Mengapa nabi isa disebut kalimatullah

Gelar Al Masih untuk Nabi Isa disebutkan dalam sejumlah ayat Alquran.

Rabu , 05 May 2021, 13:49 WIB

wikipedia

Ilustrasi Kisah Nabi Isa dan Tiga Potong Roti

Rep: Umar Mukhtar Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Salah satu gelar yang disematkan kepada Nabi Isa alaihissalam adalah Al Masih. Mengapa beliau dinamakan dengan demikian?

Baca Juga

Mengutip Mawdoo3, merujuk pendapat Sayyidina al-Hasan dan Said al-Khudri, penamaan itu itu karena Nabi Isa disucikan (musiha) dari dosa, seperti dijelaskan dalam kitab Tafsir al- Mawardi. Selain itu, di dalam kata al-Masih juga terkandung keberkahan dan anugerah.

Fadhil al-Samara'i menjelaskan, al-Masih adalah gelar untuk Nabi Isa. Al-Masih juga disebut di dalam Alquran dalam beberapa surat. Beberapa di antaranya disebut dengan kata 'al-Masih', 'al- Masih Ibnu Maryam', dan 'al-Masih Isa Ibnu Maryam'.

Semua lafaz itu disebut dalam konteks pujian atau pengakuan dan koreksi terhadap akidah. Bukan dalam bentuk risalah atau mukjizat. Hal ini seperti disampaikan dalam ayat berikut:

لَّقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّـهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ قُلْ فَمَن يَمْلِكُ مِنَ اللَّـهِ شَيْئًا إِنْ أَرَادَ أَن يُهْلِكَ الْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَأُمَّهُ وَمَن فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا وَلِلَّـهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَاللَّـهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

"Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata, 'Sesungguhnya Allah itu ialah al-Masih putra Maryam'. Katakanlah, 'Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah, jika Dia hendak membinasakan al-Masih putra Maryam itu beserta ibunya dan seluruh orang-orang yang berada di bumi kesemuanya?" Kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya; Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS al-Maidah 17)

Sementara itu, kata al-Masih dalam bahasa Ibrani berarti yang diberkahi, dan dalam bahasa Arab berarti yang sering melakukan perjalanan besar di muka Bumi. Atau juga berarti jika menyeka penyakit, maka akan menjadi sembuh atas izin Allah SWT. Al- Masih juga berarti kebenaran. 

Dalam Tafsir al-Baghawi dijelaskan dengan menukil dari riwayat hadits dari Ibnu Abbas, bahwa dinamai al-Masih karena Nabi Isa menyeka orang sakit dan menjadi sembuh.

Muhammad Abu Zahra dalam Zahrah al-Tafasir, menjelaskan, mengapa disebut Isa Alaihissalam Ibnu Maryam, yaitu sebagai bentuk penisbatan atau penyandaran pada ibunya yang dalam hal ini adalah Maryam. Dan, sekaligus sebagai tanggapan atas semua orang yang menjadikan Isa sebagai putra Allah. Para malaikat memberi tahu Maryam bahwa dia akan melahirkan anak tanpa ayah. 

إِذْ قَالَتِ الْمَلَائِكَةُ يَا مَرْيَمُ إِنَّ اللَّهَ يُبَشِّرُكِ بِكَلِمَةٍ مِنْهُ اسْمُهُ الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ وَجِيهًا فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمِنَ الْمُقَرَّبِينَ "(Ingatlah), ketika para malaikat berkata, 'Wahai Maryam! Sesungguhnya Allah menyampaikan kabar gembira kepadamu tentang sebuah kalimat (firman) dari-Nya (yaitu seorang putra), namanya al-Masih Isa putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat, dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah)'." (QS Ali Imran 45).

Sumber: Mawdoo3

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...


Ada pertanyaan yang meminta jawaban dari pihak misionaris yang intinya mereka hendak memaksakan sebuah pemahaman bahwa Nabi Isa itu adalah Tuhan alias Nabi Isa adalah Allah itu sendiri. Mereka mendasari pemahaman sesat itu melalui ayat :

يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ وَلا تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ إِلا الْحَقَّ إِنَّمَا الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ رَسُولُ اللَّهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَلا تَقُولُوا ثَلاثَةٌ انْتَهُوا خَيْرًا لَكُمْ إِنَّمَا اللَّهُ إِلَهٌ وَاحِدٌ سُبْحَانَهُ أَنْ يَكُونَ لَهُ وَلَدٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ وَكَفَى بِاللَّهِ وَكِيلا
QS Ani Nisa : 171. Wahai ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: “(Tuhan itu) tiga”, berhentilah (dari Ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan yang Maha Esa, Maha suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. cukuplah Allah menjadi Pemelihara.

Ayat tersebut di atas, sering digunakan para misionaris untuk menuhankan Isa (Yesus) dengan “hanya” menitikberatkan dua kata kemudian melupakan kata-kata lain yang ada di dalam ayat tersebut..ckckck..

Mereka biasanya memotong ayat dengan mengambil satu bagian kemudian meninggalkan bagian yang lainnya demi kelancaran proses dusta mereka. Oleh karena itu sengaja saya lengkapi bunyi ayat keseluruhannya seperti di atas. Perhatikan kalimat yang ada garis tebalnya di atas, sebenarnya ayat tersebut justru menguatkan bahwa Yesus bukan Tuhan (anti Trinitas).

Akan tetapi biarlah, mereka para misionaris Kristen memang sukanya mengkorupsi ayat sesuai keinginan mereka dengan tujuan membuat fitnah atas ayat tersebut. Hal yang sudah biasa dan lumrah terjadi di dunia maya maupun dunia nyata.

Untuk sementara dalam tulisan ini kita akan membahas tentang Kalimatulloh terlebih dahulu, sebelum kita lanjutkan pada tulisan Ruhulloh, dua kata yang biasanya dijadikan bahan untuk mengatakan Yesus adalah Tuhan.

Kata kalimatulloh yang dimaksud dalam ayat di atas berasal dari bunyi ayat : وَكَلِمَتُهُ (Kalimat-Nya/Kalimatulloh). Baik, untuk memahami sebuah ayat di dalam Al Quran, kita juga harus tahu kaidah bahasa yang digunakan di dalamnya.

Kalimatulloh itu adalah bentuk kata Idhofah, “Kalimatulloh” adalah, “kalimat” yang di-mudhaf (disandarkan)-kan pada kata Allah, yang berarti kalimat yang disampaikan/diucapkan oleh Allah. Karena ada dua kata yang menjadi satu, yakni kata “Kalimat” (sbg mudhof) dan kata “Alloh” (sebagai mudhof ilaih).

“Kalimat” bukan Alloh, dan Alloh bukan “kalimat”, seperti saya berkata-kata, maka kata-kata saya adalah bukan saya dan saya juga bukan kata-kata saya. Seperti contoh kata bentuk Idhofah lainnya semisal بَيْتُ الله (Baitulloh) artinya rumahnya Alloh. Kata “baitun” dimudhaf-kan pada kata Alloh. Bukan berarti rumah adalah Alloh dan Alloh adalah rumah. Paham ?!

Setelah tahu kalimatulloh itu adalah bentukan Idhafah, maka mari kita mengenal apa itu “kalimatulloh”. Kalimatulloh berasal dari kata “kalimat” dalam bahasa arab berarti “kata”, berbeda dengan bahasa Indonesia “kalimat” adalah “kumpulan kata”. Sedangkan dalam bahasa Arab “kumpulan kata” adalah “jumlah”. Jadi maksud kata “kalimat” yang ada di ayat tersebut adalah satu kata, mengikuti kaidah bahasa arab (bukan bahasa Indonesia). Satu kata dari Alloh, kata apakah itu ?!

Sekali lagi agar anda tidak bingung, akan saya ulang. Bahwa “kalimat” dalam bahasa arab artinya “kata”. Sedangkan kumpulan kata yang dalam bahasa Indonesia disebut kalimat, justru dalam bahasa arab bukan disebut kalimat akan tetapi disebut dengan “JUMLAH”. Silahkan dipelajari lagi pelajaran dasar bahasa arab, apa itu “KALIMAT” dan apa itu “JUMLAH”.

Sesuai dengan uraian yang ada di ayat tersebut di atas, ada keterangan tentang “kalimat (bhs. arab)/kata (bhs. Indonesia)” adalah kalimat/kata yang disampaikan kepada Maryam. Perhatikan bunyi ayat : وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ artinya (kalimat (bhs. arab)/kata (bhs. Indonesia) yang disampaikan Allah kepada Maryam. Yang jadi pertanyaan adalah, satu kata apa yang disampaikan Alloh kepada Maryam sehingga Maryam bisa hamil padahal belum mempunyai suami ?!

Sebenarnya satu kata yang dimaksud itu sudah diterangkan di ayat sebelumnya, saat Maryam bertanya bagaimana beliau bisa hamil sedangkan beliau sendiri belum memiliki suami dan belum disentuh oleh laki-laki. Maka Jibril menyampaikan berita dari Allah :

قَالَ كَذَلِكِ اللَّهُ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ إِذَا قَضَى أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ
“Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu. Maka Allah hanya cukup berfirman/berkata (satu kata) kepadanya: “Kun/Jadilah” lalu jadilah. (Q.S. Ali Imran: 47)

Nah, kita tahu bahwa “satu kata” yang dimaksud adalah kata “kun” (jadilah) untuk penciptaan manusia yang bernama Isa (Yesus), karena tanpa melalui proses normal hubungan suami istri.

Kejadian serupa juga diperkuat dengan keterangan ayat lain, yang menerangkan bahwa penciptaan Adam dan Isa (Yesus) itu juga tanpa melalui proses hubungan suami istri (pernikahan) sekedar menggunakan “satu kata” yakni kata “kun”. Perhatikan ayat berikut ini :

إِنَّ مَثَلَ عِيسَىٰ عِنْدَ اللَّهِ كَمَثَلِ آدَمَ ۖ خَلَقَهُ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ
“Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman/berkata kepadanya: “Jadilah” (seorang manusia), maka jadilah dia.

Nah, yang membedakan penciptaan Isa dan Adam dengan manusia lainnya adalah, beliau berdua tercipta dengan kata : “KUN”, sedangkan yang lainnya melalui proses hubungan suami istri.

Sangat jelas bukan ?! apa yang dimaksud “kalimatulloh” di atas ?!

Selain penjelasan tentang apa yang dimaksud dengan kalimatulloh menurut bahasa Al Quran dan tafsir di atas, hendaknya kita juga membaca semua ayat dan bukan sepotong-sepotong. Perhatikan baik-baik kalimat lengkapnya di ayat yang dimaksud di atas :

“..janganlah kamu mengatakan: “(Tuhan itu) tiga”, berhentilah (dari Ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan yang Maha Esa, Maha suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya.

Sangat jelas bahwa ayat Al Quran yang mau diplintir dan dimanipulasi oleh misionaris untuk menguatkan trinitas, ternyata justru menentang Trinitas. Mengapa lanjutan ayatnya kalian potong wahai para misionaris Kristen ?! Demi kesuksesan manipulasimu kah ?! subhanalloh..!!! ”

Mungkin juga mereka hendak mempraktekkan ayat berikut ini :
“Tetapi tidak mengapa, sebab bagaimanapun juga, Kristus diberitakan, baik dengan maksud palsu maupun dengan jujur. Tentang hal itu aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita.” (Filipi 1:18 Alkitab edisi TB)

Bersambung ke Menjawab Fitnah Misionaris Tentang Ruhullah

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA