Analisis Break Even Point (BEP) adalah suatu dari beberapa alat yang sangat berguna bagi manajer dalam melaksanakan aktivitas operasionalnya. Alat ini membantu mereka memahami hubungan timbal balik antara biaya, volume dan laba dalam organisasi dengan memfokuskan interaksi antar lima elemen yaitu harga pokok, volume/tingkat aktivitas, biaya variabel per unit, total biaya tetap dan bauran produk yang dijual (Garrison dkk, 2006:322)
Analisis Break Even PointUntuk menganalisis Break Even Point (BEP) atau titik impas perlu diperhatikan unsur-unsur pokok yang memengaruhi, yaitu: biaya, harga jual dan volume penjualan. Ketiga unsur pokok tersebut tidak boleh dipisahkan karena saling terkait, di mana biaya menentukan harga jual, harga jual memengaruhi volume penjualan, volume penjualan memengaruhi volume produksi dan volume produksi memengaruhi biaya. a. LabaMenurut Soemarno (2005:230), laba adalah selisih lebih pendapatan atas beban sehubungan dengan kegiatan usaha. Laba disebut juga dengan income, earnings atau profi merupakan ringkasan hasil bersih aktivitas operasi usaha dalam periode tertentu yang dinyatakan dalam istilah keuangan. Laba merupakan informasi perusahaan paling diminati dalam pasar uang (Susbramanyam dan John, 2010:109). Laba merupakan alat yang tepat untuk mengukur prestasi dari pimpinan dan manajemen perusahaan yang merupakan indikator di dalam berhasil atau tidaknya manajer. Faktor utama dalam besar kecilnya laba adalah pendapatan dan biaya. b. Harga JualHarga dan volume penjualan saling memengaruhi. Banyaknya volume penjualan suatu produk sangat dipengaruhi oleh harga jual, baik bagi produsen maupun bagi konsumen. Harga jual dapat berupa harga jual bersih atau harga jual kotor. Penetapan harga jual suatu produk sangat penting, kesalahan dalam penetapan harga akan berakibat fatal bagi segi keuangan dan akan memengaruhi kontinuitas usaha. Berikut ini beberapa metode yang digunakan dalam penentuan harga jual (Mulyadi, 2001:348):
c. BiayaBiaya atau cost adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Biaya ini belum habis masa pakainya dan digolongkan sebagai aktiva yang dimasukkan ke dalam neraca. Sedangkan beban atau expense adalah biaya yang telah memberikan manfaat dan sekarang telah habis. Biaya yang belum dinikmati yang dapat memberikan manfaat di masa akan datang dikelompokkan sebagai harta. Biaya ini dimasukkan ke dalam Laba-Rugi, sebagai pengurangan dari pendapatan (Bustami dan Nurlela, 2006:7-8). Berdasarkan sifatnya (by nature), biaya dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu (Prawirosentono, 2001:113):
Metode Perhitungan Break Even PointBreak even point umumnya dapat dihitung dengan tiga metode yaitu metode persamaan, metode margin kontribusi dan metode grafis. Ketiga metode tersebut pada dasarnya adalah pendekatan yang mempunyai hasil akhir sama, akan tetapi ketiga metode tersebut memiliki perbedaan pada bentuk dan variasi dari persamaan laporan laba rugi kontribusi. a. Metode PersamaanMetode Persamaan (equation method) adalah metode yang berdasarkan pada pendekatan laporan laba rugi. Penentuan break even atau impas dengan teknik persamaan dilakukan dengan mendasarkan pada persamaan pendapatan sama dengan biaya ditambah laba. Laba dihitung dengan rumus berikut:
Keterangan: Adapun rumus Break Even Point (BEP) dengan metode persamaan adalah sebagai berikut:
b. Metode Kontribusi UnitMetode Kontribusi Unit merupakan variasi metode persamaan. Setiap unit atau satuan produk yang terjual akan menghasilkan jumlah margin kontribusi tertentu yang akan menutup biaya tetap. Metode kontribusi unit adalah metode jalan pintas dimana harus diketahui nilai margin kontribusi (Simamora, 2012:171). Margin Kontribusi adalah hasil pengurangan pendapatan dari penjualan dengan biaya variabel. Untuk mencari titik Impas atau Break Even Point (BEP) rumusnya adalah sebagai berikut:
c. Metode GrafisMenurut Simamora (2012:173) Grafis titik impas (BEP) mempunyai beberapa hal penting yaitu selama harga jual melebihi biaya variabel (margin kontribusinnya positif), maka penjualan yang lebih banyak akan menguntungkan perusahaan, baik dengan meningkatkan laba ataupun mengurangi kerugian. Grafik biaya-volume-laba (cost volume profit graph) menggambarkan hubungan antara biaya, volume dan laba. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih terperinci perlu dibuat grafik dengan dua garis terpisah, yaitu garis total pendapatan dan garis total biaya (Hansen dan Mowen, 2011:21). Pembuatan garis dilakukan dengan rumus sebagai berikut:
Analisis titik impas atau break even point (BEP) dengan metode grafis digambarkan dalam kurva seperti gambar di bawah ini:
Keterangan:
Daftar Pustaka
|