Sebutkan bahan untuk budidaya tanaman obat sesuai dengan tempat membudidayakan

Dilihat 22,649 pengunjung

Beberapa waktu lalu, bercocok tanam sempat menjadi tren ketika pandemi COVID-19 sedang berlangsung. Banyak masyarakat yang mulai belajar merawat tanaman. Mulai dari tanaman hias biasa hingga yang bernilai jutaan rupiah seperti Coelogyne pandurata (anggrek hitam), dan bonsai kelapa.

Bercocok tanam adalah tren yang sangat bagus dan perlu dipertahankan. Akan tetapi, bercocok tanam tidak melulu soal tanaman hias loh Sobat SMP. Banyak jenis tanaman yang punya manfaat lain dari sekadar hiasan, seperti tanaman obat keluarga atau yang disingkat TOGA.

Tanaman obat keluarga (TOGA) adalah tanaman hasil budidaya rumahan yang berkhasiat sebagai obat. Taman obat keluarga pada hakekatnya adalah sebidang tanah,baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan.

Untuk melakukan budidaya TOGA ternyata tidak terlalu sulit. Manfaatkanlah sebidang lahan yang ada di sekitar rumah, kebun, ataupun ladang. Jika tidak ada lahan, alternatifnya adalah dengan menyiapkan pot-pot kecil untuk menjadi media budidaya TOGA.

Ada beberapa jenis tanaman TOGA yang memiliki banyak manfaat dan mudah untuk dibudidayakan. Tanaman apa saja ya kira-kira?

Lidah Buaya

Lidah buaya sering sekali digunakan oleh pakar kecantikan untuk menghilangkan jerawat, menjaga kesehatan bulu mata, memperkuat rambut dan menghilangkan ketombe, menghilangkan flek hitam pada wajah dan menutup pori-pori wajah yang terlalu besar.

Selain itu, tanaman yang memiliki nama latin Aloe vera ini juga memiliki khasiat untuk kesehatan seperti melancarkan peredaran darah, mempercepat penyembuhan luka, menyembuhkan tekanan darah tinggi, dan mengatasi peradangan.

Jahe

Jahe telah banyak dikenal oleh masyarakat dan pecinta minuman herbal. Tanaman ini sangat ampuh menghangatkan tubuh di kala cuaca dingin. Tidak hanya itu, tanaman dengan nama ilmiah Zingiberaceae ini dapat mengatasi berbagai penyakit seperti batuk, sakit kepala, masuk angin, dan juga dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Kunyit

Tanaman ini seringkali tertukar dengan jahe dan lengkuas. Meski demikian, kunyit memiliki aroma yang cukup khas dan berbeda dari kedua tanaman lainnya. Tanaman ini seringkali digunakan untuk bumbu dapur. Selain bumbu dapur, kunyit pun memiliki khasiat untuk kesehatan. Beberapa khasiat kunyit untuk kesehatan di antaranya adalah mengatasi maag, menurunkan kadar kolesterol dan lemak dalam darah, menghilangkan mual, dan meredakan gatal-gatal pada kulit.

Lengkuas

Lengkuas seringkali ditemukan di dalam masakan rendang. Bahkan, tidak sedikit yang tertipu dengan tanaman obat ini karena kerap kali “menyamar” sebagai daging rendang. Namun, selain digunakan sebagai bumbu dapur, lengkuas juga bermanfaat sebagai obat herbal. Zat yang terkandung di dalam lengkuas terbukti dapat melancarkan peredaran darah, membuang racun-racun di tubuh, menambah nafsu makan, dan mencegah tumor.

Temulawak

Tanaman obat lainnya adalah temulawak. Tanaman dengan nama ilmiah Curcuma xanthorhiza roxb ini kerap digunakan oleh orang tua yang mempunyai anak dengan nafsu makan rendah. Selain itu, kandungan kurkumin pada temulawak terbukti dapat menjadi obat antiperadangan alami dan memperlambat proses penyebaran virus hepatitis.

Sirih

Apakah Sobat SMP pernah melihat nenek-nenek sedang nyireh? Biasanya mereka menggunakan daun sirih untuk nyireh karena berguna untuk memperkuat enamel gigi serta membunuh bakteri yang ada di dalam mulut. Tidak hanya itu, tanaman TOGA ini juga ampuh untuk mengatasi mimisan, meredakan sakit gigi, menghilangkan bau badan, bau ketiak, dan memperlancar datang bulan.

Itu dia tadi beberapa jenis tanaman TOGA yang bermanfaat. Selain tanaman-tanaman di atas, masih banyak tanaman TOGA lain seperti kencur, seledri, kemangi, brotowali, daun dewa, dan sebagainya.

Yuk mulai melakukan budidaya tanaman TOGA untuk melestarikan apotek herbal di lingkungan Sobat SMP!. Selain bermanfaat untuk kebutuhan sehari-hari, budidaya TOGA juga dapat memacu usaha kecil dan menengah di bidang obat-obatan herbal sekali pun dilakukan secara individual. Dengan kata lain, setiap keluarga dapat membudidayakan tanaman obat secara mandiri dan memanfaatkannya juga untuk peluang usaha, hingga terwujud prinsip kemandirian dalam pengobatan keluarga.

Penulis: Pengelola Web Direktorat SMP

Referensi: Modul Pembelajaran Jarak Jauh Prakarya Aspek Budidaya SMP kelas VII terbitan Direktorat SMP tahun 2020

Sebutkan apa saja peralatan budidaya tanaman obat beserta fungsinya? Nah untuk menanam tanaman obat atau jenis tanaman lain seperti sayur-sayuran, tentu membutuhkan peralatan. Alat atau bahan tersebut merupakan salah satu sarana produksi budidaya tanaman obat yang harus dipersiapkan terlebih dahulu sebelum melakukan praktek untuk menanam.

Apa saja peralatan yang harus disiapkan? Sebelumnya, tentukan dulu jenis tanaman obat apa yang akan kamu tanam dan tentukan pemilihan tempat, apakah akan menanam di kebun (lahan luas) atau menanam di lahan sempit. Barulah kamu persiapkan alat-alatnya.

Berikut ini empat peralatan wajib yang perlu kamu sediakan untuk budidaya tanaman obat beserta fungsi dan kegunaannya :

1. Pot atau Polybag

Peralatan pertama yang perlu disiapkan adalah tempat untuk menanam tanaman obat. Kamu bisa menggunakan pot, poplybag atau bekas botol mineral sebagai tempat tanaman jika tidak mempunyai lahan yang luas. Namun apabila kamu memiliki lahan perkebunan, persawahan atau pekarangan yang luas, tentu tidak memerlukan peralatan ini.

Fungsi pot, polybag atau sejenisnya dapat mempermudah dalam perawatan tanaman, dan tentunya lebih menghemat lahan yang digunakan.

2. Garpu

Alat yang perlu dipersiapkan selanjutnya adalah garpu, garpu yang dimaksud bukan sendok garpu ya. Tetapi garpu besar yang sering digunakan oleh petani. Fungsi dan kegunaan garpu sendiri yaitu untuk menggemburkan tanah.

Tanah gembur yang memiliki banyak kandungan unsur hara tentu dapat mempercepat pertumbuhan tanaman obat. Tanah gembur biasanya terdiri dari campuran tanah liat, pasir, sekam dan pupuk kandang.

Baca juga; Cara Panen Tanaman Obat

3. Skop

Peralatan lain yang bisa kamu siapkan adalah skop. Berbeda dengan garpu, kegunaan skop yaitu untuk mencampur tahan dengan media lain agar tanah lebih gembur. Fungsinya tentu berbeda dengan cangkul. Skop bisa kamu pakai jika tanaman obat yang akan kamu tanam menggunakan wadah polybag maupun di lahan kebun yang luas.

4. Cangkul

Cangkul merupakan salah satu alat tradisional yang masih digunakan hingga sekarang oleh para petani di Indonesia. Cangkul digunakan untuk menggali, membersihkan dan meratakan tanah.

Karena fungsinya sangat banyak, kamu wajib membawa cangkul apabila akan menanam tanaman obat di area perkebunan atau pertanian yang luas.

Selain keempat peralatan yang sudah disebutkan diatas, sebenarnya masih banyak peralatan budidaya tanaman obat lainnya yang belum disebutkan. Contohnya seperti Gembor (untuk menyiram tanaman), pancong/arit (membersihkan tanah dari gulma), atau alat-alat pertanian lainnya. Baca juga : Bahan Produksi Budidaya Tanaman Obat

Keragaman jenis tanaman obat memiliki pengaruh terhadap alat dan bahan yang digunakan. Setiap jenis tanaman membutuhkan kondisi tanah tertentu untuk dapat tumbuh dengan baik. Tanaman obat tidak harus ditanam di kebun atau pekarangan, dapat juga ditanam di polybag atau pot.

Berikut ini adalah bahan dan alat untuk budi daya tanaman obat sesuai dengan tempat membudidayakan.

a. Bahan Untuk Budidaya Tanaman Obat

1) Benih atau bibit tanaman obat

    Benih atau bibit tanaman obat sebagai cikal bakal tanaman, penting diperhatikan pasa saat akan melakukan budi daya. Bibit yang unggul akan menghasilkan tanaman yang unggul dan berkualitas. Benih tanaman obat dapat berupa biji untuk pembibitan secara generatif dan berupa stek, sambung, okulasi, rimpang, dan tunas. Bibit yang ditanam merupakan bibit sehat dan seragam pertumbuhannya.

2) Pupuk

    Pertumbuhan tanaman akan baik bila kandungan unsur hara tanah cukup tersedia. Hampir semua tanaman memerlukan unsur hara makro (nitrogen, fosfor, kalium) dan mikro mineral. Kebutuhan unsur hara bisa didapat dari pupuk organik dan anorganik. Pupuk untuk tanaman obat dianjurkan dari bahan alami (pupuk kandang atau kompos). Pupuk kimia cepat diserap tanaman, tetapi dikhawatirkan menimbulkan efek farmakologis terhadap tanaman obat dan meninggalkan residu kimia yang mempengaruhi tanaman obat.

3) Media tanam

    Media tanam tanaman obat biasanya berupa tanah. Pilih tanah yang gembur dan subur. Tanah yang baik dan subur dapat terlihat dari tekstur tanah yang gembur dan komposisinya seimbang antara tanah liat, pasir, dan remah. Jika tanah kurang subur maka bisa ditambahkan atau dicampurkan pasir, kompos, pupuk kandang atau sekam.

4) Pestisida

    Pestisida diperlukan untuk mengatasi gangguan hama dan penyakit pada tanaman obat. Jenis pestisida yang dianjurkan berupa pestisida alami/nabati yang berasal dari tumbuhan. Hal ini dilakukan agar pestisida yang diberikan tidak mempengaruhi kualitas tanaman obat dan menimbulkan residu kimia pada tanaman obat.

b. Peralatan Untuk Budidaya Tanaman Obat

1) Menanam di Kebun/Pekarangan

  • Cangkul untuk membuat bedengan.
  • Garpu untuk menggemburkan tanah.
  • Kored untuk membersihkan gulma.
  • Gembor untuk menyiram tanaman.

2) Menanam di Lahan Terbatas/Tidak ada Lahan

  • Polybag pot atau wadah dari limbah botol mineral.
  • Sekop untuk memasukkan media tanam ke dalam wadah.
  • Cangkul.

Tahapan Budi Daya Tanaman Obat

    Tahapan budi daya tanaman obat tidak jauh berbeda dengan tahapan budi daya tanaman sayuran. Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam budi daya tanaman obat agar memperoleh hasil yang maksimal.

a. Pembibitan

    Cara perbanyakan bibit merupakan hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan budi daya tanaman obat. Perbanyakan bibit dapat dilakukan dengan cara vegetatif atau generatif.

1) Perbanyakan generatif

    Perbanyakan generatif tanaman dilakukan dengan biji. Tanaman sebaiknya diperoleh dari tanaman induk yang sehat dan memiliki hasil baik. Biji dapat disemai di polybag atau bak persemaian. Bedengan semai sebaiknya ditutup untuk melindungi bibit dari pengaruh lingkungan yang kurang baik. Bedengan persemaian harus memiliki drainase yang baik agar tidak tergenang air dan memiliki permukaan yang gembur agar dapat menampung air sisa resapan dari media pembibitan. Sebelum dipindahkan ke lahan, penutup dapat dibuka secara bertahap agar bibit dapat beradaptasi dengan lingkungan. Tanaman obat yang dapat diperbanyak dengan biji adalah kayu manis, belimbing wuluh, dan cengkih

2) Perbanyakan vegetatif

    Keuntungan memperbanyak tanaman dengan cara vegetatif adalah dapat memperoleh hasil yang sama dengan tanaman induk dan membutuhkan waktu produksi yang lebih singkat/pendek. Tanaman hasil perbanyakan vegetatif memiliki perakaran yang kurang kuat. Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan secara alami dan buatan. Vegetatif alami dilakukan dengan tunas, rhizome, geragih, tunas, umbi batang, dan umbi lapis. Vegetatif buatan dilakukan dengan cara stek, runduk, okulasi, menyambung, dan cangkok. 

Berikut contoh pembibitan tanaman obat secara vegetatif buatan.

a) Stek

    Stek dilakukan dengan menanam potongan bagian tumbuhan. Bagian yang dapat dipotong misalnya batang dan daun. Tanaman obat yang dapat diperbanyak dengan stek batang adalah sirih, brotowali, dan lada. Batang dipotong sepanjang 10-30 cm dan ditanam pada polybag yang telah berisi media tanam.

b) Cangkok

    Tanaman obat, terutama jenis tanaman tahunan, dapat diperbanyak dengan cangkok, seperti: mahkota dewa, melati, dan kenanga. Bagian batang tanaman yang dicangkok akan tumbuh akar setelah 1-3 bulan.

Sebutkan bahan untuk budidaya tanaman obat sesuai dengan tempat membudidayakan

c) Okulasi

    Okulasi adalah menggabungkan mata tunas suatu tumbuhan pada batang tumbuhan lain. Teknik ini

biasanya digunakan untuk perbanyakan tanaman obat tahunan seperti: kayu manis, pala, dan belimbing wuluh.

Sebutkan bahan untuk budidaya tanaman obat sesuai dengan tempat membudidayakan

Berikut tips melakukan perbanyakan vegetatif buatan
  1. Alat yang digunakan untuk memotong harus bersih.
  2. Batang yang sudah dikelupas harus dibersihkan dari kambium agar tidak berkayu lagi.
  3. Saat menempel mata tunas pada batang, bagian mata tunas tidak boleh tertutupi oleh plastik pengikat.
  4. Batang stek sebaiknya dipotong menyerong.

b. Pengolahan tanah

    Setiap jenis tanaman obat membutuhkan kondisi tanah tertentu agar dapat tumbuh dan berkembang optimal. Kondisi tanah yang gembur penting untuk pertumbuhan tanaman obat, khususnya untuk perkembangan rimpang pada tanaman temu-temuan. Jenis tanaman obat semusim atau tanaman berbentuk perdu membutuhkan bedengan untuk tempat tumbuhnya, tetapi tanaman obat tahunan tidak membutuhkan bedengan.

c. Penanaman

    Lubang dan alur tanam dibuat pada bedengan. Jarak lubang tanam disesuaikan dengan kondisi tanah dan jenis tanaman. Saat penggalian lubang tanam, sebaiknya tanah galian tersebut dicampur dengan pupuk kandang atau kompos. Tanaman obat yang tumbuhnya merambat, seperti sirih dan lada, membutuhkan tegakan. Tegakan dapat berupa panjatan hidup atau mati. Tegakan dapat dipasang kira-kira 10 cm dari tanaman. Tanaman panjatan hidup harus dipilih yang tumbuh cepat, kuat, dan berbatang lurus.

d. Pemeliharaan

1) Penyiraman

    Frekuensi penyiraman dapat diatur sesuai dengan kondisi kelembapan tanah. Sebaiknya penyiraman dilakukan setiap hari, saat pagi dan sore. Sistem pembuangan air juga perlu diperhatikan karena beberapa jenis tanaman obat tidak tahan genangan air.

2) Penyulaman

    Penyulaman adalah penanaman kembali tanaman yang rusak, mati atau tumbuh tidak normal.

3) Pemupukan

    Pupuk yang digunakan sebaiknya pupuk organik (pupuk alami). Penggunaan pupuk anorganik dikhawatirkan dapat menimbulkan pengaruh kurang baik bagi senyawa/kandungan berkhasiat obat pada tanaman obat.

4) Penyiangan

    Penyiangan gulma harus dilakukan agar tidak ada kompetisi antara tanaman budi daya dan gulma dalam mendapatkan hara dan cahaya matahari.

5) Pembumbunan

    Pembumbunan dilakukan dengan tujuan untuk memperkukuh tanaman, menutup bagian tanaman di dalam tanah seperti rimpang, umbi atau akar, serta memperbaiki aerasi tanah.

6) Pengendalian OPT (Organisme Penggangu Tanaman)

    Pengendalian OPT dilakukan secara mekanis dan kimia. Pengendalian mekanis dilakukan dengan cara menangkap OPT dan membuang bagian tanaman yang terserang penyakit. Pengendalian kimia dapat dilakukan dengan penyemprotan pestisida, disarankan menggunakan pestisida alami.

e. Panen dan Pascapanen

    Cara penanganan setiap jenis tanaman obat berbeda-beda. Ada tanaman yang dapat dimanfaatkan seluruh bagian tanamannya dan ada pula yang dipanen hanya bagian tertentu saja. Umur panen dan bagian yang akan dipanen juga memengaruhi cara panen dan pengelolaan pascapanen.

1) Daun

    Pemanenan daun tanaman obat harus dilakukan dengan hati-hati karena daun bertekstur lunak sehingga mudah rusak. Umur petik daun tiap tanaman juga berbeda, ada yang dipanen saat daun masih muda, seperti: kumis kucing dan teh, ada pula tanaman yang dipanen saat daun sudah tua, seperti: sirih dan mint. Daun yang dipanen untuk diambil minyak atsirinya juga harus dilakukan dengan hati-hati dan harus langsung diolah saat masih segar agar tidak menghilangkan kandungan minyaknya.

Sebutkan bahan untuk budidaya tanaman obat sesuai dengan tempat membudidayakan

2) Rimpang

    Rimpang dapat dipanen pada umur 8-12 bulan. Pada saat daun tanaman sudah mulai menguning dan mengering, rimpang tanaman siap dipanen. Setelah dipanen, rimpang dibersihkan dari kotoran, benda asing, serta rimpang busuk. Selanjutnya, rimpang disortir berdasarkan umur dan ukuran rimpang. Setelah disortir, rimpang dicuci dengan air. Sebelum dikeringkan, rimpang harus dipotong-potong. Pengeringan dapat dilakukan dengan sinar matahari, oven, atau blower. Selama pengeringan, seringkali terjadi kerusakan kimia.

Sebutkan bahan untuk budidaya tanaman obat sesuai dengan tempat membudidayakan

3) Biji

    Biji banyak mengandung tepung, protein, dan minyak. Kadar air biji saat dipanen berbedabeda, bergantung pada umur panen tanaman obat tersebut. Makin tua umur biji, makin rendah kadar airnya, sebaiknya hindari tempat lembap untuk penyimpanan.

Sebutkan bahan untuk budidaya tanaman obat sesuai dengan tempat membudidayakan

4) Akar

    Akar yang mengandung banyak air pengeringannya dilakukan secara perlahan-lahan untuk menghindari pembusukan dan fermentasi. 

Sebutkan bahan untuk budidaya tanaman obat sesuai dengan tempat membudidayakan

Herbarium merupakan istilah yang pertama kali digunakan oleh Turnefor (1700) untuk tumbuhan yang dikeringkan. Tanaman yang telah dikeringkan kemudian dilekatkan di atas kertas serta dicatat sebagai koleksi ilmiah. Herbarium merupakan kegiatan pengawetan yang biasa dilakukan sebagai sarana mengidentifkasi jenis tumbuhan. 

Sebutkan bahan untuk budidaya tanaman obat sesuai dengan tempat membudidayakan

Ada tiga tahapan dalam membuat herbarium: 

  1. tahap pengumpulan
  2. tahap pengeringan
  3. tahap pembuatan (menempel dan menuliskan informasi)