Siapa saja tokoh yang terlibat dalam Pertempuran Medan Area?

Bab Artikel atau bagian  mungkin perlu ditulis ulang agar sesuai dengan standar kualitas Wikipedia. Anda dapat membantu memperbaikinya. Halaman pembicaraan dari artikel ini mungkin berisi beberapa saran.

Pertempuran Medan Area adalah sebuah peristiwa perlawanan rakyat terhadap Sekutu yang terjadi di Medan, Sumatra Utara.

Pertempuran Medan AreaPihak terlibatTokoh dan pemimpinPasukan
Bagian dari Revolusi Nasional Indonesia

Plakat untuk memperingati mereka yang tewas dalam bentrokan setelah insiden Jalan Bali 13 Oktober 1945 yang menyebabkan Pertempuran Medan Area
TanggalLokasiHasil
13 Oktober 1945 – April 1946
Medan, Sumatra Utara, Indonesia

Kemenangan Sekutu

  • Penarikan pasukan Indonesia ke Pemantangsiantar
Indonesia

Sekutu:
Britania Raya

Belanda

Achmad Tahir T.E.D. Kelly
Tentara Keamanan Rakyat Angkatan Darat Britania RayaKNIL

NICA

Pada tanggal 9 Oktober 1945, dibawah pimpinan T.E.D Kelly. Pendaratan tentara sekutu [Inggris] ini diikuti oleh pasukan sekutu dan NICA yang dipersiapkan untuk mengambil alih pemerintahan. Kedatangan tentara sekutu dan NICA ternyata memancing berbagai insiden terjadi di Hotel yang terletak di Jalan Bali, Kota Medan, Sumatra Utara pada tanggal 13 Oktober 1945.

Saat itu, seorang penghuni merampas dan menginjak-injak lencana merah putih yang dipakai pemuda Indonesia. Hal ini mengundang kemarahan pemuda Indonesia. Pada tanggal 13 Oktober 1945, barisan pemuda dan TKR bertempur melawan Sekutu dan NICA dalam upaya merebut dan mengambil alih gedung-gedung pemerintahan dari tangan Jepang.

Inggris mengeluarkan ultimatum kepada bangsa Indonesia agar menyerahkan senjata kepada Sekutu. Ultimatum ini tidak pernah dihiraukan. Pada tanggal 1 Desember 1945, Sekutu memasang papan yang tertuliskan "Fixed Boundaries Medan Area" [batas resmi wilayah Medan] di berbagai pinggiran kota Medan. Tindakan Sekutu itu merupakan tantangan bagi para pemuda.

Pada tanggal 10 Desember 1945, Sekutu dan NICA melancarkan serangan besar-besaran terhadap Kota Medan. Serangan ini menimbulkan banyak korban di kedua belah pihak. Pada bulan April 1946, Sekutu berhasil menduduki Kota Medan. Untuk sementara waktu pusat perjuangan rakyat Medan kemudian dipindahkan ke Siantar, sementara itu perlawanan para laskar pemuda dipindahkan keluar Kota Medan. Perlawanan terhadap sekutu semakin sengit pada tanggal 10 Agustus 1946 di Tebing Tinggi.

Kemudian diadakanlah pertemuan di antara para Komandan pasukan yang berjuang di Medan Area dan memutuskan dibentuk nya satu komando yang bernama Komando Resimen Laskar Rakyat untuk memperkuat perlawanan di Kota Medan. Setelah pertemuan para komando itu, pada tanggal 19 Agustus 1946 di Kabanjahe telah terbentuk Barisan Pemuda Indonesia [BPI] dan berganti nama menjadi Komando Resimen Laskar Rakyat cabang Tanah Karo, dipimpin oleh Matang Sitepu sebagai ketua umum, dan dibantu oleh Tama Ginting, Payung Bangun, Selamat Ginting, Rakutta Sembiring, R.M. Pandia dari N.V Mas Persada Koran Karo-karo dan Keterangan Sebayang.

Di dalam Barisan Laskar Rakyat ini semua potensi pimpinan pemuda dengan berisan-barisan perjuangannya dirangkul dan digabung ke dalam Barisan Pemuda Indonesia termasuk bekas Gyugun atau Heiho seperti: Djamin Ginting, Nelang Sembiring, Bom Ginting. Sedangkan yang berasal dari Talapeta: Payung Bangun, Gandil Bangun, Meriam Ginting, Tampe Malem Sinulingga. Sedangkan yang berasal dari N.V. Mas Persada: Koran Karo-karo. Yang berasal dari Pusera Medan: Selamat Ginting, Rakutta Sembiring dan Tampak Sebayang. Demikian pula dari potensi-potensi pemuda lain seperti: Tama Ginting, Matang Sitepu.

Dalam proses sejarah selanjutnya, Komando Laskar Rakyat kemudian berubah menjadi BKR [Badan Keamanan Rakyat] yang merupakan tentara resmi pemerintah, di mana Djamin Ginting ditetapkan sebagai Komandan Pasukan Teras bersama-sama Nelang Sembiring dan Bom Ginting dan anggota lain seperti: Selamat Ginting, Nahud Bangun, Rimrim Ginting, Kapiten Purba, Tampak Sebayang dan lain-lain.

Pada umumnya, yang menjadi anggota BKR ini adalah para bekas anggota Gyugun atau Heiho dan berisan-barisan bentukan Jepang. Djamin Ginting merupakan bekas komandan pleton Gyugun yang ditunjuk menjadi Komandan Batalyon BKR Tanah Karo. Untuk melanjutkan perjuangan di Medan, maka pada bulan Agustus 1946 dibentuk Komando Resimen Laskar Rakyat Medan Area. Komando resimen ini terus mengadakan serangan terhadap Sekutu di wilayah Medan. Hampir di seluruh wilayah Sumatra terjadi perlawanan rakyat terhadap Jepang, Sekutu, dan Belanda. Pertempuran itu terjadi di daerah lain juga, antara lain di Berastagi, Padang, Bukit Tinggi dan Aceh.

  • Medan Area Mengisi Proklamasi, Jilid I. Medan: Percetakan Waspada dan Badan Musyuwarah Pejuang R.I. Medan Area, 1976.

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pertempuran_Medan_Area&oldid=19385074"

Tokoh-Tokoh Pertempuran Medan Area Ahmad Tahir. Abdul Karim M. S. Dr. Ferdinand Lumbantobing. R. Soehardjo Hardjowardojo.

Siapa tokoh pejuang yang terlibat dalam pertempuran Medan Area?

Bedjo dan Jend. Ahmad Tahir, 2 tokoh pejuang yang terlibat dalam Pertempuran Medan Area yang saat itu terjadi, umur mereka masih dibawah 30 tahun. Ketika pertempuran yang terjadi belum terorganisir dengan baik pada tahun 1945-1946, para pemuda selalu yang berada di garis depan dan bertempur dengan heroik melawan Belanda.

Apa yang dimaksud dengan pertempuran Medan Area?

Pertempuran Medan Area dimulai dari bentrokan tanggal 13 Oktober 1945, baru empat hari setelah pasukan Inggris sampai di Medan, meledak suatu konflik bersenjata antara para pemuda revolusioner dengan pasukan NICA-Belanda.

Kapan pertempuran Medan Area berakhir?

Pertempuran Medan Area termasuk dalam pertempuran yang cukup lama yang mana dalam sejarahnya diketahui terjadi pada tanggal 9 Oktober 1945 dan pertempuran medan area ini berakhir pada tanggal 15 Februari 1947. Hasil Akhir Pertempuran Medan Area Adalah?

Apa dampak positif dan negatif pertempuran Medan Area?

Adapun dampak positif yang bisa dipetik dalam pertempuran Medan Area adalah meningkatkan rasa nasionalisme para pemuda dan menjadi pemicu semangat bagi daerah lainnya. Sedangkan untuk dampak negatif pertempuran medan area adalah jatuhnya banyak korban dan kota medan yang hancur berantakan.

You might be interested:  Jawaban Cepat: Mal Yang Ada Di Jakarta?

Siapa tokoh pejuang yang terlibat dalam pertempuran Medan Area?

Bedjo dan Jend. Ahmad Tahir, 2 tokoh pejuang yang terlibat dalam Pertempuran Medan Area yang saat itu terjadi, umur mereka masih dibawah 30 tahun. Ketika pertempuran yang terjadi belum terorganisir dengan baik pada tahun 1945-1946, para pemuda selalu yang berada di garis depan dan bertempur dengan heroik melawan Belanda.

Apa yang dimaksud dengan pertempuran Medan Area?

Pertempuran Medan Area dimulai dari bentrokan tanggal 13 Oktober 1945, baru empat hari setelah pasukan Inggris sampai di Medan, meledak suatu konflik bersenjata antara para pemuda revolusioner dengan pasukan NICA-Belanda.

Mengapa Achmad Tahir diapresiasi dalam pertempuran Medan Area?

Nama Achmad Tahir turut terlibat dalam Pertempuran Medan Area. Semasa berjuang dalam pertempuran tersebut, Achmad Tahir diapresiasi karena menjadi orang yang pantang menyerah. Hal ini dibuktikan dengan aksinya dalam mengajak para pemuda untuk bersatu melawan penjajahan.

Bagaimana perjuangan di Medan?

Untuk melanjutkan perjuangan di Medan, maka pada bulan Agustus 1946 dibentuk Komando Resimen Laskar Rakyat Medan Area. Komando resimen ini terus mengadakan serangan terhadap Sekutu di wilayah Medan. Hampir di seluruh wilayah Sumatra terjadi perlawanan rakyat terhadap Jepang, Sekutu, dan Belanda.

Video yang berhubungan

Lihat Foto

Wikipedia

Prasasti Bukti Pertempuran Medan Area

KOMPAS.com - Pertempuran Medan Area adalah peristiwa perlawanan rakyat terhadap Pasukan Sekutu yang terjadi di Medan, Sumatera Utara.

Konflik ini terjadi pada 13 Oktober 1945 hingga April 1946.

Sebelumnya, pada 9 Oktober 1945, di bawah pimpinan Ted Kelly, tentara Inggris yang diikuti pasukan Sekutu dan Netherland Indies Civil Administration (NICA) berupaya mengambil pemerintahan Kota Medan.

Insiden terjadi ketika NICA melepas lencana merah putih milik seorang remaja Indonesia. Bermula dari situ, pertempuran kemudian terjadi pada 13 Oktober 1945. 

Insiden ini yang kemudian dikenal sebagai Pertempuran Medan Area.

Baca juga: Pertempuran Khaibar: Penyebab dan Jalannya Perang

Sewaktu Perang Dunia II hampir berakhir, Sekutu setuju bahwa pasca-perang, Hindia Belanda akan berada di bawah otoritas Komando Asia Tenggara.

Komando tersebut dipimpin oleh Laksamana Inggris Lors Louis Mountbatten. 

Lalu, setelah Jepang menyerah, pasukan Inggris mulai mendarat di Sumatera dan Jawa.

Pasukan Inggris berniat untuk membebaskan tawanan perang, memulangkan tentara Jepang, dan menjaga hukum sambil menunggu kembalinya otoritas kolonial Belanda.

Sementara itu, pada 17 Agustus 1945, Presiden Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA