Sakelar elektronik yang bekerja lebih cepat daripada kontak platina (sakelar mekanik) dan kapasitor mendischarge sangat cepat disebut....

SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONALPengantarSistem pengapian berfungsi menghasilkan percikan bunga api pada busipada saat yang tepat untuk membakar campuran bahan bakar danudara di dalam silinder.Sistem pengapian mempunyai peranan yang sangat penting dalampembangkitan tenaga (daya) yang dihasilkan oleh suatu mesin bensin.Apabila sistem pengapian tidak bekerja dengan baik dan tepat, makakelancaran proses pembakaran campuran bahan bakar dan udara didalam ruang bakar akan terganggu sehingga tenaga yang dihasilkanoleh mesin berkurang.Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 10Klasifikasi Sistem PengapianMenurut sumber tegangannya, sistem pengapian dibedakan menjadidua macam, yaitu : sistem pengapian baterai (DC) dan sistempengapian magnet (AC). Adapun dalam perkembangannya sistempengapian berkembang menjadi dua sistem, yaitu :1) Sistem Pengapian Konvensional (Platina)2) Sistem Pengapian Elektronik (CDI)Selanjutnya dalam kegiatan belajar ini akan kita bahas mengenai sistempengapian konvensional, yaitu :1) Sistem Pengapian Magnet Konvensional (AC)2) Sistem Pengapian Baterai Konvensional (DC)Komponen Sistem Pengapian Konvensional1) Sumber Tegangan, berfungsi sebagai penyedia tegangan yangdiperlukan oleh sistem pengapian. Sumber tegangan sistempengapian dibedakan menjadi dua menurut jenis tegangan yangdigunakan, yaitu :a) Sumber tegangan AC (Alternating Current), berupa Alternator(Kumparan Pembangkit dan Magnet), berfungsi untuk mengubahenergi mekanis yang didapatkan dari putaran mesin menjaditenaga listrik arus bolak-balik (AC).Gambar 1. AlternatorSistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 11b) Sumber tegangan DC (Direct Current), berupa Baterai yangdidukung oleh sistem pengisian (Kumparan Pengisian, Magnetdan Rectifier/Regulator), berfungsi sebagai penyedia teganganDC yang diperlukan oleh sistem pengisian.Gambar 2. Baterai2) Kunci Kontak (Ignition Switch), berfungsi sebagai saklar utamauntuk menghubung dan memutus (On-Off) rangkaian pengapian(dan rangkaian kelistrikan lainnya) pada sepeda motor.Menurut fungsi dan cara kerjanya, kunci kontak dibedakan menjadidua, yaitu :a) Kunci kontak untuk pengapian AC (pengendali massa).Pada posisi OFF dan LOCK, kunci kontak membelokkantegangan dari sumber tegangan (alternator) yang dibutuhkanoleh sistem pengapian ke massa melalui terminal IG dan E kuncikontak, sehingga sistem pengapian tidak dapat bekerja. Di sisilain, pada posisi OFF dan LOCK kunci kontak juga memutuskanhubungan tegangan (+) baterai (terminal BAT dan BAT 1)sehingga seluruh sistem kelistrikan tidak dapat dioperasikan.Pada posisi ON, kunci kontak memutuskan hubungan terminal IGdan E, sehingga tegangan yang dihasilkan oleh alternatorditeruskan ke sistem pengapian. Sistem pengapian dapatSistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 12dioperasikan, disamping itu hubungan terminal BAT dan BAT 1terhubung sehingga seluruh sistem kelistrikan dapatdioperasikan.Gambar 3. Kunci Kontak Pengapian ACb) Kunci kontak untuk pengapian DC (pengendali positif).Pada posisi ON, kunci kontak menghubungkan tegangan (+)baterai ke seluruh sistem kelistrikan (termasuk sistempengapian) untuk mengoperasikan seluruh sistem kelistrikanyang ada.Pada posisi OFF dan LOCK, kunci kontak memutuskanhubungan kelistrikan dari sumber tegangan (terminal (+)baterai) yang dibutuhkan oleh seluruh sistem kelistrikan,sehingga seluruh sistem kelistrikan tidak dapat dioperasikan.Gambar 4. Kunci Kontak Pengapian DC3) Kumparan Pengapian (Ignition Coil), berfungsi untukmenaikkan tegangan yang diterima dari sumber tegangan(alternator) menjadi tegangan tinggi yang diperlukan untukpengapian.Dalam kumparan pengapian terdapat kumparan primer dankumparan sekunder yang dililitkan pada tumpukan-tumpukan platbesi tipis. Diameter kawat pada kumparan primer 0,6 – 0,9 mm,Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 13dengan jumlah lilitan 200 – 400 kali, sedangkan diameter kawatpada kumparan sekunder 0,05 – 0,08 mm dengan jumlah lilitansebanyak 2000 – 15.000 kali.Karena perbedaan jumlah gulungan pada kumparan primer dansekunder tersebut, dengan cara mengalirkan arus listrik secaraterputus-putus pada kumparan primer (sehingga pada kumparanprimer timbul/hilang kemagnetan secara tiba-tiba), maka kumparansekunder akan terinduksi sehingga timbul induksi tegangan tinggisebesar ± 10.000 volt.Gambar 5. Koil Pengapian (AC)4) Kontak Platina (Contact Breaker), berfungsi sebagai saklarrangkaian primer pengapian, menghubungkan dan memutuskanarus listrik yang mengalir melalui kumparan primer pada kumparanpengapian untuk menghasilkan arus listrik tegangan tinggi padakumparan sekunder dengan cara induksi elektromagnet.Gambar 6. Kontak PlatinaSistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 145) Nok Platina (Breaker Cam), membuka kontak platina pada waktu(sudut engkol) yang tepat, sehingga saat pengapian dapat diaturmenurut ketentuan.6) Kondensor (Capacitor), mempunyai kemampuan sejumlahmuatan listrik sesuai kapasitasnya dan dalam waktu tertentu.Kondensor dalam sistem pengapian konvensional berfungsi untukmenyerap/meredam loncatan bunga api pada kontak platina yangterjadi pada saat kontak platina mulai membuka dengan tujuanuntuk mempercepat pemutusan arus primer sehingga meningkatkantegangan pada kumparan pengapian sekunder.Gambar 7. Kondensor7) Busi (Spark Plug), mengeluarkan arus listrik tegangan tinggimenjadi loncatan bunga api melalui elektrodanya. Loncatan bungaapi terjadi disebabkan adanya perbedaan tegangan diantara keduakutup elektroda busi (± 10.000 volt).Gambar 8. Bagian-bagian BusiSistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 15Karena busi bekerja dalam ruang bakar yang mengalami tekanantinggi, perubahan temperatur secara drastis dari sangat panas kedingin secara berulang-ulang, serta harus tahan getaran yang kerasmaka busi dibuat dari bahan-bahan yang tahan terhadap hal-haltersebut.Jenis busi pada umumnya diklasifikasikan menurut keadaan panasdan temperatur di dalam ruang bakar. Secara umum, pembagianjenis busi adalah sebagai berikut :a) Busi Dingin (Cold Type Spark Plug)b) Busi Panas (Hot Type Spark plug)Gambar 9. Tingkat Nilai Panas BusiBusi dingin adalah busi yang mempunyai kemampuan untukmenyerap dan melepas/membuang panas dengan cepat sekali. Busidingin biasanya digunakan pada mesin yang temperatur kerja dalamruang bakarnya tinggi.Busi panas adalah busi dengan kemampuan menyerap dan melepaspanas yang lambat. Jenis ini digunakan untuk mesin yangtemperatur kerja dalam ruang bakarnya rendah.Diantara kedua jenis busi tersebut terdapat satu jenis busi lagi, yaituBusi Sedang (Medium Type Spark Plug).Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 16Sistem Kode BusiBusi diberi kode dengan huruf dan angka. Sistem kode yangdigunakan berbeda-beda tergantung pabrik pembuatnya. Berikut inimerupakan uraian sistem kode busi yang dibuat oleh NGK.Gambar 10. Kode Busi Menurut NGKSistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 17Sistem Pengapian Konvensional (Magnet/AC dan Baterai/DC)1) Sistem Pengapian Magnet Konvensional (AC)Sumber tegangan didapat dari alternator (kumparan pembangkitdan magnet), sehingga arus yang digunakan merupakan arus bolakbalik(AC).a) Komponen Sistem Pengapian Magnet Konvensional(1) Alternator (Kumparan Pembangkit dan Magnet),berfungsi untuk mengubah energi mekanis yang didapatkandari putaran mesin menjadi tenaga listrik (AC).(2) Kunci Kontak, berfungsi sebagai saklar utama untukmenghubung dan memutus (On-Off) rangkaian kelistrikansepeda motor.(3) Kumparan Pengapian, berfungsi untuk menaikkantegangan yang diterima dari sumber tegangan (alternator)menjadi tegangan tinggi yang diperlukan untuk pengapian.(4) Kontak Platina, berfungsi sebagai saklar rangkaian primerpengapian, menghubungkan dan memutuskan arus listrikyang mengalir melalui kumparan primer pada kumparanpengapian untuk menghasilkan arus listrik tegangan tinggipada kumparan sekunder dengan cara induksi elektromagnet.(5) Nok Platina, membuka kontak platina pada waktu (sudutengkol) yang tepat, sehingga saat pengapian dapat diaturmenurut ketentuan.(6) Kondensor, berfungsi untuk menyerap loncatan bunga apipada kontak platina pada saat kontak platina mulai membukadengan tujuan untuk mempercepat pemutusan arus primersehingga meningkatkan tegangan pada kumparan pengapiansekunder.Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 18(7) Busi, mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadiloncatan bunga api melalui elektrodanya.b) Skema Sistem Pengapian Magnet KonvensionalGambar 11. Skema Sistem Pengapian Magnet Konvensionalc) Proses Kerja Sistem Pengapian Magnet Konvensional(1) Saat Kunci Kontak OffKunci kontak menghubungkan (by pass) rangkaian primersistem pengapian dengan massa kunci kontak.Walaupun kendaraan distarter arus listrik yang dihasilkanalternator akan selalu mengalir ke massa melalui kuncikontak, tidak ada arus yang mengalir ke rangkaian primersistem pengapian walaupun kontak platina membuka danmenutup sehingga tidak terjadi induksi pada kumparanpengapian dan motor tidak dapat dihidupkan.(2) Saat Kunci Kontak OnHubungan ke massa melalui kunci kontak terputus, sehinggaarus listrik yang dihasilkan alternator akan disalurkan kesistem pengapian.Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 19(a) Kontak platina dalam keadaan menutup (Nok/cam padaposisi tidak menekan kontak platina).Kontak platina pada posisi menutup sehingga terjadihubungan antara tegangan yang dihasilkan alternatordengan massa melalui kontak platina.Arus dari sumber tegangan (alternator) ⇒ Kontak Platina⇒ Massa.Dalam keadaan ini tidak ada arus listrik yang mengalir keKumparan Primer Koil Pengapian.Gambar 12. Saat Kontak Platina Menutup(b) Kontak platina mulai membukaNok/cam pada posisi mulai menekan platina.Kontak Platina membuka, memutuskan arus primer darialternator yang mengalir ke massa melaui kontak platina.Arus listrik akan mengalir ke kondensor untuk mengisisesaat sampai muatan kondensor penuh dan menujukumparan primer koil pengapian.Begitu muatan kondensor penuh, kondensor melepaskanmuatannya ke kumparan primer koil sehingga timbul gayakemagnetan sesaat pada kumparan primer koil dan hal inimenyebabkan pada kumparan sekunder koil pengapianakan terjadi induksi tegangan tinggi (± 10.000 Volt) yangSistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 20diteruskan ke busi melalui kabel tahanan tinggi (kabelbusi).Gambar 13. Saat Kontak Platina Membuka2) Sistem Pengapian Baterai Konvensional (DC)Sumber tegangan diperoleh dari tegangan baterai (yang disuplayoleh sistem pengisian), sehingga arus yang digunakan merupakanarus searah (DC).a) Komponen Sistem Pengapian Baterai Konvensional(1) Baterai, merupakan sebuah alat elektro-kimia yang dibuatuntuk mensuplai energi listrik tegangan rendah (pada sepedamotor menggunakan 6 Volt dan atau 12 Volt) ke sistempengapian, starter, lampu dan komponen kelistrikan lainnya.Baterai menyimpan listrik dalam bentuk energi kimia, yangdikeluarkan apabila diperlukan sesuai beban/sistem yangmemerlukannya.(2) Kunci Kontak, berfungsi sebagai saklar utama untukmenghubung dan memutus (On-Off) rangkaian kelistrikansepeda motor.(3) Kumparan Pengapian (Ignition Coil), berfungsi untukmenaikkan tegangan yang diterima dari sumber tegangan(baterai ataupun alternator) menjadi tegangan tinggi yangdiperlukan untuk pengapian.Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 21(4) Kontak Platina, memutuskan arus listrik yang mengalirmelalui kumparan primer dari kumparan pengapian untukmenghasilkan arus listrik tegangan tinggi pada kumparansekunder dengan cara induksi elektromagnet.(5) Nok/cam, membuka kontak platina pada waktu (sudutengkol) yang tepat.(6) Kondensator, menyerap loncatan bunga api pada kontakplatina pada saat kontak platina mulai membuka dengantujuan untuk meningkatkan tegangan pada kumparanpengapian sekunder.(7) Busi, mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadiloncatan bunga api melalui elektrodanya.b) Skema Sistem Pengapian Baterai KonvensionalKeterangan :1. Baterai2. Kump. Pengisian (Alternator)3. Rectifier Regulator4. Koil Pengapian (Ignition Coil)5. Busi6. Kontak Platina7. Kondensor8. Kunci Kontak (Ig. Switch)Gambar 14. Skema Sistem Pengapian Baterai KonvensionalSistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 22c) Proses kerja Sistem Pengapian Baterai Konvensional(1) Saat Kunci Kontak OffHubungan sumber tegangan dengan rangkaian sistempengapian terputus, tidak ada arus yang mengalir sehinggamotor tidak dapat dihidupkan.(2) Saat Kunci Kontak On(a) Kontak platina dalam keadaan menutup (Nok/cam padaposisi tidak menekan kontak platina).Arus dari sumber tegangan (baterai/sistem pengisian) ⇒Kunci Kontak ⇒ Kumparan Primer Koil Pengapian ⇒Kontak Platina ⇒ Massa.Akibatnya pada Kumparan Primer Koil Pengapian terjadikemagnetan.(b) Kontak platina mulai membukaNok/cam pada posisi mulai menekan platina.Kontak Platina membuka, memutuskan arus primer yangmengalir ke massa, sehingga kemagnetan pada KumparanPrimer Koil Pengapian hilang. Pada saat yang bersamaan,kondensor akan menyerap arus yang diputus oleh KontakPlatina, sehingga pemutusan arus primer akanberlangsung lebih cepat dan sempurna (tanpa adanyaloncatan bunga api pada Kontak Platina).Hilangnya kemagnetan pada Kumparan Primer KoilPengapian menyebabkan timbulnya induksi tegangantinggi (± 10.000 Volt) pada Kumparan Sekunder KoilPengapian yang diteruskan ke Busi dan diubah menjadipercikan bunga api oleh elektroda Busi yang bergunauntuk menciptakan proses pembakaran di dalam silinder.Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 23Pemeriksaan, perawatan, perbaikan dan penyetelan sistempengapian konvensional sepeda motor (AC dan DC)1) Pemeriksaan alternator (kumparan pembangkit/stator danmagnet/rotor)a) Pemeriksaan tahanan kumparan pembangkit/statorPemeriksaan dapat dilakukan dalam keadaan stator tetapterpasang. Pemeriksaan dilakukan melalui konektor terminalalternator (atau dapat pula pada konektor rectifier/regulator),dengan menggunakan ohm meter.Gambar 15. Posisi Kabel/Konektor Stator AlternatorPosisi pemeriksaan tahanan/kontinuitas kumparan statoralternator menggunakan Ohm meter dapat dilihat pada gambardi bawah ini.Gambar 16. Pemeriksaan Kumparan Stator AlternatorSistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 24b) Pemeriksaan magnet/rotor secara visual (keretakan, kotoran,kondisi pasak/spie pada poros engkol).Gambar 17. Pemeriksaan Rotor Alternator2) Pemeriksaan dan perawatan baterai,a) Memeriksa jumlah cairan baterai. Permukaan cairan bateraiharus berada di antara batas atas dan batas bawah. Apabilacairan baterai berkurang, tambahkan air suling sampai batas atastinggi permukaan yang diperbolehkan.b) Memeriksa berat jenis cairan baterai. Berat jenis cairan bateraiideal adalah 1,260. Apabila kurang, maka baterai perlu distrum(charged), sedangkan apabila berat jenis cairan bateraiberlebihan maka tambahkan air suling sampai mencapai beratjenis ideal.Gambar 18. Perawatan Bateraic) Pemeriksaan pipa/slang ventilasi baterai. Perhatikan kerusakanpipa/slang ventilasi dari kebocoran, tersumbat maupunkesalahan letak/jalur pemasangannya.3) Pemeriksaan kunci kontak, memeriksa kerja dan hubungan antarterminal kontak menggunakan multi tester.Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 254) Pemeriksaan kumparan pengapian (Ignition Coil),a) Memeriksa tahanan kumparan primer dan kumparan sekunder.Tahanan kumparan primer (Std = 0,5-1 Ω)Tahanan kumparan sekunder (tanpa cap busi, Std = 7,2-8,8 KΩ)Tahanan kump. sekunder (dengan cap busi, Std = 11,5-14,5 KΩ)b) Memeriksa kabel tegangan tinggi busi dari retak-retak/kebocoransecara visual maupun dengan tes percikan.Gambar 19. Tes Percikan Api Pengapian5) Pemeriksaan, perawatan dan perbaikan kontak platina, sertapemeriksaan kondensora) Pemeriksaan keausan dan kondisi permukaan kontak gesermaupun tetap.Keterangan :1. Baik 2. Terbakar 3. Miring 4. BergeserGambar 20. Keausan Kontak Platinab) Kontak yang miring/tergeser dapat diperbaiki dengan diratakanmenggunakan tang dan amplas halus, sedangkan kontak yangterbakar atau habis (karena aus) harus diganti baru.c) Memeriksa kondensor, kondensor yang rusak harus diganti baru.Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 26Gambar 21. Pemeriksaan Kondensor6) Pemeriksaan nok platina/cam, meliputi pemeriksaan secara visualterhadap keausan, korosi/karat, dan kekocakan nok platina/camterhadap porosnya.7) Pemeriksaan dan penyetelan busi,a) Memeriksa keausan elektroda busi. Apabila keausan elektrodaberlebihan, busi perlu diganti.b) Memeriksa warna hasil pembakaran pada ujung insulator danelektroda busi. Perhatikan pula kode busi yang digunakan,bandingkan dengan spesifikasi yang disarankan.Gambar 22. Warna Hasil Pembakaran Pada BusiKeterangan :1. Normal : Ujung insulator dan elektroda berwarna coklat atau abu-abu. Kondisi mesinnormal dan penggunaan nilai panas busi yang tepat.2. Tidak Normal : Terdapat kerak berwarna putih pada ujung insulator dan elektroda akibatkebocoran oli pelumas ke ruang bakar atau karena penggunaan oli pelumasyang berkualitas rendah.3. Tidak Normal : Ujung insulator dan elektroda berwarna hitam disebabkan campuran bahanbakar & udara terlalu kaya atau kesalahan pengapian. Setel ulang, apabilatidak ada perubahan naikkan nilai panas busi.4. Tidak Normal : Ujung insulator dan elektroda berwarna hitam dan basah disebabkankebocoran oli pelumas atau kesalahan pengapian.5. Tidak Normal : Ujung insulator berwarna putih mengkilat dan elektroda meleleh disebabkanpengapian terlalu maju atau overheating. Coba atasi dengan menyetel ulangsistem pengapian, campuran bahan bakar & udara ataupun sistempendinginan. Apabila tidak ada perubahan, ganti busi yang lebih dingin.Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 27c) Membersihkan insulator dan elektroda busi dari endapan karbonmempergunakan sikat kawat atau alat pembersih busi. Apabilainsulator retak atau pecah, busi harus diganti.d) Menyetel celah elektroda busi. Celah spesifikasi : 0,6 – 0,7 mm.Gambar 23. Pembersihan dan Celah Elektroda Busi8) Penyetelan celah platinaPenyetelan celah platina merupakan penyetelan kerengganganterlebar antara kedua permukaan kontak platina. Tujuannya adalahmeningkatkan tenaga mesin melalui kesempurnaan tegangan padakoil pengapian.Langkah penyetelan platina :a) Membersihkan dan meratakan persinggungan kedua permukaankontak platina.b) Memposisikan puncak Nok platina/cam pada posisi menyentuhtumit ebonit kontak platina dengan cara memutar rotoralternator (magnet).c) Mengendorkan baut pengikat kontak platina (baut jangan sampailepas), kemudian menyetel besar celah kontak sesuai denganspesifikasi yang disarankan (0,3 – 0,4 mm). setelah celah kontakdisetel, kencangkan lagi baut pengikat kontak platina.Gambar 24. Penyetelan Kontak PlatinaSistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 289) Penyetelan waktu pengapianPenyetelan waktu pengapian merupakan kegiatan menepatkanwaktu (timing), saat piston mencapai batas pemampatan yangoptimum dengan saat busi memercikkan bunga api listrik (saatplatina mulai membuka). Tujuannya adalah untuk meningkatkantenaga mesin melalui proses pembakaran agar menghasilkan tenagapanas yang sempurna.Alat yang dapat digunakan untuk memeriksa dan menyetel waktupengapian :a) Saat mesin mati : Lampu indikator, dan atau multi testerb) Saat mesin hidup : Timing lightLangkah Pemeriksaan dan penyetelan waktu pengapian :*) Syarat utama yang harus dilakukan sebelum menyetel waktu pengapianadalah menyetel celah platina.a) Pemeriksaan pada saat mesin mati (menggunakan lampuindikator/multi tester)(1) merangkai alat tester yang digunakan seperti pada gambar,posisi kunci kontak “ON”.(2) Memutar rotor alternator searah dengan putaran mesin disekitar langkah Kompresi-Usaha, sambil memperhatikantanda pengapian (Garis-F) dan “Penyesuai”.Gambar 25. Pemeriksaan Waktu Pengapian Dengan LampuSistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 29(3) Apabila perubahan sinyal pada tester terjadi bersamaandengan saat “Garis-F” sejajar dengan tanda “Penyesuai”,berarti pengapian tepat.FTEPATFGambar 26. Waktu Pengapian Tepat(4) Apabila perubahan sinyal terjadi sebelum “Garis-F” melewati“Penyesuai”, berarti pengapian terlalu cepat (Voor).(5) Sebaliknya, apabila perubahan sinyal pada tester terjadisesudah “Garis-F” melewati “Penyesuai”, berarti pengapianterlalu lambat (Naa).FCEPAT (VOOR)FFLAMBAT (NAA)FTGambar 27. Waktu Pengapian Voor dan Naab) Pemeriksaan pada saat mesin hidup (menggunakan timing light)(1) Memasang timing light(2) Mesin dihidupkan pada putaran stasioner (± 1.300 rpm).Arahkan timing light ke tanda penyesuai pada tutup magnet.Gambar 28. Penggunaan Timing Light(3) Waktu pengapian tepat apabila terlihat “Garis-F” sejajardengan tanda “Penyesuai”.Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 30(4) Apabila “Garis-F” terlihat sebelum melewati “Penyesuai”,berarti pengapian terlalu cepat (Voor).(5) Sebaliknya, Apabila “Garis-F” terlihat sesudah melewati“Penyesuai”, berarti pengapian terlalu lambat (Naa).(6) Pada saat putaran tinggi, waktu pengapian tepat apabilaterlihat “Penyesuai” di tengah tanda “Advance (//)”.FADVANCEFIIGambar 29. Waktu Pengapian Advance (//)c) Penyetelan waktu pengapian(1) Untuk pengapian baterai, penyetelan waktu pengapiandilakukan dengan cara mengendorkan baut pengikat platdudukan/piringan kontak platina, kemudian menggeser platdudukan/piringan kontak platina searah ataupun berlawanandengan putaran rotor magnet.(a) Apabila pengapian terlalu cepat (Voor), piringan platinadiputar/digeser searah dengan putaran nok platina.(b) Apabila pengapian terlalu lambat (Naa), piringan platinadiputar/digeser berlawanan dengan putaran nok platina.Gambar 30. Menyetel Waktu Pengapian BateraiSistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 31(2) Untuk pengapian magneto, penyetelan waktu pengapiandilakukan dengan cara mengubah kerenggangan celahplatina.(a) Apabila pengapian terlalu cepat (Voor), celah platinadirapatkan.(b) Apabila pengapian terlalu lambat (Naa), celah platinadirenggangkan.Gambar 31. Penyetelan Waktu Pengapian AC(3) Setelah dilakukan perubahan setelan waktu pengapian,periksa lagi waktu pengapian menggunakan timing light.c. Rangkuman 1Sistem pengapian berfungsi menghasilkan percikan bunga api pada busipada saat yang tepat untuk membakar campuran bahan bakar danudara di dalam silinder.Menurut sumber tegangannya, sistem pengapian dibedakan menjadidua macam, yaitu : sistem pengapian baterai (DC) dan sistempengapian magnet (AC). Adapun dalam perkembangannya sistempengapian berkembang menjadi dua sistem, yaitu :1) Sistem Pengapian Konvensional2) Sistem Pengapian Elektronik (CDI)Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 32Terdapat dua jenis sistem pengapian konvensional, yaitu :1) Sistem Pengapian Magnet Konvensional (AC)2) Sistem Pengapian Baterai Konvensional (DC)Sumber tegangan sistem pengapian magnet konvensional didapat darialternator (kumparan pembangkit dan magnet), sehingga arus yangdigunakan merupakan arus bolak-balik (AC). Sumber tegangan sistempengapian baterai konvensional diperoleh dari tegangan baterai (yangdisuplay oleh sistem pengisian), sehingga arus yang digunakanmerupakan arus searah (DC).Komponen Sistem Pengapian Konvensional adalah sebagai berikut :1) Sumber Tegangan, berfungsi sebagai penyedia tegangan yangdiperlukan oleh sistem pengapian. Sumber tegangan sistempengapian dibedakan menjadi dua menurut jenis tegangan yangdigunakan, yaitu :a) Sumber tegangan AC (Alternating Current), berupa Alternator(Kumparan Pembangkit dan Magnet), berfungsi untuk mengubahenergi mekanis yang didapatkan dari putaran mesin menjaditenaga listrik arus bolak-balik (AC).b) Sumber tegangan DC (Direct Current), berupa Baterai yangdidukung oleh sistem pengisian (Kumparan Pengisian, Magnetdan Rectifier/Regulator), berfungsi sebagai penyedia teganganDC yang diperlukan oleh sistem pengisian.2) Kunci Kontak (Ignition Switch), berfungsi sebagai saklar utamauntuk menghubung dan memutus (On-Off) rangkaian pengapian(dan rangkaian kelistrikan lainnya) pada sepeda motor.3) Kumparan Pengapian (Ignition Coil), berfungsi untuk menaikkantegangan yang diterima dari sumber tegangan (alternator) menjaditegangan tinggi yang diperlukan untuk pengapian.Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 334) Kontak Platina (Contact Breaker), berfungsi sebagai saklar rangkaianprimer pengapian, menghubungkan dan memutuskan arus listrikyang mengalir melalui kumparan primer pada kumparan pengapianuntuk menghasilkan arus listrik tegangan tinggi pada kumparansekunder dengan cara induksi elektromagnet.5) Nok Platina (Breaker Cam), membuka kontak platina pada waktu(sudut engkol) yang tepat, sehingga saat pengapian dapat diaturmenurut ketentuan.6) Kondensor (Capacitor), mempunyai kemampuan sejumlah muatanlistrik sesuai kapasitasnya dan dalam waktu tertentu.Kondensor dalam sistem pengapian konvensional berfungsi untukmenyerap/meredam loncatan bunga api pada kontak platina yangterjadi pada saat kontak platina mulai membuka dengan tujuanuntuk mempercepat pemutusan arus primer sehingga meningkatkantegangan pada kumparan pengapian sekunder.7) Busi (Spark Plug), mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadiloncatan bunga api melalui elektrodanya. Loncatan bunga api terjadidisebabkan adanya perbedaan tegangan diantara kedua kutupelektroda busi (± 10.000 volt).d. Tugas 11) Jelaskan prinsip kerja dari sistem pengapian di bawah ini dengansingkat dan jelas, lengkapi dengan skema dan gambar!a) Sistem pengapian baterai konvensionalb) Sistem pengapian magnet konvensionalSistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 34f. Tes Formatif 11) Jelaskan prinsip kerja sistem pengapian magnet konvensional!2) Jelaskan prinsip kerja sistem pengapian baterai konvensional!3) Jelaskan langkah-langkah penyetelan dan perbaikan sistempengapian magnet konvensional !4) Jelaskan langkah-langkah penyetelan dan perbaikan sistempengapian baterai konvensional !f. Kunci Jawaban Formatif 1Ada pada lembar tersendiri.g. Lembar Kerja 11) Alat dan Bahana) Sepeda motor dengan sistem pengapian konvensional (AC)b) Sepeda motor dengan sistem pengapian konvensional (DC)c) Alat-alat tangand) Multitestere) Dwell-tacho testerf) Timing lightg) Thickness Gaugeh) Amplas halus2) Keselamatan Kerjaa) Gunakanlah peralatan yang sesuai dengan fungsinya.b) Ikutilah instruksi dari instruktur ataupun prosedur kerja yangtertera pada lembar kerja.c) Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukanpekerjaan yang tidak tertera pada lembar kerja.d) Bila perlu mintalah buku manual dari training object.Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 353) Langkah Kerjaa) Persiapkan alat dan bahan praktek secara cermat, efektif danseefisien mungkin.b) Perhatikan penjelasan prosedur penggunaan alat, baca lembarkerja dengan teliti.c) Mintalah penjelasan pada instruktur mengenai hal yang belumjelas.d) Buatlah catatan-catatan penting kegiatan praktek secara ringkas.e) Setelah selesai, bersihkan dan kembalikan semua peralatan danbahan yang telah digunakan kepada petugas.4) Tugasa) Buatlah laporan kegiatan praktek saudara secara ringkas danjelas !b) Buatlah rangkuman pengetahuan yang anda peroleh setelahmempelajari kegiatan 1 !Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1362. Kegiatan Belajar 2 : Memeriksa, merawat, danmemperbaiki sistem pengapianelektronik (CDI) sepeda motora. Tujuan Kegiatan Belajar 2 :1) Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip kerja dan konstruksi sistempengapian elektronik (CDI) sepeda motor tipe AC.2) Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip kerja dan konstruksi sistempengapian elektronik (CDI) sepeda motor tipe DC.3) Mahasiswa dapat menjelaskan pemeriksaan, perawatan danperbaikan sistem pengapian elektronik (CDI) sepeda motor tipeAC.4) Mahasiswa dapat menjelaskan pemeriksaan, perawatan danperbaikan sistem pengapian elektronik (CDI) sepeda motor tipeDC.b. Uraian Materi 2 :SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK (CDI)PengantarSistem pengapian berfungsi menghasilkan percikan bunga api padabusi pada saat yang tepat untuk membakar campuran bahan bakardan udara di dalam silinder. Seperti yang kita ketahui bahwa sistempengapian konvensional menggunakan gerakan mekanik kontakplatina untuk menghubung dan memutus arus primer, maka kontakplatina mudah sekali aus dan memerlukan penyetelan/perbaikan danpenggantian setiap periode tertentu. Hal ini merupakan kelemahanmencolok dari sistem pengapian konvensional.Dalam perkembangannya, ditemukan sistem pengapian elektroniksebagai penyempurna sistem pengapian. Salah satu sistem pengapianelektronik yang populer adalah sistem pengapian CDI (CapacitorDischarge Ignition). Sistem pengapian CDI merupakan sistemSistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O137pengapian elektronik yang bekerja dengan memanfaatkan pengisian(charge) dan pengosongan (discharge) muatan kapasitor. Prosespengisian dan pengosongan muatan kapasitor dioperasikan oleh saklarelektronik seperti halnya kontak platina (pada sistem pengapiankonvensional).Sebagai pengganti kontak platina, pada sistem pengapian elektronikdigunakan SCR/Silicon Controlled Rectifier (yang disebut Thyristorswitch) . SCR bekerja berdasarkan sinyal-sinyal listrik, sehingga padasistem pengapian elektronik didapatkan beberapa keuntungan yaitu :1) Keuntungan Mekanik :a) Tidak terdapat gerakan mekanik/gesekan antar komponenpada SCR, sehingga tidak terjadi keausan komponen.b) Tidak memerlukan perawatan/penyetelan dalam jangka waktuyang pendek seperti pada sistem pengapian konvensional.c) Kerja sistem pengapian elektronik stabil (karena tidak adakeausan komponen) sehingga bahan bakar relatif ekonomiskarena pembakaran lebih sempurna.d) Tidak sensitif terhadap air karena komponen sistem pengapiandapat dikemas kedap air.2) Keuntungan Elektrika) Tegangan pengapian cukup besar dan konstan, sehinggapembakaran lebih sempurna dan kendaraan mudah dihidupkan.b) Busi menjadi lebih awet karena pembakaran lebih sempurna.Adapun kekurangan sistem pengapian elektronik adalah :1) Apabila terjadi kerusakan terhadap salah satu komponen di dalamunit CDI, berakibat seluruh rangkaian CDI tidak dapat bekerja danharus diganti satu unit.2) Biaya/harga penggantian unit CDI relatif lebih mahal.Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O138Sistem Pengapian Elektronik (CDI) dibagi 2 :1) Sistem Pengapian Magnet Elektronik (AC-CDI)Sumber tegangan didapat dari alternator, sehingga arus yangdigunakan merupakan arus bolak-balik (AC)2) Sistem Pengapian Baterai Elektronik (DC-CDI)Sumber tegangan diperoleh dari tegangan baterai (yang disuplayoleh sistem pengisian), sehingga arus yang digunakan merupakanarus searah (DC)1) Sistem Pengapian Magnet Elektronik (AC-CDI)Komponen Sistem Pengapian AC-CDIa) Sumber Tegangan, berfungsi sebagai penyedia tegangan yangdiperlukan oleh sistem pengapian. Sumber tegangan sistempengapian magnet elektronik AC merupakan sumber teganganAC (Alternating Current), berupa Alternator (KumparanPembangkit/stator dan Magnet/rotor). Alternator berfungsiuntuk mengubah energi mekanis yang didapatkan dari putaranmesin menjadi tenaga listrik arus bolak-balik (AC). Pada sepedamotor, rotor juga berfungsi sebagai fly wheel.Gambar 1. AlternatorSistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O139b) Kunci Kontak (Ignition Switch), berfungsi sebagai saklar utamauntuk menghubung dan memutus (On-Off) rangkaianpengapian (dan rangkaian kelistrikan lainnya) pada sepedamotor. Kunci kontak untuk pengapian AC merupakan tipepengendali massa.(1) Pada posisi OFF dan LOCK, kunci kontak membelokkantegangan dari sumber tegangan (alternator) yangdibutuhkan oleh sistem pengapian ke massa melaluiterminal IG dan E kunci kontak, sehingga sistem pengapiantidak dapat bekerja. Di sisi lain, pada posisi OFF dan LOCKkunci kontak juga memutuskan hubungan tegangan (+)baterai (terminal BAT dan BAT 1) sehingga seluruh sistemkelistrikan tidak dapat dioperasikan.(2) Pada posisi ON, kunci kontak memutuskan hubunganterminal IG dan E, sehingga tegangan yang dihasilkan olehalternator diteruskan ke sistem pengapian. Sistempengapian dapat dioperasikan, disamping itu hubunganterminal BAT dan BAT 1 terhubung sehingga seluruh sistemkelistrikan dapat dioperasikan.Gambar 2. Kunci Kontak Pengapian AC-CDIc) Koil pengapian (Ignition Coil), berfungsi untuk menaikkantegangan yang diterima dari sumber tegangan (alternator)menjadi tegangan tinggi yang diperlukan untuk pengapian.Dalam koil pengapian terdapat kumparan primer dan kumparansekunder yang dililitkan pada tumpukan-tumpukan plat besitipis. Diameter kawat pada kumparan primer 0,6 – 0,9 mm,Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O140dengan jumlah lilitan 200 – 400 kali, sedangkan diameterkawat pada kumparan sekunder 0,05 – 0,08 mm denganjumlah lilitan sebanyak 2000 – 15.000 kali.Karena perbedaan jumlah gulungan pada kumparan primer dansekunder tersebut, dengan cara mengalirkan arus listrik secaraterputus-putus pada kumparan primer (sehingga padakumparan primer timbul/hilang kemagnetan secara tiba-tiba),maka kumparan sekunder akan terinduksi sehingga timbulinduksi tegangan tinggi sebesar ± 20.000 volt.Gambar 3. Koil Pengapiand) Unit AC-CDI, merupakan serangkaian komponen elektronikyang berfungsi sebagai saklar rangkaian primer pengapian,menghubungkan dan memutuskan arus listrik yangdimanfaatkan untuk melakukan pengisian (charge) danpengosongan (discharge) muatan kapasitor, kemudian dialirkanmelalui kumparan primer koil pengapian untuk menghasilkanarus listrik tegangan tinggi pada kumparan sekunder dengancara induksi elektromagnet.Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O141RECTIFIERTHYRISTORSWITCH(1)CAPACITOR(3)(2)RECTIFIERKeterangan :1. Dari Sumber Tegangan (Alternator)2. Dari Signal Generator (Pick Up Coil)3. Ke Ignition Coil4. Massa CDI(4)Gambar 4. Basic Circuit AC-CDIPrinsip kerja AC-CDI adalah sebagai berikut :Rectifier bekerja menyearahkan arus AC yang dihasilkan olehsumber tegangan (alternator) maupun oleh signal generator(pick up coil).Kapasitor (capacitor) menyimpan energi hasil induksi darikumparan stator alternator dimana terdapat magnet permanenyang berputar (rotor alternator) di dekat kumparan stator.Thyristor switch merupakan saklar elektronik yang akanmengosongkan kapasitor yang sudah bermuatan tersebut,sinyal trigger didapatkan dari arus yang dihasilkan oleh pick upcoil yang mengalir melalui kaki Gate (G). Akibatnya Thyristoraktif dan menghubungkan kedua terminal kapasitor melaluiterhubungnya terminal Anoda (A) dan Katoda (K) padaThyristor.Kapasitor akan melepaskan muatannya secara cepat(discharge) melalui kumparan primer koil pengapian (IgnitionCoil) untuk menghasilkan induksi pada kumparan primerSistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O142maupun induksi tegangan tinggi pada kumparan sekunder koilpengapian.*) Thyristor switch merupakan saklar elektronik yang bekerjalebih cepat daripada kontak platina (saklar mekanik) dankapasitor mendischarge sangat cepat.Karena itu, tegangan tinggi yang dihasilkan semakin besarkarena kumparan sekunder koil pengapian terinduksidengan cepat, sehingga pijaran api yang dihasilkan padabusi menjadi lebih kuat.e) Kumparan Pembangkit Pulsa (Signal generator/Pick up coil),bekerja bersama reluctor sehingga menghasilkan sinyal trigger(pemicu) yang dimanfaatkan oleh Thyristor untukmendischarge seluruh muatan kapasitor.Pick up coil terdiri dari suatu lilitan kecil yang akanmenghasilkan arus listrik AC apabila dilewati oleh perubahangaris gaya magnit yang dilakukan oleh reluctor yang terpasangpada rotor alternator. Prinsip kerja pick up coil dapat dilihatpada gambar di bawah ini.0(-)(+)1 2 31 2 3Keterangan :1. Reluctor mencapai Pick Up Coil2. Reluctor di tengah Pick Up Coil3. Reluctor meninggalkan Pick Up CoilGambar 5. Prinsip Kerja Pick Up CoilSistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O143f) Busi (Spark Plug), mengeluarkan arus listrik tegangan tinggimenjadi loncatan bunga api melalui elektrodanya. Loncatanbunga api terjadi disebabkan adanya perbedaan tegangandiantara kedua kutup elektroda busi (± 20.000 volt).Skema Sistem Pengapian Magnet Elektronik (AC-CDI)ALTERNATORIG. COIL SPARKSIGNAL GENERATOR PLUG(PICK UP COIL)AC-CDIUNITIG. SWITCHSCRKAGD1 CD2Gambar 6. Skema Sistem Pengapian AC-CDIProses Kerja Sistem Pengapian AC-CDIa) Saat Kunci Kontak (Ig. Switch) OFFKunci kontak dalam posisi terhubung dengan massa. Arus listrikyang dihasilkan sumber tegangan (Alternator) dibelokkan kemassa melalui kunci kontak, tidak ada arus yang mengalir keunit CDI sehingga sistem pengapian tidak bekerja dan motortidak dapat dihidupkan.b) Saat Kunci Kontak ONHubungan ke massa melalui kunci kontak terputus sehinggaarus listrik yang dihasilkan alternator akan mengalir masuk kesistem pengapian.Ketika rotor alternator (magnet) berputar, kumparan statormenghasilkan arus listrik ⇒ disearahkan dioda ⇒ mengisikapasitor sehingga muatan kapasitor penuh.Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O144Pada saat yang ditentukan (saat pengapian), arus sinyaldihasilkan oleh signal generator (pick up coil). Arus sinyal pickup coil ⇒ Gate (G) Thyristor switch dan mengaktifkanThyristor. Thyristor aktif (kaki Anoda ke Katoda terhubung) danarus listrik dapat mengalir dari kaki Anoda (A) ⇒ Katoda (K).Hal ini akan menyebabkan kapasitor terdischarge (dikosongkanmuatannya) dengan cepat ⇒ melalui kumparan primer koilpengapian ⇒ massa koil pengapian. Pada kumparan primerkoil pengapian dihasilkan tegangan induksi sendiri sebesar 200– 300 V.Akhirnya pada kumparan sekunder koil pengapian akan timbulinduksi tegangan tinggi sebesar ± 20 KVolt ⇒ disalurkanmelalui kabel busi ke busi untuk diubah menjadi pijaran apilistrik.2) Sistem Pengapian Baterai Elektronik (DC-CDI)Komponen Sistem Pengapian DC-CDIa) Sumber tegangan DC (Direct Current), berupa Baterai yangdidukung oleh sistem pengisian (Kumparan Pengisian, Magnetdan Rectifier/Regulator), berfungsi sebagai penyedia teganganDC yang diperlukan oleh sistem pengapian.Gambar 7. BateraiSistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O145b) Kunci kontak untuk pengapian DC (pengendali positif).(1) Pada posisi ON, kunci kontak menghubungkan tegangan(+) baterai ke seluruh sistem kelistrikan (termasuk sistempengapian) untuk mengoperasikan seluruh sistem kelistrikanyang ada.(2) Pada posisi OFF dan LOCK, kunci kontak memutuskanhubungan kelistrikan dari sumber tegangan (terminal (+)baterai) yang dibutuhkan oleh seluruh sistem kelistrikan,sehingga seluruh sistem kelistrikan tidak dapatdioperasikan.Gambar 8. Kunci Kontak Pengapian DCc) Koil pengapian (Ignition Coil), berfungsi untuk menaikkantegangan yang diterima dari sumber tegangan (alternator)menjadi tegangan tinggi yang diperlukan untuk pengapian.Dalam koil pengapian terdapat kumparan primer dan kumparansekunder yang dililitkan pada tumpukan-tumpukan plat besitipis. Diameter kawat pada kumparan primer 0,6 – 0,9 mm,dengan jumlah lilitan 200 – 400 kali, sedangkan diameterkawat pada kumparan sekunder 0,05 – 0,08 mm denganjumlah lilitan sebanyak 2000 – 15.000 kali.Karena perbedaan jumlah gulungan pada kumparan primer dansekunder tersebut, dengan cara mengalirkan arus listrik secaraterputus-putus pada kumparan primer (sehingga padakumparan primer timbul/hilang kemagnetan secara tiba-tiba),Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O146maka kumparan sekunder akan terinduksi sehingga timbulinduksi tegangan tinggi sebesar ± 20.000 volt.Gambar 9. Koil Pengapiand) Unit DC-CDI, merupakan serangkaian komponen elektronikyang berfungsi sebagai saklar rangkaian primer pengapian,menghubungkan dan memutuskan arus listrik yangdimanfaatkan untuk melakukan pengisian (charge) danpengosongan (discharge) muatan kapasitor, kemudian dialirkanmelalui kumparan primer koil pengapian untuk menghasilkanarus listrik tegangan tinggi pada kumparan sekunder dengancara induksi elektromagnet.DC - DCCONVENTERTHYRISTORSWITCHCAPACITORAMPLIFIER(1) (3)(2)Keterangan :1. Dari Sumber Tegangan (Baterai)2. Dari Signal Generator (Pick Up Coil)3. Ke Ignition Coil4. Massa CDI(4)Gambar 10. Basic Circuit DC-CDISistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O147Prinsip kerja DC-CDI adalah sebagai berikut :DC-DC Conventer merupakan serangkaian komponen elektronikyang menaikkan tegangan sumber (baterai) danmenyearahkannya lagi untuk dialirkan ke kapasitor.Kapasitor (capacitor) menyimpan energi hasil induksi dari DCDCConventer sampai kapasitas muatannya penuh.Thyristor switch merupakan saklar elektronik yang akanmengosongkan kapasitor yang sudah bermuatan tersebut,sinyal trigger didapatkan dari arus yang dihasilkan oleh pick upcoil yang terlebih dahulu diperkuat di dalam rangkaian penguatsinyal (amplifier), dialirkan ke kaki Gate (G). AkibatnyaThyristor aktif dan menghubungkan kedua terminal kapasitormelalui terhubungnya terminal Anoda (A) dan Katoda (K) padaThyristor.Kapasitor akan melepaskan muatannya secara cepat(discharge) melalui kumparan primer koil pengapian (IgnitionCoil) untuk menghasilkan induksi pada kumparan primermaupun induksi tegangan tinggi pada kumparan sekunder koilpengapian.*) Thyristor switch merupakan saklar elektronik yang bekerjalebih cepat daripada kontak platina (saklar mekanik) dankapasitor mendischarge sangat cepat.Karena itu, tegangan tinggi yang dihasilkan semakin besarkarena kumparan sekunder koil pengapian terinduksidengan cepat, sehingga pijaran api yang dihasilkan padabusi menjadi lebih kuat.Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O148e) Kumparan Pembangkit Pulsa (Signal generator/Pick up coil),bekerja bersama reluctor sehingga menghasilkan sinyal trigger(pemicu) yang dimanfaatkan oleh Thyristor untukmendischarge seluruh muatan kapasitor.Pick up coil terdiri dari suatu lilitan kecil yang akanmenghasilkan arus listrik AC apabila dilewati oleh perubahangaris gaya magnit yang dilakukan oleh reluctor yang terpasangpada rotor alternator. Prinsip kerja pick up coil dapat dilihatpada gambar di bawah ini.0(-)(+)1 2 31 2 3Keterangan :1. Reluctor mencapai Pick Up Coil2. Reluctor di tengah Pick Up Coil3. Reluctor meninggalkan Pick Up CoilGambar 11. Prinsip Kerja Pick up coilf) Busi (Spark Plug), mengeluarkan arus listrik tegangan tinggimenjadi loncatan bunga api melalui elektrodanya. Loncatanbunga api terjadi disebabkan adanya perbedaan tegangandiantara kedua kutup elektroda busi (± 20.000 volt).Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O149Skema Sistem Pengapian Baterai Elektronik (DC-CDI)ALTERNATORIG. COIL SPARKSIGNAL GENERATOR PLUG(PICK UP COIL)DC-CDIUNITIG. SWITCHIG. TIMING CONTROL CIRCUIT/AMPLIFIERSWITCHFUSE BATTERYTrKump. DSCRCGambar 12. Skema Sistem Pengapian DC-CDIProses Kerja Sistem Pengapian Baterai Elektronik (DC-CDI)1) Saat Kunci Kontak OFFHubungan sumber tegangan dengan rangkaian sistem pengapianterputus, tidak ada arus yang mengalir sehingga motor tidak dapatdihidupkan.2) Saat Kunci Kontak ONKunci kontak menghubungkan sumber tegangan ((+) baterai)dengan rangkaian sistem pengapian, sehingga arus listrik daribaterai dapat disalurkan ke unit CDI (DC-DC Conventer).Ketika rotor alternator (magnet) berputar, reluctor ikut berputar.Pada saat reluctor mulai mencapai lilitan pick up coil, lilitan pick upcoil akan menghasilkan sinyal listrik yang dimanfaatkan untukmengaktifkan Switch Transistor (Tr) pada DC-DC Conventer.Kumparan primer dan sekunder (Kump.) pada DC-DC Conventerakan bekerja secara induksi menaikkan tegangan sumber ⇒disearahkan lagi oleh dioda (D) ⇒ mengisi kapasitor (C) sehinggamuatan kapasitor penuh.Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O150*) Sinyal yang dihasilkan lilitan pick up coil tersebut belum mampumembuka gerbang (Gate) Thyristor switch (SCR) sehingga SCRbelum bekerja.Pada saat yang hampir bersamaan (saat pengapian), arus sinyalyang dihasilkan oleh signal generator (pick up coil) mampumembuka gerbang SCR sehingga SCR menjadi aktif dan membukahubungan arus listrik dari kaki Anoda (A) ⇒ Katoda (K).Hal ini akan menyebabkan kapasitor terdischarge (dikosongkanmuatannya) dengan cepat ⇒ melalui kumparan primer koilpengapian ⇒ massa koil pengapian. Pada kumparan primer koilpengapian dihasilkan tegangan induksi sendiri sebesar 200 – 300V.Akhirnya pada kumparan sekunder koil pengapian akan timbulinduksi tegangan tinggi sebesar ± 20 KVolt ⇒ disalurkan melaluikabel busi ke busi untuk diubah menjadi pijaran api listrik.Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O151Pemeriksaan, perawatan, perbaikan dan penyetelan sistempengapian elektronik (CDI) sepeda motor1) Pemeriksaan alternator (kumparan pembangkit/stator danmagnet/rotor)a) Pemeriksaan tahanan kumparan pembangkit/statorPemeriksaan dapat dilakukan dalam keadaan stator tetapterpasang. Pemeriksaan dilakukan melalui konektor terminalalternator (atau dapat pula pada konektor rectifier/regulator),dengan menggunakan Ohm Meter.Gambar 13. Posisi Kabel/Konektor Stator AlternatorPosisi pemeriksaan tahanan/kontinuitas kumparan statoralternator menggunakan Ohm Meter dapat dilihat pada gambardi bawah ini.Gambar 14. Pemeriksaan Kumparan Stator AlternatorTahanan kumparan stator alternator : 100 – 400 D (Honda)Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O152b) Pemeriksaan magnet/rotor secara visual (keretakan, kotoran,kondisi pasak/spie pada poros engkol).Gambar 15. Pemeriksaan Rotor Alternator2) Pemeriksaan dan perawatan baterai,a) Memeriksa jumlah cairan baterai. Permukaan cairan bateraiharus berada di antara batas atas dan batas bawah. Apabilacairan baterai berkurang, tambahkan air suling sampai batasatas tinggi permukaan yang diperbolehkan.b) Memeriksa berat jenis cairan baterai. Berat jenis cairan bateraiideal adalah 1,260. Apabila kurang, maka baterai perlu distrum(charged), sedangkan apabila berat jenis cairan bateraiberlebihan maka tambahkan air suling sampai mencapai beratjenis ideal.Gambar 16. Perawatan Bateraic) Pemeriksaan pipa/slang ventilasi baterai. Perhatikan kerusakanpipa/slang ventilasi dari kebocoran, tersumbat maupunkesalahan letak/jalur pemasangannya.Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1533) Pemeriksaan kunci kontak, memeriksa kerja dan hubungan antarterminal kontak menggunakan multi tester.Gambar 17. Pemeriksaan Kunci Kontak4) Pemeriksaan koil pengapian (Ignition Coil),a) Memeriksa tahanan kumparan primer dan kumparan sekunder.(1) Tahanan kumparan primer = 0,5-1 Ω(2) Tahanan kumparan sekunder (tanpa cap busi = 7,2-8,8 KΩ)(3) Tahanan kump. sekunder (dengan cap busi = 11,5-14,5 KΩ)Gambar 18. Pemeriksaan Ignition CoilSistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O154b) Memeriksa kabel tegangan tinggi busi dari retakretak/kebocoran secara visual maupun dengan tes percikan.Pengapian yang baik : percikan lebih dari 6 mmGambar 19. Tes Percikan Api Pengapian5) Pemeriksaan unit CDI, dengan mengukur kontinuitas antarterminal-terminalnya menggunakan Ohm Meter.Tabel . Pemeriksaan Hubungan Antar Terminal Unit CDI (KΩ)(+)(-)SW EXT FP/PC E IGNSW ~ ~ ~ ~EXT 16 260 180 ~FP/PC 260 ~ 60 ~E 18 ~ 22 ~IGN ~ ~ ~ ~*) Honda : Astrea Supra(+)(-)SW EXT FP/PC E IGNSW 100 100 100 ~EXT 5 ~ ~ ~FP/PC 75 35 14 ~E 16,5 5 60 ~IGN ~ ~ ~ ~*) Honda : Astrea Prima, Astrea Star, WinSW : Switch (Bl/W)EXT : Exiter (Bl/R)FP/PC : Fixed Pulser/Pick up coil (Bu/Y)E : Earth (G/W)IGN : Ignition (Bl/Y)IGN EXTSWFP/PC EGambar 20. Contoh Pemeriksaan Unit CDI6) Pemeriksaan kumparan pembangkit pulsa (pick up coil), denganmemeriksa tahanan kumparan menggunakan Ohm Meter. Tahananpick up coil : 50 – 200 D (Honda).Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1557) Pemeriksaan dan penyetelan busi,a) Memeriksa keausan elektroda busi. Apabila keausan elektrodaberlebihan, busi perlu diganti.b) Memeriksa warna hasil pembakaran pada ujung insulator danelektroda busi. Perhatikan pula kode busi yang digunakan,bandingkan dengan spesifikasi yang disarankan.Gambar 21. Warna Hasil Pembakaran Pada BusiKeterangan :1. Normal : Ujung insulator dan elektroda berwarna coklat atau abu-abu. Kondisi mesinnormal dan penggunaan nilai panas busi yang tepat.2. Tidak Normal : Terdapat kerak berwarna putih pada ujung insulator dan elektroda akibatkebocoran oli pelumas ke ruang bakar atau karena penggunaan olipelumas yang berkualitas rendah.3. Tidak Normal : Ujung insulator dan elektroda berwarna hitam disebabkan campuran bahanbakar & udara terlalu kaya atau kesalahan pengapian. Setel ulang, apabilatidak ada perubahan naikkan nilai panas busi.4. Tidak Normal : Ujung insulator dan elektroda berwarna hitam dan basah disebabkankebocoran oli pelumas atau kesalahan pengapian.5. Tidak Normal : Ujung insulator berwarna putih mengkilat dan elektroda melelehdisebabkan pengapian terlalu maju atau overheating. Coba atasi denganmenyetel ulang sistem pengapian, campuran bahan bakar & udara ataupunsistem pendinginan. Apabila tidak ada perubahan, ganti busi yang lebihdingin.c) Membersihkan insulator dan elektroda busi dari endapankarbon mempergunakan sikat kawat atau alat pembersih busi.Apabila insulator retak atau pecah, busi harus diganti.d) Menyetel celah elektroda busi. Celah spesifikasi : 0,6 – 0,7 mm.Gambar 22. Pembersihan dan Celah Elektroda BusiSistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1568) Pemeriksaan waktu pengapianPemeriksaan waktu pengapian merupakan kegiatan memeriksaketepatan waktu (timing), saat piston mencapai bataspemampatan yang optimum dengan saat busi memijarkan bungaapi listrik. Tujuannya adalah untuk meningkatkan tenaga mesinmelalui proses pembakaran agar menghasilkan tenaga panas yangsempurna.Pemeriksaan waktu pengapian dilakukan dalam keadaan mesinhidup, menggunakan timing light. Langkah-langkah pemeriksaan :a) Memasang timing lightb) Mesin dihidupkan pada putaran stasioner (± 1.300 rpm).Arahkan timing light ke tanda penyesuai pada tutup magnet.Gambar 23. Penggunaan Timing lightc) Waktu pengapian tepat apabila terlihat “Garis-F” sejajar dengantanda “Penyesuai”.FTEPATFGambar 24. Waktu Pengapian Tepatd) Apabila “Garis-F” terlihat sebelum melewati “Penyesuai”, berartipengapian terlalu cepat (Voor).e) Sebaliknya, Apabila “Garis-F” terlihat sesudah melewati“Penyesuai”, berarti pengapian terlalu lambat (Naa).Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O157FCEPAT (VOOR)FFLAMBAT (NAA)FTGambar 25. Waktu Pengapian Voor dan Naaf) Pada saat putaran tinggi, waktu pengapian tepat apabilaterlihat “Penyesuai” di tengah tanda “Advance (//)”.FADVANCEFIIGambar 26. Waktu Pengapian Advance (//)g) Pada umumnya, waktu pengapian untuk sistem pengapianelektronik tidak dapat disetel karena konstruksi dudukankomponen (pick up coil dan reluctor, dsb) dibuat tetap. Apabilahasil pemeriksaan menunjukkan waktu pengapian tidak tepat,maka biasanya disebabkan adanya komponen sistempengapian yang mengalami kerusakan/perubahan nilaitahanan/ tegangannya.c. Rangkuman 2Sistem pengapian berfungsi menghasilkan percikan bunga api padabusi pada saat yang tepat untuk membakar campuran bahan bakardan udara di dalam silinder.Dalam perkembangannya, ditemukan sistem pengapian elektroniksebagai penyempurna sistem pengapian. Salah satu sistem pengapianelektronik yang populer adalah sistem pengapian CDI (CapacitorDischarge Ignition). Sistem pengapian CDI merupakan sistempengapian elektronik yang bekerja dengan memanfaatkan pengisianSistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O158(charge) dan pengosongan (discharge) muatan kapasitor. Prosespengisian dan pengosongan muatan kapasitor dioperasikan oleh saklarelektronik seperti halnya kontak platina (pada sistem pengapiankonvensional).Sistem Pengapian Elektronik (CDI) dibagi 2 :1) Sistem Pengapian Magnet Elektronik (AC-CDI)Sumber tegangan didapat dari alternator, sehingga arus yangdigunakan merupakan arus bolak-balik (AC)2) Sistem Pengapian Baterai Elektronik (DC-CDI)Sumber tegangan diperoleh dari tegangan baterai (yang disuplayoleh sistem pengisian), sehingga arus yang digunakan merupakanarus searah (DC)d. Tugas 21) Carilah informasi perkembangan teknologi sistem pengapianelektronik terkini, disertai skema rangkaian/bagannya, kemudianberikan ulasan/penjelasan prinsip kerjanya !e. Tes Formatif 21) Jelaskan prinsip kerja dan konstruksi sistem pengapian elektronik(CDI) sepeda motor tipe AC !2) Jelaskan prinsip kerja dan konstruksi sistem pengapian elektronik(CDI) sepeda motor tipe DC !3) Jelaskan pemeriksaan, perawatan dan perbaikan sistem pengapianelektronik (CDI) sepeda motor tipe AC !4) Jelaskan pemeriksaan, perawatan dan perbaikan sistem pengapianelektronik (CDI) sepeda motor tipe DC !f. Kunci Jawaban Formatif 2Ada pada lembar tersendiri.Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O159g. Lembar Kerja 21) Alat dan Bahana) Sepeda motor dengan sistem pengapian AC-CDI & DC-CDIb) Alat-alat tanganc) Multitesterd) Dwell-tacho testere) Timing lightf) Thickness Gaugeg) Amplas2) Keselamatan Kerjaa) Gunakanlah peralatan yang sesuai dengan fungsinya.b) Ikutilah instruksi dari instruktur ataupun prosedur kerja yangtertera pada lembar kerja.c) Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukanpekerjaan yang tidak tertera pada lembar kerja.d) Bila perlu mintalah buku manual dari training object.3) Langkah Kerjaa) Persiapkan alat dan bahan praktek secara cermat, efektif danseefisien mungkin.b) Perhatikan penjelasan prosedur penggunaan alat, baca lembarkerja dengan teliti.c) Mintalah penjelasan mengenai hal yang belum jelas.d) Buatlah catatan penting kegiatan praktek secara ringkas.e) Setelah selesai, bersihkan dan kembalikan semua peralatan danbahan yang telah digunakan kepada petugas.4) Tugasa) Buatlah laporan praktik secara ringkas dan jelas !b) Buatlah rangkuman pengetahuan yang anda peroleh setelahmempelajari kegiatan 2 !Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O160BAB IIIEVALUASIA. PERTANYAANUJI KOMPETENSI KOGNITIFJawablah Pertanyaan di Bawah Ini!Tabel . Soal Uji Kompetensi KognitifNo PertanyaanSkor(1-10)Bobot1. Jelaskan prinsip kerja sistem pengapianmagnet konvensional, uraikan dengansingkat, jelas sertai dengan gambarskema/diagram dan keterangannya!0,252. Jelaskan prinsip kerja sistem pengapian DCCDI,uraikan dengan singkat, jelas sertaidengan gambar skema/diagram danketerangannya!0,253. Jelaskan langkah-langkah penyetelan danperbaikan sistem pengapian bateraikonvensional !0,254. Jelaskan pemeriksaan, perawatan danperbaikan sistem pengapian elektronik (CDI)sepeda motor tipe AC !0,25Total 1,0Waktu : 90 MenitSistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O161UJI KOMPETENSI PSIKOMOTOR DAN AFEKTIFDemonstrasikan dihadapan Dosen/ Instruktur kompetensi saudaradalam waktu yang telah ditentukan!Soal :1. Disediakan komponen-komponen sistem pengapian sepeda motor :a. Kontak platinab. Pick up coilc. Unit CDILakukanlah pemeriksaan komponen-komponen tersebut. Janganlupa menuliskan langkah pengerjaan dan hasil pemeriksaan padalembar jawab yang tersedia!Waktu : 15 Menit2. Disediakan satu unit sepeda motor dengan sistem pengapianbaterai konvensional. Lakukan penyetelan celah platina danpenyetelan waktu pengapian dengan prosedur yang benar !Waktu : 15 MenitSistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O162Kisi-Kisi Penilaian AfektifTabel . Kisi-kisi Penilaian AfektifKomponen yang dinilaiSkor(0-10)Bobot NilaiKelengkapan pakaian kerja 0,25Penataan alat dan kelengkapan lingkungankerja0,25Sikap kerja 0,25Keselamatan kerja 0,25Nilai akhirKisi-Kisi Penilaian PsikomotorTabel . Kisi-kisi Penilaian PsikomotorKomponen yang dinilai Skor (0-10) Bobot NilaiKetepatan Alat 0,1Ketepatan Prosedur Kerja 0,3Ketepatan Hasil Kerja 0,4Ketepatan waktu 0,2Nilai akhirB. KUNCI JAWABAN EVALUASIAda Pada lembar tersendiri.C. KRITERIA KELULUSANTabel . Kriteria KelulusanKriteriaSkor(1-10)Bobot Nilai KeteranganKognitif 5Syarat lulusnilai minimal65Psikomotor 3Afektif 2Nilai AkhirSistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O163BAB IVPENUTUPMahasiswa yang telah mencapai syarat kelulusan minimal dapatmelanjutkan ke modul berikutnya. Sebaliknya, apabila mahasiswadinyatakan tidak lulus, maka mahasiswa harus mengulang modul ini dantidak diperkenankan untuk mengambil modul selanjutnya.Jika mahasiswa telah lulus menempuh modul ini, maka mahasiswa berhakmemperoleh sertifikat kompetensi Memeriksa, Merawat, Memperbaiki danMenyetel Sistem Pengapian Sepeda Motor.Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O164DAFTAR PUSTAKAAnonim. (tt). Yamaha Technical Academy. Yamaha Motor CO., Ltd.Astra Honda Training Center. (1989). Petunjuk Praktis Penyetelan SepedaMotor Honda. Jakarta : PT. Astra International, Inc.Astra Honda Training Center. (1993). Petunjuk Pemeriksaan PeralatanListrik Honda. Jakarta : PT. Astra International, Inc.Auto Training Center. (1994). Pengantar Teori Motorbakar Bensin.Yogyakarta : FPTK IKIP Yogyakarta.Divisi Perawatan Sepeda Motor. (tt). Suzuki FD110CD (Shogun) : PetunjukPerawatan. PT. Indomobil Suzuki International.Honda Technical Service Sub Division. (1991). Honda : Pengantar TeoriMotorbakar Bensin. Jakarta : Astra Honda Training Center, PT.Astra International, Inc.Honda Technical Service Sub Division. (tt). Buku Pedoman Reparasi HondaAstrea Prima. Jakarta : PT. Astra International, Inc.Honda Technical Service Sub Division. (tt). Buku Pedoman Reparasi HondaMegapro. Jakarta : PT. Astra International, Inc.Honda Technical Service Sub Division. (tt). Buku Pedoman Reparasi HondaTiger 2000. Jakarta : PT. Astra International, Inc.National Service Division. (1996). New Step 1 : Training Manual. PT.Toyota-Astra Motor.www.NGK_sparkplug.com

www.global_suzukimotorcycle.com