Remaja awal yang BERPACARAN tujuan berpacarannya bukan ke pernikahan tetapi lebih pada

Sumber : www.harpersbazaar.com

Sebenarnya aku bukan orang yang ahli dalam membahas hubungan asmara, apalagi menjadi pendengar yang baik terhadap cerita asmara seseorang. Ya boleh dibilang masih anak bawang deh kalau bicara tentang cinta cintaan yang kearah lebih serius, tapi bukan berarti aku mengabaikan hal seperti ini, toh seiring bertambahnya usia pada akhirnya seseorang pasti akan memikirkan hal ini dengan sendirinya. 

Membahas tentang pernikahan di usia yang sudah tidak wajar lagi untuk berteriak "Kapal minta uang" memang sesuatu yang menarik namun lebih banyak bikin bingungnya, toh masalah jodoh memang hanya Tuhan yang tahu.

Sedikit bercerita tentang pengalaman bersama seorang teman, entah ada angin apa di dalam mobil tiba-tiba aku dan temanku ini saling membahas masalah pernikahan, ya seingatku sih awalnya kami sedang membahas masalah gamers eh kok ujung-ujungnya malah ngomongin nikah. Dan menariknya lagi temanku yang usianya sedikit di atas ku beberapa tahun memberikan aku link sebuah artikel, didalam artikel tersebut membahas tentang alasan seorang wanita yang rela memutuskan kekasihnya demi memilih salah seorang rekan kerjanya sebagai suaminya, loh padahal baru kenal beberapa bulan atau minggu atau hari saja. 

Nah dari artikel itu juga aku bingung karena didalam tulisan tersebut menyuguhkan tentang masa berpacaran si wanita bersama mantan kekasihnya yang cukup lama namun tak jelas arah tujuannya. Eh tapi pacaran yang aku maksud di sini itu bukan untuk usia remaja ya, minimal setelah lulus sekolah hehee. 

Berulang ulang aku baca tulisan dari artikel tersebut memang masuk akal, toh buat apa sih kita buang - buang waktu hanya untuk menjalani hubungan tanpa arah yang jelas apalagi tulisan tersebut juga memberikan contoh apabila seseorang yang menjalani masa berpacaran masih berstatus sebagai mahasiswa, maka tunjukan tujuan kearah yang lebih serius kepada pasangannya. 

Nah, lantas apakah benar tujuan dari berpacaran adalah untuk menikah? Hemmm, kiranya aku punya beberapa alasan bahwa tujuan berpacaran tak harus selalu berakhir pada pernikahan.

1. Jodoh Sulit Ditebak

Di kampus aku punya teman yang senang sekali meledek pacarnya dengan sebutan "hidung babi" (no sara ya hehee), katanya semua keluarga cowoknya ini memiliki hidung yang seperti itu. Kemudian dengan santai aku bilang begini "Ya kalo lo nikah sama dia, berarti anak lo juga begitu dong idungnya" eh jawabannya cukup lucu yang kurang lebih begini "yaaa nggak lah, emang gw bakalan nikah sama dia apa ?" sambil tertawa aku bales lagi "Ya kalo jodoh gimana ?" eh temanku balas ucapan ku lagi "Kalau jodoh gak apa-apa, itu juga kalo jodoh" (kok jadi kayak naskah drama ya wkwkk).

Nah mengingat percakapan itu aku berpikir kalau menjalani masa berpacaran memang tak selalu memiliki tujuan untuk menikah, bahkan temanku ini ragu kalau dia dan pacarnya berjodoh, tapi bukan berarti mereka saling menyakiti. Ya ibaratanya sih "jalanin aja dulu, kalo jodohkan mana bisa nolak?". 

2. Membuat Tujuan Tak Semudah Itu

Jika secara pribadi, aku termasuk orang yang kurang menanggapi serius apabila seseorang yang sedang dekat denganku menjelaskan tujuan hidupnya kelak bila berjodoh denganku. "Lebay" adalah kata yang akan aku ucapkan apabila seseorang menjelaskan kelak dia akan begini dan begitu untuk berumah tangga denganku, nah di sini juga menunjukan bahwa berbeda usia maka berbeda juga pemikirannya, toh saat ini usiaku memang masih baru-barunya memasuki kategori dewasa, jadi pemikiranku adalah "mungkin masih ada yang lebih baik dari dia, jadi jangan buru-buru dengan membuat tujuan kearah yang lebih serius".


Page 2

Sebenarnya aku bukan orang yang ahli dalam membahas hubungan asmara, apalagi menjadi pendengar yang baik terhadap cerita asmara seseorang. Ya boleh dibilang masih anak bawang deh kalau bicara tentang cinta cintaan yang kearah lebih serius, tapi bukan berarti aku mengabaikan hal seperti ini, toh seiring bertambahnya usia pada akhirnya seseorang pasti akan memikirkan hal ini dengan sendirinya. 

Membahas tentang pernikahan di usia yang sudah tidak wajar lagi untuk berteriak "Kapal minta uang" memang sesuatu yang menarik namun lebih banyak bikin bingungnya, toh masalah jodoh memang hanya Tuhan yang tahu.

Sedikit bercerita tentang pengalaman bersama seorang teman, entah ada angin apa di dalam mobil tiba-tiba aku dan temanku ini saling membahas masalah pernikahan, ya seingatku sih awalnya kami sedang membahas masalah gamers eh kok ujung-ujungnya malah ngomongin nikah. Dan menariknya lagi temanku yang usianya sedikit di atas ku beberapa tahun memberikan aku link sebuah artikel, didalam artikel tersebut membahas tentang alasan seorang wanita yang rela memutuskan kekasihnya demi memilih salah seorang rekan kerjanya sebagai suaminya, loh padahal baru kenal beberapa bulan atau minggu atau hari saja. 

Nah dari artikel itu juga aku bingung karena didalam tulisan tersebut menyuguhkan tentang masa berpacaran si wanita bersama mantan kekasihnya yang cukup lama namun tak jelas arah tujuannya. Eh tapi pacaran yang aku maksud di sini itu bukan untuk usia remaja ya, minimal setelah lulus sekolah hehee. 

Berulang ulang aku baca tulisan dari artikel tersebut memang masuk akal, toh buat apa sih kita buang - buang waktu hanya untuk menjalani hubungan tanpa arah yang jelas apalagi tulisan tersebut juga memberikan contoh apabila seseorang yang menjalani masa berpacaran masih berstatus sebagai mahasiswa, maka tunjukan tujuan kearah yang lebih serius kepada pasangannya. 

Nah, lantas apakah benar tujuan dari berpacaran adalah untuk menikah? Hemmm, kiranya aku punya beberapa alasan bahwa tujuan berpacaran tak harus selalu berakhir pada pernikahan.

1. Jodoh Sulit Ditebak

Di kampus aku punya teman yang senang sekali meledek pacarnya dengan sebutan "hidung babi" (no sara ya hehee), katanya semua keluarga cowoknya ini memiliki hidung yang seperti itu. Kemudian dengan santai aku bilang begini "Ya kalo lo nikah sama dia, berarti anak lo juga begitu dong idungnya" eh jawabannya cukup lucu yang kurang lebih begini "yaaa nggak lah, emang gw bakalan nikah sama dia apa ?" sambil tertawa aku bales lagi "Ya kalo jodoh gimana ?" eh temanku balas ucapan ku lagi "Kalau jodoh gak apa-apa, itu juga kalo jodoh" (kok jadi kayak naskah drama ya wkwkk).

Nah mengingat percakapan itu aku berpikir kalau menjalani masa berpacaran memang tak selalu memiliki tujuan untuk menikah, bahkan temanku ini ragu kalau dia dan pacarnya berjodoh, tapi bukan berarti mereka saling menyakiti. Ya ibaratanya sih "jalanin aja dulu, kalo jodohkan mana bisa nolak?". 

2. Membuat Tujuan Tak Semudah Itu

Jika secara pribadi, aku termasuk orang yang kurang menanggapi serius apabila seseorang yang sedang dekat denganku menjelaskan tujuan hidupnya kelak bila berjodoh denganku. "Lebay" adalah kata yang akan aku ucapkan apabila seseorang menjelaskan kelak dia akan begini dan begitu untuk berumah tangga denganku, nah di sini juga menunjukan bahwa berbeda usia maka berbeda juga pemikirannya, toh saat ini usiaku memang masih baru-barunya memasuki kategori dewasa, jadi pemikiranku adalah "mungkin masih ada yang lebih baik dari dia, jadi jangan buru-buru dengan membuat tujuan kearah yang lebih serius".


Lihat Muda Selengkapnya


Page 3

Sebenarnya aku bukan orang yang ahli dalam membahas hubungan asmara, apalagi menjadi pendengar yang baik terhadap cerita asmara seseorang. Ya boleh dibilang masih anak bawang deh kalau bicara tentang cinta cintaan yang kearah lebih serius, tapi bukan berarti aku mengabaikan hal seperti ini, toh seiring bertambahnya usia pada akhirnya seseorang pasti akan memikirkan hal ini dengan sendirinya. 

Membahas tentang pernikahan di usia yang sudah tidak wajar lagi untuk berteriak "Kapal minta uang" memang sesuatu yang menarik namun lebih banyak bikin bingungnya, toh masalah jodoh memang hanya Tuhan yang tahu.

Sedikit bercerita tentang pengalaman bersama seorang teman, entah ada angin apa di dalam mobil tiba-tiba aku dan temanku ini saling membahas masalah pernikahan, ya seingatku sih awalnya kami sedang membahas masalah gamers eh kok ujung-ujungnya malah ngomongin nikah. Dan menariknya lagi temanku yang usianya sedikit di atas ku beberapa tahun memberikan aku link sebuah artikel, didalam artikel tersebut membahas tentang alasan seorang wanita yang rela memutuskan kekasihnya demi memilih salah seorang rekan kerjanya sebagai suaminya, loh padahal baru kenal beberapa bulan atau minggu atau hari saja. 

Nah dari artikel itu juga aku bingung karena didalam tulisan tersebut menyuguhkan tentang masa berpacaran si wanita bersama mantan kekasihnya yang cukup lama namun tak jelas arah tujuannya. Eh tapi pacaran yang aku maksud di sini itu bukan untuk usia remaja ya, minimal setelah lulus sekolah hehee. 

Berulang ulang aku baca tulisan dari artikel tersebut memang masuk akal, toh buat apa sih kita buang - buang waktu hanya untuk menjalani hubungan tanpa arah yang jelas apalagi tulisan tersebut juga memberikan contoh apabila seseorang yang menjalani masa berpacaran masih berstatus sebagai mahasiswa, maka tunjukan tujuan kearah yang lebih serius kepada pasangannya. 

Nah, lantas apakah benar tujuan dari berpacaran adalah untuk menikah? Hemmm, kiranya aku punya beberapa alasan bahwa tujuan berpacaran tak harus selalu berakhir pada pernikahan.

1. Jodoh Sulit Ditebak

Di kampus aku punya teman yang senang sekali meledek pacarnya dengan sebutan "hidung babi" (no sara ya hehee), katanya semua keluarga cowoknya ini memiliki hidung yang seperti itu. Kemudian dengan santai aku bilang begini "Ya kalo lo nikah sama dia, berarti anak lo juga begitu dong idungnya" eh jawabannya cukup lucu yang kurang lebih begini "yaaa nggak lah, emang gw bakalan nikah sama dia apa ?" sambil tertawa aku bales lagi "Ya kalo jodoh gimana ?" eh temanku balas ucapan ku lagi "Kalau jodoh gak apa-apa, itu juga kalo jodoh" (kok jadi kayak naskah drama ya wkwkk).

Nah mengingat percakapan itu aku berpikir kalau menjalani masa berpacaran memang tak selalu memiliki tujuan untuk menikah, bahkan temanku ini ragu kalau dia dan pacarnya berjodoh, tapi bukan berarti mereka saling menyakiti. Ya ibaratanya sih "jalanin aja dulu, kalo jodohkan mana bisa nolak?". 

2. Membuat Tujuan Tak Semudah Itu

Jika secara pribadi, aku termasuk orang yang kurang menanggapi serius apabila seseorang yang sedang dekat denganku menjelaskan tujuan hidupnya kelak bila berjodoh denganku. "Lebay" adalah kata yang akan aku ucapkan apabila seseorang menjelaskan kelak dia akan begini dan begitu untuk berumah tangga denganku, nah di sini juga menunjukan bahwa berbeda usia maka berbeda juga pemikirannya, toh saat ini usiaku memang masih baru-barunya memasuki kategori dewasa, jadi pemikiranku adalah "mungkin masih ada yang lebih baik dari dia, jadi jangan buru-buru dengan membuat tujuan kearah yang lebih serius".


Lihat Muda Selengkapnya


Page 4

Sebenarnya aku bukan orang yang ahli dalam membahas hubungan asmara, apalagi menjadi pendengar yang baik terhadap cerita asmara seseorang. Ya boleh dibilang masih anak bawang deh kalau bicara tentang cinta cintaan yang kearah lebih serius, tapi bukan berarti aku mengabaikan hal seperti ini, toh seiring bertambahnya usia pada akhirnya seseorang pasti akan memikirkan hal ini dengan sendirinya. 

Membahas tentang pernikahan di usia yang sudah tidak wajar lagi untuk berteriak "Kapal minta uang" memang sesuatu yang menarik namun lebih banyak bikin bingungnya, toh masalah jodoh memang hanya Tuhan yang tahu.

Sedikit bercerita tentang pengalaman bersama seorang teman, entah ada angin apa di dalam mobil tiba-tiba aku dan temanku ini saling membahas masalah pernikahan, ya seingatku sih awalnya kami sedang membahas masalah gamers eh kok ujung-ujungnya malah ngomongin nikah. Dan menariknya lagi temanku yang usianya sedikit di atas ku beberapa tahun memberikan aku link sebuah artikel, didalam artikel tersebut membahas tentang alasan seorang wanita yang rela memutuskan kekasihnya demi memilih salah seorang rekan kerjanya sebagai suaminya, loh padahal baru kenal beberapa bulan atau minggu atau hari saja. 

Nah dari artikel itu juga aku bingung karena didalam tulisan tersebut menyuguhkan tentang masa berpacaran si wanita bersama mantan kekasihnya yang cukup lama namun tak jelas arah tujuannya. Eh tapi pacaran yang aku maksud di sini itu bukan untuk usia remaja ya, minimal setelah lulus sekolah hehee. 

Berulang ulang aku baca tulisan dari artikel tersebut memang masuk akal, toh buat apa sih kita buang - buang waktu hanya untuk menjalani hubungan tanpa arah yang jelas apalagi tulisan tersebut juga memberikan contoh apabila seseorang yang menjalani masa berpacaran masih berstatus sebagai mahasiswa, maka tunjukan tujuan kearah yang lebih serius kepada pasangannya. 

Nah, lantas apakah benar tujuan dari berpacaran adalah untuk menikah? Hemmm, kiranya aku punya beberapa alasan bahwa tujuan berpacaran tak harus selalu berakhir pada pernikahan.

1. Jodoh Sulit Ditebak

Di kampus aku punya teman yang senang sekali meledek pacarnya dengan sebutan "hidung babi" (no sara ya hehee), katanya semua keluarga cowoknya ini memiliki hidung yang seperti itu. Kemudian dengan santai aku bilang begini "Ya kalo lo nikah sama dia, berarti anak lo juga begitu dong idungnya" eh jawabannya cukup lucu yang kurang lebih begini "yaaa nggak lah, emang gw bakalan nikah sama dia apa ?" sambil tertawa aku bales lagi "Ya kalo jodoh gimana ?" eh temanku balas ucapan ku lagi "Kalau jodoh gak apa-apa, itu juga kalo jodoh" (kok jadi kayak naskah drama ya wkwkk).

Nah mengingat percakapan itu aku berpikir kalau menjalani masa berpacaran memang tak selalu memiliki tujuan untuk menikah, bahkan temanku ini ragu kalau dia dan pacarnya berjodoh, tapi bukan berarti mereka saling menyakiti. Ya ibaratanya sih "jalanin aja dulu, kalo jodohkan mana bisa nolak?". 

2. Membuat Tujuan Tak Semudah Itu

Jika secara pribadi, aku termasuk orang yang kurang menanggapi serius apabila seseorang yang sedang dekat denganku menjelaskan tujuan hidupnya kelak bila berjodoh denganku. "Lebay" adalah kata yang akan aku ucapkan apabila seseorang menjelaskan kelak dia akan begini dan begitu untuk berumah tangga denganku, nah di sini juga menunjukan bahwa berbeda usia maka berbeda juga pemikirannya, toh saat ini usiaku memang masih baru-barunya memasuki kategori dewasa, jadi pemikiranku adalah "mungkin masih ada yang lebih baik dari dia, jadi jangan buru-buru dengan membuat tujuan kearah yang lebih serius".


Lihat Muda Selengkapnya