Jaminan Langganan [JL] adalah uang yang merupakan jaminan atas pemakaian daya dan tenaga listrik selama menjadi pelanggan PLN. JL dikenakan kepada pelanggan pengguna listrik pascabayar, yakni pelanggan yang memakai tenaga listrik dari PLN dengan pembayaran setelah listrik digunakan. Untuk pelanggan listrik prabayar tidak dikenakan JL. Info lebih lanjut hubungi Contact Center PLN 123 Berikut tabel besaran Jaminan Langganan:
– Hanya untuk pelanggan pascabayar
Sistem Tegangan distribusi yang digunakan di Indonesia adalah berkisar 3 KV, 6 KV, 7 KV, 9 KV, 11,5 KV, 20 KV dan 24 KV. Namun yang umum digunakan pada sistem tegangan distribusi PLN adalah 6 KV, 12 KV 20 KV dan 24 KV, dan sisanya adalah tegangan yang bersumber dari transformator yang khusus digunakan beberapa industri tertentu. Gardu induk distribusi primer PLN, memasok daya listrik kekonsumennya dengan dua jalur distribusi yang dibedakan pemakaiannya. Yaitu konsumen besar [Kawasan Industri] dan konsumen-konsumen yang menggunakan tenaga istrik dengan level tegangan rendah [380/220 Volt] seperti rumah tangga, industri kecil, perkantoran, pertokoan dan sebagainya. Untuk konsumen besar yang menggunakan energi listrik yang besar, PLN memasok kebutuhan listriknya melalui Jaringan Tegangan Menengah [JTM] 20KV atau 24KV dengan jalur distribusi kawat penghantar udara atau Penghantar bawah tanah ke Gardu Induk [GI] konsumen untuk pemakaian sendiri. gambar salah satu tipe jaringan distribusi tegangan klik gambar untuk memperbesar
Sedangkan untuk kebutuhan rumah tangga, perkantoran dan industri kecil, PLN memasoknya melalui Jaringan Tegangan Menengah [JTM] 20KV ke gardu distribusi Sekunder yang dibangun pada lokasi-lokasi tertentu. Dan disalurkan kembali ke trafo tiang step down didekat pusat-pusat pelanggan, untuk selanjutnya penyaluran distribusi daya listrik tersebut diteruskan melalui Jaringan Tegangan Rendah [JTR] 380/220 Volt ke meter-meter pelanggan. Adapun urutan daya listrik PLN ke meter-meter pelanggan dari rumah tangga [250 VA, 1 Phasa], perkantoran dan industri kecil sampai industri menengah [630 KVA, 3 Phasa] dapat dilihat pada tabel dibawah ini
1 X 16 7 4,400 1 X 20 8 5,500 1 X 25 9 7,700 1 X 35 10 11,000 1 X 50 ------- ------------------- ------------------------------------- 11 13,900 1 X 63 12 17,000 1 X 80 13 22,000 1 X 100 ------- ------------------- ------------------------------------- 14 3,900 3 X 6 15 6,600 3 X 10 16 10,600 3 X 16 17 13,200 3 X 20 18 16,500 3 X 25 19 23,000 3 X 35 20 33,000 3 X 50 21 41,500 3 X 63 ------- ------------------- ------------------------------------- 22 53,000 3 X 80 23 66,000 3 X 100 24 82,500 3 X 125 25 105,000 3 X 160 26 131,000 3 X 200 27 147,000 3 X 225 28 164,000 3 X 250 29 197,000 3 X 300 30 233,000 3 X 335 31 279,000 3 X 425 32 329,000 3 X 500 33 414,000 3 X 630 34 526,000 3 X 800 35 630,000 3 X 1000 Urutan daya listrik untuk konsumen menengah dan besar, tergantung pada kapasitas trafo dan beban yang digunakan di Gardu Induk [GI] konsumen. Mulai dari 20 KVA sampai 30.000 KVA. Pada umumnya trafo yang digunakan di banyak kawasan Industri menengah dan besar tersebut, adalah menggunakan Transformator seperti berikut:
Bila konsumen industri berencana menggunakan daya listrik yang cukup besar lagi dari daya yang sudah terpasang, maka mereka cukup mengganti kapasitas trafo digardu induk [GI] mereka sesuai kapasitas fedder yang digunakan, atau menambah unit cubicle dan trafo lagi sesuai kapasitas beban listrik yang disediakan PLN. Setelah mengetahui urutan daya listrik yang ada di Indonesia, mari kita cermati dan simpulkan mengenai daya kVar yang sebaiknya terpasang untuk meperbaiki COS phi yang ada. Klik disini untuk memulai membuat sendiri sebuah panel kapasitor bank dengan RVC ABB.
______________________________ Page 2Video yang berhubungan |