GAYA MENGAJAR PENDIDIKAN JASMANI Gaya (style) mengajar sering juga disebut Strategi dalam pembelajaran. Ada berbagai macam bentuk strategi pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga, diantaranya yaitu: Strategi pembelajaran Komando, Strategi tugas individu/Latihan, Strategi Pembelajaran Resiprokal, Strategi Guided Discovery, Strategy Pembelajaran inkuiri. 1). Strategi Pembelajaran Komando Strategi pembelajaran komando adalah pendekatan mengajar yang paling bergantung pada guru. Tujuannya adalah penampilan yang cermat. Guru menyiapkan semua aspek pengajaran dan ia sepenuhnya bertanggung jawab dan berinisiatif terhadap pengajaran dan memantau kemajuan besar dari perkembangan peserta didiknya. Pada dasarnya strategi pembelajaran ini ditandai dengan penjelasan, demonstrasi, dan latihan. Lazimnya, strategi pembelajaran itu dimulai dengan penjelasan tentang teknik baku, dan kemudian peserta didik mencontoh dan melakukannya berulang kali. Evaluasi dilakukan berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan. Peserta didik dibimbing ke suatu tujuan yang sama bagi semuanya. Memang Strategi pembelajaran komando kebanyakan terbukti efektif karena ilmu yang diperoleh oleh peserta didik akan cepat diserap dan dapat dimengerti, inilah peran guru dibutuhkan sepuasnya. Guru menyiapkan semua aspek pengajaran yang mendukung dan yang efektif. Kebebasan peserta didik sangat terbatas hanya kepada mau atau tidaknya mengikuti atau mematuhi perintah guru. Jadi peserta didik sepenuhnya bergantung kepada gurunya tentang tugas gerak apa yang dikerjakan. Secara teoritis dapat dinyatakan peserta didik tidak mempunyai kebebasan untuk membuat keputusan sehubungan dengan proses belajarnya. Jadi dalam strategi komando, peserta didik hanya dijadikan sebagai objek dan, dan guru adalah subjeknya. Penerapan Strategi pembelajaran Komando :
Berikut ini akan dijabarkan langkah-langkah mengenai prosedur strategi komando;
Peran guru pada pembelajaran ini sangat dominan, yaitu sebagai pembuat keputusan pada semua tahap, karena pada tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi sepenuhnya dilakukan oleh guru, sedangkan peserta didik/peserta didik hanya berperan sebagai pelaku atau pun pelaksana saja yang sepenuhnya harus tunduk terhadap pengarahan, penjelasan, dan segala perintah dari guru. Esensi dari strategi pembelajaran komando adalah adanya hubungan yang langsung dan cepat antara stimulus guru dan respon murid. Stimulus berupa tanda/komando yang diberikan guru, akan mengawali setiap gerakan peserta didik/peserta didik dalam menampilkan gerakan sesuai dengan contoh dari guru. Strategi pembelajaran komando sangat sesuai untuk kegiatan pembelajaran stretching, kalestenik dan teknik dasar. Kelemahan dan Keunggulan Strategi pembelajaran komando 1. Kelemahan Strategi pembelajaran Komando Adalah :
2. Keunggulan strategi pembelajaran Komando adalah :
Sasaran strategi pembelajaran Komando;
2). Strategi Tugas Individu/Latihan Dalam strategi pembelajaran ini peserta didik diberikan waktu untuk melaksanakan tugas secara perorangan, sedangkan guru memberi umpan balik kepada semua peserta didik secara perorangan. Disini guru bertanggung jawab menentukan tujuan pengajaran, memilih aktivitas dan menetapkan tata urut kegiatan untuk mencapai tujuan pengajaran. Strategi pembelajaran individu juga dikenal dalam istilah strategi pembelajaran latihan. Hal ini sangat sesuai untuk pembelajaran dalam penguasaan teknik dasar. Didalam strategi pembelajaran tugas ini peserta didik ikut serta menentukan cepat lambatnya tempo belajar, maksudnya guru memberikan keleluasaan bagi setiap peserta didik untuk menentukan sendiri kecepatan belajar dan kemajuan belajarnya. Dalam strategi pembelajaran ini, guru tidak menghiraukan bagaimana kelas organisasi, atau apakah peserta didik melakukan tugas itu secara serempak atau tidak karena hal itu tidak begitu penting baginya. Tugas dapat disampaikan secara lisan atau tulisan. Peserta didik melakukan tugas sesuai dengan kemampuannya dan dia juga dapat dibantu oleh temannya, atau tugas itu dilaksanakan dalam sebuah kelompok kecil. Ciri - Ciri Strategi tugas individu
Penerapan Strategi tugas individu
Kelemahan dan Keunggulan Strategi tugas individu Kelemahan
Keunggulan
Dalam gaya latihan peserta didik diberikan waktu untuk melaksanakan tugas secara perorangan dan guru memberi umpan balik kepada semua peserta didik secara perorangan. Peranan Guru Penjas dalam Strategi tugas individu :
3). Strategi Belajar Kelompok Berpasangan (Resiprocal) Pada strategi pembelajaran resiprokal, kelas diorganisir dan dikondisikan dalam peran-peran tertentu (dibagi menjadi dua kelompok), ada peserta didik/peserta didik yang berperan sebagai pelaku, dan sebagai observer (pengamat) terhadap aktivitas yang dilakukan oleh kelompok pelaku, sedangkan guru sebagai fasilitator. Kelompok peserta didik yang bertindak sebagai observer mengamati tampilan/aktivitas yang dilakukan oleh temannya (pelaku) dfengan membawa lembar observasi (pengamatan) yang telah disusun oleh guru, selanjutnya observer tersebut mengevaluasi tampilan dari kawannya yang bertindak sebagai pelaku. Dalam hal ini evaluasi dilakukan oleh peserta didik/peserta didik sendiri secara bergantian. Melalui upaya mengevaluasi aktivitas temannya, diharapkan peserta didik juga mengetahui konsep pelaksanaan yang benar, karena setiap peserta didik akan berperan sebagai observer (pengamat), maka mereka akan berupaya untuk menguasai konsep geraknya yang benar. Tanggungjawab dan pemberian umpan balik diberikan kepada peserta didik. Untuk pelaksanaan strategi pembelajaran resiprokal, peserta didik terlebih dahulu harus mempelajari teknik dasar, dan strategi pembelajaran resiprokal ini dilaksanakan pada pembelajaran teknik lanjutan. Strategi pembelajaran resiprokal juga memberikan kesempatan kepada teman sebaya untuk memberikan umpan balik dan peranan ini memungkinkan:
Sasaran Strategi pembelajaran Resiprokal;
Keunggulan dan kerugian
4. Strategi Guided Discovery Penemuan adalah terjemahan dari discovery. Menurut Sund "discovery adalah proses mental di mana peserta didik mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip". Proses mental tersebut ialah mengamati, mencerna, mengerti, mengolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya (Roestiyah, 2001:20). Sedangkan menurut Jerome Bruner "penemuan adalah suatu proses, suatu jalan/cara dalam mendekati permasalahan bukannya suatu produk atau iten pengetahuan tertentu". Dengan demikian di dalam pandangan Bruner, belajar dengan penemuan adalah belajar untuk menemukan, dimana seorang peserta didik dihadapkan dengan suatu masalah atau situasi yang tampaknya ganjil sehingga peserta didik dapat mencari jalan pemecahan (Markaban, 2006:9). Model penemuan terbimbing menempatkan guru sebagai fasilitator. Guru membimbing peserta didik dimana ia diperlukan. Dalam model ini, peserta didik didorong untuk berpikir sendiri, menganalisis sendiri sehingga dapat "menemukan" prinsip umum berdasarkan bahan atau data yang telah disediakan guru (PPPG,2004:4). Metode pembelajaran penemuan adalah suatu metode pembelajaran dimana dalam proses belajar mengajar guru memperkenankan peserta didik-peserta didiknya menemukan sendiri informasi-informasi yang secara tradisional bisa diberitahukan atau diceramahkan. Model penemuan terbimbing atau terpimpin adalah model pembelajaran penemuan yang dalam pelaksanaanya dilakukan oleh peserta didik berdasarkan petunjuk-petunjuk guru. Petunjuk diberikan pada umumnya berbentuk pertanyaan membimbing (Ali, 2004:87). Metode pembelajaran ini merupakan suatu cara untuk menyampaikan ide/gagasan melalui proses menemukan. Fungsi pengajar disini bukan untuk menyelesaikan masalah bagi peserta didiknya, melainkan membuat peserta didik mampu menyelesaikan masalah itu sendiri. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model penemuan terbimbing adalah model pembelajaran yang di mana peserta didik berpikir sendiri sehingga dapat "menemukan" prinsip umum yang diinginkan dengan bimbingan dan petunjuk dari guru berupa pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan. Menurut Markaban (2006:11-15) Di dalam model penemuan ini, guru dapat menggunakan strategi penemuan yaitu secara induktif, deduktif atau keduanya. Dengan penjelasan di atas model penemuan yang dipandu oleh guru ini kemudian dikembangkan dalam suatu model pembelajaran yang sering disebut model pembelajaran dengan penemuan terbimbing. Pembelajaran model ini dapat diselenggarakan secara individu dan kelompok. Model ini sangat bermanfaat untuk mata pelajaran penjas sesuai dengan karakteristik penjas tersebut. Guru membimbing peserta didik jika diperlukan dan peserta didik didorong untuk berpikir sendiri sehingga dapat menemukan prinsip umum berdasarkan bahan yang disediakan oleh guru dan sampai seberapa jauh peserta didik dibimbing tergantung pada kemampuannya dan materi yang sedang dipelajari (Markaban, 2006:15). Perlu diingat bahwa model ini memerlukan waktu yang relatif banyak dalam pelaksanaannya, akan tetapi hasil belajar yang dicapai tentunya sebanding dengan waktu yang digunakan. Pengetahuan yang baru akan melekat lebih lama apabila peserta didik dilibatkan secara langsung dalam proses pemahaman dan 'mengkonstuksi' sendiri konsep atau pengetahuan tersebut (PPPG, 2004:5). Langkah-langkah Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing; Menurut Markaban (2006:16) agar pelaksanaan model pembelajaran penemuan terbimbing ini berjalan dengan efektif, beberapa langkah yang mesti ditempuh oleh guru penjas adalah sebagai berikut :
Memperhatikan langkah-langkah model pembelajaran penemuan terbimbing diatas dapat disampaikan kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya. Kelebihan sebagai berikut :
Sedangkan kekurangannya sebagai berikut :
5). Strategi Pembelajaran Inkuiri Strategi pembelajaran Inkuiri menekankan kepada proses mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran peserta didik dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing peserta didik untuk belajar. Strategi pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan peserta didik. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan. Ciri-ciri Strategi Pembelajaran Inkuiri
Dengan demikian, dalam strategi pembelajaran inkuiri peserta didik tak hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Manusia yang hanya menguasai pelajaran belum tentu dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara optimal. Sebaliknya, peserta didik akan dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya manakala ia bisa menguasai materi pelajaran. Strategi pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada peserta didik. Dikatakan demikian, sebab dalam strategi ini peserta didik memegang peran yang sangat dominan dalam proses pembelajaran. Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Inkuiri
Dari beragamnya model pembelajaran dalam pendidikan jasmani, tentunya antara model yang satu dengan lainnya saling memiliki karakteristik yang berbeda. Karakteristik dari model pembelajaran inkuiri adalah guru bukannya menunjukkan dan menceritakan pada peserta didik bagaimana untuk bergerak, tetapi guru menggunakan serangkaian pertanyaan untuk memunculkan keterikatan peserta didik pada domain psikomotor dan kognitif. Pada dasarnya, guru mengajukan sebuah pertanyaan yang memunculkan berbagai tipe pemikiran peserta didik, yang selanjutnya memunculkan jawaban berupa gerak yang diperlihatkan peserta didik. Tipe pertanyaan dapat bervariasi, disesuaikan dengan tingkat pemikiran dan jawaban gerak peserta didik. Pertanyaan-pertanyaan merupakan jantung dari model pembelajaran inkuiri. Dalam proses pembelajarannya guru membingkai masalah dan peserta didik memulai untuk berpikir dan bergerak, peserta didik diberi kebebasan untuk mengeksplorasi jawaban yang memungkinkan. Jadi dalam hal ini guru memberikan sejumlah pertanyaan untuk mendorong keingintahuan peserta didik yaitu pada bidang kognitif dan psikomotor. Secara esensial, guru mengajukan sebuah pertanyaan yang dapat menimbulkan beberapa jenis pemikiran dari peserta didiknya, yang pada akhirnya peserta didik dapat memberikan jawaban atas dasar pemikirannya sendiri. Jadi pada intinya, model pembelajaran inkuiri dalam pendidikan jasmani akan merangsang kognitif dan psikomotor peserta didik, karena peserta didik dituntut untuk berpikir sebelum menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, kemudian mengekspresikan jawaban baik secara verbal ataupun melalui beberapa gerakan. Tujuan digunakannya model pembelajaran inkuiri dalam pendidikan jasmani adalah untuk mengembangkan pemikiran peserta didik, memecahkan masalah dan memberi kebebasan pada peserta didik untuk bereksplorasi. (Metzler: 2000).
Referensi:
|