Jurnal panduan budidaya bawang merah brebes pdf

Bawang merah merupakan komoditas hortikultura berumur pendek dan mempunyai nilai komersial tinggi resiko tinggi. Tanaman bawang merah merupakan tanaman hortikultura yang sudah sejak lama di dibudidayakan oleh petani secara intensif. Komoditas unggulan pertanian ini memberikan kontribusi yang cukup tinggi terhadap perkembangan ekonomi di suatu wilayah. Meskipun saat ini banyak petani bawang merah, namun dalam proses budidayanya masih ditemui berbagai kendala terutama dari segi teknis budidaya. Oleh sebab itu penggunaan benih bermutu,  varietas bawang merah yang mempunyai sifat-sifat unggul,  pengendalian hama penyakit terpadu yang ramah lingkungan dan  pengelolaan hara (pemupukan tepat waktu dan tepat jumlah

 Syarat Tumbuh

  1. Kesesuaian agroklimat
  2. Cahaya matahari minimum 70%,
  3. Suhu udara 25-320C,
  4. Kelembaban nisbi 50-70%.
  5. Struktur tanah remah, tekstur sedang sampai tinggi, drainase  dan aerasi yang   baik, mengandung bahan organik yang cukup, dan pH  tanah netral (5,6– 6,5)
  6. Jenis tanah: tanah Aluvial atau kombinasinya dengan tanah Glei-Humus atau Latosol Sumber air tersedia

Penentuan Waktu Tanam: Ditentukan berdasarkan datangnya musim hujan, ketersediaan air atau sesuai kebutuhan

Varietas yang dianjurkan : Bima Brebes, Super Philipin, Pikatan, Pancasona, Mentes

 Persiapan Lahan

Pada lahan bekas padi sawah atau bekas tebu Bedengan lebar 1,2 – 1,5 m, kedalaman parit 50– 60 cm dan lebar parit 40–50 cm. Bedengan mengikuti arah Timur-Barat. Tanah yang telah diolah dibiarkan sampai kering kemudian diolah lagi 2–3 kali sampai

Pada lahan tegalan atau Lahan kering Tanah dibajak atau dicangkul sedalam 30 cm, kemudian dibuat bedengan-bedengan dengan lebar 1-1,2 m, tinggi 40 cm, sedangkan panjangnya tergantung pada kondisi lahan

Lahan dengan pH kurang dari 5,6 diberi Dolomit minimal 2 minggu sebelum tanam dengan dosis 1–1,5 ton/ha/tahun (untuk dua musim tanam berikutnya) yang disebar pada permukaan tanah dan kemudian diaduk rata

Penanaman

Pemotongan ujung bibit hanya dilakukan apabila bibit bawang merah belum siap ditanam (pertumbuhan tunas dalam umbi 80%)

  1. Kebutuhan umbi bibit 1-1.2 ton/ha dengan ukuran umbi sedang (5-10 g)  dan berumur 2-3 bulan dari panen (ciri  tunas sudah sampai ke ujung umbi) Jarak tanam yang digunakan 20 cm x 15 cm
  2. Tanaman bawang merah membutuhkan air yang cukup banyak selama  pertumbuhan dan pembentukan umbi, terutama pada musim kemarau.
  3. Pada lahan bekas sawah, penyiraman dilakukan satu kali sehari pada pagi atau sore hari sejak tanam sampai umur menjelang panen.
  4. Pada musim hujan,penyiraman ditujukan untuk membilas daun tanaman dari tanah yang menempel. Periode kritis dari kekurangan air terjadi saat pembentukan umbi.
  5. Penyiangan dilakukan  2–3 kali selama satu musim tanam, terutama  pada umur 2 minggu setelah tanam
  6. Perbaikan pinggir bedengan dilakukan bersamaan dengan waktu penyiangan
  7.  

Pemupukan

Pada lahan bekas padi sawah atau bekas tebu

Pupuk dasar: 300 kg SP-36/ha 60 kg KCl/ha dan 500 kg NPK mutiara (16:16:16) disebar serta diaduk rata dengan tanah, 7 H sebelum T.

  • Pupuk susulan berupa 180 kg Urea/ha,  atau 400 kg ZA/ha dilakukan pada umur 10-15 HST dan pada umur 30-35 HST adalah 180 kg Urea/ha.
  1. Pada Lahan Tegalan/Lahan Kering
  • Pupuk dasar 1-3 hari sebelum tanam : pukan sapi/kuda (15-20 ton/ha) atau kotoran ayam (5-6 ton/ha) atau kompos (2,5-5 ton/ha) dan pupuk buatan SP-36 (250 kg/ha). 

Pemupukan susulan: Urea (150-200 kg/ha), ZA (300-500 kg/ha) dilakukan pada umur 10-15 HSTdan pada umur 1 BST masing-masing ½ dosis. Atau menggunakan pupuk majemuk NPK (16-16-16) 600 kg/ha yang diberikan seminggu sekali  dengan cara dicor disekitar tanaman

 Pengendalian Hama dan Penyakit Utama Bawang Merah

Ulat daun bawang (Spodoptera exigua)

Gejala serangan: pada daun yang terserang terlihat bercak putih transparan. Hal ini karena ulat menggerek daun dan masuk ke dalamnya sehingga merusak jaringan daun sebelah dalam sehingga kadang-kadang daun terkulai.

Cara pengendalian: rotasi tanaman, waktu tanam serempak, atau dengan pengendalian secara kimiawi yaitu menggunakan Curacron 50 EC, Diasinon 60 EC, atau Bayrusil 35 EC

Ulat Tanah (Agrotis ipsilon)

      Pengendalian dilakukan secara manual yakni dengan mengumpulkan ulat ulat pada sore/senja hari di antara pertanaman serta menjaga kebersihan areal pertanaman.

Trips (Trips tabaci Lind.)

Gejala serangan: terdapat bintik-bintik keputihan pada helai daun yang diserang, yang akhirnya daun menjadi kering. Serangan biasanya terjadi pada musim kemarau.

Cara pengendalian: mengatur waktu tanam yang tepat, atau secara kimiawi yakni dengan penyemprotan Curacron 50 EC, Diasinon 60 EC, atau Bayrusil 35 EC.

Penyakit bercak ungu atau trotol (Alternaria porri)

Gejala seranga: pada daun yang terserang (umumnya daun tua) terdapat bercak keputih-putihan dan agak mengendap, lama kelamaan berwarna ungu berbentuk oval, keabu-abuan dan bertepung hitam. Serangan umumnya terjadi pada musim hujan.

Cara pengendalian: rotasi tanaman, melakukan penyemprotan setelah hujan dengan air untuk mengurangi spora yang menempel pada daun. Pengendalian secara kimiawi dilakukan dengan penyemprotan fungisida, antara lain Antracol 70 WP, Ditane M-45, Deconil 75 WP, atau Difolatan 4F.

Panen

  • Sebagian besar (> 80%) daun tanaman telah rebah.
  • Jika dipegang, pangkal daun sudah lemas.
  • Daun (70-80%) berwarna kuning pucat.
  • Umbi sudah terbentuk dengan penuh dan kompak.
  • Sebagian umbi sudah terlihat di permukaan tanah.
  • Umbi berwarna merah tua/merah keunguan serta berbau khas.

 Prosesing Hasil Panen

  • Pengeringan: menjemur umbi di bawah sinar matahari 7-14 hari,
  • Pembalikan : setiap 2-3 hari saat susut bobot umbi mencapai 25-40% dengan kadar air 80-84%.
  • Bawang merah konsumsi dikemas dengan karung jala yanantara 50-100 kg. g berkapasitas
  • Penyimpanan bibit dilakukan dalam bentuk ikatan lalu digantungkan pada rak-rak bambu.
  • Suhu penyimpanan 30-33 °C, kelembaban nisbi 65-70%.

Penyusun : Dede Rohayana, Nasriati, dan Tri Kusnanto

Sumber : BPTP Lampung

Berapa ton hasil panen bawang merah per hektar?

Budidaya bawang merah biasanya sudah bisa dipanen setelah 55-70 hari sejak tanam. Produktivitas bawang merah dangat bervariasi tergantung dari kondisi lahan, iklim, cuaca dan varietas. Di Indonesia, produktivitas budidaya bawang merah berkisar 3-12 ton per hektar dengan rata-rata nasional 9,47 ton per hektar.

Apa syarat tumbuh tanaman bawang merah?

Tanaman bawang merah membutuhkan air yang cukup banyak selama pertumbuhan dan pembentukan umbi, terutama pada musim kemarau. Pada lahan bekas sawah, penyiraman dilakukan satu kali sehari pada pagi atau sore hari sejak tanam sampai umur menjelang panen.

Menanam bawang merah pada musim apa?

Bawang merah merupakan sayuran semusim dan berumur pendek, tumbuh di dataran rendah sampai tinggi dengan ketinggian optimum 0-450 m dpl. Tanaman bawang merah sangat rentan terhadap rendaman akibat air yang berlebih pada musim hujan, karena itulah petani menanam bawang merah hanya pada musim kemarau.

Kapan saat panen bawang merah?

7. Bawang merah dapat dipanen setelah berusia 3 bulan, beberapaciri fisik tanaman bawang merah yang siap dipanen(Musaddad & Sinaga 1995), adalah daun tanaman sudah agak kuning (>70%), pangkal daun tanaman sudah lemas/kempes, umbi bawang sudah muncul jelas dipermukaan dan berwarna merah, dan juga sebagian besar tanaman ...