Dapatkah pengujian iodoform membedakan metanol dari etanol dan isopropanol dari n-butanol jelaskan

1.Bila dianggap bahwa heptana (C7H16) adalah salah satu komponen ligroin, tulislahpersamaan reaksinya dengan brom2.Tulislah persamaan reaksi antara sikloheksana dengan brom. Apakah jenis reaksi ini?3.Tulislah persamaan reaksi antara sikloheksena dengan kalium permanganat4.Berdasarkan reaksi-reaksi diatas, bagaimanakah dengan mudah dibedakan antarasiklopentana dengan siklopentena?5.Tulislah persamaan untuk reaksi antara sikloheksena dengan asam sulfat pekat6.Bagaimanakah hidrokarbon tak jenuh dapat dihilangkan dari bensin yangmengandungnya7.Apakah reaksi yang sederhana yang dapat digunakan untuk membedakan benzenadari sikloheksena dan bensin dari ligroin8.Apakah peranan dari potongan-potongan besi dalam reaksi benzena dengan brom9.Tulislah mekanisme reaksi untuk brominasi benzena! Tulislah pula mekanisme reaksidan adisi brom pada propilena (propena)10. Apakah kesimpulan umum yang dapat diambil mengenai kelarutan alkohol-alkohol di

PERCOBAAN VIII Judul : Reaksi – Reaksi Aldehid Dan Keton Tujuan : Pada akhir percobaan ini mahasiswa harus paham mengenai: 1. Azas - azas reaksi dari senyawa karbonil 2. Perbedaan antara reaksi aldehid dan keton. 3. Jenis-jenis pengujian kimia sederhana yang dapat membedakan aldehid dan keton. Hari/Tanggal : Rabu/ 18 November 2014 Tempat I. : Laboraturium Kimia FKIP Unlam Banjarmasin DASAR TEORI Salah satu gugus fungsi yang kita ketahui yaitu aldehid. Aldehid adalah suatu senyawa yang mengandung sebuah gugus karbonil yang terikat pada sebuah atau dua buah atom hidrogen. Nama IUPAC dari aldehida diturunkan dari alkana dengan mengganti akhiran ―ana― dengan ―al―. Nama umumnya didasarkan nama asam karboksilat ditambahkan dengan akhiran dehida (Petrucci, 1987). Aldehid dinamakan menurut nama asam yang mempunyai jumlah atom C sama pada nama alkana yang mempunyai jumlah atom sama. Pembuatan aldehida adalah sebagai berikut: oksidasi alkohol primer, reduksi klorida asam, dari glikol, hidroformilasi alkana, reaksi Stephens dan untuk pembuatan aldehida aromatik (Fessenden, 1997). Salah satu reaksi untuk pembuatan aldehid adalah oksidasi dari alkohol primer. Kebanyakan oksidator tak dapat dipakai karena akan mengoksidasi aldehidnya menjadi asam karboksilat. Oksidasi khrompiridin komplek seperti piridinium khlor kromat adalah oksidator yang dapat merubah alkohol primer menjadi aldehid tanpa merubahnya menjadi asam karboksilat (Petrucci, 1987). O || R–C–H Aldehida Oksidasi   O || R – C – OH Asam Karboksilat Keton adalah suatu senyawa organik yang mempunyai sebuah gugus karbonil terikat pada dua gugus alkil, dua gugus alkil, atau sebuah alkil. Keton juga dapat dikatakan senyawa organik yang karbon karbonilnya dihubungkan dengan dua karbon lainnya. Keton tidak mengandung atom hidrogen y ang terikat pada gugus karbonil (Wilbraham, 1992). Pembuatan keton ynag paling umum adalah oksidasi dari alkohol sekunder. Hampir semua oksidator dapat dipakai. Pereaksi yang khas antara lain khromium oksida (CrO3), phiridinium khlor kromat, natrium bikhromat (Na2Cr2O7) dan kalium permanganat (KMnO4) (Respati, 1986). O O || || R – C – CH2 – R`   R – C – OH + Keton Asam O || HO – C – R` Asam Reaksi-reaksi pada aldehida dan keton adalah reaksi oksidasi dan reaksi reduksi. Reaksi oksidasi untuk membedakan aldehida dan keton. Aldehid mudah sekali dioksidasi, sedangkan keton tahan terhadap oksidator. Aldehida dapat dioksidasi dengan oksidator yang sangat lemah. Sedangkan reaksi reduksi terbagi menjadi tiga bagian yaitu reduksi menjadi alkohol, reduksi menjadi hidrokarbon dan reduksi pinakol (Wilbraham, 1992). Sifat-sifat fisik aldehid dan keton, karena aldehid dan keton tidak mengandung hidrogen yang terikat pada oksigen, maka tidak dapat terjadi ikatan hidrogen seperti pada alkohol. Sebaliknya aldehid dan keton adalah polar dan dapat membentuk gaya tarik menarik elektrostatik yang relatif kuat antara molekulnya, bagian positif dari sebuah molekul akan tertarik pada bagian negatif dari yang lain (Fessenden, 1997). Perbedaan dari aldehid dan keton sendiri antara lain senyawa aldehid mengandung sebuah gugus karbonil yang terikat pada sebuah atau dua buah atom hidrogen sedangkan keton yaitu senyawa organik yang mempunyai sebuah gugus karbonil terikat pada dua gugus alkil. Aldehida mudah teroksidasi sedangkan keton agak sukar teroksidasi. Aldehida lebih reaktif dibandingkan dengan keton terhadap adisi nukleofilik (Raymond, 2009). Pereaksi Tollen’s, yaitu larutan ion perak beramonia, direduksi oleh aldehid menjadi logam perak, sedangkan aldehid dioksidasi menjadi asam yang bersangkutan. Keton tidak dioksidasi oleh pereaksi ini. O O || || + R – C – H + 2 Ag(NH3)2 OH   R – C – O- +NH4 + 2 Ag + 3 NH3 + H2O cermin perak Bila pengujian dilakukan dengan menggunakan pereaksi yang encer, dan di dalam tabung reaksi yang besih, perak akan mengendap berupa cermin pada dinding tabung. Oksidasi bisa juga dilakukan dengan ion Cu (II) di dalam larutan alkali. Agar supaya tembaga tidak mengendap sebagai hidroksid, ia ubah menjadi ion kompleks dengan tartarat (pereaksi Fehling) atau dengan sitrat (pereaksi Benedict). Aldehid akan mereduksi tembaga, biasanya larutan yang berwarna biru akan berubah menjadi hijau dan lambat laun terjadi endapan Cu(II) oksida, Cu2O, yang berwarna merah bata. Keton yang sederhana tidak akan terjadi reaksi ini walaupun beberapa hidroksi keton dan karbohidrat akan bereaksi. O || O || R – C – H + 2 Cu2+ + 5 OH- tatrat sitrat R – C – O` + Cu2O + H2O Merah Bata (Syahmani, 2014) II. ALAT DAN BAHAN Alat yang digunakan: 1. Rak tabung reaksi 8 buah 2. Tabung reaksi 22 buah 3. Erlenmeyer 100 mL 2 buah 4. Gelas ukur 10 mL 6 buah 5. Pipet tetes 9 buah 6. Gelas kimia berbagai ukuran 1 buah 7. Batang pengaduk 8 buah 8. Penangas air 2 buah 9. Hot plate 1 buah Bahan yang digunakan : 1. Iodium Iodida 2. AgNO3 5% 3. Fehling A dan B 4. NH3 5. Formalin 6. Formaldehid 7. Sikloheksanon 8. Benzaldehid 9. Aseton 10. NaOH 5% 11. Benedict III. PROSEDUR KERJA 1. Uji cermin perak, Tollens a. Menyiapkan empat tabung reaksi yang berisi pereaksi Tollens (cara membuat: menyiapkan satu tabung reaksi yang bersih sekali, ke dalam 2 mL larutan perak nitrat 5% menambahkan 2 tetes larutan NaOH 5%, lalu menambahkan 3 tetes sambil diaduk larutan amonia pekat agar larut – pengujian akan gagal kalau terlalu banyak amonia ditambahkan) b. Menguji benzaldehid, aseton, sikloheksanon, dan formalin, dengan jalan menambahkan masing-masing dua tetes bahan tersebut ke dalam tabung uji. c. Mengaduk campuran, dan mendiamkan selama 10 menit. d. Bila reaksi tidak terjadi, memanaskan tabung dalam pemanas air selama 5 menit. e. Mengamati apa yang terjadi. 2. Uji fehling dan benedict a. Ke dalam masing-masing dari empat tabung reaksi menambahkan 5 mL pereaksi benedict (cara membuat: melarutkan 173 gram natrium sitrat dan 100 gram natrium karbonat dalam 750 aquades, mengaduk, menyaring, lalu ke dalam filtrat menambahkan perlahan larutan 17,3 gram CuSO4.5H2O dalam 100 mL air, mengencerkan hingga volume total 1 liter) atau; b. 5 mL pereaksi fehling yang masih fresh (cara membuat: larutan A=69 gram CuSO4.5H2O dalam 1 liter air suling. Larutan B=346 gram natrium kalium tartarat atau garam Rochelle di dalam larutan NaOH 10%) artinya pereaksi fehling A dan B sama banyak baru dicampur. c. Ke dalam masing-masing tabung menambahkan 5 tetes bahan yang akan diuji. Menempatkan tabung reaksi dalam air mendidih selama 10-15 menit. d. Menguji formaldehid, aseton, dan sikloheksanon. 3. Reaksi Haloform Kepada 5 tetes aseton dalam 3 mL larutan NaOH 5%, menambahkan sekitar 10 mL larutan iodium iodida (cara membuat: melarutkan 25 gram iodium di dalam larutan 50 gram kalium iodida dalam 200 mL air) sambil menggoncang-goncangkan sampai warna coklat tidak hilang lagi. Iodoform yang berwarna kuning akan mengendap dan baunya yang khas. IV. HASIL PENGAMATAN No. Perlakuan 1. Hasil Pengamatan Uji cermin perak, Tollens 1. 2 mL AgNO3 + 2 tetes NaOH 5% - Terbentuk endapan coklat 2. Menambahkan NH3 3 tetes - Terbentuk warna coklat dan masih terdapat endapan 3. Memasukkan 0,5 mL pereaksi Tollens ke dalam tabung reaksi, kemudian memasukkan 2 tetes: a. Sikloheksanon - Tidak terbentuk cermin perak b. Formalin - Terbentuk cermin tanpa dipanaskan c. Benzaldehid - Terbentuk endapan kuning, tidak terbentuk cermin d. Aseton - Tidak terbentuk cermin, terdapat endapan hitam seperti pasir 4. Memanaskan campuran yang tidak terbentuk cermin setelah didiamkan 10 menit; a. Benzaldehid - Tidak terbentuk cermin b. Aseton - Tidak terbentuk cermin c. Sikloheksanon - Tidak terbentuk cermin dan ada bau khas amonia 2. uji fehling dan benedict (Benedict) 1. Memasukkan 5 mL reagen benedict - larutan berwarna biru muda ke dalam masing-masing tabung reaksi. 2. Menambahkan 5 tetes sampel a. Formaldehid - Warnanya berubah menjadi hijau b. Aseton - Tidak terjadi perubahan apa-apa c. Sikloheksanon - Terdapat lapisan pada bagian atas, warna larutan tidak berubah 3. Memanaskan campuran benedict dengan sampel: a. Aseton - Dalam waktu 10 menit 49 detik tetap tidak ada reaksi b. Sikloheksanon - Dalam waktu 15 menit tetap tidak ada perubahan c. Formaldehid -Dalam waktu 15 menit, terbentuk endapan merah bata pada bagian bawah (Fehling) 1. Memasukkan 4 mL larutan fehling ke -Larutan biru dalam 3 tabung reaksi 2. Menambahkan 5 tetes sampel ke dalam 3 tabung reaksi a. Tabung 1 + 5 tetes formaldehid -Larutan biru tua keruh b. Tabung 2 + 5 tetes aseton -Larutan biru tua c. Tabung 3 + 5 tetes sikloheksanon -Larutan biru tua dan terdapat dua lapisan 3. Memanaskan tabung reaksi yang tidak terjadi reaksi (tidak bereaksi) a. Tabung 1 + 5 tetes formaldehid - Larutan bening dan terdapat endapan merah bata di dasar tabung b. Tabung 2 + 5 tetes aseton - Larutan tetap berwarna biru tua c. Tabung 3 + 5 tetes sikloheksanon - Larutan tetap berwarna biru tua dan tetap terdapat dua lapisan 3. 1. Reaksi haloform Memasukkan 5 tetes aseton ke dalam -Larutan bening labu erlenmeyer 100 mL 2. Menambahkan 3 mL larutan NaOH -Larutan bening 5% ke dalam erlenmeyer 3. Menambahkan sekitar 10 mL larutan -Larutan coklat iodium iodida ke dalam erlenmeyer 4. Menggoncang-goncangkan -Larutan coklat terdapat endapan erlenmeyer sampai warna coklat berwarna kuning. Baunya seperti bau tidak hilang lagi betadine V. ANALISIS DATA 1. Uji cermin perak, Tollens Formalin Pada pengujian formalin (formaldehid ditambah air) dengan reagen tollens terbentuk cermin perak. Reagen ini akan mengoksidasi aldehid menjadi garam asam karboksilat, dan ion perak akan direduksi menjadi logam perak. Oksidasi ini terjadi dikarenakan adanya atom hidrogen yang terikat pada gugus karbonil dan dapat dilepas dengan mudah pada proses oksidasi. Banyaknya jumlah endapan pada didinding tabung dikarenakan gugus karbonil pada formalin lebih kurrang terlindung daripada gugus karbonil pada benzaldehid. Jadi akan lebih mudah memutus ikatan H pada formaldehid. Persamaan reaksinya O O H H C H+ 2Ag(NH3)2OH  C ONH 4 + 2Ag+4NH Benzaldehid Pada pengujian benzaldehid dengan reagen tollens tidak terbentuk cermin perak melainkan hanya endapan kuning bahkan setelah dilakukan pemanasan tetap tidak terbentuk cermin perak. Reagen ini seharusnya mengoksidasi aldehid menjadi garam asam karboksilat, dan ion perak akan direduksi menjadi logam perak. Oksidasi ini seharusnya terjadi dikarenakan adanya atom hidrogen yang terikat pada gugus karbonil dan dapat dilepas dengan mudah pada proses oksidasi. Reagen Tollens mampu mengubah ikatan C-H pada aldehid menjadi ikatan C-O. Uji positif ditandai dengan terbentuknya cermin perak pada dinding tabung reaksi. Persamaan reaksinya : O O CH + 2Ag(NH3)2OH  COH + 2Ag + 2NH3+ Aseton dan Sikloheksanon Pada pengujian aseton dan sikloheksanon dengan reagen tollens tidak terbentuk cermin perak. Hal ini dikarenakan oleh aseton memiliki gugus keton, dimana reagen Tollens merupakan oksidator lemah. Sedangkan keton dapat bereaksi dengan oksidator kuat yang akan menghasilkan dua asam karboksilat yang masing-masing mengandung atom karbon yang jumlanya lebih sedikit daripada keton semula. Hasil dari pengujian Tollens adalah, jika yang diuji merupakan senyawa keton, maka tidak ada perubahan pada larutan tersebut tetap tidak berwarna. Persamaan reaksinya : CH3COCH3(aq) + 2Ag(NH3)2OH(aq) ↛ Persamaan reaksinya : O + Ag(NH3)2OH ↛ 1. Uji pereaksi Fehling dan Benedict Reagen Fehling Reagen fehling terdiri atas fehling A yang terdiri dari CuSO4 dalam air, H2SO4 dan fehling B yang terdiri dari Kalium Natrium tartarat, KOH dalam air, berupa larutan yang berwarna biru tua. Reagen Fehling merupakan kompleks ion Cu2+ tartrat dalam larutan asam. Ion Cu2+ bersifat oksidator lemah, sehingga ion tersebut dapat mengoksidasi gugus aldehid tetapi tidak dapat mengoksidasi gugus keton seperti halnya reagen tollens. Selain itu aldehid dapat mereduksi fehling, sedangkan keton tidak dapat mereduksi fehling. Ion Cu2+ direduksi menjadi Cu2O (endapan merah bata). Persamaan reaksinya adalah: RCOH + 2Cu2+ + 5OH- → RCOH- + Cu2O↓ + 3H2O Endapan Merah bata Formaldehid Pada percobaan pertama, pengujian ragen fehling terhadap formaldehid larutan berwarna biru tua keruh dan setelah dilakukan pemanasan terbentuk endapan berwarna merah bata. Ini berarti formaldehid dapat bereaksi dengan pereaksi fehling. Hal ini dikarenakan formaldehid memiliki gugus aldehid. Dimana formaldehid dapat dioksidasi oleh ion Cu2+ dalam pereaksi fehling, karena formaldehid mempunyai atom hidrogen yang terikat langsung pada karbon karbonilnya. Formaldehid dalam pereaksi fehling akan mereduksi Cu2+, sehingga terbentuk endapan Cu2O yang berwarna merah bata. Persamaan reaksinya adalah: O H O C H+ 2Cu2+ + 5OH-  H C O- + Cu2O + 3H2O Endapan Merah bata Aseton Pada percobaan kedua, pengujian reagen fehling terhadap aseton tidak terbentuk endapan, larutan yang dihasilkan berwarna biru tua. Hal ini karena aseton memiliki gugus keton (tidak mempunyai atom H yang terikat langsung pada atom C karbonilnya) sehingga tidak mengalami oksidasi. Aseton dalam reagen fehling tidak dapat mereduksi ion tembaga, sehingga tidak terbentuk endapan. Persamaan reaksi : CH3COCH3 +2Cu2+ + 5OH- ↛ Sikloheksanon Pada pengujian reagen fehling terhadap sikloheksanon tidak terbentuk endapan melaikan seperti ada lapisan, larutan yang dihasilkan berwarna biru tua. Hal ini karena siklheksanon memiliki gugus keton (tidak mempunyai atom H yang terikat langsung pada atom C karbonilnya) sehingga tidak mengalami oksidasi. Sikloheksanon dalam pereaksi fehling tidak dapat mereduksi ion tembaga, sehingga tidak terbentuk endapan. Persamaan Reaksi: O + 2Cu2+ + 5OH- 2. Reaksi Haloform Uji reaksi haloform menggunakan iodin, sehingga dapat disebut dengan uji iodoform. Uji iodoform ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan aldehid dan keton untuk diionisasi. Syarat suatu senyawa untuk diionisasi atau menunjukkan uji positif terhadap uji iodoform adalah ditandai dengan terbentuknya endapan kuning. Atom hidrogen yang terikat pada atom karbon untuk aldehid dan keton dapat diganti oleh unsur halogen dalam larutan basa. reaksi ini dapat berjalan dengan cepat karena adanya pengaruh tarikan elektron pada unsur halogen, sehingga atom hidrogen pada atom karbon menjadi lebih bersifat asam yang menyebabkan atom hidrogen mudah diganti oleh unsur lain, seperti iod. Umumnya reaksi yang berjalan digunakan untuk menunjukkan adanya metil keton (R-CO-CH2). Senyawa tersebut bila direaksikan dengan iodium dan basa akan membentuk hablur dari iodiumnya yang berwarna kuning. Karena reagen dalam reagen dalam reaksi ini dapat merupakan oksidator, maka alkohol yang mengandung gugus –CH(OH)-CH2 akan mudah teroksidasi menjadi metil keton (-CO-CH3) yang berarti alkohol itu mengandung gugus metil, reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut: H3 C O H3 C C CH3 O I C C + I2 + 3NaOH  I I + 3H2O + 3NaI VI. KESIMPULAN 1. Untuk membedakan aldehid dan keton dapat dilakukan dengan cara diantaranya uji tollen’s, uji benedict, uji fehling dan reaksi haloform. 2. Pada uji tollens (uji cermin perak) menghasilkan bahwa pada sampel formalin (+) menjadi cermin perak dan benzaldehid, aseton dan sikloheksanon (-). Pada benzaldehid seharusnya (+) akan tetapi mungkin dikarenakan kurang bersihnya tabung reaksi maka hasilnya (-). 3. Pada uji fehling formaldehid menghasilkan reaksi (+) dan pada sampel aseton dan sikloheksanon menghasilkan reaksi (-). 4. Pada uji iodoform aseton membentuk endapan iodoform berwarna kuning dan bau khas seperti betadine. 5. Aldehid memiliki bau yang merangsang sedangkan keton memiliki bau yang harum. DAFTAR PUSTAKA Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasatr Kimia Organik. Bina Aksara, Jakarta. Petrucci, Ralph H. 1985. Kimia Dasar Prinsip Terapan Modern Jilid 1 Edisi Keempat. Erlangga, Jakarta. Respati. 1986. Pengantar Kimia Organik. Aksara Baru, Jakarta Syahmani, dkk. 2014. Penuntun Praktikum Kimia Organik. FKIP UNLAM, Banjarmasin. Wilbraham, Antony C. 1992. Pengantar Kimia Organik 1. Bandung, ITB. LAMPIRAN Pertanyaan Prapraktek: 1. Tuliskan struktur umum aldehid dan keton, serta tunjukkan gugus fungsinya. 2. Jelaskan reaksi oksidasi pada aldehid dan keton. 3. Jelaskan prinsip dasar dari reaksi kondensasi aldol dari molekul aldehid atau keton. Pertanyaan Pascapraktek: 1. 2. Tulis persamaan reaksi untuk reaksi-reaksi berikut: a. Reaksi Tollens dengan formaldehid b. Reaksi Fehling dengan heptaldehid c. Sintesis senyawa adisi aseton-bisulfit d. Sintesis benzaldehid fenilhidrazon e. Sintesis sikloheksanol-oksim f. Pengujian iodoform terhadap 2-pentanon Tulis mekanisme reaksi kondensasi aseton dengan benzaldehid yang dikatalisa dengan basa! 3. Dapatkah pengujian iodoform membedakan: metanol dari etanol dan isopropanol dari n-butanol? Jelaskan! 4. Apakah peranan dari natrium asetat di dalam sintesis oksim? Jawaban Pertanyaan Prapraktek 1. Struktur umum aldehid dan keton adalah : a) Aldehida O || R–C–H b) Keton O || R – C – R` 2. Aldehid sangat mudah menjalani oksidasi menjadi asam karboksilat yang mengandung jumlah atom karbon yang sama banyaknya sedangkan keton tidak menjalankan reaksi yang serupa karena dalam oksidasi terjadi pemutusan ikatan karbon – karbon menghasilkan 2 asam karboksilat dengan jumlah karbon yang masing – masing sedikit dari keton semula ( keton siklik akan menghasilkan suatu asam bikarboksilat ). Aldehid dapat dioksidasi oleh zat pengoksida yang sangat lembut seperti Ag+ dalam pereaksi Tollens dan Cu2+ dalam pereaksi Benedict dan Fehling. Uji positif pereaksi Tollens ditandai oleh terbentuknya cermin perak sedangkan uji positif pereaksi Benedict dan Fehling ditandai oleh terbentuknya endapan merah bata dari Cu2O. 3. Suatu reaksi kondensasi adalah reaksi dimana 2 molekul atau lebih bergabung menjadi 1 molekul yang lebih besar dengan atau tanpa adanya hilang suatu molekul kecil. Kondensasi aldol merupakan suatu reaksi adisi dimana tidak dilepaskan suatu molekul kecil dan dapat terjadi dengan syarat kedua molekul yang bergabung harus sama-sama memiliki Hidrogen alfa. Proses pertama dari reaksi ini adalah pembentukkan ion enolat dalam konsentrasi rendah. Ion enolat akan bereaksi dengan suatu molekul aldehid yang lain dengan cara mengadisi pada karbon karbonil untuk membentuk suatu ion alkoksida yang kemudian merebut sebuah proton dari dalam air untuk menghasilkan aldol itu sendiri. Jawaban Pertanyaan Pascapraktek 1. Persamaan Reaksi a) Reaksi Tollens dengan Formaldehid adalah : O O || || + H – C – O +NH4 + 2 Ag + H – C – H + 2 Ag(NH3)2 OH  3 NH3 + H2O Keton Asam Asam b) Reaksi fehling dengan heptaldehida O || CH3(CH2)5 – C – H + 2 Cu2+ + 5 OH- O || CH3(CH2)5 – C – O+ Cu2O + 3 H2O c) Pembuatan senyawa adisi aseton-bisulfit O || CH3 – C – CH3 + HSO3Na OH | CH3 – C – SO3Na+ | H d) Pembuatan benzaldehida fenilhidrazon O || — CH + H3N – NHC6H5 O || —C – H3N – e) Pembuatan sikloheksanol-oksim NHC6H5 + Cu2O + 3H2O = O + HONH2 = NOH + H2O f) Pengujian iodoform terhadap 2-pentanon O ||  , H 2O   CH3(CH2)2 – C – CH3 + 3 I2 OH 2-pentanon O || CH3(CH2)2 – C – O- + 3 CHI3 2. Mekanisme reaksi kondensasi aldol silang dari aseton dengan benzaldehida O O O || || || C6H5 – C – H + CH3 – C – CH3   C6H5 – CH=CH – C – CH3 + H2O Dibenzalaseton 3. Pengujian Iodoform dapat dilakukan untuk membedakan methanol dari etanol. Hal itu dikarenakan iod merupakan zat pengoksidasi lembut sehingga senyawa apa saja yang dioksidasi menjadi suatu senyawa karbonil metil juga akan menunjukkan uji positif. Reaksi uji Iodoform pada etanol akan menunjukkan uji positif karena adanya gugus metil keton yang dapat diodinasi sampai terbentuk Iodoform padat berwarna kuning. Sedangkan uji pada methanol akan uji negatif karena tidak adanya gugus metil yang dapat diiodinasi. Reaksinya adalah: CH3OH CH3CH2OH I2 OH  I2 OH  O || H–C–H (uji negatif) O || CH3 – C – H O || H – C – O- + CHI3 Uji Iodoform juga dapat digunakan untuk membedakan isopropanol dai nbutanol dimana uji positif akan ditunjukkan pada pengujian isopropanol dan uji negatif pada n-butanol. Reaksinya adalah : CH3 | CH3 – CH – OH isopropanol I2 OH  O || CH3 – C – CH3 I2 OH  O || CH3 – C – O- + CHI3 ion asetat iodoform CH3(CH2)2CH2 – OH I2 OH  O || CH3(CH2)2 – C – H (uji negatif) n-butanol 4. Peranan natrium dari pembuatan oksim adalah sebagai katalis agar terjadi pengendapan. FLOWCHART 1. Uji Cermin Perak a) Membuat pereaksi Tollen’s 2 m L AgNO3 5% + 2 tetes NaOH 5% + NH3 pekat tiga tetes - Memasukkan ke dalam tabung reaksi yang bersih sekali - mengaduk Larutan pereaksi Tollen’s (keruh) NB: Pengujian akan gagal kalau terlalu banyak menambahkan NH3 b) Pengujian 2 tetes benzaldehid + larutan pereaksi Tollen’s - Memasukkan ke dalam tabung reaksi - Mengaduk campuran - Mendiamkan Campuran - Memanaskan tabung dalam penangas air selama 5 menit - Mengamati yang terjadi Tidak terbentuk cermin 2 tetes aseton + larutan pereaksi Tollen’s - Memasukkan ke dalam tabung reaksi - Mengaduk campuran - Mendiamkan Campuran - Memanaskan tabung dalam penangas air selama 5 menit - Mengamati yang terjadi Tidak terbentuk cermin 2 tetes sikloheksanon + larutan pereaksi Tollen’s - Memasukkan ke dalam tabung reaksi - Mengaduk campuran - Mendiamkan selama 10 menit Larutan keruh - Memanaskan tabung dalam penangas air selama 5 menit - Mengamati yang terjadi Tidak terbentuk Cermin 2 tetes formalin + larutan pereaksi Tollen’s - Memasukkan ke dalam tabung reaksi - Mengaduk campuran Terbentuk cermin 2. Uji Fehling a) Membuat pereaksi fehling 1,739 gram CuSO4 + 25 mL air suling + H2SO4 - Memasukkan ke dalam Erlenmeyer - Melarutkan Larutan pereaksi fehling A 3,85 gram KOH + 8,75 gram K-Na Tartarat + 25 mL air suling - Memasukkan ke dalam Erlenmeyer - Melarutkan Larutan pereaksi fehling B NB: Mencampurkan fehling A dan fehling B dengan volume yang sama banyak. b) Pengujian 4 mL pereaksi Fehling + 5 tetes formaldehid - Memasukkan ke dalam tabung reaksi - Menempatkan tabung reaksi dalam air mendidih selama 10-15 menit Larutan bening + endapan merah bata 4 mL pereaksi Fehling + 5 tetes aseton - Memasukkan ke dalam tabung reaksi - Menempatkan tabung reaksi dalam air mendidih selama 10-15 menit Larutan biru tua 4 mL pereaksi Fehling + 5 tetes sikloheksanon - Memasukkan ke dalam tabung reaksi - Menempatkan tabung reaksi dalam air mendidih selama 10-15 menit Campuran biru tua 3. Reaksi Haloform 5 tetes aseton + 3 mL NaOH 5% + 10 mL larutan iodium iodida

- Memasukkan ke dalam tabung reaksi - Menggoncang-goncangkan sampai warna coklat tidak hilang lagi Larutan coklat + endapan kuning

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA