Siapakah nama tokoh dan tugas pengibar bendera saat kemerdekaan Indonesia

Surabaya (beritajatim.com) – Dari 68 anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka), pembawa baki selalu menjadi perhatian utama. Sebab, pembawa baki merupakan tokoh utama dalam prosesi pengibaran bendera. Ia lah yang bertugas mengambil bendera dari presiden lalu membawanya ke tiang bendera untuk dikibarkan.

Namun, pada hari proklamasi 17 Agustus 1945, tokoh utamanya adalah Soekarno dan Hatta, Sang Proklamator. Sedangkan para petugas pengibar benderanya lebih sering dilupakan.

Baca Juga:

  • 5 Film yang Bikin Kamu Bangga jadi Orang Indonesia
  • Flypast Kemerdekaan, F-16 Lintasi Langit Istana Merdeka
  • Cara Polres Pamekasan Gugah Masyarakat Sambut Kemerdekaan RI
  • Bunda Fey Istri Wali Kota Kediri Ajak Keluarga Lomba Agustusan di Rumah
  • Bendera Merah Putih, Berkibar dari Jaman Majapahit hingga Proklamasi Kemerdekaan

Dalam buku berjudul Abdul Latief Hendraningrat: sang pengibar Bendera Pusaka 17 Agustus 1945 yang ditulis Nidjo Sandjojo, dijelaskan bahwa setalah pembacaan naskah proklamasi S.K. Trimurti diminta untuk mengibarkan bendera, namun ia menolak dengan alasan pengerekan bendera sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit. Maka, tugas itupun selanjutnya diserahkan pada Abdul Latief dan Soehoed.

Abdul Latief Hendraningrat

Nama lengkapnya Raden Mas Abdul Latief Hendraningrat, lahir di Jakarta 15 Februari 1911. Ia merupakan tantara Pembela Tanah Air (PETA) dengan pangkar Chundanco (Komandan kompi). Pangkat tersebut berada satu tingkat dari pangkat tertinggi yang bisa dijabat pribumi, yaitu Daidanco atau komandan batalion.

Sebelum bergabung dengan PETA pada tanggal 3 Oktober 1943, Latief juga aktif di Pusat Latihan Pemuda (Seinen Kunrenshoo). Keduanya, merupakan pasukan buatan Jepang. Maka dari itu, saat pelaksanaan proklamasi, ia menganakan seragam tantara jepang.

Pada acara pembacaan naskah proklamasi, ia sebenarnya ditugaskan untuk mengamankan lokasi acara yang berada di Pegangsaan Timur No 56 Jakarta itu. Ia pun mengirimkan prajuritnya ke daerah sekitar Pegangsaan agar acara bisa berjalan lancar.

Tapi kemudian ia diberikan tugas mengibarkan bendera Merah Putih pertama bersama Soehoed Sastro Koesoemo setelah proklamasi kemerdekaan. Abdul Latief akhirnya meninggal dunia pada usia 72 tahun pada tanggal 14 Maret 1983.

Soehoed Sastro Koesoemo

Ketika proklamasi 1945, Soehoed Sastro Koesoemo masih berusia 25 tahun. Seorang anggota Barisan Pelopor bentukan Jepang. Awalnya, tanggal 14 Agustus 1945 ia ditugaskan menjaga keluarga Soekarno dari gangguan. Tetapi, ia juga yang membiarkan Soekarni dan Chaerul Saleh menculik Soekarno ke Rengasdengklok semalam sebelum pembacaan naskah proklamasi.

Sebab, menurutnya apa yang dilakukan Soekarni dan Chaerul Saleh bukanlah hal yang keliru. Malam harinya, Soekarno kembali ke rumah dan persiapan proklamasi kemerdekaan mulai dilakukan dengan matang. Pimpinan kawedanan dan kecamatan sudah dikoordinasi.

Soehoed diperintahkan mempersiapkan tiang bendera. Tiang ini kemudian digunakan untuk mengibarkan sang saka Merah Putih. Soehoed bertugas membentangkan bendera yang kemudian ditarik oleh Latief. [tur/bjo]


Kabar News Terbit 17.08.2021 : 08:05

Pengibaran Bendera Merah Putih pertama kali (Foto: Wikipedia).

KabarMakassar.com -- Momen kemerdekaan Indonesia kembali diperingati oleh seluruh rakyat Indonesia hari ini, Selasa (17/8). Hari ini kemerdekaan Indonesia genap berusia 76 tahun.

Peringatan kemerdekaan Indonesia bukan hanya ditandai dengan pembacaan proklamasi, tetapi juga pengibaran bendera kebangsaan Merah Putih.

Tahukah kamu, siapa pengibar sang saka Merah Putih pada momen deklarasi kemerdekaan Indonesia 76 tahun lalu? Kabar Makassar akan sedikit mengulas siapa pengibar Bendera Merah Putih 76 tahun lalu.

Bendera Merah Putih dijahit oleh Fatmawati dengan menggunakan bahan katun halus dengan panjang 300 cm dan lebar 200 cm.

Warna Merah Putih pada bendera kebangsaan Indonesia memiliki makna, Merah yang berarti berani dan Putih yang berarti suci.

Bendera Merah Putih pertama kali di kibarkan pada 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta usai pembacaan Proklamasi Kemerdekaan di bacakan oleh Presiden Indonesia Pertama Ir. Soekarno.

Berbeda dengan saat ini, Tim pengibar bendera Merah Putih pertamakali hanya tiga orang saja, yaitu Latief Hendraningrat, Suhud dan SK Trimurti.

Dimana satu orang bertugas sebagai pembawa bendera, seorang lainnya bertugas sebagai pengerek tali di tiang bendera, dan orang ketiga itu bertugas sebagai pembentang bendara.

Berikut Profil Tiga Tim Pengibar Bendara Merah Putih pertama dilansir dari berbagai sumber;

1. Abdul Latief Hendraningrat

Abdul Latief Hendraningrat lahir di Jakarta pada 15 Februari 1911. Nama belakangnya yang mengandung unsur ningrat berasal dari ayahnya yang merupakan demang (sejabat Camat pada masa itu).

Latief terdaftar di pelatihan ketentaraan bentukan Dai Nippon, Sinen Kunrenshoo (Pusat Latihan Pemuda) di tahun 1942 dan bergabung di PETA (Pembela Tanah Air). Di PETA, Latief menempati posisi komandan kompi atau setingkat di bawah komandan batalyon yang merupakan posisi tertinggi di posisi itu.

Latief Hendraningrat termasuk golongan muda yang mempelopori terjadinya Kemerdekaan Indonesia. Ia ikut andil pada terjadinya Peristiwa Rengasdengklok 16 Agustus 1945. Ia turut berperan dalam meyakinkan Soekarno-Hatta untuk mempercepat Kemerdekaan Indonesia. Pada saat itu Latief Hendraningrat menjadi orang PETA yang paling bertanggungjawab atas keamanan Jakarta saat itu. 

Sesaat setelah proklamasi dikumandangkan, Latief disodorkan baki yang berisi bendera yang telah dijahit oleh Fatmawati, istri Soekarno.

2. Suhud Sastro Kusumo

Suhud lahir tahun 1920. Ia merupakan anggota Barisan Pelopor yang didirikan Jepang. Menjelang hari proklamasi, tepatnya di tanggal 14 Agustus 1945, Suhud dan beberapa anggota Barisan Pelopor kala itu, ditugaskan untuk menjaga keluarga Soekarno. Namun, di tanggal 16 Agustus, Soekarno diculik oleh golongan pemuda (Sukarni dan Chaerul Saleh), sehingga terjaxdilah peristiwa rengasdengklok.

Suhud wafat pada tahun 1986 di usianya yang ke 66 tahun.

3. SK. Trimurtyi 

Soerastri Karma Trimoerti lahir di Kabupaten Boyolali, 11 Mei 1912. Ia adalah istri dari juru ketik proklamasi, Sayuti Melik. Ia adalah wartawan, penulis dan guru Indonesia, yang mengambil bagian dalam gerakan kemerdekaan Indonesia terhadap penjajahan oleh Belanda

SK. Trimurtyi  pernah menempuh pendidikan di Normaal School dan AMS di Surakarta. Kemudian melanjutkan studinya di Jurusan Ekonomi, Universitas Indonesia (UI). 

Trimurti secara tidak langsung menjadi pengibar bendera. Sebelumnya ia ditunjuk untuk melakukan pengerekan bendera.

Namun, setelah Sukarno membacakan teks proklamasi dan berdoa, Ia mengusulkan agar pengerek bendera sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit saja. Akhirnya Latief dan Suhud yang mengibarkan bendera Merah Putih. 

Itu tadi sedikit ulasan tiga Tim Pengibar Bendera pertama, semoga informasinya bermanfaat.

Penulis : Ardiyanti

Editor : Herlin Sadid

Pernyataan yang tidak tepat mengenai Kerajaan Sriwijaya berdasarkan sumber sejarah adalahDi jawab secepatnya ​

tolong jwb ya kak....​

kak tolong jawab pertanyaan ini plisss​

Berikut ini merupakan daya tarik bangsa barat datang ke Indonesia adalaha.mengincar hasil bumi Indonesiab.ingin memayukan Indonesia di sektor pendidik … anc. motivasi 3Gd.Revolusi industri​

1.jelaskan perubahan masyarakat Indonesia pada masa kolonial belanda2.jelaskan perubahan masyarakat Indonesia pada masa penjajahan jepang ​

bantu jawab dongplisssss​

1. Penggunaan teknologi dalam proses produksi berkaitan erat dengan masalah kelangkaan. Bagaimana hubungan antara teknologi dan kelangkaan?help,Jan ng … awur banh​

12. Proklamasi kemerdekaan Indonesia dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 1945. Arti penting proklamasi kemerdekaan bagi bangsa Indonesia adalah....A … . awal penjajahan bangsa asing di IndonesiaB. awal kesengsaraan rakyat IndonesiaC. penyebab berlangsungnya penjelajahan samudraD. awal terbebasnya bangsa Indonesia dari penjajahantolong banget jawab yg bener ya...​

Petunjuk literasi : buatlah resume dengan bahasa kamu sendiri berdasarkan gambar di atas dengan ketentuan: 1. pendiri usaha tersebut 2. latar belakang … berdirinya holycow (lika-liku hingga bisa sukses dengan 20 cabangnya) 3. bagaimana proses produksinya (teknik sampai dengan kemasan) 4. bagaimana pemasaran/promosi yang mereka lakukan catatan: dikerjakan di kertas folio bergaris minimal 1 halaman​

rumah adat sulawesi adalah

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA