Kenapa orang Arab dulu membunuh para anaknya?

Diantara tradisi jahiliah Makkah yang dihapus Nabi, selain Thawaf berkeliling Ka’bah tanpa berpakaian sama sekali, adalah kebiasaan membunuh anak perempuan yang baru lahir. 

Setidaknya ada tiga alasa kenapa kebiasaan ini muncul. Pertama, khawatir jatuh pada kemiskinan karena menanggung biaya hidup anak perempuan. Apalagi menurut mereka anak perempuan itu tidak produktif. Kedua, khawatir anak mereka itu jatuh miskin bila kelak dewasa. Ketiga, khawatir menanggung aib akibat ditawan dalam peperangan sehingga diperkosa atau akibat perzinaan. 

Berkaitan dengan kebiasaan ini, mashur disebutkan bahwa Umar bin Khattab, khalifah kedu suksesor Abu Bakar, adalah salah satu diantara pelakunya. Sebelum masuk Islam, Umar konon pernah mengubur hidup-hidup anak perempuannya. Berita ini berdasar pada sebuah riwayat yang juga mashiru dan sering disebut banyak kalangan. 

Dalam riwayat itu disebutkan bahwa suatu ketika Umar ra. duduk bersama beberapa sahabatnya. Tiba-tiba beliau tertawa dan tidak lama kemudian menangis. Ketika ditanya kenapa beliau berperilaku seperti itu, Umar menjawab ; “Kami pada masa Jahiliah menyembah berhala yang terbuat dari kurma dan bila kami lapar kami memakannya. Sedang tangisku karena aku mempunyai anak perempuan, aku menggail kuburnya, dan ketika itu dia membersihkan pasir yang mengenai jenggotku, lalu ku kuburkan dia hidup-hidup. Itulah sebab tangisku”.

Tetapi penulusuran sejarawan menyebutkan bahwa sesungguhnya pembunuhan terhadap bayi perempuan atau anak pada masiu itu, hanya dilakukan beberapa kabilah Arab saja. Konon yang pertama melakukannya adalah Bani Rabi’ah, diikuti oleh Bani Kindah dan sebagian Bani Tamim. 

Sementara itu suku Quraisy, dengan berbagai cabang keturunannya, tidak mengenal kebiasaan buruk ini. Karenanya riwayat yang menyatakan Umar bin Khattab ra. pernah menanam hidup-hidup anak perempuannya tidak dinilai sebagai riwayat yang benar oleh para pakar sejarah. Apalagi kisahnya dijalin begitu memukai dan terlalu dramatis. 

Riwayat ini juga tertolak karena putri Umar, Hafsah yang kemudian menjadi istri Nabi, lahir sebelum masa kenabian. Jika memang Umar ra. mengubur anak perempuannya, lalu mengapa Hafsah juga tidak dikuburkan hidup-hidup?Mengapa adiknya yang lebih kecil saja yang dikuburkan hidup-hidup.

Perlu juga dicatat bahwa penguburan anak perempuan hidup-hidup pada dasarnya bukanlah adat kebiasaan yang direstui masyarakat Janiliah. Karena itu, sebagian dari suku Quraisy, bahkan menebus orang tua yang bermaksud menanam hidup-hidup anak perempuannya. 

Sha’sha’ah Ibn Najiah, kakek penyair al-Farzdaq yang sangat mashur pada masa itu, menebus dengan dua eko unta yang hamil 10 bulan bagi setiap orang tua yang bermaksud menanam hidup-hidup anaknya. Padahal unta betina yang hamil 10 bulan adalah harta sangat berhaga masyarakat pada masa itu. Konon dia sempat menebus tiga ratus, bahkan dalam riwayat lain empat ratus, anak  perempuan yang direncanakan oleh orang tuanya untuk dikubur hidup-hidup.

 Just My Two Cent
 Tafsir Al-Mishbah
 Volume 3
 M. Quraish Shihab


Kenapa orang Arab dulu membunuh para anaknya?

Lihat Humaniora Selengkapnya

Beri Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Video Pilihan

Kenapa orang Arab dulu membunuh para anaknya?
Ilustrasi bayi. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

Bandar Lampung, IDN Times - Pada 5 April 2022 lalu, salah satu pendakwah muda Indonesia, Agam Fachrul dikaruniai anak perempuan. Aisyah, istri Agam melahirkan anak perempuan pertama mereka tersebut di Kairo, Mesir.

Banyak ucapan selamat atas kelahiran putri pasangan suami istri itu. Satu di antaanya, dari publik figur muslim, Husain Basyaiban.

Tak hanya mengucapkan selamat, pendakwah sekaligus influencer ini juga sempat berbagi kisah mengenai tradisi orang Arab zaman dulu (zaman jahiliyah) terhadap anak perempuannya.

“Sebelum Islam datang, tradisi orang-orang arab jahiliyah dalam menghadapi bayi yang baru lahir bermacam-macam, dari yang paling aneh, keji, sampai yang paling baik. Tradisi baik itu ada yang sampai diteruskan keberadaannya oleh Rasulullah hingga saat ini,” kata Husain dalam postingannya di salah satu platform obrolan bersama.

Berikut tradisi-tradisi orang Arab terdahulu terhadap anak perempuannya:

1. Bayi perempuan dianggap aib, sehingga dipakaikan pakaian dari bulu binatang

Kenapa orang Arab dulu membunuh para anaknya?
ilustrasi bayi (pexels.com/ Ryutaro Tsukata)

Husain menceritakan tradisi paling aneh dan zalim adalah ketika orang Arab jahiliyah menganggap bayi perempuan sebagai sebuah aib yang luar biasa.

“Diriwayatkan, saat seseorang memiliki bayi perempuan, ia akan dipermalukan dengan dipakaikan jubah dari bulu binatang dan menyuruh anak tersebut untuk menggembala unta dan kambing ke pedalaman,” ungkap Husain.

Baca Juga: Mengenal Salafi dan Wahabi, di Indonesia Stereotipe Negatif?

2. Mendandani anak perempuan tersebut sebelum membunuhnya

Kenapa orang Arab dulu membunuh para anaknya?
Ilustrasi sumur. (myvisiticeland.is)

Kemudian Husain melanjutkan, jika ada seseorang yang berniat membunuh anak perempuannya, maka ia harus membiarkan bayi tersebut hidup hingga berusia 6 tahun.

“Kemudian sang suami berkata kepada ibu anak perempuan tersebut: ‘hiasi dan beri dia wewangian, nanti aku akan membawanya’. Padahal sebelum berkata itu, ia sudah terlebih dahulu menggali sumur di padang pasir,” ujarnya.

Seseorang itu kemudian akan mengajak anak perempuannya tadi untuk berjalan-jalan ke sekitar sumur yang sudah ia gali. Barulah menyuruh anaknya untuk melihat ke dalam sumur. Namun saat anak itu melongok ke dalam, ia akan mendorongnya hingga sang anak jatuh kesumur.

3. Dikubur hidup-hidup sejak lahir

Kenapa orang Arab dulu membunuh para anaknya?
Ilustrasi pemakaman pasien COVID-19. (ANTARA FOTO/FB Anggoro)

Husain mengatakan dalam redaksi lain, dikisahkan seorang suami juga dapat membuat peraturan kepada istrinya. Peraturan tersebut adalah jika sang istri melahirkan anak perempuan, maka ia harus mengubur bayi tersebut hidup-hidup.

Jika benar bayi yang lahir adalah seorang perempuan, si suami akan pergi dan berpesan kepada istrinya: ‘Kau seperti punggung ibuku (ungkapan tersebut adalah hinaan yang keji dalam tradisi orang Arab) jika aku pulang dan engkau belum menguburnya hidup-hidup’.

“Tentu saja sebelum pergi, sang suami telah menyiapkan lubang. Maka ketika sang istri melihat suaminya pulang ke rumah, sang istri langsung memasukkan bayi malang itu ke dalam lubang dan menimbunnya,” katanya.

Kaum yang sangat taat menjalankan tradisi tersebut adalah Bani Tamim, Suku Kindah, Qais, Hudzail, Asad, dan Bakar bin Wail, termasuk suku pembesar di atasnya yaitu suku Khuza’ah, Kinanah, dan Mudhar.

Pada salah satu riwayat, Imam Al-Qurthubi menyebutkan, ada dua alasan mengapa orang arab jahiliyah ini mengubur anaknya hidup-hidup. Pertama karena mereka meyakini bahwa malaikat adalah anak perempuan Allah. Kedua, karena keyakinan bahwa anak perempuan membawa malapetaka kemiskinan, dikucilkan, dan diperbudak.

4. Tradisi menghormati anak perempuan

Kenapa orang Arab dulu membunuh para anaknya?
Ilustrasi islam masuk ke Bangsa Arab. (Google.com)

Setelah Islam datang, kebiasaan-kebiasaan itu dibinasakan dan digantikan dengan tradisi menghargai dan melindungi anak perempuan. Tradisi inilah yang diajarkan Islam dan ada sampai sekarang.

“Dalam riwayatnya, Sha’sha’a bin Najiyah berkata: ‘Islam datang dengan membebaskan 300 bayi perempuan yang akan dikubur hidup-hidup’. Sehingga sangat mustahil bahwa perempuan malah direndahkan dalam Islam. Orang yang benar-benar paham tentang Islam, niscaya akan menghargai betul seorang perempuan,” ujar Husain.

Pakaian menutup aurat yang diatur dalam Islam juga merupakan salah satu bentuk perlindungan terhadap perempuan. Islam mengajarkan orang Arab jahiliyah saat itu bahwa perempuan bukanlah sebuah aib. Pada masa itu, budak-budak perempuan juga banyak dimerdekakan.

Baca Juga: Ada Al-Qur'an Usia Ratusan Tahun di Masjid Jami Al-Anwar Lampung

Mengapa masyarakat Arab sebelum Islam membunuh anak perempuan?

Mereka lebih memilih membunuh anak-anak perempuan mereka cuma karena malu dan rasa khawatir berlebihan. Ekspresi mereka ini diabadikan dalam QS. An-Nahl: 58; "Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah."

Kenapa orang Arab membunuh anak

Mereka membunuh anak-anak mereka yang perempuan dengan menguburnya hidup-hidup, karena anak-anak itu apabila mereka besar nanti mungkin melakukan perbuatan keji dan tercela atau dirampas menjadi tawanan dan diperbudak, atau kawin dengan laki-laki yang tidak sekufu atau lebih rendah derajatnya dari derajat bapaknya.

Kenapa orang Arab membunuh anak laki

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kaum musyrik di Makkah menyembah berhala dan membunuh anak-anak mereka sendiri dengan alasan untuk berqurban. Padahal mereka membunuh anak-anaknya sendiri karena takut miskin dan ketakutan-ketakutan lainnya. Hal ini dijelaskan dalam Surah Al-An'am Ayat 137 dan tafsirnya.

Mengapa orang orang Arab zaman jahiliyah tidak begitu menyukai anak

Ia menjelaskan orang-orang Arab jahiliyah memandang bahwa anak wanita itu tidak bisa diandalkan dalam banyak hal seperti berebut air, tidak bisa mempertahankan tanah dan rumahnya saat mendapat serangan dari kabilah lain, dan tidak bisa berperang. Wanita dipandang hanya sebagai benalu dalam keluarga.