Lari estafet atau lari sambung adalah salah satu cabang olahraga lari dalam perlombaan atletik yang dilakukan beregu dan tiap pelari di regu tersebut harus menempuh jarak tertentu sebelum memberikan tongkat penyambung lomba ke teman satu tim yang ada di depannya. Proses ini akan diulang beberapa kali hingga pelari terakhir di dalam tim tersebut mencapai garis finish. Show
Tongkat penyambung lomba yang digunakan dalam olahraga ini disebut sebagai tongkat estafet atau baton. Perlombaan lari estafet biasanya dilangsungkan dalam dua nomor lomba, yaitu 4x100 m dan 4x400 m. Namun selain lari jarak pendek, olahraga ini juga bisa diperlombakan dalam jarak menengah dan jauh, tergantung dari penyelenggara lomba. Jarak menengah untuk estafet adalah 4x800 m dan 4x1500 m. Sementara dalam jarak jauh, lari estafet maraton diperlombakan pada jarak 42.195 km dengan jumlah peserta 6 pelari setiap regu. Sejarah lari estafetLari estafet diduga pertama kali dilakukan oleh suku Aztek, Inka, dan Maya di area yang kini disebut sebagai Meksiko. Lari sambung ini mereka lakukan dengan tujuan untuk meneruskan berita dari satu tempat ke tempat lain. Selanjutnya, sejarah lari estafet juga mencatat bangsa Yunani melakukan hal yang sama, tapi untuk tujuan lain, yaitu sebagai bentuk pemujaan leluhur dan untuk meneruskan api keramat ke tempat-tempat jajahan baru. Dari cerita inilah tradisi estafet api atau obor Olimpiade berasal. Perlombaan lari estafet modern, pertama kali diselenggarakan tahun 1912 saat Olimpiade musim panas di Stockholm, Swedia. Pada masa itu, nomor lari sambung yang dipertandingkan adalah 4x100 m dan 4x400 m putra. Lalu pada tahun 1928, nomor 4x100 m untuk putri pertama kali dipertandingkan, sedangkan 4x400 m untuk putri pertama kali dilombakan pada tahun 1972. Teknik lari estafetCabang olahraga lari yang satu ini umumnya dimulai dengan start jongkok. Namun setelah pelari pertama mulai meninggalkan garis star, ada hal lain yang perlu diperhatikan selain kecepatan, yaitu teknik memberi dan menerima tongkat serta proses pergantiannya. Berikut ini teknik lari estafet selengkpanya. 1. Teknik perpindahan tongkat estafetBerikut ini teknik penerimaan dan pemberian tongkat yang dikenal dalam lari estafet: • Teknik perpindahan tongkat estafet dengan cara melihat (visual)Pelari yang menerima tongkat melakukannya dengan berlari kecil sambil menolehkan kepala untuk melihat tongkat yang diberikan oleh pelari sebelumnya. Penerimaan tongkat dengan cara ini biasanya dilakukan pada nomor 4 x 400 meter. • Teknik perpindahan tongkat dengan cara tidak melihat (non visual)Pelari yang menerima tongkat melakukannya dengan berlari tanpa melihat tongkat yang akan diterimanya. Cara penerimaan tongkat tanpa melihat biasanya digunakan dalam lari estafet 4 x 100 meter. Selain itu, pemberian dan penerimaan tongkat estafet juga bisa dibagi dari arah pemberiannya, seperti berikut ini: • Teknik pemberian dan penerimaan tongkat dari bawahTeknik ini biasanya dilakukan jika pelari membawa tongkat dengan tangan kiri. Penerima akan bersiap-siap dengan menerima tongkat dengan telapak tangan menghadap ke bawah. Menjelang pemberian tongkat, pelari yang membawa tongkat akan mengayunkannya dari belakang ke depan dan memberikannya dari bawah, sesuai arah hadap telapak tangan penerima. • Teknik pemberian dan penerimaan tongkat dari atasPada teknik ini, telapak tangan penerima akan menghadap atas dan pemberi tongkat meletakkan tongkat estafet sesuai arah hadap dari telapak tangan penerima. Pada lari estafet, tongkat yang dibawa dengan tangan kiri juga akan diterima dengan tangan kiri, begitupun sebaliknya. 2. Posisi pelari estafetSetelah mengetahui teknik dasar pergantian tongkat dalam lari estafet, kini Anda perlu juga memahami tentang posisi para pelari selama pertandingan berlangsung. Karena lintasan lari pada pertandingan resmi umumnya berbentuk oval atau persegi panjang dengan ujung tumpul, maka keempat pelari akan berada dalam posisi seperti berikut ini.
Masing-masing pelari akan menempuh jarak yang sama. Sementara pada lomba lari estafet yang dilakukan di jalan raya alias lari estafet maraton, setiap pelari menempuh jarak yang berbeda, yaitu:
Baca Juga: Mengenal Lari Sprint Cabang Olahraga Lari Jarak Pendek Peraturan lari estafetBerikut ini beberapa peraturan dalam lomba lari estafet yang perlu diperhatikan. • Peraturan pergantian tongkatPegantian tongkat harus dilakukan di zona pergantian yang sudah disediakan. Panjang zona tersebut adalah 20 meter dengan lebar 1,20 meter. Jika yang sedang berlangsung adalah nomor lari estafet 4x100 m, maka zona pergantian tongkatnya lebih panjang, karena ada tambahan 10 meter pra-zona. Pra-zona adalah suatu daerah bagi pelari untuk menambah kecepatan sambil menunggu pelari di belakang memberikan tongkat. • Posisi pelariSelama pertandingan, setiap pelari tidak boleh keluar jalur lintasan masing-masing meskipun sudah selesai memberikan baton ke pelari berikutnya. Apabila saat proses mengoper, tongkat tersebut jatuh, maka pelari yang menjatuhkan harus mengambilnya. Dalam lari estafet, pelari pertama harus berlari di lintasannya masing-masing sampai tikungan pertama. Sementara itu pelari kedua boleh masuk ke lintasan dalam, lalu pelari ketiga dan keempat menunggu di daerah pergantian secara berurutan sesuai dengan kedatangan pelari satu timnya. Diskualifikasi pada perlombaan lari estafetDalam perlombaan lari estafet, ada beberapa hal yang bisa membuat seorang pemain mengalami diskualifikasi, seperti:
Sarana dan prasarana lari estafetUntuk melakukan lari estafet, sarana dan prasarana yang diperlukan sebenarnya sederhana. Berikut yang perlu disiapkan. • Sepatu lari dan baju lari• Lintasan atau trek lari • Baton alias tongkat estafet dengan ciri dan ukuran sebagai berikut:
Cabang lari estafet adalah olahraga yang tidak hanya memerlukan kecepatan, tapi juga ketepatan saat proses pergantian tongkat. Selain melatih fisik, lari sambung juga mampu melatih kerjasama antaranggota tim. Pemenang medali emas estafet pada World Orienteering Championship 2008Estafet atau balapan estafet adalah salah satu cabang olahraga lari dalam kategori atletik yang dilakukan secara beregu dan setiap pelari harus menempuh jarak yang telah ditentukan sebelum memberikan tongkat penyambung ke teman satu tim yang berada di depannya. Proses ini harus diulang beberapa kali hingga sampai pada pelari terakhir untuk secepat mungkin mencapai garis akhir perlombaan.[1] Setiap regu otomatis akan didiskualifikasi apabila salah satu pelari kehilangan tongkat estafet dan menghalangi perpindahan tongkat regu lain saat berlari menuju garis akhir. Regu masih memiliki kesempatan apabila menjatuhkan tongkat dan masih bisa menyerahkannya kembali kepada pelari lain di depannya.[2] Selain kepentingan prestasi atlet, lari sambung juga memiliki tujuan yang baik untuk anak usia dini antara lain untuk melatih ketangkasan, melatih meningkatkan koordinasi, melatih kecepatan, melatih sikap kerja sama, melatih kelincahan. Dengan demikian bermain estafet apabila dikembangkan sangat memiliki banyak manfaat untuk anak-anak baik dalam menjalankan aktivitas belajar dalam bermain maupun dalam melakukan kegiatan sehari-hari dapat berjalan secara optimal.[3] SejarahLari sambung dimulai dari bangsa Aztek, Inka, dan Maya bertujuan untuk meneruskan berita yang telah diketahui sejak lama. Di Yunani, estafet obor diselenggarakan dalam hubungannya dengan pemujaan leluhur dan untuk meneruskan api keramat ke jajahan-jajahan baru. Tradisi api olimpiade berasal dari tradisi Yunani tersebut. Lari estafet 4 x 100 meter dan 4 x 400 meter bagi pria dalam bentuk sekarang ini, pertama kali diselenggarakan pada olimpiade tahun 1992 di Stockholm. Estafet 4 x 100 meter bagi wanita sejak tahun 1928 menjadi nomor olimpiade dan 4 x 400 meter dilombakan sejak tahun 1972.[4] Ukuran tongkatTongkat estafet mempunyai ukuran khusus. Berdasarkan peraturan perlombaan tahun 2018-2019 dinyatakan bahwa tongkat estafet berbentuk tabung halus berongga, berpenampang lingkaran, terbuat dari kayu atau logam atau bahan lain yang sejenis. Ukuran tongkat mempunyai panjang 28-30 cm, diameter untuk dewasa 4 cm, diameter untuk anak-anak 2 cm, dan beratnya tidak kurang dari 50 gram. Tongkat harus terlihat berwarna sehingga jelas dilihat selama lomba.[5] Teknik permainanTeknik permainan dalam estafet adalah pelari pertama menggunakan awalan jongkok. Pelari kedua dan seterusnya menggunakan awalan melayang (berdiri). Ketika ada aba-aba permainan dimulai, pelari pertama menuju pelari kedua dengan membawa tongkat, pelari kedua menuju pelari ketiga dan seterusnya.[6] Untuk teknik pemberian tongkat dibagi menjadi tiga yaitu pemberian tongkat dari atas, pemberian tongkat dari bawah dan pemberian tongkat dengan cara didorong. Untuk teknik penerimaan tongkat dibagi menjadi dua yaitu teknik penerimaan tongkat dengan cara melihat dan penerimaan tongkat dengan cara tidak melihat.[7] Aturan permainanAturan permainan estafet setiap regu berlari pada lintasan masing-masing yang sudah ditentukan. Saat melakukan awalan, tongkat yang dipegang pelari pertama tidak boleh menyentuh tanah. Pemberian tongkat kepada pelari selanjutnya tidak boleh dilempar. Pengoperan tongkat dilakukan pada jarak 20 meter di wissel zone. Jika pengoperan dilakukan di luar zona tersebut akan didiskualifikasi. Penerima tongkat dibolehkan menunggu pada jarak 10 meter sebelum zona tersebut. Jika tongkat jatuh maka tongkat harus diambil oleh pelari yang menjatuhkannya. Pelari pertama membawa tongkat degan menggunakan awalan jongkok. Tongkat diberikan kepada pelari selanjutnya, yaitu pelari kedua. Pelari kedua, ketiga, dan keempat menerima tongkat dengan menggunakan start melayang. Pelari kedua memberikan tongkat ke pelari ketiga, dan pelari ketiga memberikan tongkat ke pelari keempat. Selanjutnya, pelari keempat berlari membawa tongkat sampai ke garis akhir.[8] Prinsip permainanDalam estafet ada prinsip permainan yang harus dipatuhi oleh atlet seperti pengoperan atau pemberian tongkat lebih baik dilakukan secara bersilang, yaitu pelari satu dan tiga memegang tongkat dengan tangan kanan. Sementara, pelari dua dan empat menahan tongkat dengan tangan bagian kiri. Penempatan posisi pelari sebaiknya sesuai dengan kelebihan yang dimiliki oleh setiap pelari. Pelari yang mempunyai kemampuan baik dalam jalur tikung, sebaiknya ditempatkan di nomor satu dan tiga. Sedangkan, pelari yang memiliki kemampuan daya tahan harus diposisikan pada nomor dua dan empat. Jarak penantian para pelari dengan nomor dua, tiga, dan empat harus tepat sesuai dengan kebiasaan waktu latihan. Setelah pelari nomor satu, dua, dan tiga memberikan tongkat, jangan keluar dari lintasannya masing-masing sebelum pelari nomor empat sampai pada garis akhir.[9] Kesalahan dalam permainanBiasanya para atlet estafet melakukan beberapa kesalahan permainan yang dapat merugikan tim yaitu, penerima tongkat belum siap menerima tongkat dan memulai terlalu dini atau terlambat. Hal ini disebabkan karena penerima tongkat tidak mengetahui tugasnya dengan pasti dan keliru memperkirakan kecepatan pemberi tongkat. Penerima tongkat berlari dengan tangan ke belakang, selama beberapa langkah sebelum menerima tongkat. Alasannya penerima tongkat tidak merasa pasti apakah akan menerima tongkat dan takut tidak menerima tongkat. Pelari menjatuhkan tongkat saat dioperkan. Alasannya pemberi tongkat mungkin tidak memegang 1/3 pangkal tongkat. Penerima tongkat tidak membuka telapak tangan dengan benar atau membiarkan tangan bergoyang sehingga menjadi target yang tidak tetap. Tangan yang menerima mungkin diulurkan terlalu tinggi atau terlalu rendah. Pemberi tongkat terlalu cepat mengulurkan tangan untuk mengoperkan tongkat dan merusak ritme lari. Karen pemberi tongkat merasa gelisah dan tidak pasti dimana tongkat akan dioperkan. Pemberi tongkat memperlambat langkahnya sebelum mengoperkan tongkat. Alasannya pemberi tongkat menghawatirkan pengoperan tongkat dan tidak pasti dimana tongkat yang akan dioperkan. Pelari mungkin memiliki ketahanan lari yang tidak memadai. Pelari menendang tumit penerima. Hal ini disebabkan karena pelari melupakan bagian litasan yang hams ditempuh. Penerima terlambat memulai lari. Pemberi meninggalkan lintasan segera setelah mengoperkan tongkat ke penerima tongkat. Hal ini disebabkan pengetahuan pelari tentang peraturan yang mengontrol lomba estafet kurang. Anggota tim yang terakhir, saat menerima tongkat, memindahkan tongkat ke tangan yang lain. Alasannya pelari tidak memahami tugas-tugas anggota terakhir dalam tim. Atau pelari terlalu semangat atau gelisah.[10] Rujukan
|