Bunyi vokal pada akhir baris baris puisi / sajak disebut dengan Rima. Rima ada beragam jenis: pengulangan kata dan kesamaan bunyi dalam setiap baris.
Bentuk / Pola
Pola rima umumnya terdiri atas 4 macam bunyi yaitu AAAA, ABAB, AABB, dan ABBA. Biasanya diletakan pada akhir larik. Penggunaan rima sangat bergantung pada pemuilihan kata yang kita pilih.
Dengan bunyi yang berirama, maka sebuah puisi akan indah untuk dibaca maupun didengar, dan yang lebih penting dari itu, pemilihan kata tersebut jangan sampai membingungkan orang.
Contohnya:
Pada sebuah taman, ia duduk tanpa seorang sahabat.
Akan lebih baik jika:
Pada sebuah taman, ia duduk tanpa teman.
Contoh dari 4 bentuk rima yang berbeda dalam sebuah puisi:
1. Ada cerita. Mengenai aku dan dunia. Bahwa ada duka. Ada juga bahagia. 2. Aku tak peduli. Tak akan ada yang berubah jika mengeluh. Ini hidupku sendiri. Terus berjuang, dan acuh. 3. Kenapa mesti bermalas-malasan. Jika tahu kesuksesan itu butuh perjuangan. Jika perjuangan tak pernah mengkhianati hasil. Kenapa mesti ragu bila tidak berhasil. 4. Ingat lagi mimpi indah itu. Tak peduli seberapa sulit. Dan berapa banyak rasa sakit. Ini pilihanku dan demi masa depanku.Pada contoh karya di atas bunyi / vokal / rimanya adalah:
- Bait pertama berbunyi : AAAA.
- Bait kedua bervokal: ABAB.
- Bait ketiga : AABB.
- Bait keempat berupa : ABBA.
Di bawah ini salah satu soal latihan soal tentang rima
Soal / Tugas
Mapel : Bahasa Indonesia | Tingkat : SMP.
Bunyi vokal akhir pada baris baris puisi disebut…
a. Bait
Bait merupakan kumpulan baris pada sebuah puisi layaknya sebuah paragraf. Seperti pada contoh diatas, tiap bait biasanya membahas sesuatu, yang dijelaskan lewat larik-larik di dalamnya.
b. Diksi
Pemilihan kata atau diksi lebih ke memilih kata dalam puisi agar lebih menarik, tidak klise dan memiliki konotasi sesuai apa yang diinginkan penulis dan pembaca. Contohnya pemilihan, tubuh atau raga.
c. Sajak
Sajak merupakan salah satu karya sastra berupa puisi yang teratur atau terikat oleh rima. Hal ini cendereng ke jenis karya sastra.
d. Rima
Nah vokal atau bunyi di akhir disebut rima. Jawaban yang benar D.
Kesimpulan
Kata kunci:
Bunyi dan vokal = berirama.
Baris puisi = rima.
Puisi merupakan sesuatu yang menarik, dan melatih kita untuk merangkai sebuah kata, belajar untuk menggunakan kata yang tepat. Kamu bisa belajar membuat puisi, jika memang punya ketertarikan, namun kesulitan sebab bingung apa yang harus dipersiapkan terlebih dahulu.
Puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Penggunaan rima pada penulisan puisi berfungsi untuk memperindah bunyi.
Rima puisi adalah pengulangan bunyi dalam puisi yang membentuk musikalitas atau orkestrasi. Rima di awal kalimat disebut rima awal, sedangkan rima di akhir kalimat disebut rima akhir.
Ada beberapa jenis rima sebagaimana dijelaskan dalam buku Apresiasi Puisi (Teori dan Aplikasi) sebagai berikut. Berikut jenis rima dan contohnya.
1. Jenis Rima Berdasarkan Persesuaian Bunyi dalam Kata atau Suku Kata
Jenis rima berdasarkan persesuaian bunyi dalam kata atau suku kata dibagi menjadi:
- Rima penuh, yaitu persamaan bunyi pada seluruh suku kata terakhir. Contohnya “sayur mayur”.
- Rima mutlak, yaitu persamaan bunyi akhir pada seluruh kata. Contohnya “Mendatang-datang jua. Kenangan masa lampau. Menghilang muncul jua. Yang dulu silau-silau.”
- Rima paruh, yaitu persamaan bunyi akhir pada suku kata terakhir. Contohnya “campur baur”.
- Rima aliterasi, yaitu persamaan bunyi pada awal kata. Contohnya “sedu sedan”.
- Rima asonansi, yaitu persamaan bunyi vokal pada kata. Contohnya “ketekunan kegemukan”.
- Rima konsonansi, yaitu persamaan bunyi konsonan pada kata. Contohnya “kocar kacir”.
- Rima disonansi, yaitu pertentangan bunyi vokal kata. Contoh “kisah kasih”.
- Rima rangkai, yaitu persamaan bunyi pada beberapa kata dalam sebuah kata. Contohnya rima a-a-a-a atau b-b-b-b.
- Rima rupa, yaitu persamaan bunyi huruf yang mirip tetapi berlainan arti. Contohnya “kumbang” dan “kembang”.
Baca Juga
Jenis rima berdasarkan letak kata dalam baris kalimat dibagi menjadi:
- Rima awal, yaitu persamaan kata yang terletak pada sajak kalimat. Contoh “Dari mana hendak ke mana. Dari sawah hendak ke rumah. Dari mana kita berkelana. Dari rumah menuju dunia”.
- Rima tengah, yaitu persamaan kata atau suku kata yang terletak di tengah kalimat atau baris. Contohnya “Pohon nangka buahnya jarang. Pohon asam tingginya menjulang. Siapa sangka dinda senang. Muka masam rai tak riang”.
- Rima akhir, yaitu persamaan kata atau suku kata pada akhir kalimat atau baris. Contohnya “Burung nuri terbang tinggi. Burung dara menari-nari. Hati siapa takkan iri. Melihat dara si jantung hati.”
Baca Juga
Jenis rima berdasarkan letak pasangannya dalam bait dibedakan menjadi:
Advertising
Advertising
- Rima terus, yaitu persamaan bunyi kata atau suku kata pada akhir setiap baris. Contohnya “Abdul Nuluk putra Baginda. Besaran sudah bangsawan muda”.
- Rima kembar, yaitu persamaan bunyi kata atau suku kata yang saling berpasangan. Contohnya “Sedikitpun matamu tak mengerling. Memandang ibumu sakit berguling. Air matamu tak bercucuran. Tinggalkan ibumu tak penghiburan.”
- Rima silang, yaitu persamaan bunyi kata atau suku kata yang diletakkan secara silang. Contoh “Kalau ada sumur di ladang. Boleh kita menumpang mandi. Kalau ada umurku panjang. Boleh kita berjumpa lagi.”
- Rima peluk, yaitu persamaan bunyi kata atau suku kata yang saling berpelukan atau diapit satu atau dua suku kata yang sama bunyinya. Contoh: “Hati memuja Tuhan kuasa. Gerak laku jauhlah hari. Maafkan aku yang Gusti. Dalam usaha yang alpa.”
- Rima putus, yaitu persamaan bunyi kata atau suku kata yang putus. Contohnya “Padamu seribu mawar sudah kuberi. Sekedar membeli cintamu. Tapi kau tetap membatu, diam dan bisu. Walau seribu tahun sudah aku menunggu, rindu, pilu”.
- Rima bebas, yaitu persamaan bunyi kata atau suku kata yang diletakkan secara bebas.
Baca Juga
Hujan Bulan Juni
Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan Juni
Dirahasiakan rintik rindunya
Kepada pohon berbunga itu
Tak ada yang lebih bijak
Dari hujan bulan Juni
Dihapusnya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu di jalan itu
Tak ada yang lebih arif
Dari hujan bulan Juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan
Diserap akar pohon bunga itu
Puisi Hujan Bulan Juni memiliki rima yang bebas tidak ada pengulangan bunyi tertentu. Bait pertama berima a-i-a-u, bait kedua berima a-i-a-u, dan bait ketiga berima i-i-a-u.
Baca Juga
Toha-Sarumpaet dan Budianta dalam buku Membaca Sapardi menjelaskan bahwa, Hujan Bulan Juni menggunakan bahasa yang sederhana, mulai dari pilihan kata hingga kalimatnya. Di balik segala kesederhanaan itu, tersimpan makna denotatif dan konotatif dengan kualitas sejajar dan sama pentingnya.
Bahasa sederhana dalam puisi Hujan Bulan Juni membuat pembacanya memhami pesan yang tersurat di dalamnya.