Sebutkan jenis rumput laut yang banyak ditemui di Taman Nasional Bunaken

1.Taman Nasional Bunaken memiliki ekosistem terumbu karang yang sungguh kaya. Terdapat sekitar 390 spesies terumbu karang di kawasan ini. 2) spesies alga yang dapat dijumpai di taman Nasional Bunaken yaitu, halimeda, dan padina. Sementara spesies rumput bahari yang banyak ditemui antara lain thalassia hemprichii, enhalus acoroides, dan talas dendron ciliatum. 3) taman Nasional Bunaken juga memiliki banyak sekali spesies ikan, mamalia laut, reptil, burung, mollusca, dan mangrove. 4). Sekitar 90 spesies ikan tinggal di perairan wilayah ini. 

Show

Ide pokok dalam teks tersebut adalah…

  1. Spesies ikan taman Nasional Bunaken

  2. Spesies rumput laut taman Nasional Bunaken

  3. Spesies terumbu karang taman Nasional Bunaken

  4. Ekosistem terumbu karang taman Nasional Bunaken

Pembahasan

Kita mesti ingat apa yang disebut dengan inspirasi pokok. Ide pokok yakni suatu ide yang menjadi gambaran seluruh dari paragraf. 

Pada teks bacaan di atas ide pokok nya ialah ekosistem terumbu karang taman Nasional Bunaken.

Jawaban D.

Oo

Kalimat utama dalam teks terdapat pada nomor…

Pembahasan

Kalimat utama merupakan kalimat yang memuat inti dari sebuah potongan cerita atau paragraf yang memuat semua isi. Biasanya kalimat utama terletak diawal atau diakhir. Ada pula kalimat utama yang terletak diawal dan diakhir sekaligus.

Kalimat utama dalam teks di atas terdapat pada nomor 1.

Jawaban A.

Terimakasih sudah berkunjung ke . Semoga menolong. 

Baca Juga:  Ketika saya akan memasuki ruang ujian ini,

Taman Nasional Bunaken

IUCN Kategori II (Taman Nasional)

Sebutkan jenis rumput laut yang banyak ditemui di Taman Nasional Bunaken

Pemandangan Pulau Bunaken dari pulau Manado Tua

Sebutkan jenis rumput laut yang banyak ditemui di Taman Nasional Bunaken

Letak di Sulawesi
LetakSulawesi, Indonesia
Kota terdekatManado
Koordinat
Sebutkan jenis rumput laut yang banyak ditemui di Taman Nasional Bunaken
1°40′LU 124°39′BT / 1,667°LU 124,65°BT / 1.667; 124.650
Koordinat:
Luas890 km²
Dibangun1991
Pengunjungca.35,000[1](tahun 2003-06)
Pihak pengelolaDepartemen Kehutanan

Taman Nasional Bunaken yaitu taman laut yang terletak di Sulawesi Utara, Indonesia. Taman ini terletak di Segitiga Terumbu Karang, menjadi habitat bagi 390 spesies terumbu karang[2] dan juga beragam spesies ikan, moluska, reptil dan mamalia laut. Taman Nasional Bunaken yaitu perwakilan ekosistem laut Indonesia, mencakup padang rumput laut, terumbu karang dan ekosistem pantai.[3]

Taman nasional ini dibangun pada tahun 1991 dan mencakup wilayah seluas 890.65 km². 97% dari taman nasional ini yaitu habitat laut, sementara 3% sisanya yaitu daratan, mencakup lima pulau: Bunaken, Manado Tua, Mantehage, Naen dan Siladen.

Flora dan fauna

Taman Nasional Bunaken mempunyai ekosistem terumbu karang yang sangat kaya.[3] Mempunyai sekitar 390 spesies terumbu karang di wilayah ini.[2] Spesies alga yang dapat ditemui di Taman Nasional Bunaken yaitu Caulerpa, Halimeda dan Padina, sementara spesies rumput laut yang banyak ditemui yaitu Thalassia hemprichii, Enhallus acoroides, dan Thalassaodendron ciliatum. Taman Nasional Bunaken juga mempunyai beragam spesies ikan, mamalia laut, reptil, burung, moluska dan mangrove.[3] Sekitar 90 spesies ikan tinggal di perairan wilayah ini.

Di daratan, pulau ini kaya akan Arecaceae, sagu, woka, silar dan kelapa. Selain itu, Taman Nasional Bunaken juga mempunyai spesies hewan yang tinggal di daratan, seperti rusa dan kuskus. Hutan mangrove di taman ini menjadi habitat bagi kepiting, lobster, moluska dan burung laut.[3]

Keaktifan manusia

Sebutkan jenis rumput laut yang banyak ditemui di Taman Nasional Bunaken

Nudibranch (Nembrotha cristata) di Taman Nasional Bunaken

Di wilayah ini, mempunyai 22 desa dengan banyak penduduk sekitar 35.000 jiwa. Banyakan dari mereka memainkan pekerjaan sebagai nelayan atau petani kelapa, ubi jalar, pisang dan rumput laut bagi diekspor, sementara beberapa lainnya memainkan pekerjaan sebagai pemandu, pekerja di cottage dan nahkoda kapal.[4]

Pariwisata di wilayah ini terus dikembangkan. Selang tahun 2003 sampai 2006, banyak pengunjung di Taman Nasional Bunaken sampai 32.000 sampai 39.000 jiwa, dengan 8-10.000 ditengahnya yaitu turis asing.[1]

Konservasi dan ancaman

Taman Nasional Bunaken secara resmi dibangun pada tahun 1991 dan yaitu salah satu taman laut pertama Indonesia. Pada tahun 2005, Indonesia mendaftarkan taman nasional ini kepada UNESCO bagi dimasukan kedalam Situs Warisan Dunia.[5] Walaupun mempunyai status taman nasional dan mendapat pendanaan yang cukup, taman ini merasakan degradasi kecil kesudahan suatu peristiwa penambangan terumbu karang, kerusakan kesudahan suatu peristiwa jangkar, penggunaan bom dan sianida dalam menangkap ikan, perkara menyelam dan sampah.[1] World Wildlife Fund (WWF) memberikan bantuan konservasi sebagai anggota dari "Sulu Sulawesi Marine Eco-region Action Plan". Konservasi mencakup patroli, yang berhasil mengurangi penggunaan bom dalam menangkap ikan.[6]

Referensi

Pranala luar

Sebutkan jenis rumput laut yang banyak ditemui di Taman Nasional Bunaken
Panduan wisata Bunaken di Wikivoyage.

Wikidata: Bunaken National Park


edunitas.com


Page 2

Taman Nasional Bunaken adalah taman laut yang terletak di Sulawesi Utara, Indonesia. Taman ini terletak di Segitiga Terumbu Karang, dibuat bentuk sebagai habitat bagi 390 spesies terumbu karang[2] dan juga berbagai spesies ikan, moluska, reptil dan mamalia laut. Taman Nasional Bunaken merupakan perwakilan ekosistem laut Indonesia, meliputi padang rumput laut, terumbu karang dan ekosistem pantai.[3]

Taman nasional ini didirikan pada tahun 1991 dan meliputi wilayah seluas 890.65 km². 97% dari taman nasional ini merupakan habitat laut, sementara 3% sisanya merupakan daratan, meliputi lima pulau: Bunaken, Manado Tua, Mantehage, Naen dan Siladen.

Flora dan fauna

Taman Nasional Bunaken memiliki ekosistem terumbu karang yang sangat kaya.[3] Mempunyai sekitar 390 spesies terumbu karang di wilayah ini.[2] Spesies alga yang mampu ditemui di Taman Nasional Bunaken adalah Caulerpa, Halimeda dan Padina, sementara spesies rumput laut yang banyak ditemui adalah Thalassia hemprichii, Enhallus acoroides, dan Thalassaodendron ciliatum. Taman Nasional Bunaken juga memiliki berbagai spesies ikan, mamalia laut, reptil, burung, moluska dan mangrove.[3] Sekitar 90 spesies ikan tinggal di perairan wilayah ini.

Di daratan, pulau ini kaya akan Arecaceae, sagu, woka, silar dan kelapa. Selain itu, Taman Nasional Bunaken juga memiliki spesies hewan yang tinggal di daratan, seperti rusa dan kuskus. Hutan mangrove di taman ini dibuat bentuk sebagai habitat bagi kepiting, lobster, moluska dan burung laut.[3]

Keaktifan manusia

Sebutkan jenis rumput laut yang banyak ditemui di Taman Nasional Bunaken

Nudibranch (Nembrotha cristata) di Taman Nasional Bunaken

Di wilayah ini, mempunyai 22 desa dengan jumlah penduduk sekitar 35.000 jiwa. Kebanyakan dari mereka bekerja sbg nelayan atau petani kelapa, ubi jalar, pisang dan rumput laut untuk diekspor, sementara sebagian lainnya bekerja sbg pemandu, pekerja di cottage dan nahkoda kapal.[4]

Pariwisata di wilayah ini terus dikembangkan. Selang tahun 2003 hingga 2006, jumlah pengunjung di Taman Nasional Bunaken mencapai 32.000 hingga 39.000 jiwa, dengan 8-10.000 diantaranya merupakan turis asing.[1]

Konservasi dan ancaman

Taman Nasional Bunaken secara resmi didirikan pada tahun 1991 dan merupakan salah satu taman laut pertama Indonesia. Pada tahun 2005, Indonesia mendaftarkan taman nasional ini kepada UNESCO untuk dimasukan kedalam Situs Warisan Dunia.[5] Meskipun memiliki status taman nasional dan mendapat pendanaan yang cukup, taman ini mengalami degradasi kecil dampak penambangan terumbu karang, kerusakan dampak jangkar, penggunaan bom dan sianida dalam menangkap ikan, keaktifan menyelam dan sampah.[1] World Wildlife Fund (WWF) memberikan bantuan konservasi sbg bidang dari "Sulu Sulawesi Marine Eco-region Action Plan". Konservasi meliputi patroli, yang sukses mengurangi penggunaan bom dalam menangkap ikan.[6]

Referensi

Pranala luar

Sebutkan jenis rumput laut yang banyak ditemui di Taman Nasional Bunaken
Panduan wisata Bunaken di Wikivoyage.

Wikidata: Bunaken National Park


edunitas.com


Page 3

Taman Nasional Gunung Merapi adalah sebuah taman nasional (sering disingkat TN) yang terletak di Jawa bagian tengah. Secara administrasi kepemerintahan, wilayah taman nasional ini masuk ke dalam wilayah dua provinsi, yakni Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Penunjukan daerah TN Gunung Merapi diterapkan dengan SK Menhut 134/Menhut-II/2004 tanggal 4 Mei 2004. Sasaran pengelolaannya adalah perlindungan bagi sumber-sumber cairan, sungai dan penyangga sistem kehidupan kabupaten/kota-kota Sleman, Yogyakarta, Klaten, Boyolali, dan Magelang. Sementara ini, sebelum terbentuknya balai pengelola taman nasional, TN G Merapi mempunyai di bawah pengelolaan Balai KSDA (Konservasi Sumber Daya Alam) Yogyakarta.

Posisi dan lebar

Posisi geografis daerah TN Gunung Merapi adalah di selang koordinat 07°22'33" - 07°52'30" LS dan 110°15'00" - 110°37'30" BT. Sedangkan lebar totalnya lebih kurang 6.410 ha, dengan 5.126,01 ha di wilayah Jawa Tengah dan 1.283,99 ha di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Daerah TN G Merapi tersebut termasuk wilayah kabupaten-kabupaten Magelang, Boyolali dan Klaten di Jawa Tengah, serta Sleman di Yogyakarta.

Sejarah daerah

Hutan-hutan di Gunung Merapi telah dikuatkan sebagai daerah lindung sejak tahun 1931 kepada perlindungan sumber cairan, sungai dan penyangga sistem kehidupan kabupaten/kota Sleman, Yogyakarta, Klaten, Boyolali, dan Magelang.

Sebelum ditunjuk menjadi TNG Merapi, daerah hutan di wilayah yang termasuk provinsi DI Yogyakarta terdiri dari fungsi-fungsi hutan lindung seluas 1.041,38 ha, cagar alam (CA) Plawangan Turgo 146,16 ha; dan taman wisata alam (TWA) Plawangan Turgo 96,45 ha. Daerah hutan di wilayah Jateng yang masuk dalam wilayah TN ini merupakan hutan lindung seluas 5.126 ha.

Deskripsi fisik wilayah

Topografi

Wilayah TN G Merapi mempunyai pada ketinggian selang 600 - 2.968 m dpl. Topografi daerah mulai dari landai sampai berbukit dan bergunung-gunung. Di sebelah utara terdapat dataran tinggi yang menyempit di selang dua buah gunung, yakni Gunung Merapi dan Gunung Merbabu di lebih kurang Kecamatan Selo, Boyolali.

Di bagian selatan, lereng Merapi terus turun dan melandai sampai ke pantai selatan di tepi Samudera Hindia, melalui wilayah kota Yogyakarta. Pada sebelum kaki gunung, terdapat dua bukit yaitu Bukit Turgo dan Bukit Plawangan yang merupakan bagian daerah wisata Kaliurang.

Jenis tanah

Jenis-jenis tanah di wilayah ini adalah regosol, andosol, alluvial dan litosol. Tanah regosol yang merupakan jenis tanah muda terutama mempunyai di wilayah Yogyakarta. Bahan induk tanah adalah material vulkanik, yang mengembang pada fisiografi lereng gunung. Jenis tanah andosol ditemukan di wilayah-wilayah kecamatan Selo dan Cepogo, Boyolali.

Iklim

Tipe iklim di wilayah ini adalah tipe C menurut klasifikasi curah hujan Schmidt dan Ferguson, yakni persangkaan basah dengan nilai Q selang 33,3% - 66%. Luhur curah hujan bervariasi selang 875 - 2527 mm pertahun. Variasi curah hujan di tiap-tiap kabupaten adalah sbb.:

  • Magelang: 2.252 – 3.627 mm/th
  • Boyolali: 1.856 – 3.136 mm/th
  • Klaten : 902 – 2.490 mm/th
  • Sleman : 1.869,8 – 2.495 mm/th

Hidrologi

Wilayah Gunung Merapi merupakan sumber bagi tiga DAS (daerah saluran sungai), yakni DAS Progo di bagian barat; DAS Opak di bagian selatan dan DAS Bengawan Solo di sebelah timur. Keseluruhan, terdapat lebih kurang 27 sungai di seputar Gunung Merapi yang mengalir ke tiga DAS tersebut.

Kekayaan biologis

Ekosistem Merapi secara alami merupakan hutan tropis pegunungan yang terpengaruh keaktifan gunung berapi. Beberapa jenis endemik di selangnya adalah saninten (Castanopsis argentea), anggrek Vanda tricolor, dan elang jawa (Spizaetus bartelsi). Taman nasional ini juga merupakan tempat hidup macan tutul (Panthera pardus).

Lihat pula

  • Artikel Gunung Merapi.
  • Daftar taman nasional di Indonesia.

Referensi

  • Anonim. Laporan Yang belakang sekali Sosialisasi dan Komunikasi Yang akan menjadi TN Merapi dan SK Menhut 134/Menhut-II/2004 tanggal 4 Mei 2004
  • Anonim. Rencana Pengelolaan Yang akan menjadi Taman Nasional Gunung Merapi. Kerjasama BKSDA DI Yogyakarta dengan Fakultas Kehutanan UGM. Jogjakarta.

Pranala luar

  • (Indonesia) Situs web Taman Nasional Gunung Merapi

edunitas.com


Page 4

Taman Nasional Gunung Merapi adalah sebuah taman nasional (sering disingkat TN) yang terletak di Jawa bagian tengah. Secara administrasi kepemerintahan, wilayah taman nasional ini masuk ke dalam wilayah dua provinsi, yakni Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Penunjukan daerah TN Gunung Merapi diterapkan dengan SK Menhut 134/Menhut-II/2004 tanggal 4 Mei 2004. Sasaran pengelolaannya adalah perlindungan bagi sumber-sumber cairan, sungai dan penyangga sistem kehidupan kabupaten/kota-kota Sleman, Yogyakarta, Klaten, Boyolali, dan Magelang. Sementara ini, sebelum terbentuknya balai pengelola taman nasional, TN G Merapi mempunyai di bawah pengelolaan Balai KSDA (Konservasi Sumber Daya Alam) Yogyakarta.

Posisi dan lebar

Posisi geografis daerah TN Gunung Merapi adalah di selang koordinat 07°22'33" - 07°52'30" LS dan 110°15'00" - 110°37'30" BT. Sedangkan lebar totalnya lebih kurang 6.410 ha, dengan 5.126,01 ha di wilayah Jawa Tengah dan 1.283,99 ha di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Daerah TN G Merapi tersebut termasuk wilayah kabupaten-kabupaten Magelang, Boyolali dan Klaten di Jawa Tengah, serta Sleman di Yogyakarta.

Sejarah daerah

Hutan-hutan di Gunung Merapi telah dikuatkan sebagai daerah lindung sejak tahun 1931 kepada perlindungan sumber cairan, sungai dan penyangga sistem kehidupan kabupaten/kota Sleman, Yogyakarta, Klaten, Boyolali, dan Magelang.

Sebelum ditunjuk menjadi TNG Merapi, daerah hutan di wilayah yang termasuk provinsi DI Yogyakarta terdiri dari fungsi-fungsi hutan lindung seluas 1.041,38 ha, cagar alam (CA) Plawangan Turgo 146,16 ha; dan taman wisata alam (TWA) Plawangan Turgo 96,45 ha. Daerah hutan di wilayah Jateng yang masuk dalam wilayah TN ini merupakan hutan lindung seluas 5.126 ha.

Deskripsi fisik wilayah

Topografi

Wilayah TN G Merapi mempunyai pada ketinggian selang 600 - 2.968 m dpl. Topografi daerah mulai dari landai sampai berbukit dan bergunung-gunung. Di sebelah utara terdapat dataran tinggi yang menyempit di selang dua buah gunung, yakni Gunung Merapi dan Gunung Merbabu di lebih kurang Kecamatan Selo, Boyolali.

Di bagian selatan, lereng Merapi terus turun dan melandai sampai ke pantai selatan di tepi Samudera Hindia, melalui wilayah kota Yogyakarta. Pada sebelum kaki gunung, terdapat dua bukit yaitu Bukit Turgo dan Bukit Plawangan yang merupakan bagian daerah wisata Kaliurang.

Jenis tanah

Jenis-jenis tanah di wilayah ini adalah regosol, andosol, alluvial dan litosol. Tanah regosol yang merupakan jenis tanah muda terutama mempunyai di wilayah Yogyakarta. Bahan induk tanah adalah material vulkanik, yang mengembang pada fisiografi lereng gunung. Jenis tanah andosol ditemukan di wilayah-wilayah kecamatan Selo dan Cepogo, Boyolali.

Iklim

Tipe iklim di wilayah ini adalah tipe C menurut klasifikasi curah hujan Schmidt dan Ferguson, yakni persangkaan basah dengan nilai Q selang 33,3% - 66%. Luhur curah hujan bervariasi selang 875 - 2527 mm pertahun. Variasi curah hujan di tiap-tiap kabupaten adalah sbb.:

  • Magelang: 2.252 – 3.627 mm/th
  • Boyolali: 1.856 – 3.136 mm/th
  • Klaten : 902 – 2.490 mm/th
  • Sleman : 1.869,8 – 2.495 mm/th

Hidrologi

Wilayah Gunung Merapi merupakan sumber bagi tiga DAS (daerah saluran sungai), yakni DAS Progo di bagian barat; DAS Opak di bagian selatan dan DAS Bengawan Solo di sebelah timur. Keseluruhan, terdapat lebih kurang 27 sungai di seputar Gunung Merapi yang mengalir ke tiga DAS tersebut.

Kekayaan biologis

Ekosistem Merapi secara alami merupakan hutan tropis pegunungan yang terpengaruh keaktifan gunung berapi. Beberapa jenis endemik di selangnya adalah saninten (Castanopsis argentea), anggrek Vanda tricolor, dan elang jawa (Spizaetus bartelsi). Taman nasional ini juga merupakan tempat hidup macan tutul (Panthera pardus).

Lihat pula

  • Artikel Gunung Merapi.
  • Daftar taman nasional di Indonesia.

Referensi

  • Anonim. Laporan Yang belakang sekali Sosialisasi dan Komunikasi Yang akan menjadi TN Merapi dan SK Menhut 134/Menhut-II/2004 tanggal 4 Mei 2004
  • Anonim. Rencana Pengelolaan Yang akan menjadi Taman Nasional Gunung Merapi. Kerjasama BKSDA DI Yogyakarta dengan Fakultas Kehutanan UGM. Jogjakarta.

Pranala luar

  • (Indonesia) Situs web Taman Nasional Gunung Merapi

edunitas.com


Page 5

Taman Nasional Gunung Merapi adalah sebuah taman nasional (sering disingkat TN) yang terletak di Jawa bagian tengah. Secara administrasi kepemerintahan, wilayah taman nasional ini masuk ke dalam wilayah dua provinsi, yakni Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Penunjukan daerah TN Gunung Merapi diterapkan dengan SK Menhut 134/Menhut-II/2004 tanggal 4 Mei 2004. Sasaran pengelolaannya adalah perlindungan bagi sumber-sumber cairan, sungai dan penyangga sistem kehidupan kabupaten/kota-kota Sleman, Yogyakarta, Klaten, Boyolali, dan Magelang. Sementara ini, sebelum terbentuknya balai pengelola taman nasional, TN G Merapi mempunyai di bawah pengelolaan Balai KSDA (Konservasi Sumber Daya Alam) Yogyakarta.

Posisi dan lebar

Posisi geografis daerah TN Gunung Merapi adalah di selang koordinat 07°22'33" - 07°52'30" LS dan 110°15'00" - 110°37'30" BT. Sedangkan lebar totalnya lebih kurang 6.410 ha, dengan 5.126,01 ha di wilayah Jawa Tengah dan 1.283,99 ha di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Daerah TN G Merapi tersebut termasuk wilayah kabupaten-kabupaten Magelang, Boyolali dan Klaten di Jawa Tengah, serta Sleman di Yogyakarta.

Sejarah daerah

Hutan-hutan di Gunung Merapi telah dikuatkan sebagai daerah lindung sejak tahun 1931 kepada perlindungan sumber cairan, sungai dan penyangga sistem kehidupan kabupaten/kota Sleman, Yogyakarta, Klaten, Boyolali, dan Magelang.

Sebelum ditunjuk menjadi TNG Merapi, daerah hutan di wilayah yang termasuk provinsi DI Yogyakarta terdiri dari fungsi-fungsi hutan lindung seluas 1.041,38 ha, cagar alam (CA) Plawangan Turgo 146,16 ha; dan taman wisata alam (TWA) Plawangan Turgo 96,45 ha. Daerah hutan di wilayah Jateng yang masuk dalam wilayah TN ini merupakan hutan lindung seluas 5.126 ha.

Deskripsi fisik wilayah

Topografi

Wilayah TN G Merapi mempunyai pada ketinggian selang 600 - 2.968 m dpl. Topografi daerah mulai dari landai sampai berbukit dan bergunung-gunung. Di sebelah utara terdapat dataran tinggi yang menyempit di selang dua buah gunung, yakni Gunung Merapi dan Gunung Merbabu di lebih kurang Kecamatan Selo, Boyolali.

Di bagian selatan, lereng Merapi terus turun dan melandai sampai ke pantai selatan di tepi Samudera Hindia, melalui wilayah kota Yogyakarta. Pada sebelum kaki gunung, terdapat dua bukit yaitu Bukit Turgo dan Bukit Plawangan yang merupakan bagian daerah wisata Kaliurang.

Jenis tanah

Jenis-jenis tanah di wilayah ini adalah regosol, andosol, alluvial dan litosol. Tanah regosol yang merupakan jenis tanah muda terutama mempunyai di wilayah Yogyakarta. Bahan induk tanah adalah material vulkanik, yang mengembang pada fisiografi lereng gunung. Jenis tanah andosol ditemukan di wilayah-wilayah kecamatan Selo dan Cepogo, Boyolali.

Iklim

Tipe iklim di wilayah ini adalah tipe C menurut klasifikasi curah hujan Schmidt dan Ferguson, yakni persangkaan basah dengan nilai Q selang 33,3% - 66%. Luhur curah hujan bervariasi selang 875 - 2527 mm pertahun. Variasi curah hujan di tiap-tiap kabupaten adalah sbb.:

  • Magelang: 2.252 – 3.627 mm/th
  • Boyolali: 1.856 – 3.136 mm/th
  • Klaten : 902 – 2.490 mm/th
  • Sleman : 1.869,8 – 2.495 mm/th

Hidrologi

Wilayah Gunung Merapi merupakan sumber bagi tiga DAS (daerah saluran sungai), yakni DAS Progo di bagian barat; DAS Opak di bagian selatan dan DAS Bengawan Solo di sebelah timur. Keseluruhan, terdapat lebih kurang 27 sungai di seputar Gunung Merapi yang mengalir ke tiga DAS tersebut.

Kekayaan biologis

Ekosistem Merapi secara alami merupakan hutan tropis pegunungan yang terpengaruh keaktifan gunung berapi. Beberapa jenis endemik di selangnya adalah saninten (Castanopsis argentea), anggrek Vanda tricolor, dan elang jawa (Spizaetus bartelsi). Taman nasional ini juga merupakan tempat hidup macan tutul (Panthera pardus).

Lihat pula

  • Artikel Gunung Merapi.
  • Daftar taman nasional di Indonesia.

Referensi

  • Anonim. Laporan Yang belakang sekali Sosialisasi dan Komunikasi Yang akan menjadi TN Merapi dan SK Menhut 134/Menhut-II/2004 tanggal 4 Mei 2004
  • Anonim. Rencana Pengelolaan Yang akan menjadi Taman Nasional Gunung Merapi. Kerjasama BKSDA DI Yogyakarta dengan Fakultas Kehutanan UGM. Jogjakarta.

Pranala luar

  • (Indonesia) Situs web Taman Nasional Gunung Merapi

edunitas.com


Page 6

Taman Nasional Gunung Merapi adalah sebuah taman nasional (sering disingkat TN) yang terletak di Jawa bagian tengah. Secara administrasi kepemerintahan, wilayah taman nasional ini masuk ke dalam wilayah dua provinsi, yakni Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Penunjukan daerah TN Gunung Merapi diterapkan dengan SK Menhut 134/Menhut-II/2004 tanggal 4 Mei 2004. Sasaran pengelolaannya adalah perlindungan bagi sumber-sumber cairan, sungai dan penyangga sistem kehidupan kabupaten/kota-kota Sleman, Yogyakarta, Klaten, Boyolali, dan Magelang. Sementara ini, sebelum terbentuknya balai pengelola taman nasional, TN G Merapi mempunyai di bawah pengelolaan Balai KSDA (Konservasi Sumber Daya Alam) Yogyakarta.

Posisi dan lebar

Posisi geografis daerah TN Gunung Merapi adalah di selang koordinat 07°22'33" - 07°52'30" LS dan 110°15'00" - 110°37'30" BT. Sedangkan lebar totalnya lebih kurang 6.410 ha, dengan 5.126,01 ha di wilayah Jawa Tengah dan 1.283,99 ha di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Daerah TN G Merapi tersebut termasuk wilayah kabupaten-kabupaten Magelang, Boyolali dan Klaten di Jawa Tengah, serta Sleman di Yogyakarta.

Sejarah daerah

Hutan-hutan di Gunung Merapi telah dikuatkan sebagai daerah lindung sejak tahun 1931 kepada perlindungan sumber cairan, sungai dan penyangga sistem kehidupan kabupaten/kota Sleman, Yogyakarta, Klaten, Boyolali, dan Magelang.

Sebelum ditunjuk menjadi TNG Merapi, daerah hutan di wilayah yang termasuk provinsi DI Yogyakarta terdiri dari fungsi-fungsi hutan lindung seluas 1.041,38 ha, cagar alam (CA) Plawangan Turgo 146,16 ha; dan taman wisata alam (TWA) Plawangan Turgo 96,45 ha. Daerah hutan di wilayah Jateng yang masuk dalam wilayah TN ini merupakan hutan lindung seluas 5.126 ha.

Deskripsi fisik wilayah

Topografi

Wilayah TN G Merapi mempunyai pada ketinggian selang 600 - 2.968 m dpl. Topografi daerah mulai dari landai sampai berbukit dan bergunung-gunung. Di sebelah utara terdapat dataran tinggi yang menyempit di selang dua buah gunung, yakni Gunung Merapi dan Gunung Merbabu di lebih kurang Kecamatan Selo, Boyolali.

Di bagian selatan, lereng Merapi terus turun dan melandai sampai ke pantai selatan di tepi Samudera Hindia, melalui wilayah kota Yogyakarta. Pada sebelum kaki gunung, terdapat dua bukit yaitu Bukit Turgo dan Bukit Plawangan yang merupakan bagian daerah wisata Kaliurang.

Jenis tanah

Jenis-jenis tanah di wilayah ini adalah regosol, andosol, alluvial dan litosol. Tanah regosol yang merupakan jenis tanah muda terutama mempunyai di wilayah Yogyakarta. Bahan induk tanah adalah material vulkanik, yang mengembang pada fisiografi lereng gunung. Jenis tanah andosol ditemukan di wilayah-wilayah kecamatan Selo dan Cepogo, Boyolali.

Iklim

Tipe iklim di wilayah ini adalah tipe C menurut klasifikasi curah hujan Schmidt dan Ferguson, yakni persangkaan basah dengan nilai Q selang 33,3% - 66%. Luhur curah hujan bervariasi selang 875 - 2527 mm pertahun. Variasi curah hujan di tiap-tiap kabupaten adalah sbb.:

  • Magelang: 2.252 – 3.627 mm/th
  • Boyolali: 1.856 – 3.136 mm/th
  • Klaten : 902 – 2.490 mm/th
  • Sleman : 1.869,8 – 2.495 mm/th

Hidrologi

Wilayah Gunung Merapi merupakan sumber bagi tiga DAS (daerah saluran sungai), yakni DAS Progo di bagian barat; DAS Opak di bagian selatan dan DAS Bengawan Solo di sebelah timur. Keseluruhan, terdapat lebih kurang 27 sungai di seputar Gunung Merapi yang mengalir ke tiga DAS tersebut.

Kekayaan biologis

Ekosistem Merapi secara alami merupakan hutan tropis pegunungan yang terpengaruh keaktifan gunung berapi. Beberapa jenis endemik di selangnya adalah saninten (Castanopsis argentea), anggrek Vanda tricolor, dan elang jawa (Spizaetus bartelsi). Taman nasional ini juga merupakan tempat hidup macan tutul (Panthera pardus).

Lihat pula

  • Artikel Gunung Merapi.
  • Daftar taman nasional di Indonesia.

Referensi

  • Anonim. Laporan Yang belakang sekali Sosialisasi dan Komunikasi Yang akan menjadi TN Merapi dan SK Menhut 134/Menhut-II/2004 tanggal 4 Mei 2004
  • Anonim. Rencana Pengelolaan Yang akan menjadi Taman Nasional Gunung Merapi. Kerjasama BKSDA DI Yogyakarta dengan Fakultas Kehutanan UGM. Jogjakarta.

Pranala luar

  • (Indonesia) Situs web Taman Nasional Gunung Merapi

edunitas.com


Page 7

Taman Nasional Bunaken adalah taman laut yang terletak di Sulawesi Utara, Indonesia. Taman ini terletak di Segitiga Terumbu Karang, menjadi habitat bagi 390 spesies terumbu karang[2] dan juga berbagai spesies ikan, moluska, reptil dan mamalia laut. Taman Nasional Bunaken merupakan perwakilan ekosistem laut Indonesia, meliputi padang rumput laut, terumbu karang dan ekosistem pantai.[3]

Taman nasional ini didirikan pada tahun 1991 dan meliputi daerah seluas 890.65 km². 97% dari taman nasional ini merupakan habitat laut, sementara 3% sisanya merupakan daratan, meliputi lima pulau: Bunaken, Manado Tua, Mantehage, Naen dan Siladen.

Flora dan fauna

Taman Nasional Bunaken memiliki ekosistem terumbu karang yang sangat kaya.[3] Terdapat sekitar 390 spesies terumbu karang di daerah ini.[2] Spesies alga yang mampu ditemui di Taman Nasional Bunaken adalah Caulerpa, Halimeda dan Padina, sementara spesies rumput laut yang banyak ditemui adalah Thalassia hemprichii, Enhallus acoroides, dan Thalassaodendron ciliatum. Taman Nasional Bunaken juga memiliki berbagai spesies ikan, mamalia laut, reptil, burung, moluska dan mangrove.[3] Sekitar 90 spesies ikan tinggal di perairan daerah ini.

Di daratan, pulau ini kaya akan Arecaceae, sagu, woka, silar dan kelapa. Selain itu, Taman Nasional Bunaken juga memiliki spesies hewan yang tinggal di daratan, seperti rusa dan kuskus. Hutan mangrove di taman ini menjadi habitat bagi kepiting, lobster, moluska dan burung laut.[3]

Cara manusia

Sebutkan jenis rumput laut yang banyak ditemui di Taman Nasional Bunaken

Nudibranch (Nembrotha cristata) di Taman Nasional Bunaken

Di daerah ini, terdapat 22 desa dengan banyak masyarakat sekitar 35.000 jiwa. Biasanya dari mereka melakukan pekerjaan sebagai nelayan atau petani kelapa, ubi jalar, pisang dan rumput laut untuk diekspor, sementara sebagian yang lain melakukan pekerjaan sebagai pemandu, pekerja di cottage dan nahkoda kapal.[4]

Pariwisata di daerah ini terus dikembangkan. Selang tahun 2003 hingga 2006, banyak pengunjung di Taman Nasional Bunaken mencapai 32.000 hingga 39.000 jiwa, dengan 8-10.000 diantaranya merupakan turis asing.[1]

Konservasi dan ancaman

Taman Nasional Bunaken secara resmi didirikan pada tahun 1991 dan merupakan salah satu taman laut pertama Indonesia. Pada tahun 2005, Indonesia mendaftarkan taman nasional ini kepada UNESCO untuk dimasukan kedalam Situs Warisan Dunia.[5] Meskipun memiliki status taman nasional dan mendapat pendanaan yang cukup, taman ini mengalami degradasi kecil belakang suatu peristiwa penambangan terumbu karang, kerusakan belakang suatu peristiwa jangkar, penggunaan bom dan sianida dalam menangkap ikan, cara menyelam dan sampah.[1] World Wildlife Fund (WWF) memberikan bantuan konservasi sebagai anggota dari "Sulu Sulawesi Marine Eco-region Action Plan". Konservasi meliputi patroli, yang berhasil mengurangi penggunaan bom dalam menangkap ikan.[6]

Pustaka

Pranala luar

Sebutkan jenis rumput laut yang banyak ditemui di Taman Nasional Bunaken
Panduan wisata Bunaken di Wikivoyage.

Wikidata: Bunaken National Park


edunitas.com


Page 8

Taman Nasional Bunaken

IUCN Kategori II (Taman Nasional)

Sebutkan jenis rumput laut yang banyak ditemui di Taman Nasional Bunaken

Pemandangan Pulau Bunaken dari pulau Manado Tua

Sebutkan jenis rumput laut yang banyak ditemui di Taman Nasional Bunaken

Letak di Sulawesi
LetakSulawesi, Indonesia
Kota terdekatManado
Koordinat
Sebutkan jenis rumput laut yang banyak ditemui di Taman Nasional Bunaken
1°40′LU 124°39′BT / 1,667°LU 124,65°BT / 1.667; 124.650
Koordinat:
Lebar890 km²
Didirikan1991
Pengunjungca.35,000[1](tahun 2003-06)
Pihak pengelolaDepartemen Kehutanan

Taman Nasional Bunaken merupakan taman laut yang mempunyai di Sulawesi Utara, Indonesia. Taman ini mempunyai di Segitiga Terumbu Karang, menjadi habitat untuk 390 spesies terumbu karang[2] dan juga berbagai spesies ikan, moluska, reptil dan mamalia laut. Taman Nasional Bunaken merupakan perwakilan ekosistem laut Indonesia, meliputi padang rumput laut, terumbu karang dan ekosistem pantai.[3]

Taman nasional ini didirikan pada tahun 1991 dan meliputi kawasan seluas 890.65 km². 97% dari taman nasional ini merupakan habitat laut, sementara 3% sisanya merupakan daratan, meliputi lima pulau: Bunaken, Manado Tua, Mantehage, Naen dan Siladen.

Flora dan fauna

Taman Nasional Bunaken memiliki ekosistem terumbu karang yang sangat kaya.[3] Terdapat sekitar 390 spesies terumbu karang di kawasan ini.[2] Spesies alga yang mampu ditemui di Taman Nasional Bunaken merupakan Caulerpa, Halimeda dan Padina, sementara spesies rumput laut yang banyak ditemui merupakan Thalassia hemprichii, Enhallus acoroides, dan Thalassaodendron ciliatum. Taman Nasional Bunaken juga memiliki berbagai spesies ikan, mamalia laut, reptil, burung, moluska dan mangrove.[3] Sekitar 90 spesies ikan tinggal di perairan kawasan ini.

Di daratan, pulau ini kaya akan Arecaceae, sagu, woka, silar dan kelapa. Selain itu, Taman Nasional Bunaken juga memiliki spesies hewan yang tinggal di daratan, seperti rusa dan kuskus. Hutan mangrove di taman ini menjadi habitat untuk kepiting, lobster, moluska dan burung laut.[3]

Cara manusia

Sebutkan jenis rumput laut yang banyak ditemui di Taman Nasional Bunaken

Nudibranch (Nembrotha cristata) di Taman Nasional Bunaken

Di kawasan ini, terdapat 22 desa dengan banyak masyarakat sekitar 35.000 jiwa. Biasanya dari mereka melakukan pekerjaan sebagai nelayan atau petani kelapa, ubi jalar, pisang dan rumput laut untuk diekspor, sementara sebagian yang lain melakukan pekerjaan sebagai pemandu, pekerja di cottage dan nahkoda kapal.[4]

Pariwisata di kawasan ini terus dikembangkan. Selang tahun 2003 hingga 2006, banyak pengunjung di Taman Nasional Bunaken hingga 32.000 hingga 39.000 jiwa, dengan 8-10.000 diantaranya merupakan turis asing.[1]

Konservasi dan ancaman

Taman Nasional Bunaken secara formal didirikan pada tahun 1991 dan merupakan salah satu taman laut pertama Indonesia. Pada tahun 2005, Indonesia mendaftarkan taman nasional ini untuk UNESCO untuk dimasukan kedalam Situs Warisan Dunia.[5] Meskipun memiliki status taman nasional dan mendapat pendanaan yang cukup, taman ini mengalami degradasi kecil belakang suatu peristiwa penambangan terumbu karang, kerusakan belakang suatu peristiwa jangkar, penggunaan bom dan sianida dalam menangkap ikan, cara menyelam dan sampah.[1] World Wildlife Fund (WWF) memberikan bantuan konservasi sebagai anggota dari "Sulu Sulawesi Marine Eco-region Action Plan". Konservasi meliputi patroli, yang berhasil mengurangi penggunaan bom dalam menangkap ikan.[6]

Pustaka

Pranala luar

Sebutkan jenis rumput laut yang banyak ditemui di Taman Nasional Bunaken
Panduan wisata Bunaken di Wikivoyage.

Wikidata: Bunaken National Park


edunitas.com


Page 9

Taman Nasional Bunaken

IUCN Kategori II (Taman Nasional)

Sebutkan jenis rumput laut yang banyak ditemui di Taman Nasional Bunaken

Pemandangan Pulau Bunaken dari pulau Manado Tua

Sebutkan jenis rumput laut yang banyak ditemui di Taman Nasional Bunaken

Letak di Sulawesi
LetakSulawesi, Indonesia
Kota terdekatManado
Koordinat
Sebutkan jenis rumput laut yang banyak ditemui di Taman Nasional Bunaken
1°40′LU 124°39′BT / 1,667°LU 124,65°BT / 1.667; 124.650
Koordinat:
Lebar890 km²
Didirikan1991
Pengunjungca.35,000[1](tahun 2003-06)
Pihak pengelolaDepartemen Kehutanan

Taman Nasional Bunaken merupakan taman laut yang mempunyai di Sulawesi Utara, Indonesia. Taman ini mempunyai di Segitiga Terumbu Karang, menjadi habitat untuk 390 spesies terumbu karang[2] dan juga berbagai spesies ikan, moluska, reptil dan mamalia laut. Taman Nasional Bunaken merupakan perwakilan ekosistem laut Indonesia, meliputi padang rumput laut, terumbu karang dan ekosistem pantai.[3]

Taman nasional ini didirikan pada tahun 1991 dan meliputi kawasan seluas 890.65 km². 97% dari taman nasional ini merupakan habitat laut, sementara 3% sisanya merupakan daratan, meliputi lima pulau: Bunaken, Manado Tua, Mantehage, Naen dan Siladen.

Flora dan fauna

Taman Nasional Bunaken memiliki ekosistem terumbu karang yang sangat kaya.[3] Terdapat sekitar 390 spesies terumbu karang di kawasan ini.[2] Spesies alga yang mampu ditemui di Taman Nasional Bunaken merupakan Caulerpa, Halimeda dan Padina, sementara spesies rumput laut yang banyak ditemui merupakan Thalassia hemprichii, Enhallus acoroides, dan Thalassaodendron ciliatum. Taman Nasional Bunaken juga memiliki berbagai spesies ikan, mamalia laut, reptil, burung, moluska dan mangrove.[3] Sekitar 90 spesies ikan tinggal di perairan kawasan ini.

Di daratan, pulau ini kaya akan Arecaceae, sagu, woka, silar dan kelapa. Selain itu, Taman Nasional Bunaken juga memiliki spesies hewan yang tinggal di daratan, seperti rusa dan kuskus. Hutan mangrove di taman ini menjadi habitat untuk kepiting, lobster, moluska dan burung laut.[3]

Cara manusia

Sebutkan jenis rumput laut yang banyak ditemui di Taman Nasional Bunaken

Nudibranch (Nembrotha cristata) di Taman Nasional Bunaken

Di kawasan ini, terdapat 22 desa dengan banyak masyarakat sekitar 35.000 jiwa. Biasanya dari mereka melakukan pekerjaan sebagai nelayan atau petani kelapa, ubi jalar, pisang dan rumput laut untuk diekspor, sementara sebagian yang lain melakukan pekerjaan sebagai pemandu, pekerja di cottage dan nahkoda kapal.[4]

Pariwisata di kawasan ini terus dikembangkan. Selang tahun 2003 hingga 2006, banyak pengunjung di Taman Nasional Bunaken hingga 32.000 hingga 39.000 jiwa, dengan 8-10.000 diantaranya merupakan turis asing.[1]

Konservasi dan ancaman

Taman Nasional Bunaken secara formal didirikan pada tahun 1991 dan merupakan salah satu taman laut pertama Indonesia. Pada tahun 2005, Indonesia mendaftarkan taman nasional ini untuk UNESCO untuk dimasukan kedalam Situs Warisan Dunia.[5] Meskipun memiliki status taman nasional dan mendapat pendanaan yang cukup, taman ini mengalami degradasi kecil belakang suatu peristiwa penambangan terumbu karang, kerusakan belakang suatu peristiwa jangkar, penggunaan bom dan sianida dalam menangkap ikan, cara menyelam dan sampah.[1] World Wildlife Fund (WWF) memberikan bantuan konservasi sebagai anggota dari "Sulu Sulawesi Marine Eco-region Action Plan". Konservasi meliputi patroli, yang berhasil mengurangi penggunaan bom dalam menangkap ikan.[6]

Pustaka

Pranala luar

Sebutkan jenis rumput laut yang banyak ditemui di Taman Nasional Bunaken
Panduan wisata Bunaken di Wikivoyage.

Wikidata: Bunaken National Park


edunitas.com


Page 10

Taman Nasional Bunaken adalah taman laut yang terletak di Sulawesi Utara, Indonesia. Taman ini terletak di Segitiga Terumbu Karang, menjadi habitat bagi 390 spesies terumbu karang[2] dan juga berbagai spesies ikan, moluska, reptil dan mamalia laut. Taman Nasional Bunaken merupakan perwakilan ekosistem laut Indonesia, meliputi padang rumput laut, terumbu karang dan ekosistem pantai.[3]

Taman nasional ini didirikan pada tahun 1991 dan meliputi daerah seluas 890.65 km². 97% dari taman nasional ini merupakan habitat laut, sementara 3% sisanya merupakan daratan, meliputi lima pulau: Bunaken, Manado Tua, Mantehage, Naen dan Siladen.

Flora dan fauna

Taman Nasional Bunaken memiliki ekosistem terumbu karang yang sangat kaya.[3] Terdapat sekitar 390 spesies terumbu karang di daerah ini.[2] Spesies alga yang mampu ditemui di Taman Nasional Bunaken adalah Caulerpa, Halimeda dan Padina, sementara spesies rumput laut yang banyak ditemui adalah Thalassia hemprichii, Enhallus acoroides, dan Thalassaodendron ciliatum. Taman Nasional Bunaken juga memiliki berbagai spesies ikan, mamalia laut, reptil, burung, moluska dan mangrove.[3] Sekitar 90 spesies ikan tinggal di perairan daerah ini.

Di daratan, pulau ini kaya akan Arecaceae, sagu, woka, silar dan kelapa. Selain itu, Taman Nasional Bunaken juga memiliki spesies hewan yang tinggal di daratan, seperti rusa dan kuskus. Hutan mangrove di taman ini menjadi habitat bagi kepiting, lobster, moluska dan burung laut.[3]

Cara manusia

Sebutkan jenis rumput laut yang banyak ditemui di Taman Nasional Bunaken

Nudibranch (Nembrotha cristata) di Taman Nasional Bunaken

Di daerah ini, terdapat 22 desa dengan banyak masyarakat sekitar 35.000 jiwa. Biasanya dari mereka melakukan pekerjaan sebagai nelayan atau petani kelapa, ubi jalar, pisang dan rumput laut untuk diekspor, sementara sebagian yang lain melakukan pekerjaan sebagai pemandu, pekerja di cottage dan nahkoda kapal.[4]

Pariwisata di daerah ini terus dikembangkan. Selang tahun 2003 hingga 2006, banyak pengunjung di Taman Nasional Bunaken mencapai 32.000 hingga 39.000 jiwa, dengan 8-10.000 diantaranya merupakan turis asing.[1]

Konservasi dan ancaman

Taman Nasional Bunaken secara resmi didirikan pada tahun 1991 dan merupakan salah satu taman laut pertama Indonesia. Pada tahun 2005, Indonesia mendaftarkan taman nasional ini kepada UNESCO untuk dimasukan kedalam Situs Warisan Dunia.[5] Meskipun memiliki status taman nasional dan mendapat pendanaan yang cukup, taman ini mengalami degradasi kecil belakang suatu peristiwa penambangan terumbu karang, kerusakan belakang suatu peristiwa jangkar, penggunaan bom dan sianida dalam menangkap ikan, cara menyelam dan sampah.[1] World Wildlife Fund (WWF) memberikan bantuan konservasi sebagai anggota dari "Sulu Sulawesi Marine Eco-region Action Plan". Konservasi meliputi patroli, yang berhasil mengurangi penggunaan bom dalam menangkap ikan.[6]

Pustaka

Pranala luar

Sebutkan jenis rumput laut yang banyak ditemui di Taman Nasional Bunaken
Panduan wisata Bunaken di Wikivoyage.

Wikidata: Bunaken National Park


edunitas.com


Page 11

Taman Nasional Gunung Merapi yaitu sebuah taman nasional (sering disingkat TN) yang terletak di Jawa segi tengah. Secara administrasi kepemerintahan, wilayah taman nasional ini masuk ke dalam wilayah dua provinsi, yakni Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Penunjukan kawasan TN Gunung Merapi dilakukan dengan SK Menhut 134/Menhut-II/2004 tanggal 4 Mei 2004. Tujuan pengelolaannya yaitu perlindungan bagi sumber-sumber cairan, sungai dan penyangga sistem kehidupan kabupaten/kota-kota Sleman, Yogyakarta, Klaten, Boyolali, dan Magelang. Sementara ini, sebelum terbentuknya balai pengelola taman nasional, TN G Merapi tidak kekurangan di bawah pengelolaan Balai KSDA (Konservasi Sumber Daya Alam) Yogyakarta.

Letak dan luas

Letak geografis kawasan TN Gunung Merapi yaitu di antara koordinat 07°22'33" - 07°52'30" LS dan 110°15'00" - 110°37'30" BT. Sedangkan luas totalnya lebih kurang 6.410 ha, dengan 5.126,01 ha di wilayah Jawa Tengah dan 1.283,99 ha di Kawasan Istimewa Yogyakarta.

Kawasan TN G Merapi tersebut termasuk wilayah kabupaten-kabupaten Magelang, Boyolali dan Klaten di Jawa Tengah, serta Sleman di Yogyakarta.

Sejarah kawasan

Hutan-hutan di Gunung Merapi telah ditentukan sebagai kawasan lindung sejak tahun 1931 bagi perlindungan sumber cairan, sungai dan penyangga sistem kehidupan kabupaten/kota Sleman, Yogyakarta, Klaten, Boyolali, dan Magelang.

Sebelum ditunjuk dijadikan TNG Merapi, kawasan hutan di wilayah yang termasuk provinsi DI Yogyakarta terdiri dari fungsi-fungsi hutan lindung seluas 1.041,38 ha, cagar alam (CA) Plawangan Turgo 146,16 ha; dan taman wisata alam (TWA) Plawangan Turgo 96,45 ha. Kawasan hutan di wilayah Jateng yang masuk dalam wilayah TN ini yaitu hutan lindung seluas 5.126 ha.

Deskripsi fisik wilayah

Topografi

Wilayah TN G Merapi tidak kekurangan pada ketinggian antara 600 - 2.968 m dpl. Topografi kawasan mulai dari landai hingga berbukit dan bergunung-gunung. Di sebelah utara terdapat dataran tinggi yang menyempit di antara dua buah gunung, yakni Gunung Merapi dan Gunung Merbabu di lebih kurang Kecamatan Selo, Boyolali.

Di segi selatan, lereng Merapi terus turun dan melandai hingga ke pantai selatan di tepi Samudera Hindia, melintasi wilayah kota Yogyakarta. Pada sebelum kaki gunung, terdapat dua bukit yaitu Bukit Turgo dan Bukit Plawangan yang yaitu segi kawasan wisata Kaliurang.

Jenis tanah

Jenis-jenis tanah di wilayah ini yaitu regosol, andosol, alluvial dan litosol. Tanah regosol yang yaitu jenis tanah muda terutama tidak kekurangan di wilayah Yogyakarta. Bahan induk tanah yaitu material vulkanik, yang menjadi lebih sempurna pada fisiografi lereng gunung. Jenis tanah andosol ditemukan di wilayah-wilayah kecamatan Selo dan Cepogo, Boyolali.

Iklim

Tipe iklim di wilayah ini yaitu tipe C menurut klasifikasi curah hujan Schmidt dan Ferguson, yakni lebih kurang basah dengan nilai Q antara 33,3% - 66%. Akbar curah hujan bervariasi antara 875 - 2527 mm pertahun. Variasi curah hujan di tiap-tiap kabupaten yaitu sbb.:

  • Magelang: 2.252 – 3.627 mm/th
  • Boyolali: 1.856 – 3.136 mm/th
  • Klaten : 902 – 2.490 mm/th
  • Sleman : 1.869,8 – 2.495 mm/th

Hidrologi

Wilayah Gunung Merapi yaitu sumber bagi tiga DAS (kawasan arus sungai), yakni DAS Progo di segi barat; DAS Opak di segi selatan dan DAS Bengawan Solo di sebelah timur. Keseluruhan, terdapat lebih kurang 27 sungai di seputar Gunung Merapi yang mengalir ke tiga DAS tersebut.

Kekayaan biologis

Ekosistem Merapi secara alami yaitu hutan tropis pegunungan yang terpengaruh aktivitas gunung berapi. Beberapa jenis endemik di antaranya yaitu saninten (Castanopsis argentea), anggrek Vanda tricolor, dan elang jawa (Spizaetus bartelsi). Taman nasional ini juga yaitu tempat hidup macan tutul (Panthera pardus).

Lihat pula

  • Artikel Gunung Merapi.
  • Daftar taman nasional di Indonesia.

Referensi

  • Anonim. Laporan Kesudahan Sosialisasi dan Komunikasi Calon TN Merapi dan SK Menhut 134/Menhut-II/2004 tanggal 4 Mei 2004
  • Anonim. Rencana Pengelolaan Calon Taman Nasional Gunung Merapi. Kerjasama BKSDA DI Yogyakarta dengan Fakultas Kehutanan UGM. Jogjakarta.

Pranala luar

  • (Indonesia) Situs web Taman Nasional Gunung Merapi

edunitas.com


Page 12

Taman Nasional Gunung Merapi yaitu sebuah taman nasional (sering disingkat TN) yang terletak di Jawa segi tengah. Secara administrasi kepemerintahan, wilayah taman nasional ini masuk ke dalam wilayah dua provinsi, yakni Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Penunjukan kawasan TN Gunung Merapi dilakukan dengan SK Menhut 134/Menhut-II/2004 tanggal 4 Mei 2004. Tujuan pengelolaannya yaitu perlindungan bagi sumber-sumber cairan, sungai dan penyangga sistem kehidupan kabupaten/kota-kota Sleman, Yogyakarta, Klaten, Boyolali, dan Magelang. Sementara ini, sebelum terbentuknya balai pengelola taman nasional, TN G Merapi tidak kekurangan di bawah pengelolaan Balai KSDA (Konservasi Sumber Daya Alam) Yogyakarta.

Letak dan luas

Letak geografis kawasan TN Gunung Merapi yaitu di antara koordinat 07°22'33" - 07°52'30" LS dan 110°15'00" - 110°37'30" BT. Sedangkan luas totalnya lebih kurang 6.410 ha, dengan 5.126,01 ha di wilayah Jawa Tengah dan 1.283,99 ha di Kawasan Istimewa Yogyakarta.

Kawasan TN G Merapi tersebut termasuk wilayah kabupaten-kabupaten Magelang, Boyolali dan Klaten di Jawa Tengah, serta Sleman di Yogyakarta.

Sejarah kawasan

Hutan-hutan di Gunung Merapi telah ditentukan sebagai kawasan lindung sejak tahun 1931 bagi perlindungan sumber cairan, sungai dan penyangga sistem kehidupan kabupaten/kota Sleman, Yogyakarta, Klaten, Boyolali, dan Magelang.

Sebelum ditunjuk dijadikan TNG Merapi, kawasan hutan di wilayah yang termasuk provinsi DI Yogyakarta terdiri dari fungsi-fungsi hutan lindung seluas 1.041,38 ha, cagar alam (CA) Plawangan Turgo 146,16 ha; dan taman wisata alam (TWA) Plawangan Turgo 96,45 ha. Kawasan hutan di wilayah Jateng yang masuk dalam wilayah TN ini yaitu hutan lindung seluas 5.126 ha.

Deskripsi fisik wilayah

Topografi

Wilayah TN G Merapi tidak kekurangan pada ketinggian antara 600 - 2.968 m dpl. Topografi kawasan mulai dari landai hingga berbukit dan bergunung-gunung. Di sebelah utara terdapat dataran tinggi yang menyempit di antara dua buah gunung, yakni Gunung Merapi dan Gunung Merbabu di lebih kurang Kecamatan Selo, Boyolali.

Di segi selatan, lereng Merapi terus turun dan melandai hingga ke pantai selatan di tepi Samudera Hindia, melintasi wilayah kota Yogyakarta. Pada sebelum kaki gunung, terdapat dua bukit yaitu Bukit Turgo dan Bukit Plawangan yang yaitu segi kawasan wisata Kaliurang.

Jenis tanah

Jenis-jenis tanah di wilayah ini yaitu regosol, andosol, alluvial dan litosol. Tanah regosol yang yaitu jenis tanah muda terutama tidak kekurangan di wilayah Yogyakarta. Bahan induk tanah yaitu material vulkanik, yang menjadi lebih sempurna pada fisiografi lereng gunung. Jenis tanah andosol ditemukan di wilayah-wilayah kecamatan Selo dan Cepogo, Boyolali.

Iklim

Tipe iklim di wilayah ini yaitu tipe C menurut klasifikasi curah hujan Schmidt dan Ferguson, yakni lebih kurang basah dengan nilai Q antara 33,3% - 66%. Akbar curah hujan bervariasi antara 875 - 2527 mm pertahun. Variasi curah hujan di tiap-tiap kabupaten yaitu sbb.:

  • Magelang: 2.252 – 3.627 mm/th
  • Boyolali: 1.856 – 3.136 mm/th
  • Klaten : 902 – 2.490 mm/th
  • Sleman : 1.869,8 – 2.495 mm/th

Hidrologi

Wilayah Gunung Merapi yaitu sumber bagi tiga DAS (kawasan arus sungai), yakni DAS Progo di segi barat; DAS Opak di segi selatan dan DAS Bengawan Solo di sebelah timur. Keseluruhan, terdapat lebih kurang 27 sungai di seputar Gunung Merapi yang mengalir ke tiga DAS tersebut.

Kekayaan biologis

Ekosistem Merapi secara alami yaitu hutan tropis pegunungan yang terpengaruh aktivitas gunung berapi. Beberapa jenis endemik di antaranya yaitu saninten (Castanopsis argentea), anggrek Vanda tricolor, dan elang jawa (Spizaetus bartelsi). Taman nasional ini juga yaitu tempat hidup macan tutul (Panthera pardus).

Lihat pula

  • Artikel Gunung Merapi.
  • Daftar taman nasional di Indonesia.

Referensi

  • Anonim. Laporan Kesudahan Sosialisasi dan Komunikasi Calon TN Merapi dan SK Menhut 134/Menhut-II/2004 tanggal 4 Mei 2004
  • Anonim. Rencana Pengelolaan Calon Taman Nasional Gunung Merapi. Kerjasama BKSDA DI Yogyakarta dengan Fakultas Kehutanan UGM. Jogjakarta.

Pranala luar

  • (Indonesia) Situs web Taman Nasional Gunung Merapi

edunitas.com


Page 13

Taman Nasional Gunung Merapi yaitu sebuah taman nasional (sering disingkat TN) yang terletak di Jawa segi tengah. Secara administrasi kepemerintahan, wilayah taman nasional ini masuk ke dalam wilayah dua provinsi, yakni Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Penunjukan kawasan TN Gunung Merapi dilakukan dengan SK Menhut 134/Menhut-II/2004 tanggal 4 Mei 2004. Tujuan pengelolaannya yaitu perlindungan bagi sumber-sumber cairan, sungai dan penyangga sistem kehidupan kabupaten/kota-kota Sleman, Yogyakarta, Klaten, Boyolali, dan Magelang. Sementara ini, sebelum terbentuknya balai pengelola taman nasional, TN G Merapi tidak kekurangan di bawah pengelolaan Balai KSDA (Konservasi Sumber Daya Alam) Yogyakarta.

Letak dan luas

Letak geografis kawasan TN Gunung Merapi yaitu di antara koordinat 07°22'33" - 07°52'30" LS dan 110°15'00" - 110°37'30" BT. Sedangkan luas totalnya lebih kurang 6.410 ha, dengan 5.126,01 ha di wilayah Jawa Tengah dan 1.283,99 ha di Kawasan Istimewa Yogyakarta.

Kawasan TN G Merapi tersebut termasuk wilayah kabupaten-kabupaten Magelang, Boyolali dan Klaten di Jawa Tengah, serta Sleman di Yogyakarta.

Sejarah kawasan

Hutan-hutan di Gunung Merapi telah ditentukan sebagai kawasan lindung sejak tahun 1931 bagi perlindungan sumber cairan, sungai dan penyangga sistem kehidupan kabupaten/kota Sleman, Yogyakarta, Klaten, Boyolali, dan Magelang.

Sebelum ditunjuk dijadikan TNG Merapi, kawasan hutan di wilayah yang termasuk provinsi DI Yogyakarta terdiri dari fungsi-fungsi hutan lindung seluas 1.041,38 ha, cagar alam (CA) Plawangan Turgo 146,16 ha; dan taman wisata alam (TWA) Plawangan Turgo 96,45 ha. Kawasan hutan di wilayah Jateng yang masuk dalam wilayah TN ini yaitu hutan lindung seluas 5.126 ha.

Deskripsi fisik wilayah

Topografi

Wilayah TN G Merapi tidak kekurangan pada ketinggian antara 600 - 2.968 m dpl. Topografi kawasan mulai dari landai hingga berbukit dan bergunung-gunung. Di sebelah utara terdapat dataran tinggi yang menyempit di antara dua buah gunung, yakni Gunung Merapi dan Gunung Merbabu di lebih kurang Kecamatan Selo, Boyolali.

Di segi selatan, lereng Merapi terus turun dan melandai hingga ke pantai selatan di tepi Samudera Hindia, melintasi wilayah kota Yogyakarta. Pada sebelum kaki gunung, terdapat dua bukit yaitu Bukit Turgo dan Bukit Plawangan yang yaitu segi kawasan wisata Kaliurang.

Jenis tanah

Jenis-jenis tanah di wilayah ini yaitu regosol, andosol, alluvial dan litosol. Tanah regosol yang yaitu jenis tanah muda terutama tidak kekurangan di wilayah Yogyakarta. Bahan induk tanah yaitu material vulkanik, yang menjadi lebih sempurna pada fisiografi lereng gunung. Jenis tanah andosol ditemukan di wilayah-wilayah kecamatan Selo dan Cepogo, Boyolali.

Iklim

Tipe iklim di wilayah ini yaitu tipe C menurut klasifikasi curah hujan Schmidt dan Ferguson, yakni lebih kurang basah dengan nilai Q antara 33,3% - 66%. Akbar curah hujan bervariasi antara 875 - 2527 mm pertahun. Variasi curah hujan di tiap-tiap kabupaten yaitu sbb.:

  • Magelang: 2.252 – 3.627 mm/th
  • Boyolali: 1.856 – 3.136 mm/th
  • Klaten : 902 – 2.490 mm/th
  • Sleman : 1.869,8 – 2.495 mm/th

Hidrologi

Wilayah Gunung Merapi yaitu sumber bagi tiga DAS (kawasan arus sungai), yakni DAS Progo di segi barat; DAS Opak di segi selatan dan DAS Bengawan Solo di sebelah timur. Keseluruhan, terdapat lebih kurang 27 sungai di seputar Gunung Merapi yang mengalir ke tiga DAS tersebut.

Kekayaan biologis

Ekosistem Merapi secara alami yaitu hutan tropis pegunungan yang terpengaruh aktivitas gunung berapi. Beberapa jenis endemik di antaranya yaitu saninten (Castanopsis argentea), anggrek Vanda tricolor, dan elang jawa (Spizaetus bartelsi). Taman nasional ini juga yaitu tempat hidup macan tutul (Panthera pardus).

Lihat pula

  • Artikel Gunung Merapi.
  • Daftar taman nasional di Indonesia.

Referensi

  • Anonim. Laporan Kesudahan Sosialisasi dan Komunikasi Calon TN Merapi dan SK Menhut 134/Menhut-II/2004 tanggal 4 Mei 2004
  • Anonim. Rencana Pengelolaan Calon Taman Nasional Gunung Merapi. Kerjasama BKSDA DI Yogyakarta dengan Fakultas Kehutanan UGM. Jogjakarta.

Pranala luar

  • (Indonesia) Situs web Taman Nasional Gunung Merapi

edunitas.com


Page 14

Taman Nasional Gunung Merapi yaitu sebuah taman nasional (sering disingkat TN) yang terletak di Jawa segi tengah. Secara administrasi kepemerintahan, wilayah taman nasional ini masuk ke dalam wilayah dua provinsi, yakni Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Penunjukan kawasan TN Gunung Merapi dilakukan dengan SK Menhut 134/Menhut-II/2004 tanggal 4 Mei 2004. Tujuan pengelolaannya yaitu perlindungan bagi sumber-sumber cairan, sungai dan penyangga sistem kehidupan kabupaten/kota-kota Sleman, Yogyakarta, Klaten, Boyolali, dan Magelang. Sementara ini, sebelum terbentuknya balai pengelola taman nasional, TN G Merapi tidak kekurangan di bawah pengelolaan Balai KSDA (Konservasi Sumber Daya Alam) Yogyakarta.

Letak dan luas

Letak geografis kawasan TN Gunung Merapi yaitu di antara koordinat 07°22'33" - 07°52'30" LS dan 110°15'00" - 110°37'30" BT. Sedangkan luas totalnya lebih kurang 6.410 ha, dengan 5.126,01 ha di wilayah Jawa Tengah dan 1.283,99 ha di Kawasan Istimewa Yogyakarta.

Kawasan TN G Merapi tersebut termasuk wilayah kabupaten-kabupaten Magelang, Boyolali dan Klaten di Jawa Tengah, serta Sleman di Yogyakarta.

Sejarah kawasan

Hutan-hutan di Gunung Merapi telah ditentukan sebagai kawasan lindung sejak tahun 1931 bagi perlindungan sumber cairan, sungai dan penyangga sistem kehidupan kabupaten/kota Sleman, Yogyakarta, Klaten, Boyolali, dan Magelang.

Sebelum ditunjuk dijadikan TNG Merapi, kawasan hutan di wilayah yang termasuk provinsi DI Yogyakarta terdiri dari fungsi-fungsi hutan lindung seluas 1.041,38 ha, cagar alam (CA) Plawangan Turgo 146,16 ha; dan taman wisata alam (TWA) Plawangan Turgo 96,45 ha. Kawasan hutan di wilayah Jateng yang masuk dalam wilayah TN ini yaitu hutan lindung seluas 5.126 ha.

Deskripsi fisik wilayah

Topografi

Wilayah TN G Merapi tidak kekurangan pada ketinggian antara 600 - 2.968 m dpl. Topografi kawasan mulai dari landai hingga berbukit dan bergunung-gunung. Di sebelah utara terdapat dataran tinggi yang menyempit di antara dua buah gunung, yakni Gunung Merapi dan Gunung Merbabu di lebih kurang Kecamatan Selo, Boyolali.

Di segi selatan, lereng Merapi terus turun dan melandai hingga ke pantai selatan di tepi Samudera Hindia, melintasi wilayah kota Yogyakarta. Pada sebelum kaki gunung, terdapat dua bukit yaitu Bukit Turgo dan Bukit Plawangan yang yaitu segi kawasan wisata Kaliurang.

Jenis tanah

Jenis-jenis tanah di wilayah ini yaitu regosol, andosol, alluvial dan litosol. Tanah regosol yang yaitu jenis tanah muda terutama tidak kekurangan di wilayah Yogyakarta. Bahan induk tanah yaitu material vulkanik, yang menjadi lebih sempurna pada fisiografi lereng gunung. Jenis tanah andosol ditemukan di wilayah-wilayah kecamatan Selo dan Cepogo, Boyolali.

Iklim

Tipe iklim di wilayah ini yaitu tipe C menurut klasifikasi curah hujan Schmidt dan Ferguson, yakni lebih kurang basah dengan nilai Q antara 33,3% - 66%. Akbar curah hujan bervariasi antara 875 - 2527 mm pertahun. Variasi curah hujan di tiap-tiap kabupaten yaitu sbb.:

  • Magelang: 2.252 – 3.627 mm/th
  • Boyolali: 1.856 – 3.136 mm/th
  • Klaten : 902 – 2.490 mm/th
  • Sleman : 1.869,8 – 2.495 mm/th

Hidrologi

Wilayah Gunung Merapi yaitu sumber bagi tiga DAS (kawasan arus sungai), yakni DAS Progo di segi barat; DAS Opak di segi selatan dan DAS Bengawan Solo di sebelah timur. Keseluruhan, terdapat lebih kurang 27 sungai di seputar Gunung Merapi yang mengalir ke tiga DAS tersebut.

Kekayaan biologis

Ekosistem Merapi secara alami yaitu hutan tropis pegunungan yang terpengaruh aktivitas gunung berapi. Beberapa jenis endemik di antaranya yaitu saninten (Castanopsis argentea), anggrek Vanda tricolor, dan elang jawa (Spizaetus bartelsi). Taman nasional ini juga yaitu tempat hidup macan tutul (Panthera pardus).

Lihat pula

  • Artikel Gunung Merapi.
  • Daftar taman nasional di Indonesia.

Referensi

  • Anonim. Laporan Kesudahan Sosialisasi dan Komunikasi Calon TN Merapi dan SK Menhut 134/Menhut-II/2004 tanggal 4 Mei 2004
  • Anonim. Rencana Pengelolaan Calon Taman Nasional Gunung Merapi. Kerjasama BKSDA DI Yogyakarta dengan Fakultas Kehutanan UGM. Jogjakarta.

Pranala luar

  • (Indonesia) Situs web Taman Nasional Gunung Merapi

edunitas.com


Page 15

Taman Nasional Bunaken merupakan taman laut yang mempunyai di Sulawesi Utara, Indonesia. Taman ini mempunyai di Segitiga Terumbu Karang, menjadi habitat bagi 390 spesies terumbu karang[2] dan juga berbagai spesies ikan, moluska, reptil dan mamalia laut. Taman Nasional Bunaken merupakan perwakilan ekosistem laut Indonesia, meliputi padang rumput laut, terumbu karang dan ekosistem pantai.[3]

Taman nasional ini didirikan pada tahun 1991 dan meliputi daerah seluas 890.65 km². 97% dari taman nasional ini merupakan habitat laut, sementara 3% sisanya merupakan daratan, meliputi lima pulau: Bunaken, Manado Tua, Mantehage, Naen dan Siladen.

Flora dan fauna

Taman Nasional Bunaken memiliki ekosistem terumbu karang yang sangat kaya.[3] Terdapat sekitar 390 spesies terumbu karang di daerah ini.[2] Spesies alga yang mampu ditemui di Taman Nasional Bunaken merupakan Caulerpa, Halimeda dan Padina, sementara spesies rumput laut yang banyak ditemui merupakan Thalassia hemprichii, Enhallus acoroides, dan Thalassaodendron ciliatum. Taman Nasional Bunaken juga memiliki berbagai spesies ikan, mamalia laut, reptil, burung, moluska dan mangrove.[3] Sekitar 90 spesies ikan tinggal di perairan daerah ini.

Di daratan, pulau ini kaya akan Arecaceae, sagu, woka, silar dan kelapa. Selain itu, Taman Nasional Bunaken juga memiliki spesies hewan yang tinggal di daratan, seperti rusa dan kuskus. Hutan mangrove di taman ini menjadi habitat bagi kepiting, lobster, moluska dan burung laut.[3]

Cara manusia

Sebutkan jenis rumput laut yang banyak ditemui di Taman Nasional Bunaken

Nudibranch (Nembrotha cristata) di Taman Nasional Bunaken

Di daerah ini, terdapat 22 desa dengan banyak masyarakat sekitar 35.000 jiwa. Biasanya dari mereka memainkan pekerjaan sebagai nelayan atau petani kelapa, ubi jalar, pisang dan rumput laut untuk diekspor, sementara sebagian yang lain memainkan pekerjaan sebagai pemandu, pekerja di cottage dan nahkoda kapal.[4]

Pariwisata di daerah ini terus dikembangkan. Selang tahun 2003 hingga 2006, banyak pengunjung di Taman Nasional Bunaken hingga 32.000 hingga 39.000 jiwa, dengan 8-10.000 diantaranya merupakan turis asing.[1]

Konservasi dan ancaman

Taman Nasional Bunaken secara formal didirikan pada tahun 1991 dan merupakan salah satu taman laut pertama Indonesia. Pada tahun 2005, Indonesia mendaftarkan taman nasional ini untuk UNESCO untuk dimasukan kedalam Situs Warisan Dunia.[5] Meskipun memiliki status taman nasional dan mendapat pendanaan yang cukup, taman ini mengalami degradasi kecil belakang suatu peristiwa penambangan terumbu karang, kerusakan belakang suatu peristiwa jangkar, penggunaan bom dan sianida dalam menangkap ikan, cara menyelam dan sampah.[1] World Wildlife Fund (WWF) memberikan bantuan konservasi sebagai anggota dari "Sulu Sulawesi Marine Eco-region Action Plan". Konservasi meliputi patroli, yang berhasil mengurangi penggunaan bom dalam menangkap ikan.[6]

Pustaka

Pranala luar

Sebutkan jenis rumput laut yang banyak ditemui di Taman Nasional Bunaken
Panduan wisata Bunaken di Wikivoyage.

Wikidata: Bunaken National Park


edunitas.com


Page 16

Taman Nasional Bunaken

IUCN Kategori II (Taman Nasional)

Sebutkan jenis rumput laut yang banyak ditemui di Taman Nasional Bunaken

Pemandangan Pulau Bunaken dari pulau Manado Tua

Sebutkan jenis rumput laut yang banyak ditemui di Taman Nasional Bunaken

Letak di Sulawesi
LetakSulawesi, Indonesia
Kota terdekatManado
Koordinat
Sebutkan jenis rumput laut yang banyak ditemui di Taman Nasional Bunaken
1°40′LU 124°39′BT / 1,667°LU 124,65°BT / 1.667; 124.650
Koordinat:
Lebar890 km²
Didirikan1991
Pengunjungca.35,000[1](tahun 2003-06)
Pihak pengelolaDepartemen Kehutanan

Taman Nasional Bunaken merupakan taman laut yang mempunyai di Sulawesi Utara, Indonesia. Taman ini mempunyai di Segitiga Terumbu Karang, menjadi habitat untuk 390 spesies terumbu karang[2] dan juga berbagai spesies ikan, moluska, reptil dan mamalia laut. Taman Nasional Bunaken merupakan perwakilan ekosistem laut Indonesia, meliputi padang rumput laut, terumbu karang dan ekosistem pantai.[3]

Taman nasional ini didirikan pada tahun 1991 dan meliputi kawasan seluas 890.65 km². 97% dari taman nasional ini merupakan habitat laut, sementara 3% sisanya merupakan daratan, meliputi lima pulau: Bunaken, Manado Tua, Mantehage, Naen dan Siladen.

Flora dan fauna

Taman Nasional Bunaken memiliki ekosistem terumbu karang yang sangat kaya.[3] Terdapat sekitar 390 spesies terumbu karang di kawasan ini.[2] Spesies alga yang mampu ditemui di Taman Nasional Bunaken merupakan Caulerpa, Halimeda dan Padina, sementara spesies rumput laut yang banyak ditemui merupakan Thalassia hemprichii, Enhallus acoroides, dan Thalassaodendron ciliatum. Taman Nasional Bunaken juga memiliki berbagai spesies ikan, mamalia laut, reptil, burung, moluska dan mangrove.[3] Sekitar 90 spesies ikan tinggal di perairan kawasan ini.

Di daratan, pulau ini kaya akan Arecaceae, sagu, woka, silar dan kelapa. Selain itu, Taman Nasional Bunaken juga memiliki spesies hewan yang tinggal di daratan, seperti rusa dan kuskus. Hutan mangrove di taman ini menjadi habitat untuk kepiting, lobster, moluska dan burung laut.[3]

Cara manusia

Sebutkan jenis rumput laut yang banyak ditemui di Taman Nasional Bunaken

Nudibranch (Nembrotha cristata) di Taman Nasional Bunaken

Di kawasan ini, terdapat 22 desa dengan banyak masyarakat sekitar 35.000 jiwa. Biasanya dari mereka melakukan pekerjaan sebagai nelayan atau petani kelapa, ubi jalar, pisang dan rumput laut untuk diekspor, sementara sebagian yang lain melakukan pekerjaan sebagai pemandu, pekerja di cottage dan nahkoda kapal.[4]

Pariwisata di kawasan ini terus dikembangkan. Selang tahun 2003 hingga 2006, banyak pengunjung di Taman Nasional Bunaken mencapai 32.000 hingga 39.000 jiwa, dengan 8-10.000 diantaranya merupakan turis asing.[1]

Konservasi dan ancaman

Taman Nasional Bunaken secara formal didirikan pada tahun 1991 dan merupakan salah satu taman laut pertama Indonesia. Pada tahun 2005, Indonesia mendaftarkan taman nasional ini untuk UNESCO untuk dimasukan kedalam Situs Warisan Dunia.[5] Meskipun memiliki status taman nasional dan mendapat pendanaan yang cukup, taman ini mengalami degradasi kecil belakang suatu peristiwa penambangan terumbu karang, kerusakan belakang suatu peristiwa jangkar, penggunaan bom dan sianida dalam menangkap ikan, cara menyelam dan sampah.[1] World Wildlife Fund (WWF) memberikan bantuan konservasi sebagai anggota dari "Sulu Sulawesi Marine Eco-region Action Plan". Konservasi meliputi patroli, yang berhasil mengurangi penggunaan bom dalam menangkap ikan.[6]

Pustaka

Pranala luar

Sebutkan jenis rumput laut yang banyak ditemui di Taman Nasional Bunaken
Panduan wisata Bunaken di Wikivoyage.

Wikidata: Bunaken National Park


edunitas.com


Page 17

Taman Nasional Bunaken

IUCN Kategori II (Taman Nasional)

Sebutkan jenis rumput laut yang banyak ditemui di Taman Nasional Bunaken

Pemandangan Pulau Bunaken dari pulau Manado Tua

Sebutkan jenis rumput laut yang banyak ditemui di Taman Nasional Bunaken

Letak di Sulawesi
LetakSulawesi, Indonesia
Kota terdekatManado
Koordinat
Sebutkan jenis rumput laut yang banyak ditemui di Taman Nasional Bunaken
1°40′LU 124°39′BT / 1,667°LU 124,65°BT / 1.667; 124.650
Koordinat:
Lebar890 km²
Didirikan1991
Pengunjungca.35,000[1](tahun 2003-06)
Pihak pengelolaDepartemen Kehutanan

Taman Nasional Bunaken merupakan taman laut yang mempunyai di Sulawesi Utara, Indonesia. Taman ini mempunyai di Segitiga Terumbu Karang, menjadi habitat untuk 390 spesies terumbu karang[2] dan juga berbagai spesies ikan, moluska, reptil dan mamalia laut. Taman Nasional Bunaken merupakan perwakilan ekosistem laut Indonesia, meliputi padang rumput laut, terumbu karang dan ekosistem pantai.[3]

Taman nasional ini didirikan pada tahun 1991 dan meliputi kawasan seluas 890.65 km². 97% dari taman nasional ini merupakan habitat laut, sementara 3% sisanya merupakan daratan, meliputi lima pulau: Bunaken, Manado Tua, Mantehage, Naen dan Siladen.

Flora dan fauna

Taman Nasional Bunaken memiliki ekosistem terumbu karang yang sangat kaya.[3] Terdapat sekitar 390 spesies terumbu karang di kawasan ini.[2] Spesies alga yang mampu ditemui di Taman Nasional Bunaken merupakan Caulerpa, Halimeda dan Padina, sementara spesies rumput laut yang banyak ditemui merupakan Thalassia hemprichii, Enhallus acoroides, dan Thalassaodendron ciliatum. Taman Nasional Bunaken juga memiliki berbagai spesies ikan, mamalia laut, reptil, burung, moluska dan mangrove.[3] Sekitar 90 spesies ikan tinggal di perairan kawasan ini.

Di daratan, pulau ini kaya akan Arecaceae, sagu, woka, silar dan kelapa. Selain itu, Taman Nasional Bunaken juga memiliki spesies hewan yang tinggal di daratan, seperti rusa dan kuskus. Hutan mangrove di taman ini menjadi habitat untuk kepiting, lobster, moluska dan burung laut.[3]

Cara manusia

Sebutkan jenis rumput laut yang banyak ditemui di Taman Nasional Bunaken

Nudibranch (Nembrotha cristata) di Taman Nasional Bunaken

Di kawasan ini, terdapat 22 desa dengan banyak masyarakat sekitar 35.000 jiwa. Biasanya dari mereka melakukan pekerjaan sebagai nelayan atau petani kelapa, ubi jalar, pisang dan rumput laut untuk diekspor, sementara sebagian yang lain melakukan pekerjaan sebagai pemandu, pekerja di cottage dan nahkoda kapal.[4]

Pariwisata di kawasan ini terus dikembangkan. Selang tahun 2003 hingga 2006, banyak pengunjung di Taman Nasional Bunaken mencapai 32.000 hingga 39.000 jiwa, dengan 8-10.000 diantaranya merupakan turis asing.[1]

Konservasi dan ancaman

Taman Nasional Bunaken secara formal didirikan pada tahun 1991 dan merupakan salah satu taman laut pertama Indonesia. Pada tahun 2005, Indonesia mendaftarkan taman nasional ini untuk UNESCO untuk dimasukan kedalam Situs Warisan Dunia.[5] Meskipun memiliki status taman nasional dan mendapat pendanaan yang cukup, taman ini mengalami degradasi kecil belakang suatu peristiwa penambangan terumbu karang, kerusakan belakang suatu peristiwa jangkar, penggunaan bom dan sianida dalam menangkap ikan, cara menyelam dan sampah.[1] World Wildlife Fund (WWF) memberikan bantuan konservasi sebagai anggota dari "Sulu Sulawesi Marine Eco-region Action Plan". Konservasi meliputi patroli, yang berhasil mengurangi penggunaan bom dalam menangkap ikan.[6]

Pustaka

Pranala luar

Sebutkan jenis rumput laut yang banyak ditemui di Taman Nasional Bunaken
Panduan wisata Bunaken di Wikivoyage.

Wikidata: Bunaken National Park


edunitas.com


Page 18

Taman Nasional Bunaken merupakan taman laut yang mempunyai di Sulawesi Utara, Indonesia. Taman ini mempunyai di Segitiga Terumbu Karang, menjadi habitat bagi 390 spesies terumbu karang[2] dan juga berbagai spesies ikan, moluska, reptil dan mamalia laut. Taman Nasional Bunaken merupakan perwakilan ekosistem laut Indonesia, meliputi padang rumput laut, terumbu karang dan ekosistem pantai.[3]

Taman nasional ini didirikan pada tahun 1991 dan meliputi daerah seluas 890.65 km². 97% dari taman nasional ini merupakan habitat laut, sementara 3% sisanya merupakan daratan, meliputi lima pulau: Bunaken, Manado Tua, Mantehage, Naen dan Siladen.

Flora dan fauna

Taman Nasional Bunaken memiliki ekosistem terumbu karang yang sangat kaya.[3] Terdapat sekitar 390 spesies terumbu karang di daerah ini.[2] Spesies alga yang mampu ditemui di Taman Nasional Bunaken merupakan Caulerpa, Halimeda dan Padina, sementara spesies rumput laut yang banyak ditemui merupakan Thalassia hemprichii, Enhallus acoroides, dan Thalassaodendron ciliatum. Taman Nasional Bunaken juga memiliki berbagai spesies ikan, mamalia laut, reptil, burung, moluska dan mangrove.[3] Sekitar 90 spesies ikan tinggal di perairan daerah ini.

Di daratan, pulau ini kaya akan Arecaceae, sagu, woka, silar dan kelapa. Selain itu, Taman Nasional Bunaken juga memiliki spesies hewan yang tinggal di daratan, seperti rusa dan kuskus. Hutan mangrove di taman ini menjadi habitat bagi kepiting, lobster, moluska dan burung laut.[3]

Cara manusia

Sebutkan jenis rumput laut yang banyak ditemui di Taman Nasional Bunaken

Nudibranch (Nembrotha cristata) di Taman Nasional Bunaken

Di daerah ini, terdapat 22 desa dengan banyak masyarakat sekitar 35.000 jiwa. Biasanya dari mereka memainkan pekerjaan sebagai nelayan atau petani kelapa, ubi jalar, pisang dan rumput laut untuk diekspor, sementara sebagian yang lain memainkan pekerjaan sebagai pemandu, pekerja di cottage dan nahkoda kapal.[4]

Pariwisata di daerah ini terus dikembangkan. Selang tahun 2003 hingga 2006, banyak pengunjung di Taman Nasional Bunaken hingga 32.000 hingga 39.000 jiwa, dengan 8-10.000 diantaranya merupakan turis asing.[1]

Konservasi dan ancaman

Taman Nasional Bunaken secara formal didirikan pada tahun 1991 dan merupakan salah satu taman laut pertama Indonesia. Pada tahun 2005, Indonesia mendaftarkan taman nasional ini untuk UNESCO untuk dimasukan kedalam Situs Warisan Dunia.[5] Meskipun memiliki status taman nasional dan mendapat pendanaan yang cukup, taman ini mengalami degradasi kecil belakang suatu peristiwa penambangan terumbu karang, kerusakan belakang suatu peristiwa jangkar, penggunaan bom dan sianida dalam menangkap ikan, cara menyelam dan sampah.[1] World Wildlife Fund (WWF) memberikan bantuan konservasi sebagai anggota dari "Sulu Sulawesi Marine Eco-region Action Plan". Konservasi meliputi patroli, yang berhasil mengurangi penggunaan bom dalam menangkap ikan.[6]

Pustaka

Pranala luar

Sebutkan jenis rumput laut yang banyak ditemui di Taman Nasional Bunaken
Panduan wisata Bunaken di Wikivoyage.

Wikidata: Bunaken National Park


edunitas.com


Page 19

Taman Nasional Gunung Merapi yaitu sebuah taman nasional (sering disingkat TN) yang terletak di Jawa ronde tengah. Secara administrasi kepemerintahan, wilayah taman nasional ini masuk ke dalam wilayah dua provinsi, yakni Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Penunjukan kawasan TN Gunung Merapi diterapkan dengan SK Menhut 134/Menhut-II/2004 tanggal 4 Mei 2004. Tujuan pengelolaannya yaitu perlindungan untuk sumber-sumber air, sungai dan penyangga sistem kehidupan kabupaten/kota-kota Sleman, Yogyakarta, Klaten, Boyolali, dan Magelang. Sementara ini, sebelum terbentuknya balai pengelola taman nasional, TN G Merapi ada di bawah pengelolaan Balai KSDA (Konservasi Sumber Daya Alam) Yogyakarta.

Letak dan lapang

Posisi geografis kawasan TN Gunung Merapi yaitu di sela koordinat 07°22'33" - 07°52'30" LS dan 110°15'00" - 110°37'30" BT. Sedangkan lapang totalnya sekitar 6.410 ha, dengan 5.126,01 ha di wilayah Jawa Tengah dan 1.283,99 ha di Kawasan Istimewa Yogyakarta.

Kawasan TN G Merapi tersebut termasuk wilayah kabupaten-kabupaten Magelang, Boyolali dan Klaten di Jawa Tengah, serta Sleman di Yogyakarta.

Sejarah kawasan

Hutan-hutan di Gunung Merapi sudah dikuatkan sbg kawasan lindung sejak tahun 1931 untuk perlindungan sumber air, sungai dan penyangga sistem kehidupan kabupaten/kota Sleman, Yogyakarta, Klaten, Boyolali, dan Magelang.

Sebelum ditunjuk menjadi TNG Merapi, kawasan hutan di wilayah yang termasuk provinsi DI Yogyakarta terdiri dari fungsi-fungsi hutan lindung seluas 1.041,38 ha, cagar lingkungan kehidupan (CA) Plawangan Turgo 146,16 ha; dan taman wisata lingkungan kehidupan (TWA) Plawangan Turgo 96,45 ha. Kawasan hutan di wilayah Jateng yang masuk dalam wilayah TN ini yaitu hutan lindung seluas 5.126 ha.

Deskripsi fisik wilayah

Topografi

Wilayah TN G Merapi ada pada ketinggian sela 600 - 2.968 m dpl. Topografi kawasan mulai dari landai sampai berbukit dan bergunung-gunung. Di sebelah utara terdapat dataran tinggi yang menyempit di sela dua buah gunung, yakni Gunung Merapi dan Gunung Merbabu di sekitar Kecamatan Selo, Boyolali.

Di ronde selatan, lereng Merapi terus turun dan melandai sampai ke pantai selatan di tepi Samudera Hindia, menempuh wilayah kota Yogyakarta. Pada sebelum kaki gunung, terdapat dua bukit yaitu Bukit Turgo dan Bukit Plawangan yang yaitu ronde kawasan wisata Kaliurang.

Jenis tanah

Jenis-jenis tanah di wilayah ini yaitu regosol, andosol, alluvial dan litosol. Tanah regosol yang yaitu jenis tanah muda terutama ada di wilayah Yogyakarta. Bahan induk tanah yaitu material vulkanik, yang mengembang pada fisiografi lereng gunung. Jenis tanah andosol ditemukan di wilayah-wilayah kecamatan Selo dan Cepogo, Boyolali.

Iklim

Tipe iklim di wilayah ini yaitu tipe C menurut klasifikasi curah hujan Schmidt dan Ferguson, yakni persangkaan basah dengan nilai Q sela 33,3% - 66%. Akbar curah hujan bervariasi sela 875 - 2527 mm pertahun. Variasi curah hujan di tiap-tiap kabupaten yaitu sbb.:

  • Magelang: 2.252 – 3.627 mm/th
  • Boyolali: 1.856 – 3.136 mm/th
  • Klaten : 902 – 2.490 mm/th
  • Sleman : 1.869,8 – 2.495 mm/th

Hidrologi

Wilayah Gunung Merapi yaitu sumber untuk tiga DAS (kawasan arus sungai), yakni DAS Progo di ronde barat; DAS Opak di ronde selatan dan DAS Bengawan Solo di sebelah timur. Keseluruhan, terdapat sekitar 27 sungai di seputar Gunung Merapi yang mengalir ke tiga DAS tersebut.

Kekayaan biologis

Ekosistem Merapi secara alami yaitu hutan tropis pegunungan yang terpengaruh cara gunung berapi. Beberapa jenis endemik di selanya yaitu saninten (Castanopsis argentea), anggrek Vanda tricolor, dan elang jawa (Spizaetus bartelsi). Taman nasional ini juga yaitu tempat hidup macan tutul (Panthera pardus).

Lihat pula

  • Artikel Gunung Merapi.
  • Daftar taman nasional di Indonesia.

Referensi

  • Anonim. Laporan Kesudahan Sosialisasi dan Komunikasi Yang akan menjadi TN Merapi dan SK Menhut 134/Menhut-II/2004 tanggal 4 Mei 2004
  • Anonim. Rencana Pengelolaan Yang akan menjadi Taman Nasional Gunung Merapi. Kerjasama BKSDA DI Yogyakarta dengan Fakultas Kehutanan UGM. Jogjakarta.

Tautan luar

  • (Indonesia) Situs web Taman Nasional Gunung Merapi

edunitas.com


Page 20

Taman Nasional Gunung Merapi yaitu sebuah taman nasional (sering disingkat TN) yang terletak di Jawa ronde tengah. Secara administrasi kepemerintahan, wilayah taman nasional ini masuk ke dalam wilayah dua provinsi, yakni Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Penunjukan kawasan TN Gunung Merapi diterapkan dengan SK Menhut 134/Menhut-II/2004 tanggal 4 Mei 2004. Tujuan pengelolaannya yaitu perlindungan untuk sumber-sumber air, sungai dan penyangga sistem kehidupan kabupaten/kota-kota Sleman, Yogyakarta, Klaten, Boyolali, dan Magelang. Sementara ini, sebelum terbentuknya balai pengelola taman nasional, TN G Merapi ada di bawah pengelolaan Balai KSDA (Konservasi Sumber Daya Alam) Yogyakarta.

Letak dan lapang

Posisi geografis kawasan TN Gunung Merapi yaitu di sela koordinat 07°22'33" - 07°52'30" LS dan 110°15'00" - 110°37'30" BT. Sedangkan lapang totalnya sekitar 6.410 ha, dengan 5.126,01 ha di wilayah Jawa Tengah dan 1.283,99 ha di Kawasan Istimewa Yogyakarta.

Kawasan TN G Merapi tersebut termasuk wilayah kabupaten-kabupaten Magelang, Boyolali dan Klaten di Jawa Tengah, serta Sleman di Yogyakarta.

Sejarah kawasan

Hutan-hutan di Gunung Merapi sudah dikuatkan sbg kawasan lindung sejak tahun 1931 untuk perlindungan sumber air, sungai dan penyangga sistem kehidupan kabupaten/kota Sleman, Yogyakarta, Klaten, Boyolali, dan Magelang.

Sebelum ditunjuk menjadi TNG Merapi, kawasan hutan di wilayah yang termasuk provinsi DI Yogyakarta terdiri dari fungsi-fungsi hutan lindung seluas 1.041,38 ha, cagar lingkungan kehidupan (CA) Plawangan Turgo 146,16 ha; dan taman wisata lingkungan kehidupan (TWA) Plawangan Turgo 96,45 ha. Kawasan hutan di wilayah Jateng yang masuk dalam wilayah TN ini yaitu hutan lindung seluas 5.126 ha.

Deskripsi fisik wilayah

Topografi

Wilayah TN G Merapi ada pada ketinggian sela 600 - 2.968 m dpl. Topografi kawasan mulai dari landai sampai berbukit dan bergunung-gunung. Di sebelah utara terdapat dataran tinggi yang menyempit di sela dua buah gunung, yakni Gunung Merapi dan Gunung Merbabu di sekitar Kecamatan Selo, Boyolali.

Di ronde selatan, lereng Merapi terus turun dan melandai sampai ke pantai selatan di tepi Samudera Hindia, menempuh wilayah kota Yogyakarta. Pada sebelum kaki gunung, terdapat dua bukit yaitu Bukit Turgo dan Bukit Plawangan yang yaitu ronde kawasan wisata Kaliurang.

Jenis tanah

Jenis-jenis tanah di wilayah ini yaitu regosol, andosol, alluvial dan litosol. Tanah regosol yang yaitu jenis tanah muda terutama ada di wilayah Yogyakarta. Bahan induk tanah yaitu material vulkanik, yang mengembang pada fisiografi lereng gunung. Jenis tanah andosol ditemukan di wilayah-wilayah kecamatan Selo dan Cepogo, Boyolali.

Iklim

Tipe iklim di wilayah ini yaitu tipe C menurut klasifikasi curah hujan Schmidt dan Ferguson, yakni persangkaan basah dengan nilai Q sela 33,3% - 66%. Akbar curah hujan bervariasi sela 875 - 2527 mm pertahun. Variasi curah hujan di tiap-tiap kabupaten yaitu sbb.:

  • Magelang: 2.252 – 3.627 mm/th
  • Boyolali: 1.856 – 3.136 mm/th
  • Klaten : 902 – 2.490 mm/th
  • Sleman : 1.869,8 – 2.495 mm/th

Hidrologi

Wilayah Gunung Merapi yaitu sumber untuk tiga DAS (kawasan arus sungai), yakni DAS Progo di ronde barat; DAS Opak di ronde selatan dan DAS Bengawan Solo di sebelah timur. Keseluruhan, terdapat sekitar 27 sungai di seputar Gunung Merapi yang mengalir ke tiga DAS tersebut.

Kekayaan biologis

Ekosistem Merapi secara alami yaitu hutan tropis pegunungan yang terpengaruh cara gunung berapi. Beberapa jenis endemik di selanya yaitu saninten (Castanopsis argentea), anggrek Vanda tricolor, dan elang jawa (Spizaetus bartelsi). Taman nasional ini juga yaitu tempat hidup macan tutul (Panthera pardus).

Lihat pula

  • Artikel Gunung Merapi.
  • Daftar taman nasional di Indonesia.

Referensi

  • Anonim. Laporan Kesudahan Sosialisasi dan Komunikasi Yang akan menjadi TN Merapi dan SK Menhut 134/Menhut-II/2004 tanggal 4 Mei 2004
  • Anonim. Rencana Pengelolaan Yang akan menjadi Taman Nasional Gunung Merapi. Kerjasama BKSDA DI Yogyakarta dengan Fakultas Kehutanan UGM. Jogjakarta.

Tautan luar

  • (Indonesia) Situs web Taman Nasional Gunung Merapi

edunitas.com


Page 21

Taman Nasional Gunung Merapi yaitu sebuah taman nasional (sering disingkat TN) yang terletak di Jawa ronde tengah. Secara administrasi kepemerintahan, wilayah taman nasional ini masuk ke dalam wilayah dua provinsi, yakni Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Penunjukan kawasan TN Gunung Merapi diterapkan dengan SK Menhut 134/Menhut-II/2004 tanggal 4 Mei 2004. Tujuan pengelolaannya yaitu perlindungan untuk sumber-sumber air, sungai dan penyangga sistem kehidupan kabupaten/kota-kota Sleman, Yogyakarta, Klaten, Boyolali, dan Magelang. Sementara ini, sebelum terbentuknya balai pengelola taman nasional, TN G Merapi ada di bawah pengelolaan Balai KSDA (Konservasi Sumber Daya Alam) Yogyakarta.

Letak dan lapang

Posisi geografis kawasan TN Gunung Merapi yaitu di sela koordinat 07°22'33" - 07°52'30" LS dan 110°15'00" - 110°37'30" BT. Sedangkan lapang totalnya sekitar 6.410 ha, dengan 5.126,01 ha di wilayah Jawa Tengah dan 1.283,99 ha di Kawasan Istimewa Yogyakarta.

Kawasan TN G Merapi tersebut termasuk wilayah kabupaten-kabupaten Magelang, Boyolali dan Klaten di Jawa Tengah, serta Sleman di Yogyakarta.

Sejarah kawasan

Hutan-hutan di Gunung Merapi sudah dikuatkan sbg kawasan lindung sejak tahun 1931 untuk perlindungan sumber air, sungai dan penyangga sistem kehidupan kabupaten/kota Sleman, Yogyakarta, Klaten, Boyolali, dan Magelang.

Sebelum ditunjuk menjadi TNG Merapi, kawasan hutan di wilayah yang termasuk provinsi DI Yogyakarta terdiri dari fungsi-fungsi hutan lindung seluas 1.041,38 ha, cagar lingkungan kehidupan (CA) Plawangan Turgo 146,16 ha; dan taman wisata lingkungan kehidupan (TWA) Plawangan Turgo 96,45 ha. Kawasan hutan di wilayah Jateng yang masuk dalam wilayah TN ini yaitu hutan lindung seluas 5.126 ha.

Deskripsi fisik wilayah

Topografi

Wilayah TN G Merapi ada pada ketinggian sela 600 - 2.968 m dpl. Topografi kawasan mulai dari landai sampai berbukit dan bergunung-gunung. Di sebelah utara terdapat dataran tinggi yang menyempit di sela dua buah gunung, yakni Gunung Merapi dan Gunung Merbabu di sekitar Kecamatan Selo, Boyolali.

Di ronde selatan, lereng Merapi terus turun dan melandai sampai ke pantai selatan di tepi Samudera Hindia, menempuh wilayah kota Yogyakarta. Pada sebelum kaki gunung, terdapat dua bukit yaitu Bukit Turgo dan Bukit Plawangan yang yaitu ronde kawasan wisata Kaliurang.

Jenis tanah

Jenis-jenis tanah di wilayah ini yaitu regosol, andosol, alluvial dan litosol. Tanah regosol yang yaitu jenis tanah muda terutama ada di wilayah Yogyakarta. Bahan induk tanah yaitu material vulkanik, yang mengembang pada fisiografi lereng gunung. Jenis tanah andosol ditemukan di wilayah-wilayah kecamatan Selo dan Cepogo, Boyolali.

Iklim

Tipe iklim di wilayah ini yaitu tipe C menurut klasifikasi curah hujan Schmidt dan Ferguson, yakni persangkaan basah dengan nilai Q sela 33,3% - 66%. Akbar curah hujan bervariasi sela 875 - 2527 mm pertahun. Variasi curah hujan di tiap-tiap kabupaten yaitu sbb.:

  • Magelang: 2.252 – 3.627 mm/th
  • Boyolali: 1.856 – 3.136 mm/th
  • Klaten : 902 – 2.490 mm/th
  • Sleman : 1.869,8 – 2.495 mm/th

Hidrologi

Wilayah Gunung Merapi yaitu sumber untuk tiga DAS (kawasan arus sungai), yakni DAS Progo di ronde barat; DAS Opak di ronde selatan dan DAS Bengawan Solo di sebelah timur. Keseluruhan, terdapat sekitar 27 sungai di seputar Gunung Merapi yang mengalir ke tiga DAS tersebut.

Kekayaan biologis

Ekosistem Merapi secara alami yaitu hutan tropis pegunungan yang terpengaruh cara gunung berapi. Beberapa jenis endemik di selanya yaitu saninten (Castanopsis argentea), anggrek Vanda tricolor, dan elang jawa (Spizaetus bartelsi). Taman nasional ini juga yaitu tempat hidup macan tutul (Panthera pardus).

Lihat pula

  • Artikel Gunung Merapi.
  • Daftar taman nasional di Indonesia.

Referensi

  • Anonim. Laporan Kesudahan Sosialisasi dan Komunikasi Yang akan menjadi TN Merapi dan SK Menhut 134/Menhut-II/2004 tanggal 4 Mei 2004
  • Anonim. Rencana Pengelolaan Yang akan menjadi Taman Nasional Gunung Merapi. Kerjasama BKSDA DI Yogyakarta dengan Fakultas Kehutanan UGM. Jogjakarta.

Tautan luar

  • (Indonesia) Situs web Taman Nasional Gunung Merapi

edunitas.com


Page 22

Taman Nasional Gunung Merapi yaitu sebuah taman nasional (sering disingkat TN) yang terletak di Jawa ronde tengah. Secara administrasi kepemerintahan, wilayah taman nasional ini masuk ke dalam wilayah dua provinsi, yakni Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Penunjukan kawasan TN Gunung Merapi diterapkan dengan SK Menhut 134/Menhut-II/2004 tanggal 4 Mei 2004. Tujuan pengelolaannya yaitu perlindungan untuk sumber-sumber air, sungai dan penyangga sistem kehidupan kabupaten/kota-kota Sleman, Yogyakarta, Klaten, Boyolali, dan Magelang. Sementara ini, sebelum terbentuknya balai pengelola taman nasional, TN G Merapi ada di bawah pengelolaan Balai KSDA (Konservasi Sumber Daya Alam) Yogyakarta.

Letak dan lapang

Posisi geografis kawasan TN Gunung Merapi yaitu di sela koordinat 07°22'33" - 07°52'30" LS dan 110°15'00" - 110°37'30" BT. Sedangkan lapang totalnya sekitar 6.410 ha, dengan 5.126,01 ha di wilayah Jawa Tengah dan 1.283,99 ha di Kawasan Istimewa Yogyakarta.

Kawasan TN G Merapi tersebut termasuk wilayah kabupaten-kabupaten Magelang, Boyolali dan Klaten di Jawa Tengah, serta Sleman di Yogyakarta.

Sejarah kawasan

Hutan-hutan di Gunung Merapi sudah dikuatkan sbg kawasan lindung sejak tahun 1931 untuk perlindungan sumber air, sungai dan penyangga sistem kehidupan kabupaten/kota Sleman, Yogyakarta, Klaten, Boyolali, dan Magelang.

Sebelum ditunjuk menjadi TNG Merapi, kawasan hutan di wilayah yang termasuk provinsi DI Yogyakarta terdiri dari fungsi-fungsi hutan lindung seluas 1.041,38 ha, cagar lingkungan kehidupan (CA) Plawangan Turgo 146,16 ha; dan taman wisata lingkungan kehidupan (TWA) Plawangan Turgo 96,45 ha. Kawasan hutan di wilayah Jateng yang masuk dalam wilayah TN ini yaitu hutan lindung seluas 5.126 ha.

Deskripsi fisik wilayah

Topografi

Wilayah TN G Merapi ada pada ketinggian sela 600 - 2.968 m dpl. Topografi kawasan mulai dari landai sampai berbukit dan bergunung-gunung. Di sebelah utara terdapat dataran tinggi yang menyempit di sela dua buah gunung, yakni Gunung Merapi dan Gunung Merbabu di sekitar Kecamatan Selo, Boyolali.

Di ronde selatan, lereng Merapi terus turun dan melandai sampai ke pantai selatan di tepi Samudera Hindia, menempuh wilayah kota Yogyakarta. Pada sebelum kaki gunung, terdapat dua bukit yaitu Bukit Turgo dan Bukit Plawangan yang yaitu ronde kawasan wisata Kaliurang.

Jenis tanah

Jenis-jenis tanah di wilayah ini yaitu regosol, andosol, alluvial dan litosol. Tanah regosol yang yaitu jenis tanah muda terutama ada di wilayah Yogyakarta. Bahan induk tanah yaitu material vulkanik, yang mengembang pada fisiografi lereng gunung. Jenis tanah andosol ditemukan di wilayah-wilayah kecamatan Selo dan Cepogo, Boyolali.

Iklim

Tipe iklim di wilayah ini yaitu tipe C menurut klasifikasi curah hujan Schmidt dan Ferguson, yakni persangkaan basah dengan nilai Q sela 33,3% - 66%. Akbar curah hujan bervariasi sela 875 - 2527 mm pertahun. Variasi curah hujan di tiap-tiap kabupaten yaitu sbb.:

  • Magelang: 2.252 – 3.627 mm/th
  • Boyolali: 1.856 – 3.136 mm/th
  • Klaten : 902 – 2.490 mm/th
  • Sleman : 1.869,8 – 2.495 mm/th

Hidrologi

Wilayah Gunung Merapi yaitu sumber untuk tiga DAS (kawasan arus sungai), yakni DAS Progo di ronde barat; DAS Opak di ronde selatan dan DAS Bengawan Solo di sebelah timur. Keseluruhan, terdapat sekitar 27 sungai di seputar Gunung Merapi yang mengalir ke tiga DAS tersebut.

Kekayaan biologis

Ekosistem Merapi secara alami yaitu hutan tropis pegunungan yang terpengaruh cara gunung berapi. Beberapa jenis endemik di selanya yaitu saninten (Castanopsis argentea), anggrek Vanda tricolor, dan elang jawa (Spizaetus bartelsi). Taman nasional ini juga yaitu tempat hidup macan tutul (Panthera pardus).

Lihat pula

  • Artikel Gunung Merapi.
  • Daftar taman nasional di Indonesia.

Referensi

  • Anonim. Laporan Kesudahan Sosialisasi dan Komunikasi Yang akan menjadi TN Merapi dan SK Menhut 134/Menhut-II/2004 tanggal 4 Mei 2004
  • Anonim. Rencana Pengelolaan Yang akan menjadi Taman Nasional Gunung Merapi. Kerjasama BKSDA DI Yogyakarta dengan Fakultas Kehutanan UGM. Jogjakarta.

Tautan luar

  • (Indonesia) Situs web Taman Nasional Gunung Merapi

edunitas.com


Page 23

Taman Nasional Bunaken adalah taman laut yang terletak di Sulawesi Utara, Indonesia. Taman ini terletak di Segitiga Terumbu Karang, diproduksi menjadi habitat untuk 390 spesies terumbu karang[2] dan juga berbagai spesies ikan, moluska, reptil dan mamalia laut. Taman Nasional Bunaken merupakan perwakilan ekosistem laut Indonesia, meliputi padang rumput laut, terumbu karang dan ekosistem pantai.[3]

Taman nasional ini didirikan pada tahun 1991 dan meliputi wilayah seluas 890.65 km². 97% dari taman nasional ini merupakan habitat laut, sementara 3% sisanya merupakan daratan, meliputi lima pulau: Bunaken, Manado Tua, Mantehage, Naen dan Siladen.

Flora dan fauna

Taman Nasional Bunaken memiliki ekosistem terumbu karang yang sangat kaya.[3] Ada sekitar 390 spesies terumbu karang di wilayah ini.[2] Spesies alga yang dapat ditemui di Taman Nasional Bunaken adalah Caulerpa, Halimeda dan Padina, sementara spesies rumput laut yang banyak ditemui adalah Thalassia hemprichii, Enhallus acoroides, dan Thalassaodendron ciliatum. Taman Nasional Bunaken juga memiliki berbagai spesies ikan, mamalia laut, reptil, burung, moluska dan mangrove.[3] Sekitar 90 spesies ikan tinggal di perairan wilayah ini.

Di daratan, pulau ini kaya akan Arecaceae, sagu, woka, silar dan kelapa. Selain itu, Taman Nasional Bunaken juga memiliki spesies binatang yang tinggal di daratan, seperti rusa dan kuskus. Hutan mangrove di taman ini diproduksi menjadi habitat untuk kepiting, lobster, moluska dan burung laut.[3]

Acara manusia

Sebutkan jenis rumput laut yang banyak ditemui di Taman Nasional Bunaken

Nudibranch (Nembrotha cristata) di Taman Nasional Bunaken

Di wilayah ini, ada 22 desa dengan banyak masyarakat sekitar 35.000 jiwa. Kebanyakan dari mereka bekerja sebagai nelayan atau petani kelapa, ubi jalar, pisang dan rumput laut untuk diekspor, sementara beberapa lainnya bekerja sebagai pemandu, pekerja di cottage dan nahkoda kapal.[4]

Pariwisata di wilayah ini terus dikembangkan. Selang tahun 2003 sampai 2006, banyak pengunjung di Taman Nasional Bunaken sampai 32.000 sampai 39.000 jiwa, dengan 8-10.000 ditengahnya merupakan turis asing.[1]

Konservasi dan ancaman

Taman Nasional Bunaken secara resmi didirikan pada tahun 1991 dan merupakan salah satu taman laut pertama Indonesia. Pada tahun 2005, Indonesia mendaftarkan taman nasional ini untuk UNESCO untuk dimasukan kedalam Situs Warisan Dunia.[5] Meskipun memiliki status taman nasional dan mendapat pendanaan yang cukup, taman ini merasakan degradasi kecil dampak penambangan terumbu karang, kerusakan dampak jangkar, penggunaan bom dan sianida dalam menangkap ikan, acara menyelam dan sampah.[1] World Wildlife Fund (WWF) memberikan bantuan konservasi sebagai anggota dari "Sulu Sulawesi Marine Eco-region Action Plan". Konservasi meliputi patroli, yang sukses mengurangi penggunaan bom dalam menangkap ikan.[6]

Referensi

Tautan luar

Sebutkan jenis rumput laut yang banyak ditemui di Taman Nasional Bunaken
Panduan wisata Bunaken di Wikivoyage.

Wikidata: Bunaken National Park


edunitas.com


Page 24

Taman Nasional Bunaken

IUCN Kategori II (Taman Nasional)

Sebutkan jenis rumput laut yang banyak ditemui di Taman Nasional Bunaken

Pemandangan Pulau Bunaken dari pulau Manado Tua

Sebutkan jenis rumput laut yang banyak ditemui di Taman Nasional Bunaken

Letak di Sulawesi
LetakSulawesi, Indonesia
Kota terdekatManado
Koordinat
Sebutkan jenis rumput laut yang banyak ditemui di Taman Nasional Bunaken
1°40′LU 124°39′BT / 1,667°LU 124,65°BT / 1.667; 124.650
Koordinat:
Luas890 km²
Didirikan1991
Pengunjungca.35,000[1](tahun 2003-06)
Pihak pengelolaDepartemen Kehutanan

Taman Nasional Bunaken adalah taman laut yang terletak di Sulawesi Utara, Indonesia. Taman ini terletak di Segitiga Terumbu Karang, dibuat menjadi habitat untuk 390 spesies terumbu karang[2] dan juga berbagai spesies ikan, moluska, reptil dan mamalia laut. Taman Nasional Bunaken merupakan perwakilan ekosistem laut Indonesia, meliputi padang rumput laut, terumbu karang dan ekosistem pantai.[3]

Taman nasional ini didirikan pada tahun 1991 dan meliputi wilayah seluas 890.65 km². 97% dari taman nasional ini merupakan habitat laut, sementara 3% sisanya merupakan daratan, meliputi lima pulau: Bunaken, Manado Tua, Mantehage, Naen dan Siladen.

Flora dan fauna

Taman Nasional Bunaken memiliki ekosistem terumbu karang yang sangat kaya.[3] Ada sekitar 390 spesies terumbu karang di wilayah ini.[2] Spesies alga yang dapat ditemui di Taman Nasional Bunaken adalah Caulerpa, Halimeda dan Padina, sementara spesies rumput laut yang banyak ditemui adalah Thalassia hemprichii, Enhallus acoroides, dan Thalassaodendron ciliatum. Taman Nasional Bunaken juga memiliki berbagai spesies ikan, mamalia laut, reptil, burung, moluska dan mangrove.[3] Sekitar 90 spesies ikan tinggal di perairan wilayah ini.

Di daratan, pulau ini kaya akan Arecaceae, sagu, woka, silar dan kelapa. Selain itu, Taman Nasional Bunaken juga memiliki spesies binatang yang tinggal di daratan, seperti rusa dan kuskus. Hutan mangrove di taman ini dibuat menjadi habitat untuk kepiting, lobster, moluska dan burung laut.[3]

Acara manusia

Sebutkan jenis rumput laut yang banyak ditemui di Taman Nasional Bunaken

Nudibranch (Nembrotha cristata) di Taman Nasional Bunaken

Di wilayah ini, ada 22 desa dengan jumlah masyarakat sekitar 35.000 jiwa. Kebanyakan dari mereka bekerja sebagai nelayan atau petani kelapa, ubi jalar, pisang dan rumput laut untuk diekspor, sementara beberapa lainnya bekerja sebagai pemandu, pekerja di cottage dan nahkoda kapal.[4]

Pariwisata di wilayah ini terus dikembangkan. Selang tahun 2003 sampai 2006, jumlah pengunjung di Taman Nasional Bunaken sampai 32.000 sampai 39.000 jiwa, dengan 8-10.000 ditengahnya merupakan turis asing.[1]

Konservasi dan ancaman

Taman Nasional Bunaken secara resmi didirikan pada tahun 1991 dan merupakan salah satu taman laut pertama Indonesia. Pada tahun 2005, Indonesia mendaftarkan taman nasional ini untuk UNESCO untuk dimasukan kedalam Situs Warisan Dunia.[5] Meskipun memiliki status taman nasional dan mendapat pendanaan yang cukup, taman ini merasakan degradasi kecil dampak penambangan terumbu karang, kerusakan dampak jangkar, penggunaan bom dan sianida dalam menangkap ikan, acara menyelam dan sampah.[1] World Wildlife Fund (WWF) memberikan bantuan konservasi sebagai anggota dari "Sulu Sulawesi Marine Eco-region Action Plan". Konservasi meliputi patroli, yang sukses mengurangi penggunaan bom dalam menangkap ikan.[6]

Referensi

Tautan luar

Sebutkan jenis rumput laut yang banyak ditemui di Taman Nasional Bunaken
Panduan wisata Bunaken di Wikivoyage.

Wikidata: Bunaken National Park


edunitas.com


Page 25

Taman Nasional Bunaken

IUCN Kategori II (Taman Nasional)

Sebutkan jenis rumput laut yang banyak ditemui di Taman Nasional Bunaken

Pemandangan Pulau Bunaken dari pulau Manado Tua

Sebutkan jenis rumput laut yang banyak ditemui di Taman Nasional Bunaken

Letak di Sulawesi
LetakSulawesi, Indonesia
Kota terdekatManado
Koordinat
Sebutkan jenis rumput laut yang banyak ditemui di Taman Nasional Bunaken
1°40′LU 124°39′BT / 1,667°LU 124,65°BT / 1.667; 124.650
Koordinat:
Luas890 km²
Didirikan1991
Pengunjungca.35,000[1](tahun 2003-06)
Pihak pengelolaDepartemen Kehutanan

Taman Nasional Bunaken adalah taman laut yang terletak di Sulawesi Utara, Indonesia. Taman ini terletak di Segitiga Terumbu Karang, dibuat menjadi habitat untuk 390 spesies terumbu karang[2] dan juga berbagai spesies ikan, moluska, reptil dan mamalia laut. Taman Nasional Bunaken merupakan perwakilan ekosistem laut Indonesia, meliputi padang rumput laut, terumbu karang dan ekosistem pantai.[3]

Taman nasional ini didirikan pada tahun 1991 dan meliputi wilayah seluas 890.65 km². 97% dari taman nasional ini merupakan habitat laut, sementara 3% sisanya merupakan daratan, meliputi lima pulau: Bunaken, Manado Tua, Mantehage, Naen dan Siladen.

Flora dan fauna

Taman Nasional Bunaken memiliki ekosistem terumbu karang yang sangat kaya.[3] Ada sekitar 390 spesies terumbu karang di wilayah ini.[2] Spesies alga yang dapat ditemui di Taman Nasional Bunaken adalah Caulerpa, Halimeda dan Padina, sementara spesies rumput laut yang banyak ditemui adalah Thalassia hemprichii, Enhallus acoroides, dan Thalassaodendron ciliatum. Taman Nasional Bunaken juga memiliki berbagai spesies ikan, mamalia laut, reptil, burung, moluska dan mangrove.[3] Sekitar 90 spesies ikan tinggal di perairan wilayah ini.

Di daratan, pulau ini kaya akan Arecaceae, sagu, woka, silar dan kelapa. Selain itu, Taman Nasional Bunaken juga memiliki spesies binatang yang tinggal di daratan, seperti rusa dan kuskus. Hutan mangrove di taman ini dibuat menjadi habitat untuk kepiting, lobster, moluska dan burung laut.[3]

Acara manusia

Sebutkan jenis rumput laut yang banyak ditemui di Taman Nasional Bunaken

Nudibranch (Nembrotha cristata) di Taman Nasional Bunaken

Di wilayah ini, ada 22 desa dengan jumlah masyarakat sekitar 35.000 jiwa. Kebanyakan dari mereka bekerja sebagai nelayan atau petani kelapa, ubi jalar, pisang dan rumput laut untuk diekspor, sementara beberapa lainnya bekerja sebagai pemandu, pekerja di cottage dan nahkoda kapal.[4]

Pariwisata di wilayah ini terus dikembangkan. Selang tahun 2003 sampai 2006, jumlah pengunjung di Taman Nasional Bunaken sampai 32.000 sampai 39.000 jiwa, dengan 8-10.000 ditengahnya merupakan turis asing.[1]

Konservasi dan ancaman

Taman Nasional Bunaken secara resmi didirikan pada tahun 1991 dan merupakan salah satu taman laut pertama Indonesia. Pada tahun 2005, Indonesia mendaftarkan taman nasional ini untuk UNESCO untuk dimasukan kedalam Situs Warisan Dunia.[5] Meskipun memiliki status taman nasional dan mendapat pendanaan yang cukup, taman ini merasakan degradasi kecil dampak penambangan terumbu karang, kerusakan dampak jangkar, penggunaan bom dan sianida dalam menangkap ikan, acara menyelam dan sampah.[1] World Wildlife Fund (WWF) memberikan bantuan konservasi sebagai anggota dari "Sulu Sulawesi Marine Eco-region Action Plan". Konservasi meliputi patroli, yang sukses mengurangi penggunaan bom dalam menangkap ikan.[6]

Referensi

Tautan luar

Sebutkan jenis rumput laut yang banyak ditemui di Taman Nasional Bunaken
Panduan wisata Bunaken di Wikivoyage.

Wikidata: Bunaken National Park


edunitas.com


Page 26

Taman Nasional Bunaken adalah taman laut yang terletak di Sulawesi Utara, Indonesia. Taman ini terletak di Segitiga Terumbu Karang, diproduksi menjadi habitat untuk 390 spesies terumbu karang[2] dan juga berbagai spesies ikan, moluska, reptil dan mamalia laut. Taman Nasional Bunaken merupakan perwakilan ekosistem laut Indonesia, meliputi padang rumput laut, terumbu karang dan ekosistem pantai.[3]

Taman nasional ini didirikan pada tahun 1991 dan meliputi wilayah seluas 890.65 km². 97% dari taman nasional ini merupakan habitat laut, sementara 3% sisanya merupakan daratan, meliputi lima pulau: Bunaken, Manado Tua, Mantehage, Naen dan Siladen.

Flora dan fauna

Taman Nasional Bunaken memiliki ekosistem terumbu karang yang sangat kaya.[3] Ada sekitar 390 spesies terumbu karang di wilayah ini.[2] Spesies alga yang dapat ditemui di Taman Nasional Bunaken adalah Caulerpa, Halimeda dan Padina, sementara spesies rumput laut yang banyak ditemui adalah Thalassia hemprichii, Enhallus acoroides, dan Thalassaodendron ciliatum. Taman Nasional Bunaken juga memiliki berbagai spesies ikan, mamalia laut, reptil, burung, moluska dan mangrove.[3] Sekitar 90 spesies ikan tinggal di perairan wilayah ini.

Di daratan, pulau ini kaya akan Arecaceae, sagu, woka, silar dan kelapa. Selain itu, Taman Nasional Bunaken juga memiliki spesies binatang yang tinggal di daratan, seperti rusa dan kuskus. Hutan mangrove di taman ini diproduksi menjadi habitat untuk kepiting, lobster, moluska dan burung laut.[3]

Acara manusia

Sebutkan jenis rumput laut yang banyak ditemui di Taman Nasional Bunaken

Nudibranch (Nembrotha cristata) di Taman Nasional Bunaken

Di wilayah ini, ada 22 desa dengan banyak masyarakat sekitar 35.000 jiwa. Kebanyakan dari mereka bekerja sebagai nelayan atau petani kelapa, ubi jalar, pisang dan rumput laut untuk diekspor, sementara beberapa lainnya bekerja sebagai pemandu, pekerja di cottage dan nahkoda kapal.[4]

Pariwisata di wilayah ini terus dikembangkan. Selang tahun 2003 sampai 2006, banyak pengunjung di Taman Nasional Bunaken sampai 32.000 sampai 39.000 jiwa, dengan 8-10.000 ditengahnya merupakan turis asing.[1]

Konservasi dan ancaman

Taman Nasional Bunaken secara resmi didirikan pada tahun 1991 dan merupakan salah satu taman laut pertama Indonesia. Pada tahun 2005, Indonesia mendaftarkan taman nasional ini untuk UNESCO untuk dimasukan kedalam Situs Warisan Dunia.[5] Meskipun memiliki status taman nasional dan mendapat pendanaan yang cukup, taman ini merasakan degradasi kecil dampak penambangan terumbu karang, kerusakan dampak jangkar, penggunaan bom dan sianida dalam menangkap ikan, acara menyelam dan sampah.[1] World Wildlife Fund (WWF) memberikan bantuan konservasi sebagai anggota dari "Sulu Sulawesi Marine Eco-region Action Plan". Konservasi meliputi patroli, yang sukses mengurangi penggunaan bom dalam menangkap ikan.[6]

Referensi

Tautan luar

Sebutkan jenis rumput laut yang banyak ditemui di Taman Nasional Bunaken
Panduan wisata Bunaken di Wikivoyage.

Wikidata: Bunaken National Park


edunitas.com