Mengapa candi yang dibuat pada masa Hindu Budha selalu diletakkan di dataran tinggi atau pegunungan?

Cari soal sekolah lainnya

KOMPAS.com - Candi merupakan salah satu contoh peninggalan kerajaan Hindu maupun Buddha. Hingga saat ini, keberadaan candi masih terus dihormati dan disakralkan.

Awalnya candi hanya digunakan oleh masyarakat Hindu. Tujuannya untuk memuliakan orang yang sudah meninggal, khususnya dari kalangan raja serta orang terhormat lainnya.

Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), candi dalam agama Hindu, sebenarnya berasal dari salah satu nama untuk Dewi Maut atau Dewi Durga Candika. Sehingga fungsi candi dalam agama Hindu digunakan sebagai sarana penghormatan orang yang telah meninggal.

Berbeda dengan hal itu, candi dalam agama Buddha digunakan sebagai sarana pemujaan dan untuk memuliakan dewa-dewanya. Hal ini ditunjukkan dengan adanya stupa dalam bangunan candi agama Buddha.

Unsur terpenting dalam bangunan candi ialah bagian dari candi itu sendiri. Candi tersebut hendaknya melambangkan alam semesta dengan tiga bagiannya, yakni:

  1. Kaki candi yang melambangkan alam bawah tempat manusia hidup dan berada.
  2. Tubuh candi yang melambangkan alam tempat manusia yang sudah meninggalkan sifat duniawinya dan dalam keadaan suci menemui Tuhan.
  3. Puncak candi yang melambangkan alam atas tempat dewa-dewa berada.

Oleh karena candi Hindu dan Buddha memiliki perbedaan fungsi. Maka keduanya juga memiliki ciri khas bangunan candi yang berbeda.

Dalam struktur candi yang ditemukan di Indonesia, terdapat ciri budaya Indonesia yang menjadi bentuk akulturasi dari budaya Hindu-Buddha yaitu punden berundak.

Apa sajakah ciri khas dan candi Hindu dan candi Buddha?

Baca juga: Fungsi Candi dalam Agama Hindu

Ciri khas candi Hindu

Menurut Purwo Prihatin dalam buku Seni Rupa Indonesia dalam Perspektif Sejarah (2017), salah satu ciri khas dari candi Hindu ialah bentuk atapnya yang tinggi menjulang. Contohnya Candi Prambanan yang memiliki atap menjulang tinggi.

Mengapa candi yang dibuat pada masa Hindu Budha selalu diletakkan di dataran tinggi atau pegunungan?
DOK. PUSKOMPUBLIK KEMENPAREKRAF Kompleks Candi Prambanan.

Selain itu, candi Hindu juga memiliki beberapa ciri khas lainnya. Apa sajakah itu? Berikut penjelasannya yang dikutip dari buku Ensiklopedia Meyakini Menghargai, karya Ibn Ghifarie.

  1. Bentuk candi Hindu biasanya lebih ramping dan menjulang tinggi
    Candi Hindu memiliki bentuk bangunan yang lebih ramping, mungkin bentuk ruangannya seperti segi empat dan tidak terlalu lebar.
  2. Ada arca Dewa Trimurti
    Candi Hindu memiliki arca Dewa Trimurti, yakni Dewa Siwa, Dewa Wisnu dan Dewa Brahma. Ini merupakan ciri khas candi Hindu yang membedakannya dengan candi Buddha. Selain arca Dewa Trimurti, biasanya dalam bangunan candi juga bisa ditemui arca Dewa Ganesha, Dewi Durga, dan lain sebagainya.
  3. Digunakan sebagai tempat penghormatan orang meninggal serta pemakaman raja
    Candi Hindu digunakan sebagai tempat penghormatan orang yang telah meninggal dan lokasi pemakaman raja, pada zaman dahulu. Candi Hindu juga sering digunakan sebagai tempat penyembahan kepada dewa.
  4. Struktur candi dibagi menjadi tiga bagian
    Candi Hindu memiliki tiga struktur candi, yakni Bhurloka (kaki candi tempat makhluk hidup tinggal), Bhuwahloka (bagian tengah candi melambangkan manusia yang sedang disucikan dan menuju kesempurnaan batiniah) serta Swahloka (perlambang dunia dewa).
  5. Bagian atas atau puncaknya berbentuk ratna
    Ratna merupakan bentuk atap yang meruncing. Biasanya menjulang tinggi ke atas disertai dengan bentuk seperti mengerucut (makin lama makin kecil).
  6. Biasanya pintu masuk menghadap arah barat
    Pintu masuk candi Hindu biasanya menghadap arah barat. Pada bagian pintunya disertai kepala kala dengan rahang bagian bawah.

Baca juga: Candi Borobudur, Bangunan Indonesia asli yang Berupa Punden Berundak

Kompas.com/ Nicholas Ryan Aditya Candi borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Ciri khas candi Buddha

Salah satu ciri khas utama dari candi Buddha ialah atapnya berbentuk stupa. Selain itu, candi Buddha juga memiliki ciri khas lainnya, yaitu:

  1. Digunakan sebagai tempat pemujaan dewa
    Candi Buddha sering digunakan sebagai tempat pemujaan atau penghormatan kepada dewa. Selain itu, candi Buddha juga dijadikan tempat peribadatan bagi warga Buddha, pada zaman dahulu.
  2. Pada candi Buddha terdapat arca Buddha dengan bentuk kesederhanaannya
    Dalam candi Buddha biasanya terdapat tiga jenis arca, yakni Dyani-Buddha, Manusi-Buddha, serta Dhyani-Bodisattwa. Ketiga arca ini melambangkan arca Buddha dalam bentuk kesederhanannya. Biasanya disimbolkan dengan sikap tangan atau mudra sebagai bentuk ajakan kemuliaan.
  3. Pada relief candi biasanya memiliki kisah tersendiri
    Umumnya relief candi Buddha menggambarkan kisah tertentu yang ingin disampaikan . Contohnya kisah dalam relief Candi Borobudur menggambarkan tentang perjuangan kehidupan manusia untuk meninggalkan sisi duniawinya.
  4. Struktur candi dibagi menjadi tiga bagian
    Candi Buddha memiliki tiga struktur candi, yakni Kamadhatu (melambangkan manusia penuh dosa), Rupadhatu (melambangkan kehidupan manusia yang penuh dengan hawa nafsu), dan Arupadhatu (melambangkan manusia yang mencapai nirwana).
  5. Biasanya pintu candi menghadap timur
    Pintu masuk candi Buddha biasanya menghadap timur. Pada bagian pintunya disertai kepala Kala dengan posisi mulut menganga tanpa rahang bawah.
  6. Bentuk bangunan candi Buddha biasanya lebih melebar
    Candi Buddha biasanya memiliki bentuk bangunan yang lebih melebar dan tidak terlalu tinggi. Contohnya Candi Borobudur.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Cari soal sekolah lainnya

Jakarta, CNN Indonesia --

Kemegahan arsitektur Candi Borobudur tak lepas dari sejarah panjang berkembangnya agama Buddha di Indonesia. Kemasyhuran Candi Borobudur terkenal hingga ke mancanegara dan dikenal sebagai monumen Budha terbesar di dunia menurut laman Kementerian Pariwisata.

Terletak di Magelang, Jawa Tengah, Candi Borobudur mengalami masa pemugaran cukup lama untuk mengembalikan keagungannya. Candi Borobudur merupakan salah satu harta karun paling berharga di Indonesia dan dunia. Berikut ulasan sejarah Candi Borobudur dan fakta uniknya:

1. Sejarah Singkat Candi Borobudur

Menurut catatan sejarah awal dibangunnya Candi Borobudur terjadi pada abad ke-8 dan 9 sekitar tahun 800 masehi pada masa pemerintahan dinasti Syailendra.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pembangunan Borobudur diprediksi membutuhkan waktu puluhan hingga ratusan tahun sampai benar-benar rampung pada masa pemerintahan raja Samaratungga tahun 825.

Meski selesai dibangun, tidak ada catatan sejarah yang menjelaskan siapa sosok yang membangun candi Borobudur. Pasalnya, pada masa itu agama Hindu dan Buddha berkembang bersamaan di pulau Jawa.

Dinasti Syailendra tercatat sebagai penganut agama Buddha aliran Mahayana sementara di sekitar Borobudur juga terdapat penganut Hindu aliran Siwa.

Sejumlah arkeolog menduga pembangunan Candi Borobudur mengalami perombakan sebanyak empat kali. Awalnya pembangunan dimulai dengan meratakan dataran sekitar candi dan memadatkan tanah dengan batu untuk membentuk struktur piramida.

Mengapa candi yang dibuat pada masa Hindu Budha selalu diletakkan di dataran tinggi atau pegunungan?
Sejarah Candi Borobudur erat kaitannya dengan sejarah Buddha di Indonesia (Foto: iStockphoto/tostphoto)

Struktur tersebut kemudian berubah lantaran ditambahnya luas undakan persegi dan melingkar. Kemudian, Borobudur mengalami perubahan terakhir pada undakan melingkar dan dilakukan pelebaran ukuran pondasi.

Kemegahan Borobudur sempat sirna selama berabad-abad karena terkubur di bawah lapisan tanah dan debu vulkanik yang kemudian ditumbuhi pohon dan semak belukar hingga menyerupai bukit.

Tidak diketahui alasan pasti Borobudur ditinggalkan penduduknya saat itu. Teori sejarah mengarah pada erupsi Gunung Merapi dan beralihnya keyakinan penduduk dari Budha ke Islam.

Kembalinya kemasyhuran Candi Borobudur terjadi pada masa Thomas Stamford Raffles saat menjabat sebagai Gubernur Jenderal di pulau Jawa pada 1811. Penemuan kembali terjadi saat Raffles mendengar terdapat sebuah bangunan besar tersembunyi jauh di dalam hutan dekat desa Bumisegoro.

Raffles kemudian mengutus seorang Insinyur Belanda bernama Christian Cornelius untuk memeriksanya.

Tersiarnya kabar penemuan kembali Borobudur juga menjadi malapetaka terjadinya kerusakan di banyak tempat. Sampai pada akhir 1960-an pemerintah Indonesia meminta bantuan kepada UNESCO untuk mengatasi permasalahan di Candi Borobudur.

Dalam sejarah Candi Borobudur, renovasinya menghabiskan waktu yang lama dan biaya yang besar sampai penetapan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada 1991.

2. Bentuk Candi Borobudur

Sebagai Candi Buddha terbesar di dunia sekaligus monumen Buddha terbesar di dunia melansir laman Kemdikbud, Candi Borobudur memiliki bentuk struktur seperti punden berundak yang semakin ke atas semakin mengecil dengan empat buah tangga yang terdapat pada setiap arah mata angin.

Candi Borobudur memiliki panjang 121,66 meter dengan lebar 121,38 meter dan tinggi 35,40 meter. Menurut filsafat Buddha, struktur tingkatan Candi Borobudur merupakan tiruan alam semesta akan roda kehidupan. Terdapat tiga tingkatan pada struktur Candi Borobudur Yakini:

  • Kamadhatu: Bagian terbawah candi yang melambangkan alam bawah, menggambarkan perilaku manusia yang masih terikat oleh nafsu duniawi.
  • Rupadhatu: Bagian tengah candi yang melambangkan alam antara, menggambarkan perilaku manusia yang sudah mulai meninggalkan keinginan duniawi, akan tetapi masih terikat oleh dunia nyata.
  • Arupadhatu: Bagian atas candi yang melambangkan alam atas, menggambarkan unsur tak berwujud dan sebagai tanda tingkatan yang telah meninggalkan nafsu duniawi.

Mengapa candi yang dibuat pada masa Hindu Budha selalu diletakkan di dataran tinggi atau pegunungan?
Dalam sejarah Candi Borobudur, bentuk Candi mengalami sejumlah perubahan (Foto: Kemenparekraf)

Batu-batu pada Candi Borobudur diprediksi berasal dari sungai-sungai di sekitar Borobudur dengan volume keseluruhan sekitar 55.000 meter kubiksetara dengan 2 juta potong batu.

3. Fungsi Candi Borobudur

Selain sebagai tempat wisata, Candi Borobudur kini berfungsi sebagai tempat ziarah umat Buddha sedunia untuk menuntun umat manusia meninggalkan nafsu duniawi menuju pencerahan dan kebijaksanaan sesuai ajaran Buddha.

Dalam perjalanannya peziarah berjalan melalui serangkaian Lorong dan tangga dengan menyaksikan 1.460 relief yang terukir pada dinding batu candi.

Mengapa candi yang dibuat pada masa Hindu Budha selalu diletakkan di dataran tinggi atau pegunungan?
Sejarah Candi Borobudur juga mencatat sejumlah fungsi di bagian-bagian candi (Foto: iStockphoto/LP7)

4. Fakta Unik Candi Borobudur

Selain sejarah dan momen hari raya waisak yang menarik perhatian mancanegara, Candi Borobudur menyimpan sejumlah fakta unik diantaranya adalah:

  1. Terdapat 2.672 panel relief dan 504 arca Buddha, menjadikan Borobudur sebagai pemilik relief Buddha terlengkan dan terbanyak di dunia.
  2. Pencurian arca marak terjadi. Arca kepala Budha asli marak dicuri untuk kemudian dijual di pasar barang antik, kolektor, dan pasar ilegal. Dari 504 arca buddha, banyak archa ditemukan dalam kondisi tanpa kepala.
  3. Candi Borobudur pernah di bom. Dua tahun setelah pemugaran ke-2, 21 Januari 1985 sebanyak 13 bom diletakkan pelaku di sejumlah stupa kecil. 9 dari 13 bom tersebut meledak dan menghancurkan ratusan balok batu stupa. Aksi pemboman berkaitan dengan pemahaman radikal.
  4. Pemerintah Hindia Belanda serahkan arca berharga ke Thailand dan Inggris. Pemerintah Hindia Belanda kala itu memberikan Cuma-Cuma artefak candi dalam jumlah banyak sebagai buah tangan kedatangan Raja Thailand Chulalongkorn II.
  5. Pemerintah Hindia Belanda sempat mendirikan warung kopi di puncak stupa saat pertama kali ditemukan.

Demikian sejarah Candi Borobudur dan fakta unik yang dapat Anda ketahui. Jika tidak dijaga kelestariannya akan semakin tergerus dan punah.

Selalu ingat menjaga sikap dan tingkah laku serta berani menegur pengunjung lain apabila melihat aksi perusakan seperti buang sampah sembarangan, buang puntung rokok ke dalam stupa arca, melakukan aksi vandalism.

(imb/fjr)

[Gambas:Video CNN]