Gurun Sahara disebut suatu wilayah gurun berdasarkan kondisi

Gurun Sahara disebut suatu wilayah gurun berdasarkan kondisi

Rinda Putri Tsani | Sains

08 Aug, 2022 14:45 WIB

Fenomena turunnya salju di Gurun Sahara / Asiatoday

JAKARTA, kilat.com- Gurun Sahara adalah nama sebuah padang pasir terbesar di dunia. Nama "Sahara" diambil dari bahasa Arab yang berarti "padang pasir". Sahara terletak di utara Afrika dan berusia 2,5 juta tahun. Padang pasir ini membentang dari Samudra Atlantik ke Laut Merah. Dari Laut Tengah di utara sampai ke Sahel di sebelah selatan.

Perubahan iklim menciptakan berbagai dampak pada planet bumi. Salah satunya, fenomena langka di Gurun Sahara.

Turunnya salju di Gurun Sahara termasuk ke dalam fenomena langka. Bagaimana tidak, Gurun Sahara adalah suatu tempat yang berupa bukit pasir dengan suhu udara 136,4 derajat Fahrenheit atau 58 derajat celcius. Panas sekali bukan?

Namun bagaimana bisa salju turun di tempat sepanas itu?

Situs berita ED News melaporkan jika suhu di Gurun Sahara juga disebut tengah turun drastis. Bahkan pernah dilaporkan suhu di sana mencapai minus 3 derajat celcius.

Baca Juga :
Wow, Ternyata Teleskop Hubble NASA Dapat Bantu dalam Pahami Hari-hari Awal Alam Semesta

Fenomena turunnya salju di Gurun Sahara termasuk kejadian langka. Berdasarkan laporan, kejadian turunnya salju pernah terjadi di gurun ini pada tahun 1979, 2017, 2018 dan 2021.

Melansir Independent, Kamis (8/8/2022) hujan salju kali ini menyisakan suatu pola yang indah di bukit pasir Gurun Sahara setelah penurunan suhu tajam di bawah nol derajat.

Sementara itu, Juru Bicara Badan Meteorologi Inggris yang tidak disebutkan namanya menjelaskan bahwa turunnya salju di Gurun Sahara adalah kejadian yang tidak biasa. Namun, bukan hal yang tidak pernah didengar sebelumnya.

Menurutnya, saat ini cukup sulit untuk menentukan peran dari perubahan iklim dalam satu peristiwa cuaca, tetapi bidang keilmuan yang ada mungkin bisa menjelaskan fenomen tersebut.

Sebelumnya, Intergovernmental Panel on Climate Change PBB (IPCC), otoritas dunia untuk ilmu iklim pada 2018 juga mengatakan bahwa mengidentifikasi iklim yang ekstrem di wilayah gurun ini terhambat oleh kurangnya data dan studi ilmiah terkait fenomena salju turun di Gurun Sahara.

Baca Juga :
Keren! Ilmuwan Buat 3D Pertama dari Sistem Bintang Biner yang Mengorbit Planet

IPCC menuturkan kondisi yang terkadang lebih panas, lebih kering, dan pola cuaca yang tak menentu terkait dengan krisis iklim di Afrika membuat suhu dan kelembapan Gurun Sahara cenderung berubah-ubah.

Menurut catatan, salju di Gurun Sahara pernah terjadi beberapa kali. Fenomena turunnya salju di wilayah tersebut terjadi beberapa kali dalam 40 tahun terakhir. (nda)

tirto.id - Gurun Sahara merupakan kawasan padang pasir panas terluas kedua di Bumi setelah Gurun Antartika. Mengingat areanya yang begitu luas, letak Gurun Sahara mencakup hingga 10 negara di benua Afrika.

Gurun Sahara terkenal dengan keindahan alamnya. Wilayah ini sering dijadikan objek penelitian internasional, taman nasional, hingga tempat wisata unggulan.

Selain itu, keindahan alam di kawasan ini juga tidak luput dari perhatian indutri perfilman.Tidak sedikit film layar lebar terkenal yang menjadikan kawasan ini sebagai lokasi syuting, seperti Fata Morgana (1971), Desert Runners (2013), hingga Fast & Furious Spy Racers (2019).

Luas Gurun Sahara dan Kondisi Geografisnya

Gurun Sahara disebut suatu wilayah gurun berdasarkan kondisi

Mengutip dari Britannica, nama Gurun Sahara berasal dari istilah Arab aḥrā yang berarti “gurun.” Istilah ini di satu sisi juga merujuk pada kata sifat ashar (dalam bahasa Arab) yang memiliki arti “selayaknya gurun.” Kata tersebut memiliki konotasi terhadap warna kemerahan dari suatu dataran tanpa vegetasi.

Luas dari Gurun Sahara ditaksir mencapai 3,3 Juta mil persegi atau 9 juta kilometer persegi. Angka tersebut diperkirakaan setara dengan 1.103.000 kali dari luasnya lapangan sepak bola.

Sebanyak 25 persen dari permukaan Gurun Sahara ditutupi oleh lapisan pasir dan bukit pasir. Beberapa bukit pasir di Gurun Sahara bahkan memiliki tinggi hampir mencapai 500 kaki.

Secara geografis, Gurun Sahara terletak di benua Afrika. Bagian barat Gurun Sahara berbatasan dengan samudera Atlantik, sedangkan bagian timur berbatasan dengan Laut Merah.

Utara Gurun Sahara berbatasan dengan pegunungan Atlas dan laut Mediterania. Perbatasan di bagian selatan adalah sahel, yakni kawasan semi kering yang membentuk zona transisi antara Gurun Sahara dengan sabana lembab.

Livescience mencatat bahwa Sahara merupakan kawasan gurun yang memiliki iklim kering dan tidak ramah. Kawasan ini memiliki curah hujan yang rendah. Pada satu sisi, gurun ini memiliki dua pembagian iklim berdasarkan posisi geografisnya. Bagian utara beriklim subtropis kering dan bagian selatan beriklim tropis kering.

Situasi dengan curah hujan yang sedikit ini menjadikan kawasan Gurun Sahara memiliki ekosistem flora dan fauna endemiknya tersendiri.

Beberapa contoh fauna yang dapat ditemukan di Gurun Sahara di antaranya berbagai jenis mamalia (contoh: unta, hyena tutul, babon, keledai Liar naubia, dan landak gurun), reptil (contoh: kobra, kadal, bunglon dan buaya) dan lebih dari 300 spesies burung (contoh: burung unta, burung hantu, dan ayam mutiara).

Adapun beberapa flora endemik di sekitar Gurun Sahara seperti berbagai spesies zaitun dan kurma.

Meskipun keberadaan air terbilang langka, Gurun Sahara memiliki dua sungai permanen. Kedua sungai tersebut adalah Sungai Nil dan Sungai Niger. Selain itu, juga terdapat sebanyak 20 danau musiman dan akuifer besar yang dapat menjadi sumber air utama untuk lebih dari 90 oasis di seluruh wilayah gurun.

10 Negara Tempat Letaknya Gurun Sahara

Kawasan padang pasir ini membentang luas dari ujung timur hingga ujung barat benua Afrika. Saking luasnya, gurun Sahara membentang luas di atas sepuluh negara di benua Afrika. berikut 10 negara tempat letaknya gurun Sahara yang dikutip dari Livescience:

  1. Aljazair.
  2. Chad.
  3. Mesir.
  4. Libya.
  5. Mali.
  6. Mauritania.
  7. Maroko.
  8. Niger.
  9. Sudan.
  10. Tunisia.

Baca juga:

  • Fenomena Langka Salju di Gurun Sahara Capai Ketebalan Hingga 40 Cm
  • Sejarah Peradaban Lembah Sungai Nil dan Peninggalannya
  • Ciri-ciri Bioma Tundra, Taiga, Sabana, Stepa, Gurun, dan Hutan

Baca juga artikel terkait GURUN SAHARA atau tulisan menarik lainnya Risky Wahyudi
(tirto.id - rsk/ynd)


Penulis: Risky Wahyudi
Editor: Yonada Nancy
Kontributor: Risky Wahyudi

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

KOMPAS.com - Sahara adalah gurun pasir terluas di dunia dan gurun terbesar ketiga setelah Antartika dan Arktik, yang keduanya merupakan gurun dingin. 

Sahara, dengan luas 9,4 juta km persegi, termasuk salah satu lingkungan paling ekstrem di Bumi.

Ukuran Sahara yang sangat luas ini mencakup hampir sepertiga dari benua Afrika, seukuran dengan Amerika Serikat, termasuk wilayah Alaska dan Hawaii. 

Dilansir dari Live Science, berikut adalah fakta-fakta Gurun Sahara, gurun pasir terluas di dunia.

Letak geografis

Sahara berbatasan dengan Samudra Atlantik di barat, Laut Merah di timur, Laut Mediterania di utara, dan Sahel Savannah di selatan. 

Baca juga: Fenomena Salju di Gurun Sahara, Ahli Jelaskan Penyebabnya

Gurun besar ini membentang di 11 negara, dimulai dari Aljazair, Chad, Mesir, Libya, Mali, Mauritania, Maroko, Niger, Sahara Barat, Sudan, hingga Tunisia.

Gurun Sahara memiliki berbagai fitur daratan, tetapi yang paling terkenal adalah padang pasir. 

Bukit pasir Sahara bisa mencapai hampir 183 meter, tetapi ini hanya menutupi sekitar 15 persen dari seluruh gurun. 

Fitur topografi selain bukit pasir adalah pegunungan, dataran tinggi, dataran berpasir dan kerikil, dataran garam, dan cekungan. 

Meskipun air langka di seluruh wilayahnya a, Sahara memiliki dua sungai permanen, yakni Nil dan Niger, serta setidaknya 20 danau musiman dan akuifer besar, yang merupakan sumber utama air di lebih dari 90 oasis gurun utama.

Baca juga: Satu Dekade Jadi Teka-teki, Ahli Ungkap Misteri Potongan Kaca Berserak di Gurun Atacama

Terlepas dari kondisi gurun yang ekstrem dan gersang, beberapa tanaman dan hewan menjadikan wilayah Sahara sebagai habitat mereka. 

Ada sekitar 500 spesies tumbuhan, 70 spesies mamalia, 90 spesies burung, dan 100 spesies reptil yang hidup di Sahara.

Beberapa spesies laba-laba, kalajengking, dan artropoda kecil lainnya juga ditemukan hidup di Sahara.

Unta adalah salah satu hewan paling ikonik di Sahara. Mamalia besar ini berasal dari Amerika Utara hingga akhirnya berhasil melintasi Tanah Genting Bering antara 3 dan 5 juta tahun yang lalu. 

Unta didomestikasi sekitar 3.000 tahun yang lalu di Semenanjung Arab Tenggara dan dimanfaatkan untuk transportasi di padang pasir.

Baca juga: Mengenal Ular Viper Bertanduk, Ular Berbisa dari Gurun

Unta, yang juga dikenal sebagai "kapal gurun", dapat beradaptasi dengan baik untuk lingkungan yang panas dan gersang.

Punuk di punggung unta menyimpan lemak yang dapat digunakan sebagai cadangan energi dan hidrasi di antara waktu makan. 

Unta menyimpan energi dengan sangat efisien sehingga mereka dapat bertahan lebih dari seminggu tanpa air dan beberapa bulan tanpa makanan.

Selain unta, penghuni Gurun Sahara lainnya adalah berbagai rusa, addax (sejenis antelop), cheetah, caracal, rubah gurun, dan anjing liar.

Beberapa spesies reptil juga berkembang biak di lingkungan gurun, termasuk beberapa spesies ular, kadal, dan buaya di tempat-tempat yang memiliki cukup air.

Baca juga: Lembah Gurun di Perbatasan Arizona dan Meksiko Ini Rumah bagi 500 Spesies Lebah

Sementara itu, spesies tanaman di Sahara telah beradaptasi dengan kondisi kering, dengan akar yang mencapai jauh di bawah tanah untuk menemukan sumber air yang terkubur dan daun yang berduri yang meminimalkan hilangnya kelembaban. 

Bagian gurun yang paling gersang tidak memiliki kehidupan tanaman, tetapi daerah oasis, seperti Lembah Nil, ditumbuhi berbagai macam tanaman, termasuk pohon zaitun, pohon kurma, dan berbagai semak belukar serta rerumputan.

Iklim Gurun Sahara

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science Advances pada tahun 2019, Sahara berganti dari gurun yang kering dan tidak ramah dan oasis hijau subur setiap 20.000 tahun.

Peneliti menemukan bahwa siklus antara Sahara kering dan hijau berhubungan dengan sedikit perubahan pada kemiringan sumbu Bumi, yang juga mendorong aktivitas monsun.

Ketika sumbu Bumi memiringkan Belahan Bumi Utara hanya satu derajat lebih dekat ke matahari, Sahara mendapatkan lebih banyak sinar matahari, yang meningkatkan hujan monsun sehingga mendukung lanskap hijau subur di Sahara.

Baca juga: Fosil Dinosaurus Era Jurassic Ditemukan di Gurun Atacama, Dijuluki Si Naga Terbang

Para arkeolog juga menemukan lukisan gua dan batu prasejarah dan sisa-sisa arkeologi lainnya yang menjelaskan gambaran kehidupan di Sahara yang dulunya hijau. 

Potongan tembikar menunjukkan bahwa sekitar 7.000 tahun yang lalu, penggembala kuno memelihara ternak dan memanen tanaman di tempat yang sekarang menjadi gurun yang gersang.

Meski demikian, selama 2.000 tahun terakhir, iklim Gurun Sahara tercatat cukup stabil. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.