Satuan dan alat yang digunakan untuk mengukur besarnya tegangan listrik adalah….

Alat ukur apakah yang digunakan untuk mengukur besar arus listrik? Nah, di materi kali ini, kita akan sama-sama belajar tentang alat pengukur arus listrik beserta cara kerjanya.

Dalam ilmu fisika, arus listrik merupakan satu di antara tujuh anggota besaran pokok, disimbolkan dengan I, dan dinyatakan dalam satuan ampere (A).

Sebagaimana besaran pokok lainnya, arus listrik juga memiliki alat ukur yang sering digunakan dalam proses pengukuran.

Dengan alat ini, kita akan mendapatkan nilai dari sebuah besaran arus listrik lengkap dengan satuannya.

Lantas, apa nama alat ukur listrik tersebut? Baiklah, berikut ini penjelasan lengkapnya...

Alat yang Digunakan untuk Mengukur Besar Arus Listrik

Untuk diketahui, alat yang digunakan untuk mengukur besarnya arus listrik adalah amperemeter (ammeter), yaitu sebuah alat dengan jarum penunjuk skala bersatuan ampere.

Satuan dan alat yang digunakan untuk mengukur besarnya tegangan listrik adalah….

Amperemeter bekerja berdasarkan prinsip gaya lorentz yang timbul ketika sejumlah arus melewati kumparan yang diselimuti medan magnet sehingga dapat menggerakkan jarum penunjuk.

Amperemeter dilengkapi dengan dua buah probe atau kaki penyentuh berwarna merah dan hitam, yang dipasang pada kedua titik yang akan diukur arus listriknya.

Setelah probe disentuhkan, maka besar arus listrik yang terukur dapat dilihat langsung pada penunjukkan jarum yang diatasnya terdapat angka-angka yang menjadi nilai dari arus listrik yang sedang diukur.

Baca Juga:

  • Alat Ukur Waktu
  • Alat untuk Mengukur Diameter Cincin

Namun, sekarang ini sudah terdapat juga amperemeter digital yang tidak lagi menggunakan jarum penunjuk melainkan dengan angka-angka yang langsung bisa dibaca sebagai hasil pengukuran.

Cara Menggunakan Alat Ukur Arus Listrik

Berikut ini adalah cara menggunakan alat ukur arus listrik amperemeter:

  • Hubungkan kaki-kaki penyentuh (probe) amperemeter dengan kutub-kutub yang benar.
  • Kaki penyentuh negatif (hitam) dihubungkan dengan kutub negatif sumber arus, sedangkan kaki penyentuh positif (merah) dihubungkan dengan kutub positif sumber arus.
  • Gunakan batas ukur amperemeter yang sesuai atau lebih tinggi dari yang kita perkirakan, misalnya untuk mengukur kuat arus 70 mA digunakan amperemeter dengan batas ukur 100 mA. 

Demikianlah penjelasan tentang Alat yang Digunakan untuk Mengukur Besar Arus Listrik. Terima kasih, semoga bermanfaat.

Alat yang Digunakan untuk Mengukur Besarnya Arus Listrik 2021-08-03T07:22:00-07:00 Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Afdan Fisika

Alat ukur tegangan listrik terdiri dari berbagai macam jenis dan digunakan dengan cara yang berbeda. Mengetahuinya sangat penting karena kita menggunakan banyak barang elektronik sehari-hari..

Pengertian Alat Ukur Tegangan Listrik

Alat ukur tegangan listrik adalah alat yang berguna dalam pengukuran besaran listrik yang meliputi arus listrik, hambatan listrik, serta beda potensial listrik.

Alat untuk mengukur besaran listrik ini pada umumnya dibagi menjadi dua jenis, yakni analog dan digital.

Alat ukur listrik jenis analog menampilkan hasil sesuai dengan angka yang ditunjuk oleh jarum pada alat sehingga pengguna harus membaca sendiri hasil pengukuran yang ditampilkan.

Sedangkan untuk alat ukur listrik digital hasilnya akan keluar secara otomatis pada layar yang ada di alat tersebut.

Macam-macam Alat Ukur Listrik dan Fungsinya

Alat ukur listrik tersedia dalam berbagai jenis. Berdasarkan fungsinya, alat tersebut digolongkan ke dalam beberapa jenis seperti yang ada di bawah ini.

1. Amperemeter

Amperemeter adalah alat yang dipakai untuk mengukur dan mengetahui besaran arus listrik. Arus listrik yang biasanya diukur dengan alat ini ada dua macam, yakni arus AC dan arus DC.

Amperemeter AC digunakan untuk mengukur besar arus listrik pada rangkaian listrik seri atau AC.
Sementara itu, amperemeter DC dipakai untuk mengetahui besar arus listrik pada rangkaian listrik paralel atau DC.

Amperemeter jenis ini juga bisa mengukur kuat arus listrik DC yang dipasang secara seri. Untuk memakai alat ini, amperemeter bisa dipasang secara seri atau berderet dengan memotong penghantar.

Tujuan dilakukannya pemotongan pada penghantar ini adalah untuk memastikan arus listrik bisa mengalir dengan baik ke amperemeter.

Fitur pengukuran yang terdapat pada amperemeter ini terdiri dari sebuah skala ukur dengan angka maksimal yang nilanya bisa berbeda tergantung brand yang membuat.

Selain itu, amperemeter memiliki batas ukur yang nantinya berperan penting dalam menghitung hasil pengukuran kuat arus.

2. Voltmeter

Voltmeter adalah alat ukur listrik untuk mengetahui besaran tegangan yang dihasilkan antara dua titik pada suatu rangkaian listrik.

Sama seperti amperemeter, voltmeter juga memiliki batasan dalam pengukuran atau batas maksimal dari tegangan yang diukur menggunakan alat ini.

Apabila tegangan listrik yang diukur ternyata melebihi batas maksimal dari alat ukur tegangan listrik ini, maka voltmeter akan rusak.

Alat ini dilengkapi dengan tiga buah lempengan tembaga yang dipasang pada bakelit. Ketiga lempengan tersebut juga dirangkai dalam tabung kaca serta plastik.

Lempengan yang posisinya berada di luar memiliki fungsi sebagai anoda. Sementara itu, lempengan tembaga yang berada di tengah memiliki fungsi sebagai katoda.

Dalam praktik penggunaannya, voltmeter disusun secara paralel terhadap suatu objek yang akan diukur pada suatu rangkaian.

3. Ohm Meter

Ohm meter merupakan alat yang dipakai untuk mengetahui atau mengukur hambatan listrik yang ada pada sebuah rangkaian tertutup.

Hasil pengukuran yang dilakukan dengan alat ini nantinya akan ditampilkan dalam satuan ohm, maka alat ukur tegangan listrik yang satu ini dinamakan dengan ohm meter.

Alat ini didukung dengan galvanometer untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir melalui hambatan listrik.

Setelah itu, ohm meter akan mengkalibrasikan hasil yang didapatkan oleh alat tersebut ke dalam satuan ohm.

Ohm meter bekerja dengan mekanisme menghasilkan aliran internal sehingga alat ini didukung dengan penggunaan baterai. Alat ini juga memiliki dua ujung, yakni ujung merah dan ujung hitam.

Dalam penggunaannya, ujung merah dihubungkan ke terminal positif. Sedangkan, ujung hitam akan dihubungkan ke terminal negatif.

Ohm meter akan melakukan pengukuran penurunan tegangan ketika arus mengalir dari baterai kemudian melalui unit.

4. Watt Meter

Watt meter ialah alat yang mampu melakukan kegiatan pengukuran daya listrik pada sebuah rangkaian secara langsung serta mendukung penggunaan pada dua jenis arus, yakni searah maupun bolak-balik.

Alat ukur tegangan listrik yang satu ini memiliki dua jenis kumparan, yakni kumparan tegangan dan kumparan arus.

Adanya dua kumparan tersebut membuat medan magnet yang dihasilkan alat ini sangat bergantung pada besaran arus yang mengalir.

Jika arus yang mengalir pada kumparan semakin besar, maka medan magnet yang dihasilkan juga akan semakin besar.

Kondisi tersebut bisa menimbulkan terjadinya gaya tolak pada watt meter sehingga kumparan tegangan atau jarum akan berputar ke arah kanan.

Setelah jarum berhenti bergerak, maka pengguna tinggal membaca angka yang ditunjuk oleh jarum pada skala ukur watt meter.

Cara penggunaan watt meter terbilang mudah sehingga cukup umum digunakan dalam aktivitas sehari-hari yang berhubungan dengan kelistrikan.

5. Multimeter

Multimeter atau yang juga dikenal dengan nama avo meter adalah alat ukur listrik yang dipakai untuk mengukur arus listrik, tengangan listrik, dan hambatan listrik.

Alat ini pun bisa dipakai untuk mengukur rangkaian listrik AC maupun DC.Multimeter cukup populer penggunaannya dan disukai oleh banyak orang karena bisa digunakan dengan lebih mudah dan praktis.

Selain itu, alat ini bisa melakukan proses pengukuran dengan cepat.

Sebelum memakai multimeter, Anda perlu terlebih dahulu mengatur apakah alat ini akan dipakai untuk mengukur arus, tegangan, atau hambatan listrik.

Arahkan ujung merah pada alat ukur tegangan listrik ini ke terminal positif dan ujung hitam ke terminal negatif.

Kemudian, bacalah hasil pengukuran pada skala yang ditunjuk oleh jarum.

Masing-masing alat ukur tegangan listrik memiliki kelebihan dan kekurangan.

Pilihlah alat ukur yang sesuai dengan tujuan pengukuran dan pahamilah cara kerjanya agar bisa melakukan pengukuran dengan benar dan akurat.

1.AmpereMeter

AmpereMeter adalah alat ukur kuat arus listrik. Untuk nilai arus listrik yang lebih kecil biasa digunakan miliamperemeter, mikroamperemeter, atau bahkan galvanometer sesuai dengan batas ketelitian yang diinginkan. Pemasangan amperemeter dalam rangkaian listrik diserikan dengan rangkaian yang sedang diukur arus listriknya.

2.Voltmeter

Voltmeter adalah alat ukur beda potensial [pada tegangan listrik]. Untuk nilai tegangan yang lebih kecil kita juga biasa menggunakan milivoltmeter, mikrovoltmeter, nanovoltmeter, sesuai dengan batas ketelitian yang diinginkan hampir sama dengan AmpereMeter. untuk cara menggunakan voltmeter dipasang paralel dengan alat yang beda potensialnya yang akan diukur kebalikkan dari amperemeter.

3. Ohm meter

Ohm meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur hambatan listrik pada rangkaian tertutup atau daya untuk menahan mengalirnya arus listik pada sebuah konduktor. Besarnya satuan hambatan yang diukur oleh alat ini dinyatakan dalam ohm. Alat Ohm meter ini menggunakan galvanometer untuk mengukur besarnya arus listrik yang lewat atau mengalir pada sebuah hambatan listrik [R] , yang kemudian dikalibrasikan ke satuan ohm.

4.Wattmeter

Wattmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur power listrik [atau rate suplai energi listrik] dalam satuan watt untuk rangkaian atau sirkuit apapun

5.Multimeter

Multimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur listrik tegangan [Voltmeter], hambatan listrik [Ohm meter], juga arus listrik [Ampere]. Ada dua jenis multimeter , yaitu multimeter digital atau DMM [Digital Multi Meter] , dan multimeter analog. Kelebihan dari multimeter digital daripada multimeter analog adalah tingkat ketelitian lebih tinggi dalam pengukuran. Namun, dari kedua jenis multimeter tersebut dapat mengukur listrik AC maupun DC.

6.Megger

Megger berfungsi sebagai pengukur tahanan isolasi dari alat - alat listrik maupun instalasi - instalasi. Output dari alat ukur ini umumnya merupakan tegangan tinggi arus searah. Megger ini sering digunakan petugas dalam mengukur tahanan isolasi antara lain untuk:

a. Kabel instalasi pada rumah-rumah atau bangunan.

b. Kabel tegangan tinggi dan rendah

c. Transformator.

 7.Oscilloscope [Osiloskop]

Osioloskop adalah alat ukur yang dapat menunjukkan terhadap Anda 'gambaran atau bentuk' dari sinyal listrik dengan menunjukkan grafik dari tegangan terhadap waktu pada layarnya. Ini sama halnya dengan penggambaran pada layar televisi. Osioloskop terdiri dari tabung vacuum dengan sebuah katode [ electrode negative ] pada satu sisi yang menghasilkan pancaran elektron dan sebuah anode [ electrode positive ] untuk mempercepat gerakannya sehingga terdeteksi menuju layar tabung. Susunan ini disebut dengan Electrone Gun. Elektron - elektron disebut pancaran sinar katode karena mereka dibangkitkan oleh Cathode dan ini menyebabkan osioloskop disebut secara lengkap dengan Cathode Ray Oscilloscope atau CRO.

8.KWH Meter

Kwh Meter adalah alat yang digunakan oleh pihak PLN untuk menghitung besarnya penggunaan daya oleh konsumen. Alat ini sangat umum dijumpai di masyarakat. Bagian utama dari suatu  KWH Meter merupakan kumparan tegangan , kumparan arus ,  piringan aluminium , magnet tetap yang bertugas menetralkan piringan aluminium dari induksi medan magnet dan gear mekanik yang mencatat jumlah perputaran piringan aluminium.

Video yang berhubungan