Perbedaan obligasi saham biasa dan saham preferen

Perbedaan obligasi saham biasa dan saham preferen
Ilustrasi Saham Index. Ilustrasi shutterstock.com

JABAR | 9 Februari 2022 14:14 Reporter : Andre Kurniawan

Merdeka.com - Sebagian besar aktivitas bisnis di dunia melibatkan saham dan obligasi. Saham dan obligasi adalah sertifikat yang dijual untuk mengumpulkan uang guna memulai perusahaan baru atau untuk memperluas perusahaan yang sudah ada. Saham dan obligasi juga disebut sekuritas, dan orang yang membelinya disebut investor.

Perbedaan dari kedua surat berharga ini sudah sering dibahas. Saham memberi Anda sebagian kepemilikan di perusahaan, sedangkan obligasi adalah pinjaman dari Anda ke perusahaan atau pemerintah.

Perbedaan terbesar di antara keduanya adalah bagaimana mereka menghasilkan keuntungan. Saham harus dihargai dan dijual di pasar saham, sementara sebagian besar obligasi membayar bunga tetap kepada investor dari waktu ke waktu.

Dengan mengetahui perbedaan saham dan obligasi, Anda dapat menganalisis dan menentukan mana surat berharga yang cocok untuk aktivitas investasi Anda. Selain itu, Anda juga harus tahu jenis-jenis saham dan obligasi sebelum berinvestasi.

Mengetahui jenis-jenis saham dan obligasi akan membantu Anda memahami ketentuan tiap jenis dari masing-masing surat berharga. Berikut kami sampaikan apa saja jenis-jenis saham dan obligasi yang dilansir dari beberapa sumber.

2 dari 4 halaman

Jenis-jenis saham dan obligasi pertama kita akan membahas saham terlebih dahulu. Ketika orang membayangkan saham, kebanyakan dari mereka mungkin memikirkan saham publik yang diperdagangkan di bursa saham.

Namun, penting bagi investor untuk mengetahui berbagai jenis saham yang tersedia, memahami karakteristik uniknya, dan dapat menentukan kapan saham tersebut dapat mewakili investasi yang sesuai.

Saham Biasa dan Preferen

Dilansir dari investopedia, saham biasa mewakili sebagian kepemilikan dalam sebuah perusahaan. Kelas saham ini memberikan hak kepada investor untuk menghasilkan keuntungan, yang biasanya dibayarkan dalam bentuk dividen. Pemegang saham biasa memilih dewan direksi perusahaan dan memberikan suara pada kebijakan perusahaan.

Pemegang kelas saham ini memiliki hak atas kekayaan perusahaan dalam peristiwa likuidasi, tetapi hanya setelah pemegang saham preferen dan pemegang utang lainnya telah dibayar. Pendiri dan karyawan perusahaan biasanya akan menerima saham biasa.

Di sisi lain, saham preferen, memberikan hak kepada pemegangnya untuk pembayaran dividen secara teratur sebelum dividen diterbitkan kepada pemegang saham biasa. Seperti disebutkan di atas, pemegang saham preferen juga mendapatkan pembayaran terlebih dulu jika perusahaan bubar atau bangkrut. Saham preferen tidak memiliki hak suara dan cocok untuk investor yang mencari pendapatan pasif yang andal.

Saham Pertumbuhan dan Saham Nilai

Seperti namanya, saham pertumbuhan mengacu pada ekuitas yang diharapkan dapat tumbuh pada tingkat yang lebih cepat dibandingkan dengan pasar yang lebih luas. Umumnya, saham pertumbuhan cenderung unggul selama masa ekspansi ekonomi dan ketika suku bunga rendah. Misalnya, saham teknologi telah mengungguli secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, didorong oleh ekonomi yang kuat dan akses ke pendanaan murah.

Sebaliknya, saham nilai diperdagangkan dengan diskon berdasarkan kinerja perusahaan yang mungkin ditunjukkan, biasanya memiliki penilaian yang lebih menarik daripada pasar yang lebih luas. Saham nilai cenderung unggul selama periode pemulihan ekonomi, karena biasanya menghasilkan aliran pendapatan yang andal.

Saham Pendapatan

Saham pendapatan adalah ekuitas yang memberikan pendapatan reguler dengan mendistribusikan keuntungan perusahaan, atau kelebihan uang tunai, melalui dividen yang lebih tinggi dari rata-rata pasar.

Biasanya, saham-saham ini memiliki volatilitas yang lebih rendah dan apresiasi modal yang lebih rendah daripada saham pertumbuhan, sehingga membuatnya cocok untuk investor penghindar risiko yang mencari aliran pendapatan reguler.

3 dari 4 halaman

Saham Blue-Chip

Saham blue-chip adalah perusahaan mapan yang memiliki kapitalisasi pasar yang besar. Mereka memiliki rekam jejak sukses yang panjang dalam menghasilkan pendapatan yang dapat diandalkan dan memimpin dalam industri atau sektor mereka.

Investor konservatif dapat membebani portofolio mereka dengan saham unggulan, terutama dalam periode ketidakpastian. Beberapa contoh saham blue-chip termasuk raksasa komputasi Microsoft Corporation (MSFT), pemimpin makanan cepat saji McDonald's Corporation (MCD), dan pemimpin energi Exxon Mobil Corporation (XOM).

Saham Defensif

Saham defensif umumnya memberikan pengembalian yang konsisten di sebagian besar kondisi ekonomi dan lingkungan pasar saham. Perusahaan-perusahaan ini biasanya menjual produk dan layanan penting, seperti kebutuhan pokok konsumen, perawatan kesehatan, dan utilitas.

Saham defensif dapat membantu melindungi portofolio dari kerugian tajam selama pasar jual atau pasar bearish. Saham defensif juga bisa berupa nilai, pendapatan, non-siklus, atau saham blue-chip.

Saham IPO

Ketika sebuah perusahaan go public, ia menerbitkan saham melalui penawaran umum perdana (IPO). Saham IPO biasanya dialokasikan dengan diskon sebelum saham perusahaan terdaftar di bursa saham.

Saham ini juga biasanya memiliki jadwal vesting untuk mencegah investor menjual semua saham mereka saat saham mulai diperdagangkan. Komentator pasar juga menggunakan istilah "saham IPO" ketika mengacu pada saham yang baru saja dicatatkan.

4 dari 4 halaman

Jenis-jenis saham dan obligasi berikutnya akan membahas bagian obligasi. Obligasi adalah instrumen pendapatan tetap yang mewakili pinjaman yang dibuat oleh investor kepada peminjam (biasanya perusahaan atau pemerintah). Ikatan antar keduanya dapat dianggap sebagai I.O.U. (I Owe You) antara pemberi pinjaman dan peminjam yang mencakup rincian pinjaman dan pembayarannya.

Obligasi digunakan oleh perusahaan, kotamadya, negara bagian, dan pemerintah berdaulat untuk membiayai proyek dan operasi. Pemilik obligasi adalah debtholders, atau kreditur, dari penerbit.

Obligasi juga memiliki beberapa jenis. Masing-masing dari tiap jenisnya memiliki penjual, tujuan, pembeli, dan tingkat risiko vs. pengembalian yang berbeda. Dilansir dari qoala.app, berikut adalah jenis obligasi dan penjelasannya:

Obligasi Negara

Sesuai namanya, obligasi pemerintah adalah jenis obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah. Di Indonesia obligasi jenis ini pertama kali diterbitkan pada Agustus 2006. Obligasi pemerintah Indonesia sendiri terbagi lagi menjadi beberapa jenis di antaranya, Obligasi Negara Ritel Indonesia (ORI), Sukuk Ritel (SukRi), Saving Bond Ritel (SBR) dan Sukuk Negara Tabungan (ST). Obligasi pemerintah dinilai memiliki risiko kecil karena dikeluarkan langsung oleh pemerintah atau negara.

Obligasi Tabungan

Obligasi tabungan juga diterbitkan oleh Departemen Keuangan. Obligasi ini dimaksudkan untuk dibeli oleh investor individu. Mereka dikeluarkan dalam jumlah yang cukup rendah untuk membuatnya terjangkau bagi individu.

Obligasi Daerah

Obligasi daerah atau Municipal Bond diterbitkan oleh Pemerintah Daerah. Jenis obligasi bertujuan untuk membiayai pembangunan yang berkaitan dengan kepentingan publik. Municipal Bond (MB) tetap memiliki risiko, namun risikonya lebih rendah daripada risiko obligasi perusahaan. Obligasi daerah atau Municipal Bond ini diterbitkan oleh negara bagian, teritorial, kota, pemerintahan setempat, atau lembaga-lembaganya.

Obligasi Korporasi

Obligasi korporasi diterbitkan oleh perusahaan tertentu, baik perusahaan Pemerintah (BUMN) maupun swasta dengan masa jatuh tempo minimal 1 tahun. Contoh obligasi ini yang ada di Indonesia adalah PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), yang telah menerbitkan obligasi senilai Rp2 triliun pada tahun 2014 dengan tingkat bunga tetap (fixed coupon) yang berjangka lima tahun. Obligasi ini lebih berisiko daripada obligasi yang didukung pemerintah, sehingga tingkat pengembaliannya lebih tinggi. (mdk/ank)

Baca juga:
5 Tips Susun Rencana Keuangan yang Baik Ala OJK
Tips Belanja Hemat untuk Kebutuhan Rumah Tangga
Ini Tips Jitu Siapkan dan Kelola Angpau Saat Imlek
Sulit Atur Keuangan, Ini Cara Jitu Mengatur Gaji Agar Bisa Menabung
Ingin Sukses, Coba Tiru 4 Cara Miliarder Atur Keuangan

Saham preferen adalah salah satu jenis saham yang dapat diperjualbelikan di bursa efek. Pemegang saham preferen memiliki hak lebih dibanding pemegang saham biasa.

Pada dasarnya, ada dua jenis saham, yaitu saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred stock). Apa perbedaan saham biasa dan preferen?

Mengapa investor saham preferen punya hak istimewa, sedangkan investor saham biasa tidak? Lalu hak istimewa apa saja yang diperoleh pemegang saham preferen? Simak jawabannya berikut ini.

Baca Juga: Pengertian Laba Per Saham EPS dan Cara Menghitungnya

Apa Itu Saham Preferen?

Perbedaan obligasi saham biasa dan saham preferen

Pengertian saham biasa dan saham preferen

Pengertian saham biasa dan saham preferen, sebagai berikut:

Saham preferen adalah jenis saham yang memberikan prioritas lebih kepada pemiliknya atas aset dan laba perusahaan. Saham preferen merupakan gabungan gabungan antara obligasi dan saham biasa yang bisa menghasilkan pendapatan tetap bagi pemegangnya.  

Sedangkan saham biasa adalah jenis saham yang seluruhnya dapat diperjualbelikan secara umum. Saham biasa adalah saham yang menempatkan pemiliknya paling terakhir terhadap pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan jika perusahaan bangkrut.

Itu karena pemegang saham biasa tidak memiliki hak-hak istimewa seperti pemegang saham preferen.

Keuntungan Saham Preferen atau Hak Istimewa Saham Preferen

Perbedaan obligasi saham biasa dan saham preferen

Keuntungan Saham Preferen

Saham preferen disebut juga saham istimewa. Saham preferen adalah jenis saham yang memiliki hak istimewa, yaitu:

  • Didahulukan dalam pembagian dividen dibanding pemegang saham biasa
  • Memiliki hak pembayaran dividen tetap yang besarannya sama dengan (bunga) deposito
  • Jika perusahaan bangkrut atau dilikuidasi, pemegang saham preferen yang diprioritaskan mendapat aset perusahaan maupun pembayaran kembali permodalan
  • Saham preferen bisa ditukar dengan saham biasa
  • Saham preferen ada yang diperdagangkan di bursa saham, ada juga yang tidak, tergantung perusahaan tersebut.

Itulah hak istimewa pemegang saham preferen sekaligus keuntungan saham preferen yang dapat menjadi pertimbangan dalam investasi saham.

Kerugian Saham Preferen

Meski termasuk saham istimewa, pemegang saham preferen juga memiliki kerugian atau kelemahan, di antaranya:

  • Saham preferen sulit diperjualbelikan, seperti saham biasa karena jumlahnya sedikit
  • Pemegang saham preferen tidak memiliki hak suara atau voting dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk menentukan kebijakan manajemen perusahaan atau pemilihan direksi maupun dewan komisaris
  • Pemegang saham preferen tidak bisa membeli kembali saham perusahaan

Kebalikannya, saham biasa dapat seluruhnya diperdagangkan di bursa. Pemegang saham biasa pun memiliki hak suara dalam RUPS dan dapat membeli kembali saham perusahaan meskipun pemegang saham biasa bukanlah prioritas utama dalam pembagian dividen.

Baca Juga: ROE Saham: Pengertian dan Cara Menghitungnya

Karakteristik Saham Preferen

Ini karakteristik saham biasa dan saham preferen, antara lain:

Karakteristik Saham Biasa

Karakteristik Saham Preferen

· Memiliki hak suara seingga dapat memilih jajaran manajemen perusahaan, serta melakukan kontrol atas kebijakan perusahaan

· Memiliki potensi besar memberi keuntungan jangka panjang. Bila kinerja perusahaan bagus, harga saham bisa naik

· Tidak bisa dikonversi atau ditukar jadi saham preferen

· Hak memperoleh bagian aset dapat diberikan setelah perusahaan membayarkan bagian pemegang saham preferen terlebih dahulu.

· Memiliki beberapa tingkatan dengan karakteristik yang berbeda

· Memiliki prioritas tinggi dalam pembagian dividen

· Bisa ditukar dengan saham biasa dalam kondisi tertentu

· Memiliki hak untuk menerima pembayaran tunggakan dividen yang sempat ditangguhkan sebelum dibagi kepada pemegang saham biasa

Jenis-jenis Saham Preferen

Perbedaan obligasi saham biasa dan saham preferen

Jenis saham preferen, salah satunya saham preferen kumulatif

Saham preferen dibagi menjadi lima jenis saham, yakni:

1. Saham Preferen Partisipasi (Participating Preferred Stock)

Saham preferen partisipasi adalah jenis saham preferen yang memberikan pemegangnya dividen tambahan berdasarkan kondisi yang sudah ditentukan. Misalnya ketika jumlah dividen yang diterima pemegang saham biasa melebihi jumlah per saham yang ditetapkan.

2. Saham Preferen Konvertibel (Convertible Preferred Stock)

Saham preferen konvertibel atau saham preferen yang dapat dikonversi/ditukar adalah jenis saham yang menyertakan opsi bagi pemegangnya untuk mengubah saham preferen menjadi sejumlah saham biasa setelah tanggal yang ditentukan.

Saham preferen dapat ditukar atas permintaan langsung pemegang saham, atau ketentuan dari perusahaan. Nilai saham preferen yang dapat dikonversi didasarkan pada kinerja saham biasa.

3. Saham Preferen Disesuaikan (Adjustable Rate Preferred Stock/ARPS)

Saham preferen disesuaikan adalah jenis saham preferen di mana dividen yang dibayarkan bervariasi. Nilai dividen dari saham preferen ini ditentukan berdasarkan pergerakan kurs dan suku bunga acuan.

Jadi, jumlah pembayaran dividen saham preferen ini tidak tetap atau disesuaikan. Nilai dividen bisa turun bila suku bunga acuan turun. Dan sebaliknya.

4. Saham Preferen yang Dapat Ditebus (Callable Preferred Stock)

Saham preferen yang dapat ditebus atau callable preferred stock adalah jenis saham preferen yang dapat ditebus oleh penerbit atau perusahaan pada nilai yang ditetapkan sebelum tanggal jatuh tempo. Biasanya dilakukan perusahaan untuk mendapatkan pembiayaan karena menggabungkan ekuitas dan utang.

5. Saham Preferen Kumulatif (Cumulative Preferred Stock)

Saham preferen kumulatif adalah jenis saham preferen yang mengharuskan perusahaan membayar semua dividen, termasuk tunggakan dividen sebelumnya kepada pemegang saham ini. Harus didahulukan sebelum pemegang saham biasa. 

Contoh Saham Preferen di Bursa Efek Indonesia

Perbedaan obligasi saham biasa dan saham preferen

Contoh saham preferen di bursa efek Indonesia

Contoh saham preferen di Bursa Efek Indonesia (BEI) bisa memiliki empat kode huruf atau ditambahkan “P” yang artinya preferen. Di antaranya:

  • PT Mas Murni Indonesia Tbk (MAMIP)
  • PT Bayer Indonesia Tbk (BYSP)
  • PT Hanson International Tbk (MYRXP)
  • PT Century Textile Industry Tbk (CNTX)
  • PT Squibb Indonesia Tbk (SQBI)
  • dan lainnya.

Baca Juga: Kode Broker Saham Indonesia, Ini Daftarnya

Cara Beli Saham Preferen

Membeli saham preferen di bursa saham tidaklah mudah. Sebab, saham preferen yang beredar sangat sedikit jumlahnya. Selain itu, biaya modal saham preferen terbilang cukup besar.

Kebanyakan pembeli saham preferen adalah institusi, dan jarang sekali investor perorangan atau individu. Institusi tersebut membeli saham preferen dalam jumlah besar.

Itulah yang menjadi alasan utama perusahaan menerbitkan saham preferen, karena ingin memperoleh modal dalam jumlah besar yang bisa digunakan untuk kepentingan bisnis perusahaan.

Cara membeli saham preferen sebetulnya dapat melalui perusahaan sekuritas online untuk investor individu. Jadi, kamu dapat menanyakan lebih detail mengenai hal ini kepada pihak sekuritas pilihanmu.

Saham Biasa Tak Kalah Menguntungkan

Saham preferen memang menawarkan keuntungan lebih dibanding saham biasa. Namun jika membelinya susah dan butuh modal ratusan juta sampai miliaran rupiah, sementara kemampuan tidak punya, buat apa ngoyo?

Dengan membeli saham biasa pun kamu tetap bisa cuan. Tetap berhak atas dividen perusahaan dan ikut RUPS. Kunci investasi saham adalah dapat memilih saham murah dan bagus dari sisi kinerja perusahaan, sehingga menguntungkan.

Oleh karena itu, sebagai investor kamu mesti belajar analisis fundamental dan teknikal supaya dapat meminimalisir kerugian dan banjir cuan sampai tua.

Baca Juga: Grafik Saham: Jenis, Cara Membaca, dan Contohnya