Keterangan yang merujuk pada pemberontakan RMS ditunjukkan oleh nomor

Keterangan yang merujuk pada pemberontakan RMS ditunjukkan oleh nomor

Keterangan yang merujuk pada pemberontakan RMS ditunjukkan oleh nomor
Lihat Foto

Kompas/Frans Pati Herin

Bendera Republik Maluku Selatan dikibarkan orang tak dikenal di kawasan Halong, Kota Ambon, Maluku, Senin (25/4/2016). Pengibaran itu diduga terkait HUT RMS yang diperingati setiap 25 April.

KOMPAS.com - Republik Maluku Selatan atau RMS merupakan gerakan separasi yang berpusat di wilayah selatan Maluku. Gerakan ini diproklamasikan pada tanggal 25 April 1950. 

Pemberontakan RMS didalangi oleh mantan Jaksa Agung Negara Indonesia Timur (NIT), Soumokil. Ia bertujuan melepaskan wilayah Maluku dari NKRI. 

Baca juga: Pemberontakan DI/TII di Aceh

Latar Belakang

Maluku merupakan salah satu kota yang pada saat itu terkenal akan kekayaan rempah-rempahnya, sebab itu Maluku dijuluki sebagai Kepulauan Rempah. 

Rakyat Maluku pun berdagang tidak hanya dengan pedagang Nusantara saja, tetapi juga mancanegara, seperti Tionghoa, Arab, dan Eropa. 

Kekayaan Maluku akan rempahnya ini kemudian menjadi daya tarik bagi bangsa Eropa yang akhirnya menguasai Maluku. 

Maluku sendiri dinyatakan sebagai salah satu provinsi Republik Indonesia dua hari setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dikumandangkan. 

Bersatunya Maluku dengan Indonesia ini guna untuk mencegah Belanda dalam upaya menguasai Maluku dan kekayaannya.

Namun, setelah Maluku dinyatakan bersatu dengan NKRI, Manusama, salah satu tokoh pejuang RMS menyatakan bahwa bergabungnya Maluku dengan Indonesia akan memicu masalah. 

Manusama pun mengadakan rapat bersama para penguasa desa di Pulau Ambon. 

Dalam rapat tersebut, Manusama mengobarkan semangat antipemerintah RIS dan ia mengatakan bahwa orang Maluku tidak mau dijajah orang Jawa. 

Pemerintah Maluku kemudian mengikrarkan proklamasi RMS sehingga secara resmi republik ini telah terlepas dari NIT dan RIS.

Pulau-pulau besar yang ada di RMS adalah Ambon, Seram, dan Buru. 

Baca juga: Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat

Konflik

Setelah RMS diproklamasikan, muncul pemberitaan tentang KNIL dari Belanda yang dianggap melindungi para proklamator Maluku Selatan. 

Keterlibatan KNIL ini kemudian memicu kecurigaan pihak Indonesia terkait campur tangan Belanda dalam pendirian RMS. 

Kementerian Pertahanan RIS pun menyatakan bahwa berdirinya RMS harus dituntaskan dengan Operasi Militer, dipimpin oleh Kolonel Kawilarang. 

Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS/TNI) dengan sandi Operasi Malam pun mendaratkan pasukan mereka sebanyak 850 orang untuk melawan RMS. 

Operasi ini dipimpin oleh Komandan Mayor Pellupessy. 

Para pasukan APRIS mendarat di Pulau Buru, Kai, Aru, dan Seram di Maluku Selatan.

Salah satu titik pertahanan paling baik yang dimiliki RMS adalah Pulau Ambon, sehingga pasukan APRIS juga mendarat di sana dan kemudian dibagi tiga kelompok.

Ketiga kelompok tersebut kemudian disebar menuju wilayah Maluku Selatan, terutama yang dikuasai oleh kelompok RMS. 

Baca juga: Konflik Jalur Bukit Chittagong: Latar Belakang dan Pemberontakan

Setelah kelompok tersebut tersebar di wilayah kekuasaan RMS, pasukan APRIS pun secara perlahan mulai dapat menguasai wilayah-wilayah tersebut.

Beberapa wilayah di Ambon juga dapat direbut kembali oleh APRIS. 

Dikuasainya wilayah RMS ini kemudian diikuti dengan penangkapan Presiden pertama RMS, JH Manuhutu dan Perdana Menteri RMS Wairissal, beserta sembilan menteri lainnya.

Mereka semua dijatuhi hukuman penjara selama tiga sampai lima setengah tahun. 

Untuk menghindari terulangnya kejadian pemberontakan RMS, pemerintah RI mengambil tindakan tegas dengan memberikan hukuman mati terhadap sisa-sisa gerombolan RMS. 

Referensi: 

  • Abdullah, Taufik & Lapian, A.B. (ed.). 2013. Indonesia dalam Arus Sejarah 7: Pascarevolusi. Jakarta: Kemendikbud. 
  • Lususina, Teu. 1950. Ambon: Selajang Pandang. 
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

tirto.id - Sejarah Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) berpuncak tanggal 25 April 1950 dengan wilayah pertahanan utama di Ambon. Christian Robert Steven Soumokil disebut-sebut sebagai dalang gerakan ini.

Soumokil adalah mantan Jaksa Agung wilayah Negara Indonesia Timur (NIT). Tanggal 5 April 1950, Soumokil ikut memotori Pemberontakan NIT bersama Andi Azis.

Keduanya punya keinginan untuk mempertahankan NIT sebagai negara federasi. Selain itu, terdapat juga pernyataan bahwa Soumokil ketika itu akan diangkat menjadi tokoh politik, jika NIT bertahan.

Latar Belakang Pemberontakan RMS

Melalui artikel “Peristiwa Andi Azis di Sulawesi Selatan 5 April 1950” dalam Seminar Series in Humanities and Social Science No.1 (2019), Bahtiar dan kawan-kawan menjelaskan, Federasi Sumatera Selatan dan Kalimantan Timur bergabung dengan NKRI pada akhir Maret 1950. Sedangkan, NIT diminta bergabung pada 4 April 1950.

Keterangan yang merujuk pada pemberontakan RMS ditunjukkan oleh nomor

Dikutip dari tulisan Petrik Matanasi berjudul “Christian Soumokil dan RMS: Sejarah Pelik Separatisme Maluku”, pada 4 April 1950, Soumokil sempat mengadakan pertemuan dengan Andi Azis untuk mempersiapkan pemberontakan di esok hari.

Baca juga:

  • Sejarah Pemberontakan Andi Azis: Penyebab, Tujuan dan Dampaknya
  • Sejarah Pemberontakan DI/TII Amir Fatah di Jawa Tengah
  • Penyebab Sejarah Pemberontakan DI-TII Daud Beureueh di Aceh

Bersama beberapa mantan tentara KNIL (Koninklijk Nederlandsch-Indische Leger), mereka melakukan aksi penentangan NIT menjadi bagian RI pun dilakukan, berlokasi di Makassar, Sulawesi Selatan.

Pertempuran antara RI dan pasukan Andi Azis membuat Makassar hingar-bingar. Perihal tanggung jawab kejadian ini disudutkan kepada Andi Azis dan ia harus melapor terkait aksinya.

Ketika ke Jakarta, Andi Aziz ditangkap. Saat itu, Soumokil masih berada di Makassar hingga 13 April 1950 pergi ke Ambon.

Tokoh dan Rencana RMS

Perencanaan yang sudah diatur oleh Soumokil dan Andi Azis terkait NIT pupus. Namun, Soumokil enggan melihat kenyataan bahwa terdapat banyak kalangan yang menyerukan persatuan negara NKRI.

Di Ambon, Soumokil masih membawa cita-cita sebelumnya untuk menguasai negara federasi. Ia mengajak beberapa tokoh dan mantan anggota KNIL di Ambon untuk mendeklarasikan lahirnya RMS.

Tujuan Soumokil adalah memisahkan Maluku Selatan (Ambon, Buru, dan Seram) dari wilayah NKRI. Ia melancarkan berbagai propaganda untuk menambah pengikut, termasuk beberapa daerah di Maluku Tengah.

Pada 25 April 1950, proklamasi RMS dilakukan. Di sisi lain, ada beberapa orang di Ambon yang tidak setuju dengan kehadiran RMS dan menginginkan NKRI. Mereka ditangkap atas perintah Soumokil.

Baca juga:

  • Akhir Sejarah D.N. Aidit Ketua PKI Usai Peristiwa G30S 1965
  • Sejarah Pemberontakan DI-TII Kartosoewirjo di Jawa Barat
  • Sejarah Peristiwa PKI Madiun 1948: Latar Belakang & Tujuan Musso

Menurut Syaranamual dalam Soumokil dan Hantjurnja RMS (1964), ternyata deklarasi kelahiran RMS semata-mata diprakarsai tekanan serta paksaan.

Dikutip dari tulisan berjudul "Peristiwa Republik Maluku Selatan" di laman resmi Kemendikbud, proklamasi RMS tidak serta merta langsung menjadi negara.

Sebelum itu, sudah ada perencanaan tentang beberapa tokoh yang akan mengisi jabatan dalam pemerintahan RMS.

Susunan pemerintahan RMS meliputi J.H. Manuhutu selaku Presiden, Albert Wairisal sebagai Perdana Menteri, dan menteri-menteri (Soumokil, D.J. Gasperz, J. Toule, S.J.H. Norimarna, J.B. Pattiradjawane, P.W. Lokollo, H.F. Pieter, A. Nanlohy, Manusama, dan Z. Pesuwarissa).

Posisi Wakil Presiden RMS yang masih kosong kemudian diisi oleh J.P. Nikijuluw. Lalu, pada 3 Mei 1950, ternyata Soumokil yang diangkat menjadi Presiden RMS, menggantikan Manuhutu.

Bukan hanya pemerintahan, RMS juga membangun bidang militernya. Pada 9 Mei 1950, Angkatan Perang Republik Maluku Selatan (APRMS) dinyatakan sebagai kumpulan tentara RMS.

D.J. Samson, Sersan Mayor KNIL, ditunjuk menjadi panglima tertinggi. Sedangkan, susunan militer bawahannya disesuaikan dengan sistem jabatan KNIL.

Baca juga:

  • Sejarah Runtuhnya Kerajaan Ternate dan Silsilah Raja atau Sultan
  • Sejarah Cultuurstelsel: Tujuan, Tokoh, & Dampak Tanam Paksa
  • Sejarah Perundingan Roem-Royen: Latar Belakang, Isi, Delegasi

Akhir Pemberontakan RMS

NKRI memandang gerakan RMS sebagai pertentangan terhadap pemerintahan yang sah. Maka, dilakukan beberapa upaya untuk mengatasinya.

Pertama, Johannes Leimena diutus sebagai wakil pemerintah pusat untuk mengadakan perundingan dengan RMS, tapi ditolak. Akibatnya, pemerintah terpaksa mengerahkan kekuatan militer dengan dengan dipimpin oleh Kolonel A.E. Kawilarang.

Militer Indonesia saat itu disebut sebagai APRIS (Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat). Nama Republik Indonesia Serikat (RIS) dipakai sesuai kesepakatan dengan Belanda dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) maupun saat pengakuan kedaulatan.

Baca juga:

  • Sejarah Pengakuan Kedaulatan Indonesia oleh Belanda
  • Sejarah Konferensi Meja Bundar (KMB): Latar Belakang, Tokoh, Hasil
  • Sejarah Perundingan Renville: Latar Belakang, Isi, Tokoh, & Dampak

Perang antara kedua belah pihak pun pecah. Ambon berhasil direbut APRIS pada November 1950. Melihat kekalahan, RMS pergi meninggalkan kota pertahanannya dan memilih perang gerilya.

Soumokil akhirnya tertangkap pada 12 Desember 1963. Ia dibawa untuk diadili di Mahkamah Militer Luar Biasa, Jakarta.

Keputusan hakim menyatakan bahwa Soumokil dijatuhi hukuman mati. Tanggal 12 April 1966, Soumokil dieksekusi di Pulau Obi, Halmahera Selatan.

Baca juga:

  • Sejarah Pemberontakan Ra Kuti di Majapahit Ditumpas Gajah Mada
  • Pemberontakan Sadeng vs Majapahit: Dendam Kematian Nambi
  • Kontroversi Sejarah Pemberontakan Ra Semi di Kerajaan Majapahit

Baca juga artikel terkait REPUBLIK MALUKU SELATAN atau tulisan menarik lainnya Yuda Prinada
(tirto.id - prd/isw)


Penulis: Yuda Prinada
Editor: Iswara N Raditya
Kontributor: Yuda Prinada

Subscribe for updates Unsubscribe from updates