Jika hasil penelitian ternyata tidak sesuai dengan hipotesis maka apa yg harus dilakukan jelaskan?

Ada banyak sekali komentar atau pertanyaan yang masuk kepada kami yang isinya menanyakan mengapa hipotesisnya ditolak.  Mereka mengaku bahwa sulit untuk mencari reasoning terhadap penolakan hipotesis tersebut. Sebagian besar pertanyaan yang senada dengan itu tidak kami muat karena terus terang, kami juga tidak tahu jawabannya.

Jika hasil penelitian ternyata tidak sesuai dengan hipotesis maka apa yg harus dilakukan jelaskan?
Gambar Ilustrasi Mengapa Hipotesis Saya Ditolak?

Jika kami tanyakan, apakah semua prosedur sudah dipenuhi dan dilaksanakan dengan baik, tentunya dijawab sudah. Tetapi apakah benar-benar sudah terpenuhi? Tentunya kami tidak punya waktu untuk menelaah satu persatu prosedur yang ada. Penanya tentunya juga sudah buru-buru mengejar date line untuk penulisan naskahnya.

Secara umum, jawaban kami untuk pertanyaan itu adalah 'apakah sudah yakin bahwa semua prosedur dilaksanakan dengan baik'. Bukannya tidak percaya, tetapi kami sendiri sangat tidak yakin dengan Skripsi atau tesis yang telah kami susun sendiri, apalagi dengan milik orang lain (joke). Apakah hasil penelitian harus menerima hipotesis? Tentu saja tidak. Meskipun sebenarnya agak berat, tetapi kami sampaikan secara sederhana bahwa penelitian adalah mencari kebenaran, bukan mencari sekedar korelasi atau pengaruh antara beberapa variabel. Lalu mengapa para pembimbing sering mempermasalahkan hasil penelitian yang ditolak? Tentu saja karena mereka juga tidak yakin dengan prosedur yang telah dijalankan si peneliti. 

Pertama, cobalah telaah kembali pemilihan judul atau topik penelitian. Biasanya yang bersangkutan menghindar dari ini, karena kalalu ketahuan ada kesalahan, maka harus merubah total. Tetapi jika memang permasalahannya ada di topik atau judul, mau apa lagi. Misalnya pengaruh variabel A terhadap B yang sudah didukung oleh ratusan teori atau jurnal penelitian. Lalu diambil dengan mengubah populasi saja atau periode penelitian. Lha...di sini saja sebenarnya sudah bisa terjadi bibit yang membuat hasil penelitian bisa tidak sesuai dengan teori yang ada.

Sebagai ilustrasi, kategori perusahaan yang berbeda juga bisa menentukan perilaku investor terhadap dana yang diinvestasikan. Periode penelitian juga bisa memberikan hasil yang berbeda. Periode masa krisis tentunya akan memberikan justifikasi investor yang berbeda dibandingkan ketika masa pertumbuhan. Ini kadang-kadang tidak dikaji secara mendalam oleh peneliti. Penentuan sampel juga sering menimbulkan bias. Metode random sampling kadang di mengerti secara salah sehingga memberikan sampel yang kurang tepat. 

Referensi atau rujukan yang digunakan juga harus kredibel. Jangan hanya menggunakan punya teman saya, atau dari kakak kelas yang terkenal pandai. Sebaiknya gunakan jurnal yang sudah diterbitkan oleh penerbit yang juga kredibel. Ini akan mengurangi adanya kesalahan dalam hasil penelitian Anda.

Untuk metode analisis, juga harus dilakukan sesuai prosedur yang ada. Kebanyakan sering menghilangkan satu atau dua syarat agar lebih cepat atau lebih mudah. Misalnya dalam menentukan indikator untuk membuat kuesioner hanya sekedar mengambil dari rujukan lain yang mungkin berbeda karakteristik respondennya. Kuesioner tentang motivasi kerja yang diberikan kepada seorang direktur, tentunya berbeda dengan yang diberikan kepada misalnya, operator. Juga tingkat pendidikan akan mempengaruhi repons responden terhadap kuesioner yang diberikan.

Coba simak ilustrasi berikut ini. Seorang peneliti meneliti, apakah masyarakat suka mengisi kuesioner atau tidak. Maka peneliti menyebar kuesioner kepada banyak orang lagi mengumpulkan hasilnya. Maka hasil yang diperoleh dapat dipastikan bahwa masyarakat sangat menyukai kuesioner. Mengapa? Karena yang tidak suka pasti tidak akan mau repot-repot mengisi kuesioner tersebut. 

Uraian di atas hanya sekedar contoh saja. Anda sendirilah yang semestinya tahu di mana permasalahan yang ada. Jika memang yakin bahwa semua prosedur dilakukan dengan benar, maka pertahankan hasil penolakan hipotesis tersebut. Cari hasil penelitian yang juga mendukung hasil Anda. Pernah ada yang menanyakan hal ini lalu kami tanyakan apakah semua prosedur sudah benar, dijawah sudah. Lalu kami sampaikan kalau begitu silahkan diajukan saja disertai rujukan yang sesuai. Dijawab tidak ada hasil penelitian yang sesuai dengan hasil penelitiannya. Kalau memang tidak ada sama sekali, tentunya hal yang luar biasa. Dari mana topik tersebut diambil sampai tidak ada rujukannya.

Ada kasus lain yang mengatakan bahwa sudah sesuai prosedur semua, tetapi pembimbingnya tidak yakin dengan hal itu. Maka kami sampaikan juga, kalau pembimbing yang mengikuti proses saja tidak yakin, apalagi kami yang sama sekali tidak tahu menahu proses penelitian tersebut.

Poin pentingnya adalah, selalu gunakan rujukan dalam menentukan topik yang ada. Ikuti prosedur yang ada. Jangan melanggar prosedur, lalu mencari-cari alasan bahwa yang dilakukan adalah tepat. O ya, ini semua untuk Strata 1 ya, kalau yang Strata lain, silahkan mencari rujukan yang lain.

Jika hasil penelitian ternyata tidak sesuai dengan hipotesis maka apa yg harus dilakukan jelaskan?

Apakah yang dilakukan jika hasil eksperimen tidak sesuai dengan hipotesis?

Berikut yang harus dilakukan jika hasil eksperimen tidak sesuai dengan hipotesis.


  1. Jangan ubah hipotesis.
  2. Jangan abaikan hasil eksperimen.
  3. Berikan alasan yang masuk akal mengapa tidak sesuai.
  4. Berikan cara-cara yang mungkin dilakukan selanjutnya untuk menemukan penyebab ketidaksesuaian.
  5. Bila cukup waktu lakukan eksperimen sekali lagi atau susun ulang eksperimen.

----------------#----------------

Jangan lupa komentar & sarannya

Email:

Kunjungi terus: masdayat.net OK! :)

Newer Posts Older Posts

yang harus dilakukan apabila hasil penelitian tidak sesuai dengan hipotesis yang diajukan adalah menolak hipotesis tadi dan tetap berpegang pada fakta penelitian yang ada.

Bagaimana ciri ciri hipotesis yang baik?

Dinukil dari eurekapenelitian.com, hipotesis yang baik adalah: Harus menyatakan hubungan antar variabel. Sesuai fakta. Berhubungan dengan ilmu dan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan.

Apakah semua penelitian harus menggunakan hipotesis jelaskan?

Walaupun hipotesis penting sebagai arah dan pedoman kerja dalam penelitian, tidak semua penelitian mutlak harus memiliki hipotesis. Penggunaan hipotesis dalam suatu penelitian didasarkan pada masalah atau tujuan penelitian. Dalam masalah atau tujuan penelitian tampak apakah penelitian menggunakan hipotesis atau tidak.

Cara untuk bersikap apabila hasil penelitian seorang peneliti tidak sesuai dengan hipotesis yang diajukan. Jawab: Tidak masalah, laporkan sesuai hasil yang didapatkan dari penelitian tersebut. Kemudian peneliti harus menjelaskan alasan mengapa hipotesis tersebut tidak sesuai.

Bagaimana hipotesis diterima dan ditolak?

1. Bila nilai signifikansi t < 0.05, maka H0 ditolak, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara satu variabel independen terhadap variabel dependen. 2. Apabila nilai signifikansi t > 0.05, maka H0 diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara satu variabel independen terhadap variabel dependen.

Apa yang perlu diperhatikan dalam pengujian hipotesis sehingga kita bisa memutuskan uji hipotesis apa yang harus digunakan?

Tahapan atau langkah-langkah dalam uji hipotesis adalah:

  • Menyatakan hipotesis nol dan hipotesis alternatif.
  • Mengumpulkan data sebagai dasar uji hipotesis.
  • Menentukan Significance Level (alpha)
  • Menentukan kriteria pengujian dan daerah penolakan.
  • Memilih uji statistik yang sesuai.
  • Menarik kesimpulan.

Mengapa uji hipotesis perlu dilakukan?

Sebuah uji hipotesis dapat membantu menilai semua kemungkinan yang ada. Untuk setiap sampel acak yang diberikan, arti yang muncul dari sampel acak ini hampir pasti tidak akan sama dengan populasi aslinya. Sebagai contoh, nilai rata-rata untuk seluruh populasi tidak akan mungkin persis 330,6.

Apa yang harus dilakukan jika hasil penelitian tidak sesuai?

yang harus dilakukan apabila hasil penelitian tidak sesuai denganhipotesis yang diajukan adalah menolak hipotesis tadi dan tetapberpegang pada fakta penelitian.1 .

Apakah hasil penelitian harus selalu sesuai dengan hipotesis?

Ya jawabannya tidak masalah. Penelitian dilakukan untuk menguji sebuah hipotesis yang telah disusun dan diajukan itu dapat terbukti atau tidak terbukti.

Apa alasan hipotesis ditolak?

Ada dua penyebab, pertama adalah memang data yang dikumpulkan tidak berhasil membuktikan hipotesis, dan kedua ada kesalahan dari si peneliti. Untuk kesalahan pertama, maka tidak ada jalan lain kecuali melaporkan hasil penelitian apa adanya, atau melakukan menambahan data.

Untuk membuktikan apakah hipotesis diterima atau ditolak maka kita perlu melakukan?

Melakukan eksperimen merupakan kegiatan percobaan yang dilakukan untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis. Melakukan analisis hasil merupakan proses di mana akan diketahui apakah hipotesis yang sudah dibuat memang benar atau tidak.

Apa yang perlu diperhatikan dalam pengujian hipotesis?

Berikut ini adalah langkah-langkah pengujian hipotesis:

  1. Menetapkan hipotesis. Hipotesis dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
  2. Menentukan kriteria pengujian. Pengujian secara statistik dibagi lagi menjadi dua, yaitu:
  3. Melakukan pengujian statistik.
  4. Menetapkan tingkat signifikansi dan titik kritis.
  5. Mengambil kesimpulan.

Hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam menguji hipotesis?

Prosedur uji hipotesis

  1. Tentukan parameter yang akan diuji.
  2. Tentukan Hipotesis nol (H0)
  3. Tentukan Hipotesis alternatif (H1)
  4. Tentukan (α)
  5. Pilih statistik yang tepat.
  6. Tentukan daerah penolakan.
  7. Hitung statistik uji.
  8. Putuskan apakah Hipotesis nol (H0) ditolak atau tidak.

Apakah dalam suatu penelitian harus selalu dilakukan pengujian hipotesis?

Dari hipotesis inilah perlu dilakukan penelitian untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis tersebut dengan menggunakan data yang sudah dikumpulkan. Tetapi, tidak semua penelitian harus memiliki hipotesis, karena hipotesis ada berdasarkan dari masalah yang ada atau tujuan dari penelitian itu.

Apa yang dimaksud dengan uji hipotesis?

Uji hipotesis adalah metode pengambilan keputusan yang didasarkan dari analisis data, baik dari percobaan yang terkontrol, maupun dari observasi (tidak terkontrol).

Kapan penelitian itu memerlukan hipotesis dan kapan tidak memerlukan hipotesis?

Hipotesis diperlukan jika penelitian mempersoalkan hubungan antarvariabel. Penelitian eksploratif (penelitian yang bersifat menjelajah) dan penelitian deskriptif (penelitian yang bersifat menggambarkan) tidak memerlukan hipotesis karena tujuannya tidak menguji hipotesis akan tetapi menjawab masalah penelitian.