Ilustrasi pengaruh bentuk muka bumi Indonesia terhadap aktivitas penduduknya. Sumber: Unsplash Bentuk muka bumi didefinisikan sebagai segala kondisi geografis yang meliputi struktur tanah berbeda-beda di permukaan bumi. Adapun yang dimaksud bentuk muka bumi misalnya saja seperti bentuk pegunungan, perbukitan, lembah, pantai, dan lain sebagainya. Mengingat setiap wilayah memiliki kontur atau bentuk muka bumi yang berbeda-beda, maka hal tersebut juga akan memengaruhi aktivias penduduk di wilayah tersebut. Oleh karena itu, pada artikel berikut ini kita akan mengulas beberapa pengaruh bentuk muka bumi Indonesia terhadap aktivitas penduduknya. Wilayah Indonesia memiliki bentuk kontur tanah yang berbeda-beda, sebab kondisi geografis Indonesia juga terdiri dari berbagai bentuk muka bumi mulai dari lautan, pesisir, daratan rendah, bahkan pegunungan. Mengutip dari buku Arif Cerdas untuk Sekolah Dasar Kelas 5, Christiana Umi (2020: 22), perbedaan bentuk muka bumi di wilayah Indonesia menjadikan penduduknya memiliki aktivitas yang berbeda-beda khususnya dalam bidang pekerjaannya. Agar para pelajar dapat memahami pengaruh bentuk muka bumi Indonesia terhadap aktivitas penduduknya, maka ilustrasi bidang pekerjaan penduduk berdasarkan kawasan tempat tinggalnya berikut ini sebagaimana dikutip dari Buku Master SMP/MTs: Ringkasan Materi dan Kumpulan Rumus Lengkap, Puspa Swara dkk., (2005: 204): 1. Daratan rendah. Penduduk yang tinggal di daerah daratan rendah dikenal memiliki mobilitas tinggi karena lokasinya terbilang mudah untuk diakses sehingga banyak sekali aktivitas yang bisa dilakukan para penduduknya. Misalnya saja penduduk di daerah tanah yang subur dapat melakukan kegiatan bercocok tanam. Sedangkan bagi penduduk daratan rendah yang dekat dengan pantai, maka penduduknya bisa berprfesi sebagai nelayan. Selain itu pusat perkotaan dengan berbagai bidang ekonomi juga bisa dilakukan di kawasan ini. 2. Perbukitan atau Pegunungan. Umumnya penduduk di daerah perbukitan beraktivitas dalam pengelolaan lahan seperti bertani ataupun berkebun dengan teknik terasering. Penduduk perbukitan juga banyak menggeluti kegiatan beternak dan budidaya komoditas tertentu. 3. Daratan tinggi. Penduduk yang tinggal di daratan tinggi umumnya banyak beraktivitas dalam sektor agraris, atau banyak pula yang memanfaatkan keindahan alam dari kawasan tersebut sebagai aset pariwisata. Itulah beberapa pengaruh bentuk muka bumi Indonesia terhadap aktivitas penduduknya. Selain memengaruhi profesi atau bidang pekerjaan yang digeluti penduduk, bentuk muka bumi juga dapat memengaruhi pola pemukiman yang ada di suatu wilayah. Demikianlah ulasan singkat tentang pengaruh bentuk muka bumi. Semoga informasi tersebut dapat bermanfaat! (HAI)
A. Dataran Rendah Salah satu bentuk muka bumi adalah dataran rendah yang merupakan hamparan luas tanah, bagian dari permukaan bumi dengan letak ketinggian 0-200 m dpal. Di Indonesia, aktivitas penduduk di daerah dataran rendah yang dominan adalah permukiman dan pertanian. Di Pulau Jawa, lahan dataran rendah dimanfaatkan oleh penduduk untuk bercocok tanam padi sehingga Jawa menjadi pulau penghasil padi terbesar di Indonesia. Ada beberapa alasan terjadinya aktivitas pertanian dan permukiman di daerah dataran rendah, yaitu :
B. Bukit dan Perbukitan Bentuk lain dari muka bumi adalah Bukit yang merupakan bagian dari permukaan bumi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan daerah di sekelilingnya, dengan ketinggian kurang dari 600 m dpal. Bukit tidak tampak curam seperti gunung. Perbukitan berarti kumpulan dari sejumlah bukit pada suatu wilayah tertentu.Di daerah perbukitan, aktivitas permukiman penduduk tidak seperti di dataran rendah. Permukiman tersebar pada daerah-daerah tertentu atau membentuk kelompok-kelompok kecil. Penduduk biasanya memanfaatkan lahan datar yang luasnya terbatas di antara perbukitan. Permukiman umumnya dibangun di kaki-kaki perbukitan atau lembah perbukitan karena biasanya di tempat tersebut ditemukan mata air atau sungai sebagai sumber air untuk aktivitas penduduk. Di daerah perbukitan, pada umumnya aktivitas pertanian adalah pertanian lahan kering. Pertanian lahan kering merupakan pertanian yang dilakukan di wilayah yang pasokan airnya terbatas atau hanya mengandalkan air hujan. Istilah pertanian lahan kering sama dengan ladang atau huma yang dilakukan secara menetap maupun berpindah-pindah seperti di Kalimantan. Tanaman yang ditanam umumnya berupa umbi-umbian atau palawija dan tanaman tahunan (kayu dan buah-buahan). Pada bagian lereng yang masih landai dan lembah perbukitan, sebagian penduduk juga memanfaatkan lahannya untuk tanaman padi. Aktivitas ekonomi di daerah perbukitan biasanya sulit berkembang menjadi sebuah pusat perekonomian. Di daerah perbukitan, mobilitas manusia tidak semudah di daerah dataran sehingga pemusatan permukiman dan industri relatif terbatas. Meskipun demikian, daerah perbukitan dapat dikembangkan menjadi daerah pariwisata karena panorama alamnya yang indah dan suhu udaranya yang sejuk. Aktivitas pariwisata yang dapat dikembangkan di daerah ini antara lain wisata alam yang tujuannya menikmati pemandangan daerah perbukitan yang indah. Seperti halnya dataran rendah, daerah perbukitan memiliki potensi bencana alam. Potensi bencana alam yang dapat terjadi di daerah perbukitan adalah longsor. Agar terhindar dari bencana longsor dan dampak yang ditimbulkan pada saat dan setelah terjadi longsor, cara-cara berikut diharapkan dapat membantu.
C. Dataran Tinggi Dataran tinggi adalah salah satu bentuk muka bumi yang merupakan daerah datar yang tingginya lebih dari 400 meter dpal. Daerah ini memungkinkan mobilitas penduduk berlangsung lancar seperti di dataran rendah. Oleh sebab itu, beberapa dataran tinggi di Indonesia berkembang menjadi pusat ekonomi penduduk. Aktivitas penduduk di dataran tinggi pada bidang ekonomi, khususnya pertanian, dilakukan dengan memanfaatkan lahan-lahan dengan kemiringan lereng tertentu. Agar mudah menanam, penduduk menggunakan teknik sengkedan dengan memotong bagian lereng tertentu agar menjadi datar. Teknik ini kemudian juga bermanfaat mengurangi erosi (pengikisan oleh air).Aktivitas penduduk di dataran tinggi dalam bidang pertanian juga berkembang dengan baik. Di daerah ini, sebagian penduduk menanam padi dan beberapa jenis sayuran. Suhu yang tidak terlalu panas memungkinkan penduduk menanam beberapa jenis sayuran seperti tomat dan cabe. Sejumlah dataran tinggi juga menjadi daerah tujuan wisata. Udaranya yang sejuk dan pemandangan alamnya yang indah menjadi daya tarik wisatawan untuk datang ke daerah dataran tinggi. Beberapa dataran tinggi di Indonesia menjadi daerah tujuan wisata, misalnya Bandung dan Dieng. Potensi bencana alam di dataran tinggi biasanya adalah banjir. Karena bentuk muka buminya yang datar, dataran tinggi memiliki potensi menimbulkan genangan air. Tanda-tanda bencana banjir dan upaya menghindarinya telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. D. Gunung dan Pegunungan Gunung merupakan bagian dari permukaan bumi yang menjulang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah sekelilingnya. Biasanya bagian yang menjulang tersebut dalam bentuk puncak-puncak gunung dengan ketinggian 600 meter dpal atau lebih. Sedangkan pegunungan merupakan bagian dari daratan yang merupakan kawasan yang terdiri atas deretan gunung-gunung dengan ketinggian lebih dari 600 meter dpal. Gunung berapi adalah gunung yang memiliki lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi sebagai tempat keluarnya cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Ciri gunung berapi adalah adanya kawah atau rekahan. Sewaktu-waktu gunung berapi tersebut dapat meletus. Sebagian gunung yang ada di Indonesia merupakan gunung berapi yang aktif. Ciri gunung berapi yang aktif adalah terjadinya aktivitas kegunungapian seperti semburan gas, asap, dan lontaran material dari dalam gunung berapi. Di Indonesia, sebagian besar gunung berapi tersebar di sepanjang Pulau Sumatra, Jawa sampai Nusa Tenggara. Gunung berapi juga banyak ditemui di Pulau Sulawesi dan Maluku. Beberapa gunung berapi di Nusantara sangat terkenal di dunia karena letusannya yang sangat dahsyat, seperti gunung berapi Tambora dan Krakatau. Penduduk yang tinggal di gunung atau pegunungan memanfaatkan lahan yang terbatas untuk pertanian. Lahan-lahan dengan kemiringan yang cukup besar masih dimanfaatkan penduduk. Komoditas yang dibudidayakan di pegunungan biasanya adalah sayuran dan buah-buahan. Sebagian penduduk memanfaatkan lahan yang miring dengan menanam beberapa jenis kayu untuk dijual.Seperti halnya di daerah perbukitan, aktivitas permukiman sulit dilakukan secara luas. Hanya pada bagian tertentu saja yang relatif datar dimanfaatkan untuk permukiman. Permukiman dibangun di daerah yang dekat dengan sumber air, terutama di daerah lereng bawah atau di kaki gunung. Selain pertanian, aktivitas di daerah pegunungan yang berkembang adalah pariwisata. Pemandangan alam yang indah dan udaranya yang sejuk menjadi daya tarik wisata. Keragaman bentuk muka bumi ternyata diikuti pula oleh keragaman aktivitas penduduk dan komoditas yang dihasilkannya. Daerah pegunungan dan perbukitan biasanya menghasilkan produk-produk pertanian berupa buah-buahan, sayuran, dan palawija. Daerah ini memasok kebutuhan penduduk di daerah dataran yang umumnya merupakan pusat-pusat permukiman penduduk. Sebaliknya, daerah dataran menghasilkan banyak produk industri yang dikonsumsi oleh daerah-daerah lainnya. Mobilitas atau pergerakan penduduk dan barang terjadi di antara daerah-daerah tersebut karena perbedaan aktivitas penduduk dan komoditas yang dihasilkannya. Potensi bencana alam di daerah pegunungan yang harus kita waspadai adalah longsor dan letusan gunung berapi. Tanda-tanda longsor dan upaya-upaya untuk menghindarinya telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Setelah membaca artikel ini, diharapkan kita dapat mengerti bagaimana perbedaan-perbedaan aktivitas penduduk dengan berbagai bentuk permukaan bumi, seperti aktivitas penduduk di dataran rendah, aktivitas penduduk di daerah perbukitan, aktivitas penduduk di dataran tinggi dan aktivitas penduduk di daerah pegunungan.Untuk menambah lagi pengetahun kita tentang bentuk muka bumi daratan, silahkan pelajari artikel ini. Adapun bentuk muka bumi di dasar laut dapat dipelajari di artikel ini. catatan : dpal = di atas permukaan air laut |