Dini akan membuat mozaik bahan yang dipilih dini adalah

26 b. Pelaksanaan kerja sebagai berikut: membuat rencana gambar di atas bidang dasaran, menempelkan teserae di atas rencana gambar sampai menutup dengan rapat keseluruhan rencana gambar, dan penyelesaian yaitu dengan merapikan bagian-bagian hasil mozaik. Khusus untuk mozaik biji-bijian dan bahan alam penyelesaiannya dengan di cat atau diwarna. Dari pendapat di atas yang telah diuraikan untuk mendapatkan hasil mozaik yang baik dan berkualitas harus memperhatikan langkah-langkah pembuatannya seperti mempersiapkan media yang akan digunakan meliputi dasaran, benda yang akan dihias serta teserae, pemilihan warna juga harus dipertimbangkan, gunakan metode demonstrasi untuk mengajarkan kepada anak agar anak lebih jelas, jika mozaik menggunakan biji-bijian, apabila sudah selesai bisa dicat atau diwarnai. Penelitian ini akan menggunakan langkah-langkah yang didapatkan dari hasil penggabungan dari pendapat Sumanto 2005 dan Affandi 2006.

5. Bahan dan Peralatan Mozaik

Bahan dan peralatan merupakan hal utama yang sangat dibutuhkan untuk membuat mozaik. Ada bermacam-macam bahan serta peralatan yang bisa digunakan untuk membuat mozaik. Menurut Sumanto 2005: 88, bahan dan peralatan yang dibutuhkan untuk membuat mozaik adalah sebagai berikut: a. Bahan untuk berkreasi mozaik dapat memanfaatkan bahan alam dan bahan buatan. Bahan alam jenisnya yaitu biji-bijian kering misalnya kacang hijau, kulit kacang, padi, jagung dan lainnya. Sedangkan bahan buatan dapat berupa aneka kertas berwarna, monte, manik-manik, dan lainnya. Untuk jenis bahan buatanalam yang masih berupa lembaran pada waktu akan ditempelkan 27 dipotong atau disobek menjadi ukuran kecil-kecil. Bentuknya sobekan atau potongan bisa beraturan atau bebas sesuai kreasi yang dibuat. Misalnya bangun bujur sangkar, segitiga, lingkaran, persegi empat dan sebagainnya. b. Bidang dasaran antara lain seperti kertas, karton, gambar, benda fungsional atau benda bekas yang akan dihias. Ini semua tentunya harus disesuaikan dengan jenis bahan yang dipilih. Soemarjadi 1992: 209, memaparkan bahan-bahan yang dapat digunakan untuk membuat mozaik sangatlah banyak. Pada dasarnya hampir semua bahan dapat dipakai, asalkan bahan tersebut dapat dipotong-potongan menjadi lempengan-lempengan, kubus-kubus atau potongan-potongan kecil. Dari kondisi fisik bahan dapat dibedakan menjadi dua yaitu: a bahan yang lentur dan lunak, b bahan yang kaku dan keras. Bahan yang lentur dan lunak terdiri dari: kertas, plastik, vinil, biji-bijian, daun-daunan, dan kulit tumbuhan. Sedangkan bahan- bahan yang kaku dan keras terdiri dari: batu, kaca, logam, keramik, kayu, batu dan tempurung batok kelapa. Berdasarkan pemaparan beberapa pendapat diatas dapat dirangkum bahwa bahan dan peralatan merupakan bagian yang sangat penting untuk membuat mozaik. Ada banyak bahan yang bisa digunakan untuk membuat mozaik bahkan semua bahan dapat digunakan untuk membuat mozaik dengan syarat bisa dipoting menjadi lempengan-lempengan kecil. Bahan untuk membuat mozaik bisa dari bahan alam biji-bijian, daun kering, pelepah pisang, ampas kelapa dan bahan buatan kertas, monte, manic-manik, kain perca. Secara fisik bahan untuk membuat mozaik dapat dibagi menjadi dua yaitu bahan lentur biji-bijian, kertas, 28 daun kering, ampas kelapa dan bahan keras kaca, logam, kayu, batu, tempurung kelapa.

C. Penelitian yang Relevan

21 Definisi mozaik dapat diuraikan pengertiannya, yaitu pembuatan karya seni rupa dua atau tiga dimensi yang menggunakan material atau bahan dari kepingan-kepingan yang sengaja dibuat dengan cara dipotong-potong atau sudah berbentuk potongan kemudian disusun dengan ditempelkan pada bidang datar dengan cara dilem. Kepingan benda-benda tersebut antara lain kepingan pecahan keramik, potongan kaca, potongan kertas, potongan daun, dan potongan kayu namun dalam sebuah tema gambar menggunakan satu jenis material yang kemudian disusun sesuai dengan pola yang diinginkan dengan cara ditempel. Susunan atau potongan harus sesuai dengan bentuk tema yang diinginkan. Untuk membuat garis kontur yang membatasi ruangan bidang tidak menggunakan pewarna dioleskan, tetapi menggunakan tempelan-tempelan yang berbeda warna. Pendapat tokoh-tokoh tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian mozaik adalah sebuah karya seni rupa yang terbuat dari elemen-elemen atau potongan-potongan yang dapat berupa kepingan pecahan keramik, potongan kaca, potongan kertas, potongan daun, potongan kayu yang tersusun sedemikian rupa sehingga membentuk gambar atau desain. Membuat mozaik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah membuat hasil karya seni rupa 2 dimensi dengan menggunakan potongan-potongan kertas dan biji-bijian untuk mengisi pola gambar yang sudah disiapkan oleh guru sesuai dengan tema kegiatan pembelajaran. Kegiatan ini untuk mengembangkan motorik halus anak sehingga yang dinilai adalah proses disaat anak melakukan kegiatan. 22

2. Bahan dan Peralatan Membuat Mozaik

Bahan dan peralatan membuat mozaik Sumanto, 2005: 88-89 sebagai berikut: a. Bahan Bahan untuk berkreasi mozaik dapat memanfaatkan bahan alam dan bahan buatan. Bahan alam jenisnya dapat menggunakan biji-bijian kering misalnya kacang hijau, kulit kacang, padi, jagung dan lainnya sedangkan untuk bahan buatan jenisnya dapat menggunakan aneka kertas berwarna, monte, manik-manik, dan lainnya. Jenis bahan buatanalam yang masih berupa lembaran pada waktu akan ditempelkan dipotong atau disobek menjadi ukuran kecil-kecil. Bentuk potongannya bisa beraturan atau bebas sesuai kreasi yang dibuat. Misalnya berbagai macam bentuk bangun, antara lain dapat berupa bangun bujur sangkar, segitiga, lingkaran, empat persegi dan sebagainya. Bidang dasarannya antara lain karton, kertas gambar, benda fungsional atau benda bekas yang akan dihias. Semuanya tentu disesuaikan dengan jenis bahan yang akan dipilih. b. Peralatan Peralatan kerja yang digunakan yaitu: gunting atau alat pemotong lainnya. Bahan pembantu yaitu lemperekat untuk bahan kertas atau jenis bahan yang lainnya. Misalnya lem glukol, takcol, dan castol. Bahan dan peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pola gambar yang sudah disiapkan oleh guru, lem, gunting, pensil, lepek, potongan- potongan kertas dan biji-bijian seperti biji jagung, kedelai, kacang hijau, dan kwaci. 23

3. Langkah Kerja Membuat Mozaik

Langkah-langkah kerja membuat mozaik Sumanto, 2005: 89 sebagai berikut: a. Persiapkan bahan, alat, bahan pembantu dan bidang dasaran atau benda yang akan dihias. b. Pelaksanaan kerja yang meliputi: 1 membuat rencana gambar di atas bidang dasaran, 2 menempelkan teserae di atas rencana gambar sampai menutup dengan rapat keseluruhan rencana gambar, dan 3 penyelesaian yaitu dengan merapikan bagian-bagian hasil mozaik. Khusus untuk mozaik biji-bijian dan bahan alam penyelesaiannya dengan dicat atau diwarna. Langkah kerja dalam membuat mozaik dalam penelitian ini sebagai berikut: a. Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk membuat mozaik meliputi gunting, pensil, pola gambar, lepek, potongan-potongan kertas dan biji-bijian dan lem. b. Pelaksanaan kerja yang meliputi: 1 membuat pola gambar di atas lembaran kertas, 2 memberi lem pada pola gambar dan menempelkan potongan- potongan kertas atau biji-bijian di atas pola gambar sampai menutup dengan rapat keseluruhan pola gambar tersebut, dan 3 menyelesaikannya dengan merapikan bagian-bagian hasil mozaik yang sudah ditempel pada pola gambar. 24

4. Cara Mengajarkan Kegiatan Mozaik pada Anak

Cara mengajarkan kegiatan mozaik pada anak Sumanto, 2005: 90-91 sebagai berikut: a. Guru menyiapkan kertas gambarkarton sesuai ukuran yang diinginkan, menyiapkan bahan yang akan ditempelkan, lem dan peralatan lain. b. Bahan membuat mozaik disesuaikan dengan kondisi setempat. Misalnya di lingkungan desa gunakan bahan alam yang mudah ditempel dan di lingkungan kota gunakan bahan buatan seperti kertas berwarna atau lainnya sehingga lebih mudah didapatkan. c. Guru diharapkan memandu langkah kerja membuat mozaik mulai dari merencanakan gambar, menyiapkan bahan yang akan ditempel, memberi lem pada rencana gambar, dan cara menempelkan bahan yang dipersiapkan sampai menutup rapat. d. Guru diharapkan juga mengingatkan agar anak dalam bekerja dilakukan dengan tertib dan setelah selesai merapikanmembersihkan tempat belajarnya. Cara mengajarkan kegiatan mozaik pada anak dalam penelitian ini sebagai berikut: a. Guru menyiapkan kertas yang sudah diisi pola gambar, lem, lepek, potongan- potongan kertas, biji-bijian seperti biji jagung, kedelai, kacang hijau, dan kwaci serta hasil karya mozaik yang sudah jadi. b. Guru mengenalkan pola gambar pada anak dan bahan-bahan yang digunakan untuk membuat mozaik. c. Guru mendemonstrasikan cara membuat mozaik antara lain dengan cara 25 memberi lem pada pola gambar secukupnya, menempelkan media potongan- potongan kertas atau biji-bijian sampai menutup rapat pola gambar, serta merapikan bagian-bagian mozaik yang sudah ditempel pada pola gambar. d. Guru mengingatkan anak agar dalam kegiatan mozaik dilakukan dengan tertib, setelah selesai membuat mozaik kemudian anak-anak diminta untuk merapikanmembersihkan tempat belajarnya masing-masing.

C. Perkembangan Anak TK B

1. Pengertian Anak Usia 5-6 Tahun

Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang mengalami suatu proses perkembangan dan pertumbuhan yang pesat. Anak memiliki karakteristik tertentu yang khas dan akan berkembang menjadi manusia seutuhnya. Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Sofia Hartati 2005: 7 bahwa seluruh potensi yang dimiliki anak harus dikembangkan, meskipun pada umumnya anak memiliki perkembangan pola yang sama namun ritme perkembangan antar individu akan berbeda karena anak bersifat individual. Anak usia 5-6 tahun merupakan bagian dari anak usia dini. NAEYC National Assosiation Education for Young Children juga mengemukakan bahwa anak usia dini adalah sekelompok individu yang berada pada rentang usia antara 0-8 tahun Sofia Hartati, 2005: 7. Pada usia ini, anak termasuk dalam usia prasekolah pada jalur pendidikan formal. Dalam pendidikan jalur formal mencakup Taman Kanak-kanak TK dan Raudhatul Athfal RA dengan rentang usia 4-6 tahun. Usia prasekolah merupakan masa emas golden age. Mulyasa 2012: 34 menambahkan bahwa golden age merupakan masa dimana seluruh aspek perkembangan anak berkembang dengan pesatnya dimana 26 terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis anak sehingga siap merespon stimulasi yang datang dari lingkungannya. Harun Rasyid 2009: 47 mengatakan bahwa aspek perkembangan tersebut, meliputi perkembangan sensori dan persepsi, fisik motorik, sosial emosional, kognitif dan bahasa. Sementara itu, Piaget Slamet Suyanto, 2005: 4 menyatakan bahwa perkembangan kognitif anak usia 5-6 tahun sedang beralih dari fase pra-operasional ke fase konkret operasional. Anak akan belajar melalui benda-benda konkret untuk membangun pengetahuan-pengetahuan yang baru dipelajarinya. Selain itu, Slamet Suyanto 2005: 4 menambahkan bahwa cara berpikir anak TK juga bersifat transduktif, yaitu menghubungkan benda-benda yang baru dipelajari berdasarkan pengalamannya berinteraksi dengan benda-benda sebelumnya. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian anak usia 5-6 tahun adalah anak usia dini yang berada pada masa emas golden age dimana seluruh aspek perkembangan anak berkembang dengan pesat dan pada masa ini pula aspek kognitif anak sedang beralih dari fase pra- operasional ke fase konkret operasional. Perkembangan anak usia dini khususnya dalam hal ini anak usia 5-6 tahun membutuhkan rangsangan atau stimulus untuk memaksimalkan potensi yang ada pada diri anak. Hal ini disebabkan karena pada periode ini hampir seluruh potensi anak mengalami masa peka untuk tumbuh dan berkembang sehingga anak dapat mencapai potensi sesuai tahap perkembanganya melalui rangsangan tersebut.