Cara Membuat Oshibana 0 ratings0% found this document useful (0 votes) 313 views2 pagesDocument Informationclick to expand document information
yes Copyright© © All Rights Reserved Available FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from Scribd Share this documentShare or Embed DocumentSharing Options
Did you find this document useful?0%0% found this document useful, Mark this document as useful 0%0% found this document not useful, Mark this document as not useful Is this content inappropriate?Download now SaveSave Cara Membuat Oshibana For Later 0 ratings0% found this document useful (0 votes) Cara Membuat Oshibana Uploaded bytina
yes SaveSave Cara Membuat Oshibana For Later 0%0% found this document useful, Mark this document as useful 0%0% found this document not useful, Mark this document as not useful EmbedShare PrintDownload now Jump to Page You are on page 1of 2Search inside document You're Reading a Free Preview Reward Your CuriosityEverything you want to read. Anytime. Anywhere. Any device. No Commitment. Cancel anytime. Share this documentShare or Embed DocumentSharing Options
Dari penjelasan Afifah, aku baru mengetahui apa yang disebut Oshibana. Selama ini aku hanya tahu oshibana sebagai pekerjaan seni yang melelahkan, karena menyusun bunga-bunga kering yang ukurannya bisa sangat kecil dan halus. Aku juga sudah tahu bahwa oshibana berasal dari Jepang. Namun, secara deskriptif, Afifah menyebutkan bahwa oshibana merupakan seni merangkai bunga pres. Disebut “bunga pres” karena dalam proses pembuatannya dilakukan pengepresan untuk menghilangkan kadar air pada bunga-bunga. Tujuan menghilangkan kadar air ini adalah untuk membuat bunga tersebut kering sempurna sehingga dapat bertahan lama (tidak membusuk). Selain oshibana, Afifah juga menyebut kata “herbarium”. Aku ingat, saat Afifah residensi di Lombok, ia dan teman-teman Pasirputih membuat proyek seni, salah satunya herbarium (lihat: ). Menurut Afifah, oshibana dan herbarium adalah dua hal yang sama, terutama dalam hal pembuatannya. Secara proses, keduanya menggunakan teknik pengepresan, kemudian ditempel pada kertas. Perbedaannya hanya pada kegunaannya. Jika oshibana berfungsi sebagai karya seni, herbarium justru berfungsi sebagai media penelitian. Namun, berdasarkan cerita Afifah, Zikri pernah menyebutkan bahwa herbarium sebagai media penelitian pun tetap termasuk karya seni. Karena aku masih penasaran, usai membantu Afifah menyusun dan menyimpan bahan untuk oshibana di bawah kasur, aku pun mencari tahu lebih lanjut tentang kedua karya seni tersebut. Informasi yang kudapatkan tidak jauh beda dari penjelasan Afifah. Bunga telang yang sudah dipres. Arsip: SayurankitaDari situs salah seorang seniman oshibana asal Khabarovsk, Rusia, bernama Natalia Kishigami, aku mengetahui bahwa oshibana tidak hanya memanfaatkan bunga, melainkan juga dedaunan dan batang. Pada dasarnya, oshibana memanfaatkan keseluruhan bagian pada bunga, yakni kelopak, mahkota, benang sari dan putik, serta daun dan batang, sesuai kebutuhan. Bagian-bagian tersebut dimanfaatkan sebagai pengganti “pewarna” pada sebuah gambar atau sketsa dengan tujuan menambah nilai artistiknya. Natalia juga menyebutkan bahwa Oshibana sudah hadir sejak abad ke-16. Dalam beberapa artikel lain dikatakan pada mulanya oshibana diperuntukkan bagi laki-laki. Sebab, pada abad ke-16 tersebut, oshibana menjadi salah satu syarat untuk menjadi prajurit samurai. Pada masa itu, para prajurit diminta membuat oshibana untuk melihat kesabaran, konsentrasi dan keharmonisannya pada alam. Selanjutnya, kesenian ini mulai digemari kaum perempuan. Lambat laun, oshibana mulai menyebar ke negara-negara Eropa dan Amerika melalui perdagangan. Pada tahun 1890-an sampai abad ke-20, kesenian oshibana menjadi salah satu suvenir populer di dunia. Menurut Natalia, ada beberapa tahap yang harus dilakukan untuk mendapatkan hasil oshibana yang diinginkan. Pertama, kita harus memilih tanaman yang akan kita gunakan. Pemilihan tanaman ini juga harus memperhatikan waktu yang tepat, agar mendapatkan komponen warna dan tekstur yang tepat pula. Selanjutnya, dilakukan pengepresan. Ada beberapa teknik pengepresan bunga dan tanaman untuk oshibana. Namun, teknik yang umum digunakan adalah dengan cara menyusun bunga-bunga dan dedaunan dalam lapisan kertas atau koran. Kemudian ditutup, dan diletakkan di bawah benda berat, seperti tumpukan buku atau kasur. Selain membutuhkan waktu, proses pengepresan ini juga membutuhkan keterampilan dan pengalaman. Jika menginginkan hasil yang lebih maksimal, dibutuhkan juga beberapa bahan atau alat tertentu, seperti salah satunya kertas khusus pengepresan, yakni desiccant peppers. Kertas ini memiliki kemampuan untuk mempertahankan warna alami pada bunga dan dedaunan. “Moonwalker” karya Natalia Kishigami. Arsip: artfloreo.com bahan-bahan yang digunakan untuk membuat oshibana “Moonwalker” karya Natalia Kishigami. Arsip: artfloreo.com Waktu yang digunakan untuk pengepresan beragam, tergantung jenis bunga dan tanamannya. Namun, biasanya pengepresan dilakukan selama kurang lebih dua minggu. Sambil menunggu hasil pengepresan ini, kita bisa membuat sketsa sesuai yang kita inginkan. Umumnya, kertas yang digunakan adalah kertas washi, kertas khusus untuk oshibana. Namun, kita tetap bisa menggunakan kertas HVS biasa atau kertas concord. Selanjutnya, kita tinggal menyusun hasil pengepresan pada sketsa tersebut.
Tahapan-tahapan di atas, juga berlaku dalam pembuatan herbarium. Bedanya, pada herbarium kita tidak membutuhkan sketsa. Seperti yang dijelaskan Afifah, herbarium berfungsi untuk penelitian sehingga yang diutamakan adalah kepadatan informasinya. Bunga dan daun disusun sedemikian rupa agar dapat dipelajari karakterisik morfologi utamanya, yakni struktur bunga dan daun. Jika pada oshibana kita dapat menyusun beragam jenis bunga dan daun pada satu kertas, pada herbarium kita hanya dapat menyusun satu jenis tanaman. Apabila dibutuhkan, bagian tanaman yang disusun bisa sangat lengkap, seperti bunga, daun, batang, bahkan akar. Pada bagian bawah herbarium harus tertera nama tanaman, baik nama daerah maupun nama ilmiahnya. Disertakan juga nama pembuat dan lokasi pembuatan. Selain itu, penting juga mencantumkan informasi terkait tanaman. Bisa berupa klasifikasi ilmiah, morfologi, kandungan dan khasiat, sejarah kemunculan dan budidayanya. Hal ini terkait dengan fungsi herbarium sebagai media penelitian. Encyclopedia Britannica menyebutkan bahwa kegunaan herbarium adalah untuk memberikan informasi biogeografis yang dapat digunakan untuk mendokumentasikan rentang sejarah tanaman, untuk menemukan spesies langka atau terancam punah, atau untuk melacak ekspedisi penjelajah dan pengumpul tanaman (kolektor atau pembuat herbarium). Hasil fisik herbarium sendiri juga menjadi bahan penting untuk untuk analisis DNA dan studi palynologi.
Baik oshibana maupun herbarium sama-sama dapat disimpan di museum atau universitas sebagai bahan pendidikan dan penelitian. Namun, umumnya oshibana disimpan sendiri oleh senimannya sebagai koleksi pribadi, dijual sebagai cinderamata atau dilelang pada kolektor seni. Sementara, herbarium umumnya disimpan di beberapa tempat khusus seperti arboretum, sebagai koleksi bersama. Keduanya sama-sama bisa didigitalisasikan untuk mempermudah persebaran informasi sekaligus untuk pengarsipan. Oshibana “Kembang Telang”, karya Ade Surya Tawalapi saat belajar membuat oshibana pertama kali bersama Afifah. Arsip: SayurankitaSelama Afifah menekuni hobinya ini, aku tidak begitu memperhatikan persamaan dan perbedaan oshibana dan herbarium. Aku pernah mencoba mempelajari menyusun tanaman tersebut bersama Afifah, namun aku tidak tahu apa yang sedang kubuat itu. Barulah setelah memahami perbedaan antara oshibana dan herbarium ini, aku menyadari bahwa yang kubuat waktu itu adalah oshibana.*** [Referensi] Kishigami, Natalia. 2013-2018. Oshibana. Art Floreo (http://www.artfloreo.com/oshibana.html diakses pada 25 April 2019) Telesco, Patricia. 2017. The History of Pressed Flowers. Garden-Guides.com (https://www.gardenguides.com/130787-history-pressed-flowers.html di akses pada 25 April 2019) Petruzello, Melissa. 2017. Herbarium, Botanical Collection. Encyclopedia Britannica. (https://www.britannica.com/science/herbarium-botany diakses pada 25 April 2019) Bagaimana cara membuat bunga kering?Potong bunga beserta batangnya kemudian bungkus dengan tisu kering. Lalu gabungkan beberapa ujung-ujung batang bunga. Gantungkan bunga terbalik dan taruh disudut rumah yang kering, tak lembab dan jauh dari jangkauan matahari. Ada beberapa jenis bunga yang memang mudah dikeringkan dengan media air.
Bagaimana cara mengawetkan bunga kering?Gunakan gel silika
Gel dapat mempertahankan bentuk dan warna bunga lebih baik dari proses pengeringan bunga secara alami atau menggunakan microwave. Setelah bunga kering, kelompokkan bunga menjadi bundel kecil atau membiarkan sendiri. Gunakan benang untuk menggantungnya di area yang sejuk, dingin, dan kering.
Berapa lama bunga kering bisa bertahan?Jangan lupa untuk sering membersihkan bunga kering yang ditempeli kotoran dan debu. Hindari juga meletakkan bunga kering di area yang terkena sinar matahari langsung. Bunga kering akan bertahan hingga 3 tahun jika dirawat dengan baik.
Apa langkah awal membuat kerajinan bunga kering?Untuk caranya, mari ikuti di bawah ini!. Pilih bunga yang ingin dikeringkan. Freepik. ... . Pilih yang masih kuncup. Freepik. ... . 3. Biarkan tangkai agak panjang dan potong semua daunnya. Freepik. ... . 4. Keringkan dalam posisi terbalik dan tempatkan di ruang kering dan hangat. womansworld.com. ... . Semprotkan dengan bahan pelapis bunga. Freepik.. |