Proses pengolahan daging secara sederhana dilakukan dengan

You're Reading a Free Preview
Pages 8 to 18 are not shown in this preview.

Olahan pangan setengah jadi adalah mengolah bahan baku pangan dengan proses pengawetan, baik pengawetan secara kimia, fisika, ataupun mikrobiologi, menjadi aneka ragam olahan pangan setengah jadi yang kemudian digunakan sebagai bahan baku pangan. Bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomis lebih tinggi dibandingkan dengan bahan segar atau mentah maupun bahan pangan jadi karena dapat memiliki umur simpan yang lebih panjang.

Pembahasan

Pengolahan bahan pangan menjadi bahan pangan setengah jadi bisa dilakukan dengan sederhana. Cara tersebut yaitu ...

C. pengukusan, penggaraman, fermentasi.

Proses pengolahan ikan secara sederhana dapat dilakukan dengan cara penggaraman, pengukusan, pengeringan, pengasapan, fermentasi, dan pembekuan. Sedangkan pengolahan daging secara sederhana dapat dilakukan dengan cara seperti perebusan, pengasapan, dan pembekuan. Proses pengolahan ikan dan daging menjadi bahan pangan setengah jadi memiliki masa simpan yang lebih panjang sehingga dapat disimpan sampai berbulan-bulan hingga tahunan.

Contoh pengolahan ikan menjadi produk setengah jadi berupa fillet ikan dan surimi. Fillet ikan adalah bentuk irisan daging ikan tanpa tulang, tanpa sisik dan kadang tanpa kulit. Surimi adalah daging yang dihaluskan hingga membentuk seperti pasta.

Contoh pengolahan daging sapi menjadi produk setengah jadi, yaitu dendeng, kornet, bakso, dan daging burger sapi.

Pelajari lebih lanjut

Pengertian olahan pangan setengah jadi pada https://brainly.co.id/tugas/12935613

Contoh olahan pangan setengah jadi pada https://brainly.co.id/tugas/5245923

Pengemasan olahan pangan setengah jadi pada https://brainly.co.id/tugas/15587264

--------------------------------------

Detail Jawaban

Kelas: IX

Mapel: Prakarya

Bab: Pengolahan Hasil Peternakan dan Perikanan (Bab 4)

Kode: 9.19.4

#AyoBelajar

Jika selama ini Anda biasa mengkonsumsi daging sapi siap saji dari pabrik pengolahan makanan, mungkin Anda belum begitu tahu bagaimana proses pengolahannya. Teknik pengolahan daging sendiri membutuhkan proses yang cukup panjang.

Dalam hal ini pabrik pengolahan makanan memiliki standar dan teknik pengolahan tertentu agar menghaslkan produk olahan daging yang enak dan bergizi tinggi.  Lalu bagaimana jenis dan teknik pengolahan daging sapi yang diterapkan?  Berikut ini ulasannya untuk Anda.

Jenis dan Teknik Pengolahan Daging di Pabrik Pengolahan Makanan

Daging merupakan sumber protein hewani yang memiliki gizi tinggi sehingga sangat diperlukan oleh tubuh.  Daging sendiri sering diolah untuk mendapatkan kualitas dan harga yang lebih tinggi.  Beberapa jenis dan teknik pengolahan daging pun cukup beragam sesuai dengan jenis produk yang akan dihasilkan.

1. Penggilingan

Penggilingan merupakan salah satu teknik pengolahan makanan yang lazim diterapkan pada daging sapi.  Tujuannya adalah untuk menghasilkan potongan-potongan kecil dengan ukuran yang homogen.  Hal ini akan memudahkan proses pemberian bumbu sehingga tercampur rata.

Selain itu, proses penggilingan juga bertujuan untuk mendapatkan tekstur “tenderness” yang baik pada hasil akhir.  Untuk proses menggiling daging ini diperlukan mesin penggiling daging dengan kapasitas tertentu sesuai tujuan produksinya.

2. Penggaraman atau Curing

Teknik penggaraman ini bertujuan untuk mendapatkan aroma, tekstur, kelezatan serta warna yang stabil pada daging.  Teknik ini merupakan teknik pengolahan makanan sekaligus pengawetan dengan menambahkan bahan berupa garam NaCl dan Na-nitrat.

Dengan teknik ini warna daging akan menjadi merah.  Sementara kandungan garam dapur, nitrit atau nitrat akan berperan untuk mengawetkan dengan cara menurunkan kadar Aw atau aktivitas air di dalam daging.

3. Casing

Pabrik pengolahan makanan juga sering menggunakan teknik casing untuk mengolah daging sapi.  Teknik ini biasanya diterapkan pada produk sosis.  Casing sendiri bisa diartikan sebagai selongsong yang berfungsi sebagai bahan pengemas sosis.

Penggunaan casing ini berfungsi sebagai cetakan selama proses pengolahan, serta pembungkus selama proses penanganan dan pengangkutan.  Tujuannya adalah untuk membentuk dan melindungi sosis dari kerusakan kimia, seperti mikroba, kerusakan fisik dan oksidasi.

4. Meat Netting

Teknik pengolahan daging meat netting sering diterapkan dalam industri pengolahan makanan untuk produksi smoked beef, roasted lamb dll.  Teknik ini bertujuan untuk menghasilkan produk yang yang lebih menarik sekaligus mengikat beberapa bagian daging menjadi utuh.

Sesuai dengan namanya, meat netting berbentuk jaring melingkar yang disusun secara spiral tanpa adanya sambungan.  Jaring ini terbuat dari karet food grade dan dibungkus polyester, semua bahan ini dipastikan aman untuk digunakan dalam industri makanan.

5. Pengasapan

Untuk proses yang konvensional, pengasapan biasa dilakukan dengan cara menggantungkan produk selama 4-8 jam di rumah pengsapan dengan suhu 35-40 derajat Celsius.  Dengan teknik ini daging sapi akan lebih awet.

Di pabrik pengolahan makanan PT. Suryajaya Abadiperkasa, proses pengolahan daging  dilakukan dengan mesin pengolahan dan pengalengan makanan yang seluruh proses produksinya ramah lingkungan.

Bahan yang digunakan adalah daging sapi yang berkualitas dan didapatkan dari supplier yang terpercaya dalam bentuk frozen boneless beef.  Produk daging olahan sudah melalui tahap sterilisasi dan dikemas dalam bentuk kaleng atau plastik dan organoleptik normal.

Produk olahan daging yang tersedia antara lain adalah Sosis Sopini, Kornet Cip dan Kornet Tornado.  Untuk informasi yang lebih lengkap Anda bisa langsung mengunjungi websitenya di https://sjap.co.id.

Produk olahan daging yang berkualitas dari pabrik pengolahan makanan ini bisa didapatkan di supermarket terdekat dan online store di Tokopedia, Bukalapak, Shopee, Blibli, Lazada, dan Jd.id.  Yuk, dibeli buat persediaan di rumah!

Daging sebagai salah satu sumber bahan pangan biasanya di olah dulu sebelum akhirnya dikonsumsi. Salah satu contoh hasil pengolahan daging sapi yang biasa dikonsumsi adalah sosis dan bakso.Tujuan pengolahan bahan pangan disamping meningkatkan nilai tambah juga dapat memperpanjang masa simpan, meningkatkan penerimaan terhadap produk dan menganekaragamkan produk olahan pangan. Selain sosis dan bakso ternyata banyak teknik pengolahan daging yang biasanya dilakukan seperti:

Binding

Salah satu teknik pengolahan daging yang biasa dilakukan adalah binding atau pengikatan. Bahan pengikat memiliki kandungan protein yang lebih tinggi dan dapat meningkatkan emulsifikasi lemak dibandingkan dengan bahan pengisi. Bahan pengikat dalam adonan emulsi dapat berfungsi sebagai bahan pengemulsi.

Bahan pengikat juga berfungsi mengurangi penyusutan pada waktu pengolahan dan meningkatkan daya ikat air. Protein dalam bentuk tepung dipercaya dapat memberikan sumbangan terhadap sifat pengikatan. Pengikat terdiri menurut asalnya bahan dari bahan pengikat yang berasal dari hewan dan tumbuhan. Bahan pengikat hewani antara lain susu bubuk skim dan tepung ikan.

Casing

Kemudian salah satu Teknik pengolah daging yang biasa dilakukan adalah dengan cara casing. Selongsong (Casing) adalah bahan pengemas sosis yang umumnya berbentuk silindris. Selongsong sosis dapat berfungsi sebagai cetakan selama pengolahan, pembungkus selama penanganan dan pengangkutan serta sebagai media display selama diperdagangkan.

Penggunaan casing dalam pembuatan sosis bertujuan untuk membentuk dan menjaga stabilitas sosis serta melindungi dari kerusakan kimia seperti oksidasi, mikroba, atau kerusakan fisik seperti ketengikan. Terdapat 5 jenis casing yang sering digunakan dalam pembuatan sosis yaitu alami, kolagen, selulosa, plastic, serta logam. Casing alami biasanya terbuat dari usus alami hewan, casing ini mempunyai keuntungan dapat dimakan, bergizi tinggi dan melekat pada produk, sedangkan kerugian dari casing ini adalah produk ini tidak awet.

Pengasapan

Salah satu Teknik pengolahan daging berikutnya adalah melalui Teknik pengasapan. Teknik ini bersifat pengawetan karena ada penyimpanan/ penimbunan di permukaan daging senyawa kimia seperti formaldehida, asetaldehida, aseton diasetil, methanol, etanol, fenol, asam-asam format dan asetat, furfural dehida, resins, bahan lilin, dan bahan lain yang semua bahannya terdapat pada produk yang diasap dengan konsentrasi berbeda.

Proses pengasapan konvensional yaitu dengan menggantungkan produk dalam rumah pengasapan selama 4-8 jam pada suhu 35-40°C atau meletakkan beberapa jam dalam suatu ruangan dimana asap disalurkan dari pembangkit asap yang terdiri dari suatu roda penggiling dan suatu tongkat kayu.

Penggilingan

Salah satu Teknik pengolahan daging berikutnya adalah dengan cara penggilingan. Daging sapi yang telah berbentuk potongan-potongan kecil, kemudian dilakukan pelumatan/ penggilingan. Tujuan proses penggilingan/pelumatan daging/ikan adalah untuk meperkecil ukuran daging menjadi partikel-partikel yang ukurannya homogen.

Sehingga bila dicampur dengan bumbu-bumbu, maka bumbu tersebut akan tercapur rata dengan adonan. Tujuan yang kedua adalah untuk mendapatkan “tenderness” yang baik pada produk akhir. Proses penggilingan dapat dilakukan dengan menggunakan alat penggilingan khusus yang banyak dijumpai di pasar atau menggunakan “food processor” yang telah banyak diperdagangkan.

Alat penggiling khusus seperti yang banyak di jumpai di pasar mempunyai kelebihan yaitu dapat menggiling lebih halus dan lebih homogen. Ditempat tersebut juga biasanya menerima jasa penggilingan daging dengan biaya relatif murah. Dengan demikian apabila kita tidak mempunyai alat “food processor” di rumah, maka kita dapat menggiling daging ketempat tersebut.

Itulah beberapa Teknik pengolahan daging sapi yang biasa dilakukan. Jika kamu ingin membuat usaha restoran berbahan dasar daging dirumah seperti sate dan bakso, ada baiknya kamu membeli alat pengolahan daging. Salah satu alat pengolahan daging terpercaya adalah Risco, dan Markaindo jual mesin pengolah daging kualitas terbaik buatan Risco.

Sebagai perusahaan penghasil mesin produksi pengolahan daging dengan pengalaman selama lebih dari 40 tahun, saat ini Risco teiah tumbuh menjadi salah satu perusahaan global yang dipethitungkan. Dimulai pada tahun 1969 dengan memproduksi mesin-mesin sederhana, kini Risco dikenal sebagai penghasil mesin dengan teknologi tinggi dan kualitas heavy ably.

Dengan sole agent di lebih dari 50 negara, Risco merupakan perusahaan Italia penghasil mesin produksi pengolahan daging dengan jumlah ekspor yang finggi.Risco menghasilkan produk dengan cakupan yang sangat luas, baik jenis mesin maupun tingkat teknologi yang ditawarkan. Mesin-mesin yang diproduksi antara lain:

– Grinder, mesin untuk menggiling daging.

– Mixer, mesin untuk mencampur bahan-bahan produksi.

– Continuous vacuum stufiar, mesin untuk memasukan adonan sosis ke dalam casing sekaligus memilin (twisting) sosis sewai dengan panjang sosis yang dikehendaki.

– Twisting – cutting machine, mesin untuk memilin (twisting) dan memotong sosis.

Setiap jenis mesin di atas terdiri dari berbagai tipe mesin pengolahan daging sesuai dengan tingkat teknologi yang berbeda sehingga konsumen dapat memilin tipe mesin sesuai kebutuhan. Sebagai contoh, continuous vacuum stuffer terdiri dari berbagai tipe, mulai dari mesin yang reiafif sederhana dimana proses twiting sosis dan pemasukkan adonannya masih dilakukan secara manual sampai mesin yang canggih dimana kedua proses di atas sudah dilakukan  secara otomatis menggunakan mikroprrosesor dan kontrol digital. Mesin-mesin produksi Risco cocok untuk pabrik pengolahan daging dengan skala produksi menengah sampai besar.

Dengan menggunakan mesin-main Risco, prooes produksi akan berjalan efisien karena tingginya kapasitas produksi yang dicapai dan minimnya perawatan mesin yang diperlukan.