Bagian proposal yang berisi Daftar referensi yang digunakan berisi sejumlah judul buku adalah

Proposal adalah suatu rencana yang dituangkan dalam bentuk rancangan kegiatan dalam bentuk tulisan dan dijelaskan secara sistematis dan terperinci.

Daftar pustaka adalah suatu susunan tulisan di akhir sebuah karya ilmiah yang isinya berupa nama penulis, judul tulisan, penerbit, identitas penerbit, dan tahun terbit. Daftar pustaka ini digunakan sebagai sumber atau rujukan seorang penulis dalam penyusunan tulisan baik proposal maupun karya tulis ilmiah lainnya. Berikut cara menulis daftar pustaka menurut EBI (Ejaan Bahasa Indonesia) secara mendasar:

  1. Bagian pertama yang perlu dituliskan adalah penulisan nama penulis. Nama penulis dituliskan dari nama belakangnya terlebih dahulu kemudian disertai tanda koma lalu nama depan penulis.
  2. Bagian kedua adalah tahun penulisan buku. Tahun penulisan buku dapat dilihat pada lembar halaman Katalog Dalam Terbitan (KDT). KDT dapat kita temukan di awal buku setelah cover. Penulisan tahun terbit dituliskan di dalam tanda kurung.
  3. Bagian ketiga adalah judul buku. Penulisan judul buku ditulis miring atau italic.
  4. Bagian keempat adalah kota penerbit lalu disertai tanda titik dua dan dilanjutkan dengan menuliskan nama penerbit.

Dengan demikian, yang dimaksud dengan daftar pustaka dalam sebuah proposal adalah suatu susunan tulisan di akhir sebuah proposal yang isinya berupa nama penulis, judul tulisan, penerbit, identitas penerbit, dan tahun terbit.  

SEBELUM mengajukan proposal penelitian, ada baiknya kamu mengenal dulu perihal kerangka proposal, struktur dan urutannya.

Secara umum proposal merupakan rancangan usulan kegiatan dan semua kegiatan bisa didahului dengan pengajuan proposal. Misalnya di lingkungan sekolah, saat ada proses pelantikan bantara di Pramuka, panitia perlu mengajukan proposal kegiatan. 

Istilah proposal memang bisa mengacu pada banyak proses pengajuan, maka pembahasan perlu dipersempit. Dalam hal ini ke proposal penelitian.

Selain itu proposal juga identik dengan kegiatan penelitian yang biasanya diajukan peneliti sebelum memulai kegiatan. Proposal ini terdiri dari penjelasan singkat dan mengambil garis besar kegiatan penelitian yang akan dilakukan. 

Proposal yang disusun menentukan masa depan kegiatan apapun yang dilakukan, apakah bisa berjalan atau sebaliknya. Kali ini kita akan membahas tentang pengertian kerangka proposal, struktur sampai dengan kerangkanya, untuk itu disimak yah dengan baik. 

1. Apa itu Kerangka Proposal

Secara umum, proposal adalah usulan rancangan dari suatu kegiatan. Proposal kemudian menjelaskan mengenai jenis kegiatan yang dilakukan dan semua aspek yang menyertainya. Seperti latar belakang penentuan tema kegiatan, bahan dan alat yang diperlukan, biaya yang dibutuhkan dan lain sebagainya. 

Kerangka proposal adalah panduan atau petunjuk struktur rancangan dari kegiatan yang akan dilakukan. Sehingga ada penulisan bagian per bagian, bab per bab, dan seterusnya. 

Kerangka ini disusun per bab dulu tanpa penjelasan, sehingga di awal pembuatan proposal bisa diketahui ada berapa bab yang dicantumkan ke dalamnya. Kemudian bisa dikembangkan per bab sesuai referensi yang didapatkan. 

Pada penelitian atau riset, proposal yang disusun menjelaskan sekilas dan secara garis besar dari kegiatan riset tersebut. Adanya kerangka pada proposal akan membantu menjelaskan kegiatan riset ini dengan detail, runtut, dan sistematis sehingga mudah dipahami. 

Penyusunan kerangka menjadi tahap paling awal dari penelitian. Setelah kerangka selesai dibuat maka penulis tinggal mengembangkannya. Proposal kemudian menjadi utuh dan memaparkan kegiatan riset yang ingin dijalankan. Jika sudah jadi, maka tinggal diajukan. 

2. Struktur Kerangka Proposal

Pada saat peneliti menyusun kerangka proposal, ada urutan atau struktural kerangka yang perlu diperhatikan. Apalagi jika membuat proposal penelitian yang memiliki karakteristik ilmiah dan harus sesuai dengan kaidah struktural yang berlaku. Nah, berikut ini adalah sederet urutan kerangka proposal, antara lain yaitu:

a. Halaman Judul

Secara umum, urutan yang berlaku pada kerangka proposal penelitian hampir sama dengan urutan laporan hasil penelitian, yakni masing-masing diawali dengan halaman judul. Perlu diketahui, halaman judul harus sesuai dengan informasi yang ada pada proposal. Isi dari halaman judul sendiri diawali dengan kata proposal dengan judul penelitian di bawahnya.

Selain judul penelitian yang akan dilakukan, halaman judul juga perlu mencantumkan data diri penulis, mulai dari nama, NIDN atau NIDK bagi dosen, nama perguruan tinggi tempat peneliti kuliah atau mengajar, tahun ajaran, dan lain sebagainya sesuai ketentuan.

b. Daftar Isi

Urutan kedua di dalam kerangka sebuah proposal adalah daftar isi. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang letak halaman semua bab di dalam proposal. Daftar isi sendiri biasanya berada di bagian depan sebelum bab pendahuluan. Meskipun proposal penelitian biasanya hanya memiliki halaman yang terbatas, tetap saja daftar isi tetap perlu disediakan agar memudahkan pembaca dalam menilai proposal.

Misalnya seperti pada bagian RAB, atau landasan teori yang menjadi dasar dari pemilihan topik penelitian. Pada beberapa bagian ini sering kali dilanjut menjadi tujuan. Maka dari itu, daftar isi digunakan untuk membantu pembaca menuju ke halaman tersebut.

c. Bab I – Pendahuluan

Urutan yang ketiga di dalam kerangka proposal penelitian adalah bab I. Bab I biasa disebut juga dengan bab yang berisi pendahuluan. Pada bab pendahuluan ini memiliki 4 sub bab, yaitu Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, dan Manfaat Penelitian.

d. Bab II – Tinjauan Pustaka

Selanjutnya, urutan keempat dalam kerangka proposal adalah bab II atau Tinjauan Pustaka. Bab Tinjauan Pustaka ini terdiri dari beberapa sub bab, mulai dari Review Literatur, Batasan Konseptual, sampai Kerangka Teori atau Kerangka Hipotesis.

Pada bagian ini, peneliti akan memasukan sejumlah kutipan untuk memperkuat pemilihan topik penelitian yang diambil. Maka dari itu, Tinjauan Pustaka perlu dijelaskan mengenai review literatur dan batasan konseptual. Hal ini membuatu literatur atau referensinya menjadi lebih jelas dan pembahasannya juga lebih spesifik.

e. Bab III – Metodologi

Kemudian, urutan kelima dalam kerangka sebuah proposal penelitian adalah bab III yang berisi penjelasan tentang metodologi penelitian yang terdiri dari beberapa sub bab. Beberapa sub bab tersebut mencakup Metode Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, dan Teknik Analisis Data. Berbagai hal tersebut akan dijelaskan di proposal untuk menginformasikan metode penelitian dan teknik pengumpulan datanya seperti apa.

Baca juga:  Dirut Garuda Beberkan Isi Proposal Damai yang Diberikan ke Kreditur

Hal ini serupa dengan penjelasan terkait teknik yang digunakan untuk menganalisis data penelitian yang berhasil dihimpun. Penjelasan tersebut diusahakan disusun secara padat, singkat, dan mampu memudahkan pembaca dalam memahaminya.

f. Daftar Pustaka

Urutan yang keenam dari kerangka proposal adalah Daftar Pustaka. Daftar Pustaka bisa dikatakan sebagai seluruh referensi yang digunakan dalam menyusun proposal penelitian. Daftar pustaka sendiri dapat berisi referensi yang bersumber dari buku, jurnal ilmiah, artikel ilmiah, artikel di internet atau website, dan lain sebagainya.

g. Lampiran

Sementara itu, urutan yang terakhir dalam sebuah kerangka proposal penelitian adalah lampiran. Bagi peneliti, perlu melampirkan sejumlah dokumen yang digunakan untuk melengkapi proposal. Hal ini biasanya hanya satu halaman berisi satu dokumen.

3. Urutan Kerangka Proposal yang Baik dan Benar

Dalam usaha untuk membuat kerangka yang baik perlu menyesuaikan dengan aturan struktural yang sudah dijelaskan sebelumnya. Nah, berikut ini adalah sederet cara yang bisa kalian gunakan untuk memudahkan dalam menyusun kerangka untuk proposal penelitian, antara lain yaitu:

a. Mencari Topik Penelitian

Tahap pertama dalam menyusun kerangka pada proposal penelitian yakni mencari topik penelitian. Topik penelitian sebetulnya merupakan sebuah masalah yang perlu ditemukan solusinya. Maka dari itu, topik penelitian bisa berangkat dari berbagai masalah yang ada di sekitar.

b. Mempelajari Struktur Proposal Penelitian

Selanjutnya, tahap kedua untuk membuat kerangka proposal yaitu dengan mempelajari struktur dari proposal penelitian. Struktur proposal penelitian bertujuan untuk mengetahui apa saja bab dan isinya. Seorang penulis atau peneliti juga perlu memastikan pemahaman terkait struktur proposal penelitian agar bisa berlanjut ke tahap berikutnya.

c. Mulai Menyusun Bagian Kerangka

Setelah memahami struktur proposal penelitian, langkah yang ketiga untuk membuat kerangka proposal adalah dengan mulai menyusun proposal penelitian. Seorang peneliti biasanya menggunakan kertas atau bukan dokumen baru di Ms Word, selanjutnya dapat menulis bab per bab yang sesuai dengan urutan proposal yang sudah dipelajari.

Sebetulnya urutan bab per bab dalam kerangka proposal harus sudah sesuai dengan struktur umum yang berlaku pada proposal penelitian. Hanya saja, apabila proposal sudah ditentukan formatnya, maka format tersbeut dapat menjadi kerangka yang siap dikembangkan menjadi proposal utuh.

d. Mengembangkan Setiap Bagian pada Kerangka

Setelah kerangka pada setiap bagian proposal sudah selesai, langkah keempat adalah mengembangkan setiap bab dan sub bab yang ada. Proses pengembangan bab sendiri dilakukan dalam kerangka menyusun isi proposal penelitian secara lebih lengkap.(OL-5)