Kerajaan Sikka terletak di pulau Flores, Kab. Sikka. Pada tahun 1600-an Portugis mendirikan kerajaan Sikka dan kerajaan Nita. The kingdom of Sikka was located on Flores. District of Sikka. The kingdoms of Sikka and Nita were founded by the portugese around 1600. Lokasi pulau Flores —————————Kerajaan-kerajaan di Flores abad ke-17/18, incl. Sikka Foto kerajaan Sikka * Foto foto kerajaan Sikka: link Foto kerajaan-kerajaan di P. Flores * Foto raja-raja yang ada sekarang di Flores: link * Foto pulau Flores dulu: link Garis kerajaan-kerajaan di P. Flores: link Video sejarah P. Flores dan NTT, 50.000 SM – sekarang: link KERAJAAN SIKKA 1 Tentang raja 1) Tentang Raja dan keturunan Raja terakhir: Raja P.C.X. da Silva: 1954 – 1958. Dona Marie-Cecile Bernadette Ximenes da Silva adalah cucu raja terakhir kerajaan Sikka, yaitu Moang Ratu Don Thomas Ximenes da Silva (1921-1952). Ayahnya adalah Hendrikus Thomas Ximenes da Silva. Dona Marie-Cecile Bernadette Ximenes da Silva 2) Sejarah kerajaan Sikka Masa awal (abad ke-13) dari kerajaan Sikka adalah saat sebuah kapal yang dinakhodai oleh Rae Raja (dari Siam) mengalami karam dan akhirnya menetap di pantai. Anak dari Rae Raja menikah dengan putri kepala lima kampung (penduduk lokal). Putri tersebut bernama Du’a Sikka. Nama inilah yang kemudian menjadi nama suku dan kerajaan Sikka. Pada era ini penduduk mulai berkembang dan pemukiman semakin besar. Aturan-aturan tentang pengelolaan lahan, perkawinan dan peribadatan mulai dibentuk. Pada masa pemerintahan Mo’ang Bata Jati Jawa (1470-1500), Sikka mulai berbentuk kerajaan dan mulai berdagang dengan Bugis. Para pedagang Bugis ini mencari rempah-rempah (lada, kayu kuning dan kayu manis). Mo’ang Bata Jawa juga berdagang dengan Melayu dan Cina. Pada era ini juga dicatat gempa bumi yang sangat besar. Pada masa pemerintahan cucunya, yaitu Mo’ang Baga Ngang (1550-1580) wilayah kerajaan Sikka menjadi semakin luas. Wilayah kerajaan sampai ke Flores Timur, berbatasan dengan Larantuka dan ke Flores Barat berbatasan dengan Manggarai. Raja kerajaan Larantuka, kerajaan Sikka, kerajaan Nita, kerajaan Kangae, kerajaan Wolowaru Pada tahun 1600-an Portugis mendirikan kerajaan Sikka di Natar Sikka dan kerajaan Nita di wilayah Hoak Hewe Nita. Dengan demikian sejak tahun 1600-an Nuhan Ular Tana Loran telah terbagi atas 3 wilayah kerajaan yakni kerajaan tradisional KangaE Aradae, dan 2 kerajaan koloni Portugis yakni kerajaan Sikka dan kerajaan Nita.Pada tahun 1859 Portugis dan Belanda mengakhiri persengketaan mereka atas tanah jajahan di wilayah Hindia Timur, melalui kesepakatan Lisabon. Portugis menyerahkan Hindia Timur kepada Belanda kecuali Tomor-Timur. Dengan itu Belanda mulai berusaha masuk ke Hindia Timur termasuk Sunda Kecil (Nusa Tenggara). Namun Belanda masih menghadapi perlawanan dari raja-raja setempat. Kerajaan Sikka dan Nita sebagai koloni Portugis, baru secara resmi diserahkan kepada Belanda pada 11 September 1885. Raja Andreas Jati da Silva dilantik menjadi Raja Sikka. Tahun 1917 Sikka menjadi Landschap, di putuskan pemerintah belanda dalam dokumen Korte Verklaring 06 Juni 1917 No.38. Dengan Radja (bestuurder): Don Josephus da Silva alias Non (sic) Meak. Seputar tahun 1925 Raja Nai Juje dari kerajaan KangaE dan Raja Don Yuan da Silva dari kerajaan Nita, sudah memasuki usia yang lanjut. Belanda ingin melakukan penghematan biaya, maka diambillah langkah kebijakkan, untuk melebur 3 kerajaan Sikka, Nita, dan KangaE menjadi satu kerajaan saja. Ratu Nai Juje dipensiunkan setelah memerintah kerajaan KangaE selama 23 tahun (1902-1925). Raja Don Yuan da Silva dipensiunkan setelah memerintah kerajaan Nita selama 16 tahun (1909-1925). Kini hanya ada satu kerajaan di wilayah Onderafdeling Maumere, dengan Rajanya Don Yosephus Thomas Ximenes da Silva, yang dilantik pada 14 Nopember 1925. Raja Don Josephus da Silva, Raja Sikka (Flores), meninggal 29 nop.1916 karena penyakit disentri. Nama lengkap raja ini Don Yosep Moang Mbako da Silva. Dia menggantian raja Andreas jati da silva. ——————————Regalia kerajaan Sikka yang disimpan di rumah keturunan raja di kelurahan Kota Uneng, Maumere. Foto Istimewa 3) Daftar raja 1200-1220: Rae Radża (legendaris), 1220-1250: Sugi Sao, 1250-1280: Lai Sao,
1280-1310: Moang Saru (moang ratu), 1340-1370: Moang Mada, 1370-1400: Moang Pedong, 1400-1430: Moang Herang, 1430-1450: Moang Mage, 1450-1470: Moang Bewat, 1470-1500: Bata Jawa 1500-1550: Igo, 1550-1580: Baga Ngang, 1580-1625: Lesu, 1625-1640: Pitang, 1640-1660: Dona Maria, 1660-1700: Samaoh, 1700-1740: Dona Inez, 1740-1775: Siku Kura, 1775-1830: Juan Niko da Silva, 1830-1860: Mbako I, 1870-1874: Thomas Mbo, 1874-1898: Andris Jati, 1879-1946: Protektorat belanda, 1898-1902: Josephus Mbako II, 1902-1903: Radża Diding (regent), 1903-1921: Nong Meak, 1921-1952: Thomas Ximenes da Silva (regent 1949-1950). Raja Sikka, Don Jozef Thomas Ximenes da Silva tahun 1945 4) Istana, Lepo Gete Lepo Gete ini menjadi istana kerajaan Sikka dan sekaligus pusat pemerintahan kerajaan Sikka dalam rentan waktu yang cukup lama terutama dalam masa penjajahan Portugis abad ke-16 dan Belanda abad ke-17. Dengan demikian Lepo Gete pernah menjadi pusat kontak budaya antara penduduk lokal Sikka pada umumnya dan orang asing. Lepo Gete, istana raja Sikka yang dibangun kembali oleh pemerintah Sikka di tahun 2000. Sumber: http://www.cendananews.com/2016/02/lepo-gete-istana-raja-sikka-merana-di.html
Garis kerajaan-kerajaan di Flores
Abad ke – 10: Kerajaan KangaE Abad ke – 14: Kerajaan Tana Ai Abad ke – 16: Dalu (kerajaan) Bajo Abad ke – 17: Kerajaan Ende Abad ke – 19: Kerajaan Nage Abad ke – 20 (1917): Kerajaan Keo
Klik di sini untuk peta kuno pulau Flores, 1493, 1653, abad ke-17, 1725, 1756, 1700-an. Flores, tahun 1653 5) Sumber kerajaan Sikka – Tentang raja Sikka: http://riaulingga.blogspot.co.id/2005/08/sikka-flores-ntt.html Sumber sejarah pulau Flores – Sejarah pulau Flores: http://pulau-flores.blogspot.com/2011/11/sejarah-pulau-flores.html |