Hasil pencampuran frekuensi antena dan frekuensi oscilator pada mixer yang bernilai 455 kHz disebut

You're Reading a Free Preview
Pages 10 to 14 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 21 to 29 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 39 to 40 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 47 to 88 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 95 to 99 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 103 to 109 are not shown in this preview.

SOAL:

  1. Jelaskan prinsip pemancaran dan penerimaan gelombang radio !
  2. Sebutkan macam-macam gelombang radio berdasarkan perambatannya !
  3. Sebutkan jenis-jenis radio penerima berdasarkan perubahan sinyal dan teknik modulasi yang digunakan !
  4. Perhatikan gambar skema radio langsung (straight radio) berikut. Gambar kembali dan lokalisir serta jelaskan fungsi tiap bagiannya !
  5. Jelaskan fungsi bagian-bagian blok berikut pada radio penerima superheterodyne: (a) RF Amplifier, (b) IF Amplifier, dan (c) AF Amplifier !
  6. Radio penerima FM mono membangkitkan frekuensi osilator sebesar 116 MHz. Tentukan besar frekuensi pemancar radio yang tengah diterima oleh radio penerima FM tersebut !
  7. Sebutkan perbedaan radio penerima FM mono dan FM Stereo !
  8. Gambarkan blok diagram radio penerima FM stereo !
  9. Komponen-komponen berikut terdapat pada radio penerima FM stereo “Tuner FM Stereo Anti Desis”. Sebutkan fungsi dari komponen-komponen berikut: (a) Tuner FM, (b) LED 1 dan LED 2, dan (c) IC2 LA33361.
  10. Jelaskan langkah pengujian yang harus dilakukan untuk mengetahui hasil pekerjaan pembuatan/perakitan radio penerima FM Stereo apakah sudah berfungsi dengan baik !

Gambar soal nomor 4.

Hasil pencampuran frekuensi antena dan frekuensi oscilator pada mixer yang bernilai 455 kHz disebut

JAWABAN :

  1. Prinsip pemancaran dan penerimaan gelombang radio: (a) Prinsip Pemancaran Gelombang Radio: Suara diubah menjadi gelombang listrik suara, dicampur dengan gelombang listrik pembawa kemudian dipancarkan dalam bentuk gelombang elektro magnetis lewat antena. (b) Gelombang elektro magnetis tersebut di tempat lain diterima oleh antena penerima, diubah menjadi gelombang listrik suara, dipilih gelombang yang diinginkan, dideteksi gelombang suaranya dan ditampilkan melalui speaker.
  2. Macam-macam gelombang radio berdasarkan perambatannya: Gelombang Tanah (Ground Wave), Gelombang Langit (Sky Wave), dan Space Wave (Line of Sight).
  3. Jenis-jenis radio penerima dilihat dari perubahan sinyal : Radio Langsung (straight radio) dan Radio Superheterodyne. Sedangkan jenis-jenis radio penerima dilihat dari teknik modulasinya: Radio AM (Amplitudo Modulation) dan Radio FM (Frequency Modulation).
  4.  Gambar skema radio langsung (straight radio) dan dilokalisir serta penjelaskan fungsi tiap bagiannya:

Hasil pencampuran frekuensi antena dan frekuensi oscilator pada mixer yang bernilai 455 kHz disebut

  • Antena : berfungsi menangkap gelombang elektromagnetik dari stasiun pemancar radio.
  • Rangkaian resonansi LC : berfungsi menepatkan frekuensi pemancar yang dipilih untuk diterima radio. Fr = 1 / 2π √LC.
  • Diode ZN414 (detector) : memisahkan sinyal informasi dari sinyal frekuensi tinggi (RF) dimana sinyal informasi diteruskan dan sinyal RF dibuang.
  • Penguat Audio (AF) dibangun dengan 4 buah diode dan transistor penguat BC 107 serta pengatur amplitude (volume) VR 10 kΩ, berfungsi menguatkan sinyal AF dari detector.
  • Audio out berupa earphone (head set) untuk megubah sinyal listrik AF menjadi sinyal audio yang dapat didengar.
  • Catu daya berupa battterai 9 VDC dengan filter elco 100 UF berfungsi member tegangan catu pada seluruh rangkaian.

5.   Fungsi bagian-bagian blok berikut pada radio penerima superheterodyne:

  • RF Amplifier : menguatkan sinyal frekuensi radio yang berasal dari stasiun pemancar yang telah dipilih (ditune) oleh rangkaian resonator.
  • IF Amplifier : menguatkan sinyal frekuensi antara (IF) sebesar 455 kHz yang merupakan keluaran mixer hasil pencampuran frekuensi RF dengan frekuensi osilator local, dimana FIF = FOSC – FRF.
  • AF Amplifier : menguatkan sinyal audio hasil kerja dari detector yang memisahkan sinyal informasi dari pembawanya.

6. Diketahui: FOSC = 116 MHz dan FIF FM = 10,7 MHz

Ditanyakan: FRF …?

Dijawab : FRF = FOSC –  FIF = 116 MHz – 10,7 MHz = 105,3 MHz

Jadi, frekuensi stasiun pemancar FM mono yang sedang diterima oleh radio penerima FM mono adalah 105,3 MHz.

7. Perbedaan radio penerima FM mono dengan FM stereo :

FM Mono

FM Stereo

  • Tidak terdapat decoder stereo
  • Amplifier dan loudspeaker 1 unit (mono amplifier)
  • Sinyal audio yang dideteksi oleh descriminator adalah sinyal audio (R+L)
  • Terdapat rangkaian decoder stereo untuk mendekodekan sinyal audio L dan R.
  • Amplifier yang digunakan adalah stereo sehingga diperlukan 2 loudspeaker L dan R.
  • Sinyal audio yang dideteksi adalah sinyal audio kanan dan kiri yang terpisah (L dan R)

8. Blok diagram radio penerima FM stereo:

Hasil pencampuran frekuensi antena dan frekuensi oscilator pada mixer yang bernilai 455 kHz disebut

9. Fungsi dari komponen-komponen berikut:

  • Tuner FM : terdiri dari antenna, penguat RF, oscillator local, dan mixer sehingga keluaran dari komponen tuner ini adalah sinyal IF FM sebesar 10,7 MHz yang akan difilter dengan CF dan diresonansikan akan tepat 10,7 MHz dengan trafo IF. Tuner fm berfungsi menerima sinyal dari stasiun pemancar dan serta menguatkannya dan mencampur dengan frekuensi osilator local sehingga dihasilkan keluaran berupa sinyal IF 10,7 MHz.
  • LED 1 dan LED 2. LED1 berfungsi sebagai indicator bahwa radio penerima FM tengah menerima sinyal dari suatu stasun pemancar. LED2 berfungsi sebagai indicator bahwa sinyal FM yang diterima dan diproses oleh radio penerima FM adalah sinyal stereo yang berasal dari stasiun pemancar FM stereo.
  • IC2 LA33361 merupakan rangkaian decoder stereo yang berfungsi untuk menghasilkan sinyal stereo pada radio penerima FM stereo. Untuk dapat menghasilkan suata stereo maka penerima FM harus menerima siaran stereo (signal stereo multiplex)  serta memiliki rangkaian decoder stereo yang dipasang setelah rangkaian detector FM (discriminator).

10. Langkah pengujian yang harus dilakukan untuk mengetahui hasil pekerjaan pembuatan/perakitan radio penerima FM Stereo apakah sudah berfungsi dengan baik:

  • Pastikan bahwa semua komponen dan kabel jumper telah terangkai dengan benar dan tidak terdapat jalur yang putus.
  • Hubungkan terminal antenna pada tuner dengan kabel sebagai antenna vertical agar mendapatkan hasil penerimaan stasiun pemancar dengan baik.
  • Hubungkan keluaran decoder stereo pada amplifier stereo secara benar dan berikan beban loudspeaker pada kedua keluara audio amplifier stereo tersebut.
  • Hubungkan ragkaian dengan sumber tegangan catu (adaptor) sesai dengan kebutuhan (12 VDC).
  • Cek kembali semua sambungan dan pastikan semua telah benar. Nyalakan catu daya dan perhatikan keluaran loudspeaker.
  • Putar tuner dan carilah sinyal pemancar yang dapat diterima oleh rangkaian yang ditandai dengan menyalanya LED1 meskipun masih lemah (nyala LED redup) pada saat ini loudspeaker mengeluarkan suara, minimal suara desis angin yang menunjukkan bahwa bagian tuner sampai dengan IF telah berfungsi.
  • Jika LED 1 sudah menyala yang berarti tuner telah menangkap sara satu pemancar selanjutnya atur dengan obeng rim trafo IF 10,7 MHz. Pengaturan ini dimaksudkan untuk menepatkan siaran pemancar dan ditandai dengan menyala semakin terangnya LED1. Hal ini berarti bahwa tuner telah menangkap siaran pemancar.
  • Untuk memastikan bahwa siaran yang diterima tuner berasal dari pemancar stereo maka perhatikan LED2 yang merupakan indicator sinyal stereo. Atur resistor variable dengan menggunakan obeng trim dan LED2 akan menyala terang serta sinyal suara pada loudspeaker akan semakin jelas memberikan efek stereo.

🙂