Berikut ini yang merupakan konservasi tanah dengan menggunakan metode mekanik adalah

Macam macam metode konservasi tanah adalah

1.Metode vegetatif merupakan suatu cara pengolahan lahan dengan cara reboisasi, penanaman secara kontur, crop rotation, serta tanaman penutup.

2.Metode mekanik merupakan suatu cara pengolahan lahan dengan cara pembuatan parit, terassering, serta tanggul.

3.Metode kimia merupakan suatu cara pengolahan lahan dengan menentukan tingkat kepekaan tanah terhadap erosi.

Pembahasan

Hallo teman teman sahabat brainly lovers sekarang kita akan membahas tentang pelajaran geografi, yukk simak pembahasannya dibawah ini ya guys.

Faktor penyebab lahan kritis adalah  

1.Adanya perusakan hutan

2.Kegiatan pertambangan terbuka

3.Pertanian sistem ladang berpindah

4.Pertanian di wilayah lahan kering tanpa melaksanakan terasering

5.Pengelolaan tanah yang kurang memperhatikan aspek aspek kelestarian lingkungan.  

6.Pembekuan air, biasanya terjadi di daerah kutub atau pegunungan yang sangat tinggi.

7.Masuknya material yang dapat bertahan lama ke lahan pertanian karena tidak dapat diuraikan oleh bakteri, misalnya sampah plastik.

Sedikit yang dapat saya bantu untuk adik adik semuanya, semoga bermanfaat  

Pelajari Lebih Lanjut:

Adik-adik semua masih kepingin belajar materi geografi kan? Yuk adik-adik cek link di bawah ini yaa !!!  

1.Kajian tentang faktor dari warna tanah, cek link berikut ini yaa brainly.co.id/tugas/2572151

2.Kajian tentang lahan kritis, cek link berikut ini yaa brainly.co.id/tugas/5188563

3.Kajian tentang tanah, cek link berikut ini yaa brainly.co.id/tugas/10022903

Detail Jawaban

Kelas: 10

Mapel: Geografi

Bab : Bab 6 - Dinamika Hidrosfer  

Kode : 10.8.2006

Kata Kunci: lahan kritis, metode vegetatif, metode mekanik

#AyoBelajar

- digunakan untuk tempat tinggal dan tempat melakukan kegiatan manusia.

- sebagai tempat tumbuh vegetasi yang bermanfaat bagi manusia.

- mengandung barang tambang atau bahan galian yang berguna bagi manusia.

Tanah harus dijaga kelestariannya oleh manusia karena tanpa tanah, manusia akan sulit hidup. Metode konservasi tanah diantaranya adalah dengan menggunakan dua pendekatan yaitu metode vegetatif dan metode mekanik.


Berikut ini yang merupakan konservasi tanah dengan menggunakan metode mekanik adalah
Terasering Argapura
a. Metode vegetatif

Metode ini merupakan upaya konservasi tanah dengan cara menanam vegetasi di atas tanah dengan teknik tertentu. Metode ini efektif dalam mengontrol laju erosi, diantarnya adalah:
Baca juga: apa itu suburban fringe

1. Strip Cropping, adalah penanaman berjalur tegak lurus terhadap aliran air atau arah angin.

2. Contour Strip Cropping, adalah penanaman berjalur sejajar dengan garis kontur guna mengurangi dan menahan kecepatan aliran air.

3. Bufering, merupakan penutupan lahan yang memiliki kemiringan curam dengan tanaman keras untuk menghambat laju air.

4. Windbreaks, adalah penanaman dengan vegetasi secara permanen guna melindungi tanah dari terpaan air.

5. Crop Rotation, merupakan metode menanam lebih dari satu jenis vegetasi dalam satu tahun untuk mencegah kerusakan tanah. Baca juga: Rip Current dan Longshore current

Berikut ini yang merupakan konservasi tanah dengan menggunakan metode mekanik adalah
Contour strip cropping
b. Metode mekanik

Metode ini merupakan upaya konservasi tanah dengan teknik pengolahan tanah yang diharapkan mampu mengurangi laju erosi air. Cara umum yang dilakukan pada metode ini diantarnya:

1. Contour tillage, merupakan pengolahan tanah sejajar dengan garis kontur dan membentuk igir-igir kecil yang memperlambat aliran air dan memperbesar infiltrasi air.

2. Terasering, merupakan pembautan teras-teras pada lahan miring guna mengurangi sudut lahan sehingga erosi bisa dimimalisir. Cara ini biasa dilakukan petani-petani di Indonesia.

3. Guludan, merupakan pembuatan gundukan tanah (menggunung) agar air bisa mengalir searah dengan garis kontur.

KOMPAS.com – Sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa degradasi tanah merupakan salah satu masalah yang cukup serius karena berhubungan dengan penurunan kualitas tanah.

Untuk mencegah terjadinya degradasi tanah, maka perlu dilakukan upaya pengelolaan tanah. Salah satunya dengan cara konservasi tanah.

Dilansir dari buku Konservasi Tanah dan Air (2010) karya Arsyad S, konservasi tanah adalah penempatan setiap bidang tanah dengan cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah dan tidak memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah.

Konservasi tanah juga bisa diartikan sebagai usaha untuk mencegah kerusakan tanah akibat erosi dan memperbaiki tanah yang rusak akibat erosi.

Baca juga: Masalah Pembangunan Ekonomi di Negara Berkembang

Kegiatan konservasi tanah dilakukan untuk mencegah erosi, memperbaiki tanah yang rusak, serta untuk memelihara dan meningkatkan produktivitas tanah.

Artinya, kegiatan konservasi tanah bukanlah pelarangan terhadap penggunaan tanah, melainkan usaha untuk menyesuaikan macam dan cara penggunaan tanah sesuai dengan kemampuan tanahnya.

Metode konservasi tanah

Dalam buku Ilmu Tanah (2016) karya Muhajir Utomo dan kawan-kawan, dijelaskan tiga metode konservasi tanah, yaitu:

Metode agronomi adalah metode konservasi tanah dengan menggunakan peran tanaman atau tumbuhan dengan teknik budidaya untuk meningkatkan infiltrasi, mengurangi aliran permukaan, dan menekan erosi.

Berdasarkan susunan, pola, dan tujuannya, metode agronomis terdiri atas rotasi tanaman, penanaman tanaman penutup tanah, penanaman dalam strip, tumpang sari, warna tani, penanaman pohon, penghijauan, dan reboisasi.

Baca juga: Degradasi Tanah: Definisi dan Penggolongannya

Metode agronomis merupakan metode yang murah dan mudah diterapkan. Metode ini cocok digunakan untuk kawasan budi daya sampai kawasan konservasi, untuk daerah datar sampai bergunung, serta untuk daerah pedesaan sampai perkotaan.

Pengelolaan tanah merupakan metode konservasi tanah dengan cara memanipulasi tanah untuk mengurangi pengaruh erosif curah hujan dan sekaligus meningkatkan kualitas lahan.

Metode pengelolaan tanah terdiri atas penambahan bahan organik seperti pupuk hijau, pupuk kandang, mulsa sisa-sisa tanaman, olah tanah konservasi, bahan pembenah tanah, dan sistem drainase.

Metode pengelolaan tanah biasanya digunakan pada kawasan budidaya dengan topografi datar sampai bergelombang.

Baca juga: Air Tanah dalam Siklus Hidrologi

Metode mekanik merupakan metode konservasi tanah berupa perlakuan fisik mekanis atau bangunan yang diberikan pada tanah untuk memperlambat aliran permukaan serta menampung dan menyalurkan aliran permukaan dengan kekuatan yang tidak merusak.

Selain itu, metode mekanik juga berfungsi untuk memperbesar infiltrasi, memperbaiki aerasi tanah, dan menyediakan air bagi tanaman.

Metode mekanik terdiri atas pembuatan guludan, rorak, sengkedan, teras guludan, teras bangku, saluran diversi, dan cek dam atau embung.

Metode ini memiliki kemampuan mengurangi erosi lebih besar dibandingkan metode lainnya. Akan tetapi, metode ini kurang berperan dalam mengurangi emisi gas karbon dioksida.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Metode konservasi tanah dan air secara mekanik merupakan perlakuan fisik mekanik atau kegiatan pengelolaan yang ditunjukkan secara langsung pada tanah yang ingin dikonservasi. Selain itu, metode ini juga dapat menggunakan batu sebagai sarana konservasi seperti pembuatan bangunan tertentun. Metode konservasi tanah dan air secara mekanik bertujuan untuk menahan aliran permukaan air sehingga dapat terhindar dari erosi. Seloliman (1997) menegaskan bahwa metode ini berfungsi supaya aliran air di permukaan dapat diperlambat, mengalirkan aliran air, serta mampu mengurangi terjadinya erosi.

Berikut ini yang merupakan konservasi tanah dengan menggunakan metode mekanik adalah

Pengertian metode konservasi tanah secara mekanik yang diungkapkan oleh Arsyad (2010) adalah semua perlakuan fisik mekanis yang diberikan terhadap tanah dan pembuatan bangunan untuk mengurangi aliran permukaan dan erosi, serta kemampuan pengguanaan tanah mengalami peningkatan. Lebih lanjut dikatakan bahwa metode mekanik ini memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai berikut:

  • Aliran permukaan diperlambat
  • Menyalurkan serta menampung aliran permukaan
  • Memperbaiki infiltrasi dan aerasi tanah
  • Mendiakan air untuk tanaman

Selain dari fungsi tersebut, Arsyad (2010) juga menjelaskan metode mekanik konservasi tanah dan air terdiri dari beberapa bagian yakni pengolahan tanah, pengolahan tanah berdasarkan kontur, guludan dan guludan bersaluran berdasarkan kontur, parit pengelak, teras, pembuatan bangunan terstruktur, perbaikan drainase, dan irigasi. Penjelasan dari metode mekanik tersebut akan diuraikan di bawah ini.

1. Pengolahan Tanah (Tillage)

Pengelohana tanah merupakan kegiatan manipulasi mekanik terhadap tanah untuk memperbaiki keadaan tanah sehingga pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik. Tujuan utama dari pengolahan tanah ini diantaranya adalah sistem perakaran tanaman menjadi lebih baik serta gulma dapat diberantas. Meskipun demikian, pengolahan tanah juga perlu memperhatikan beberapa hal salah satunya adalah tentang biaya yang akan digunakan.

Memaksimalkan pengolahan tanah sebagai metode konservasi secara mekanik perlu melakukan kegiatan berikut ini:

  • Pengolahan tanah dilakukan seperlunya atau secukupnya
  • Pengolahan tanah tidak boleh dilakukan pada kawasan sawah
  • Menggunakan zat kimia ramah lingkungan dalam melakukan pemberantasan hama
  • Selalu mengubah kedalaman pengolahan tanah
  • Pengolahan tanah dilakukan berdasarkan kontur

2. Pengolahana Tanah Berdasarkan Kontur (Contur Cultivation)

Pengolahan tanah berdasarkan kontur merupakan kegiatan pengolahan tanah dengan maksud membentuk jalur tumpukan tanah berdasarkan kontur. Pengolahan dengan metode ini lebih baik diikuti dengan penanaman tanaman sejalur dengan garis kontur yang telah dibuat. Hal ini dikarenakan penanaman pada jalur kontur dapat membuat metode ini lebih efektif. Pengolahan tanah berdasarkan kontur ini dapat memberikan manfaat yang baik bagi tanah seperti penyerapan air oleh tanah menjadi meningkat serta tanah terhindar dari pengangkutan. Biasanya metode ini sangat baik dilakukan pada daerah yang memiliki iklim kering.

3. Guludan dan Guludan Bersaluran Menurut Kontur

Guludan merupakan tumpukan tanah yang dibuat secara sengaja oleh manusia sebagai salah satu metode mekanik konservasi tanah dan air dengan bentuk memanjang sejalur dengan garis kontur atau tumpukannya juga dibuat dengan memotong lereng. Guludan tanah yang dibuat pada umumnya diberikan jarak tertentu tergantung pada erosivitas hujan yang terjadi, reaksi dari erosi tanah, serta kecuraman lereng yang ada. Semakin curam, tinggi erosi dan erosivitas makan jarak guludan yang dibuat harus semakin pendek.

Kunjungi juga : 9 Teknik Konservasi Tanah Secara Vegetatif Terbaru

Guludan akan lebih efektif apabila adanya tanaman yang tertanam di atas guludan. Hal ini dikarnakan akar tanaman tersebut mapu meningkatkan kekuatan guludan. Tanaman yang biasanya ditanam pada guludan adalah tanaman perdu. Selanjutnya di bebera kasus tertentu guludan tidak secara maksimal dapat menahan laju erosi yang terjadi. Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu dilakukan pembuatan guludan bersaluran. Pembuatan guludan bersaluran ini bertujuan untuk menyalurkan air ke luar lapangan dengan kecepatan yang rendah sehingga air tidak secara lagsung masuk ke dalam tanah.

4. Parit Pengelak (Diversion Terrace)

Parit pengelak merupakan metode konservasi tanah dan air secara mekanik dengan melakukan pembuatan saluran yang memotong arah lereng dengan kemiringan yang kecil dengan tujuan membatasi kecepatan air di dalam saluran. Umumnya pembuatan parit pengelak dilakukan pada daerah lereng yang memiliki prmeabilitas rendah Pembuatan parit pengelak ini berfungsi untuk menampung serta menyalurkan aliran permukaan dari bagian atau lereng dengan kecepatan rendah menuju ke saluran pembuangan yang telah tertanam rumput. Pembuatan parit pengelak ini didasari dengan perkiraan laju aliran air permukaan.

5. Teras

Teras merupakan konservasi tanah secara mekanik yang berfungsi sebagai pengendali kecepatan aliran permukaan sehingga tanah mampu menyerap air dengan mengurangi panjang lereng. Teras sebagai metode mekanik pada umumnya terbagi menjadi dua tipe yaitu teras berdasarkan lebarnya dan teras tangga.

Teras berdasarkan lebarnya merupakan suatu saluran yang memiliki dasar yang lebar atau juga merupakan guludan bersaluran dengan dasar yang lebar. Teras yang dinamakan broadbase terrace ini lebih efisien penggunaannya pada tanah bergelombang. Selanjutnya, teras berdasarkan lebarnaya ini juga dapat dimodifikasi menjadi teras berdasar sempit.

Apabila dilihat dari fungsinya teras berdasar lebar dapat dibdakan menjadi dua bagia yakni teras berlereng dan teras datar. Teras berlereng merupakan teras yang sudutnya terbentuk dalam skala kecil terhadap kontur yang mengarah ke saluran pembuangan air. Sedangkan teras datar mrupakan teras yang lebih efektif dibangun pada tanah yang memiliki permeabilitas tinggi sejalur dengan garis kontur. Hal ini dilakukan karena pada tanah dengan permeabilitas tinggi sangat kecil peluangnya terjadi peluapan air melewati tebing teras. Fungsi utama dari teras datar ini adalah sebagai penahan dan penyerap air.

Teras tangga atau juga dikenal dengan seutan teras bangku merupakan teras yang dibuat secara berderet membentuk tangga dengan menggali tanah yang terdapat pada lereng serta meratakannya. Teras dengan bentuk seprti ini umumnya efektif dibuat pada daerah tanah yang memiliki permeabilitas rendah. Tujuannya adalah supaya air yang belum terinfiltrasi tidak mengalir melalui kalud.

Akan tetapi, penggunaan teras ini sebagai salah satu metode konservasi tanah dan air secara mekanik akan mengurangi luas areal yang ingin ditanami dengan tumbuhan atau tanaman. Hal ini dikarenakan teras tangga dapat membuat lereng semakin curam. Meskipun demikian, luas areal yang ingin ditanami akan bertambah apabila jarak pembuatan teras tangga juga lebih besar.

6. Pembuatan Bangunan Terstruktur

Metode konservasi tanah secara mekanik juga dapat dilakukan dengan pmbuatan bangunan terstruktur. Bangunan yang dimaksud anatar lain dam penghambat, kolam, rorak, dan tanggul. Bangunan-bangunan tersebut terbukti dapat menahan serta mengurangi kecepatan air. Selain itu, bangunan ini juga dapat digunakan dengan beberapa manfaat terutama pada bidang pertanian, perikanan, dan peternakan.

Dam penghambat merupakan metode konservasi tanah dan air secara mekanik yang berfungsi sebagai penghambat kecepatan air. Dam penghambat dapat dibuat dengan memanfaatkan balok kayu, batu bata, papan, ranting pohon atau tumpukan tanah. Pembuatan dam penghambat bertujuan untuk mengatasi terjadinya erosi parit.

Kolam merupakan wadah tiga dimensi yang dibuat dengan bentuk tertentu dimana di dalamnya terdapat genangan air. Biasanyanya kolam terbentuk secara alami atau pun secara sengaja oleh manusia. Pembuatan kolam dilakukan untuk menahan aliran serta menampung air sehingga secara tidak langsung air tertampung pada titik tertentu.

Pembuatan kolam mampu menahan serta mengurangi kecepatan aliran permukaan air sehingga erosi dapat terhindari. Selain itu, air yang terdapat di dalam kolam tersebut juga dapat dimanfaatkan seperti tempat pemeliharaan ikan, sumber air bagi peternak, atau sumbr irigasi bagi petani. Tipe kolam yang umumnya sering digunakan sebagai salah satu metode konservasi tanah dan air secara mekanik terdiri dari kolam galian, kolam aliran permukaan, kolam mata air, dan kolam by pass.

Rorak merupakan lubang tanah yang digali dengan kedalaman 60 cm dengan lebar 50 cm. Panjang rorak biasanya antara 1-5 meter dan digunakan sebagai penangkap aliran permukaan air serta tanah yang tererosi. Rorak dimanfaatkan supaya air langsung masuk ke dalam tanah dan erosi dari lahan dapat berkurang.

7. Drainase

Drainase merupakan suatu keadaan air keluar dari dalam tanah karena tidak dapat tertahan oleh tanah akibat pori-porinya jenuh terhadap air. Pembangunan drainase merupakan salah satu upaya untuk mengatur tata air agar tanah dapat memenuhi keperluan manusia. Kegiatan tersebut sesuai dengan kaidah konservasi tanah dan air.

Kunjungi juga : Metode Konservasi Tanah Secara Kimia

Drainase tanah merupakan sifat tanah yang menunjukkan frekuensi dan lamanya waktu tanah tersebut bebas dari keadaan jenuh air serta dapat diukur secara tepat. Pengukuran drainase tanah dapat dilakukan dengan melakukan penaksiran berdasarkan rujukan yang telah ada. Secara spesifik drainase tanah dapat diketahui dengan merujuk kepada warna tanah yang ikut serta pada pembentukan gley. Selain itu, kondisi drainase juga dapat diperhitungkan berdasarkan bahan organik yang terdapat pada tanah tersebut. Pada perhitungan kondisi ini perlu memperhatikan beberapa faktor yaitu tekstur, struktur, sifat tanah, dan lereng permukaan.

Kelas drainase dapat dibedakan menjadi 6 kelas yakni sebagai berikut:

  • D0 = Berlebihan
  • D1 = Baik
  • D2 = Agak baik
  • D3 = Agak buruk
  • D4 = Buruk
  • D5 = Sangat buruk

Drainase tanah yang berlebihan dapat memberikan dampak negatif terutama pada tanaman. Untuk mengatasi hal tersebut drainase perlu diperbaiki. Drainase dilakukan perbaikan supaya fungsi dan manfaatnya sesuai dengan kaidah konservasi tanah. Tujuan utama dari perbaikan drainase ini yaitu untuk mempercepat gerakan aliran air keluar dari pori tanah sehingga peredaran udara di dalam tanah menjadi lebih baik. Akibat dari perbaikan drainase tanah tersebut tanah dapat diolah secara mudah serta perakaran tanaman dapat berkembang lebih baik baik itu ke arah vertikal maupun ke arah horizontal.

8. Irigasi

Metode konservasi tanah dan air secara mekanik bagian terakhir adalah irigasi. Irigasi merupakan suatu metode mengalirkan air ke areal tanaman melalui saluran seperi parit atau pipa. Tujuan irigasi secara umum memberikan tambahan air yang dibutuhkan oleh tanaman dalam waktu tertentu degan jumlah yang cukup.

Selain itu, irigasi juga memberikan manfaat lainnya seperti pengolahan tanah menjadi mudah, suhu tanah dapat diatur, kada garam serta asam tinggi yang berasal dari dalam tanah dapat tercuci, sanitasi, serta mampu memberantas hama dan gulma dengan membuat tanah menjadi tergenang.

Pustaka:

Arsyad, S. 2010. Konservasi Tanah dan Air. Cetakan Kedua. IPB Press. Bogor

Seloliman. 1997. Agroforestry for Upland Husbandry : a Farmers’ Friendly. Presentasi Workshop Agroforestry 2004. Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta