklamasi, untuk, memperbanyak teks proklamasi dan menyiarkannya ke seluruh dunia. Pesan ini disampaikan oleh Drs. Mohammad Hatta, pada tanggal 16 Agustus 1945 jam 20.00 WIB sesaat setelah teks proklamasi kemerdekaan selesai dirumuskan. 

Pada tanggal 17 Agustus 1945 teks proklamasi tersebut berhasil diselundupkan dan sampai ke tangan Waidan B. Palenewen, seorang Kepala Bagian dari Kantor Berita Domei (sekarang : Kantor Berita Antara) . Waidan B. Palenewen menerima teks tersebut dari seorang wartawan berita Domei sendiri yang bernama Syahruddin. Seterusnya Waidan memerintahkan seorang markonis radio yang bernama F. Wuz untuk menyiarkannya secara terus menerus dengan jeda waktu 30 menit sampai pukul 16.00 saat siaran berhenti. 

Mendengar siaran berita Radio Domei/Yoshima ini, pucuk pimpinan tentara Jepang di Jawa memerintahkan untuk meralat berita tersebut dan menyatakannya sebagai kekeliruan. Namun hal ini tidak dapat menyurutkan semangat para wartawan Radio Domei untuk tetap menyiarkannya. Akibatnya pada tanggal 20 Agustus 1945 kantor berita tersebut disegel dan para pegawainya dilarang masuk. 

Namun semangat para tokoh pemuda bangsa ini memang sangat luar biasa. Setelah kantor berita tersebut disegel, mereka tanpa sepengetahuan militer Jepang, mengambil beberapa peralatan penting yang dimiliki Kantor Berita Domei. Kemudian mereka membuat pemancar baru di jalan Menteng 31 Jakarta, dengan bantuan beberapa teknisi radio, yaitu Sukarman, Sutanto, Susilahardja, Suhandar, dan M. Yusuf Ronodipuro. Bahkan kemudian M. Yusuf Ronodipuro bertindak sebagai pembaca berita proklamasi. Dengan kode panggilan DJK 1 pemancar baru ini terus menerus menyiarkan berita ke seluruh pelosok Jawa dan tanah air. 

Siaran lewat Radio juga sempat dilakukan oleh Radio Hoso Kanri Kyoku (sekarang : Radio Republik Indonesia/RRI). Tepat pukul 19.00, setengah jam setelah Domei menyiarkan berita proklamasi, para penyiar dari radio ini seperti M. Yusuf Ronodipuro, Bachtiar Lubis, dan Suprapto berperan besar dalam menyiarkan berita proklamasi kemerdekaan tersebut. 

Sementara itu di jalan-jalan, di tembok-tembok, di gerbong-gerbong kereta api dan sebagainya semangat kemerdekaan dan revolusi tercermin dalam setiap tulisan-tulisan atau slogan-slogan. Bukan hanya dalam bentuk tulisan atau grafiti bahkan diteriakkan dengan semangat yang membara. Misalnya beberapa dari slogan-slogan tersebut seperti : “Respect our Constitution, 17 August! Hormatilah Konstitusi kami, tanggal 17 Agustus! ; Sekali Merdeka Tetap Merdeka! ; Merdeka atau Mati! 

Peranan surat kabar-surat kabar juga tidak kalah pentingnya dalam menyebarkan berita proklamasi kemerdekaan Indonesia ini. Yang tercatat pertama kali menyebarkan berita tersebut adalah surat kabar Thahaja yang terbit di Bandung dan Soera Asia yang terbit di Surabaya. Para pemuda yang terkenal berjuang lewat pers adalah Adam Malik, Sajoeti Melik, Sutan Syahrir, B.M Diah, Ki Hajar Dewantara, Otto Iskandardinata, G.S.S.J Ratulangi, Iwa Kusuma Sumantri, Sukoharjo Wiryopranoto, Sumanang S.H., Manai Sophian, dan Ali Hasyim. 

Pemerintah Republik Indonesia yang baru terbentuk juga menugaskan kepada para Gubernur yang telah dilantik pada tanggal 2 Septembar 1945 untuk segera kembali kepada tugasnya masing-masing guna menyiarkan berita proklamasi kemerdekaan Indonesia ini di wilayahnya. Tokoh-tokoh tesebut antara lain : 

1. Teuku Muhammad Hasan untuk wilayah Sumatera

2. Sam Ratulangi untuk daerah Sulawesi

3. Ktut Pudja untuk daerah Nusa Tenggara

4. Ir. Mohammad Nur untuk daerah Kalimantan 

Reaksi masyarakat terhadap berita proklamasi kemerdekaan Indonesia ini beragam, ada yang menyambut dengan antusias dan penuh suka cita (perasaan ini datang dari sebagian besar masyarakat Indonesia, ada yang tidak percaya dan menganggap berita itu hanya sebagai isu (biasanya ini dari kalangan yang jauh dari Jakarta), dan ada yang ragu-ragu dan lebih memilih bersikap tenang dan waspada serta melihat perkembangan selanjutnya. 

Para raja di Jawa dan Bali menyatakan dukungan atas berdirinya RI. Di Sulawesi, Makasar, dan Bugis banyak pula mengakui kekuasaan Sam Ratulangi sebagai Gubernur. Raja Bone juga memberikan dukungan atas berdirinya RI, tapi masih banyak raja-raja di luar Jawa yang tidak mau mengakui kekuasaan RI karena fanatisme golongan. Mereka ini adalah orang-orang yang selama ini selalu mendapatkan keuntungan dari penjajah Belanda ,mereka lebih suka Belanda kembali menguasai Indonesia. Dan mereka tidak suka dengan para pemimpin bangsa yang ada di Jakarta yang dianggap bersifat radikal, bukan ningrat, dan kadang-kadang bersifat islami. 

Demikianlah uraian yang dapat saya lakukan tentang Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada kesempatan kali ini. Semoga artikel ini dapat bermanfaat untuk para pembaca sekalian.

Sumber artikel :

Dari berbagai sumber

Labels: Sejarah

Thanks for reading Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Please share...!