Bagian pantun yang terletak pada baris pertama dan kedua disebut

Jakarta -

Pantun termasuk dalam jenis karya sastra Melayu yang cukup populer di masyarakat Indonesia. Dalam tradisi Betawi, pantun digunakan sebagai salah satu rangkaian upacara pernikahan yang disebut Palang Pintu.

Dikutip dari buku Sejarah Kesusastraan Melayu Klasik oleh Liaw Yock Fang, dalam bahasa Melayu pantun berarti kuantren yaitu sajak yang berbaris empat dengan sanjak abab. Sementara itu, dalam bahasa Jawa pantun berasal dari kata parik yang berarti pari artinya paribahasa atau peribahasa dalam bahasa Melayu.

Seorang ahli bahasa bangsa Swiss, Dr. R. Brandstetter mengatakan, kata pantun berasal dari akar kata tun yang terdapat dalam bahasa Nusantara. Sebagai contoh dalam bahasa Pampanga dari kata tuntun yang artinya teratur. Sementara dari bahasa Tagalog dari kata tonton yang artinya bercakap menurut aturan tertentu.

Taufiqur Rahman dalam bukunya yang berjudul Teks dalam Kajian Struktur dan Kebahasaan mengatakan ada pergeseran tentang ungkapan pantun .Pada zaman dahulu pantun diungkapkan dalam bentuk lisan, tapi saat ini berkembang menjadi bentuk tulisan.

Ciri-ciri Pantun

Dikutip dari buku EYD dan Pedoman Pembentukan Istilah Dalam Bahasa Indonesia oleh E. Waridah, pantun memiliki ciri-ciri tertentu yang tidak dapat diubah. Jika diubah maka akan menjadi puisi lama seperti seloka, gurindam, dan lain sebagainya.

Ciri-ciri pantun adalah sebagai berikut:

1. Tiap bait terdiri dari empat baris (larik)2. Tiap baris terdiri dari 8 sampai 12 suku kata3. Rima akhir setiap baris adalah a-b-a-b4. Baris pertama dan kedua merupakan sampiran

5. Baris ketiga dan keempat merupakan isi

Struktur teks Pantun

Pantun yang sering dijumpai di Indonesia memiliki dua struktur yaitu sampiran dan isi.

1. Sampiran

Sampiran adalah bagian awal pantun yang terletak pada baris 1 dan 2. Sampiran berfungsi untuk membentuk rima. Umumnya, sampiran tidak memiliki hubungan dengan isi pantun. Namun demikian, ada beberapa pantun yang bagian sampirannya berhubungan dengan bagian isi.

2. Isi

Isi adalah bagian yang menjadi maksud atau tujuan pantun tersebut. Isi terletak pada baris 3 dan 4.

Jenis-jenis Pantun

1. Pantun biasa
Pantun biasa sebagaimana dijelaskan dalam ciri dan struktur di atas. Pantun ini terdiri dari 4 baris dengan sajak a-b-a-b.

2. Pantun Karmina

Pantun karmina adalah pantun yang terdiri dari 2 baris saja. Baris pertama adalah sampiran, baris kedua adalah isi. Pantun ini bersajak a-a.

3. Pantun Talibun

Pantun talibun terdiri dari 6 baris. Adapun baris 1-3 merupakan sampiran, sementara baris 4-6 merupakan isi.

Secara umum pengelompokan jenis pantun dilakukan berdasarkan usia. Adapun jenisnya antara lain pantun anak-anak, pantun remaja, pantun orang tua, pantun jenaka, dan pantun teka-teki.

Contoh Pantun

Berikut salah satu contoh pantun yang cukup populer untuk memberikan nilai edukasi bagi anak dikutip dari Buku Pintar Pantun dan Peribahasa Indonesia oleh Mutia Dwi Pangesti,

Ada orang sedang menenun
Untuk membuat kain selendang
Jadi orang haruslah santun
Agar semua menjadi sayang

Simak Video "Anies Sanjung Aher PKS: Pasangan Yang Punya Banyak Kelebihan"


[Gambas:Video 20detik]
(erd/erd)

Ilustrasi pantun. Foto: Pixabay

Pantun adalah salah satu bentuk puisi lama yang berfungsi sebagai penghibur dan penegur. Isi pantun sering kali berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan sering digunakan untuk menasihati orang lain.

Saat ini, pantun lebih sering disampaikan melalui tulisan. Meski demikian, ada beberapa daerah yang masih melestarikan pantun sebagai tradisi. Misalnya, dalam tradisi adat pernikahan Betawi, Palang Pintu.

Salah satu ciri khas pantun adalah kata-katanya yang bersahut-sahutan. Maksudnya, isi pantun saling berkaitan antara bait satu dan bait berikutnya.

Mengutip buku Arif Cerdas untuk Sekolah Dasar untuk Sekolah Dasar Kelas 5 oleh Tim Arif, secara garis besar pantun dibedakan menjadi dua, yaitu pantun berdasarkan usia dan pantun berdasarkan isi.

Berdasarkan usia, pantun dikelompokkan menjadi tiga, yaitu pantun kanak-kanak, pantun orang muda, dan pantun orang tua. Sementara itu, berdasarkan isinya pantun dibedakan menjadi pantun jenaka, pantun nasihat, pantun teka-teki, dan pantun.

Pantun terikat oleh aturan. Dikatakan demikian karena setiap bait pantun harus terdiri dari empat baris atau larik yang bersajak a-b-a-b. Setiap barisnya terdiri dari 8-12 suku kata.

Selain itu, pantun terdiri atas dua bagian yang sama-sama tidak boleh dilupakan. Apa bagian bagian pantun tersebut? Simak penjelasan lengkapnya berikut.

Ilustrasi pantun. Foto: Pixabay

Mengutip buku Teks dalam Kajian Struktur dan Kebahasaan oleh Taufiqur Rahman, S.Pd., M.Pd.I., sampiran adalah bagian awal pantun yang terletak pada barus pertama dan kedua.

Sampiran pada pantun kerap kali berkaitan dengan alam. Berfungsi untuk membentuk rima dan sebagai pengantar menuju bagian isi agar dapat mempermudah pembaca atau pendengar memahami isi pantun tersebut.

Karena itu, umumnya bagian sampiran tidak memiliki hubungan dengan isi pantun. Namun, ada juga beberapa pantun yang bagian sampiran dan isinya saling berkaitan.

Isi adalah bagian yang letaknya pada dua baris terakhir, yaitu baris ketiga dan keempat. Bagian ini merupakan tujuan atau maksud dari pantun sesuai dengan jenisnya.

Misalnya, pada pantun nasihat, bagian inilah yang mengandung pesan kepada pembaca atau pendengar. Sementara itu, pada pantun teka-teki bagian isi juga yang mengandung pertanyaan atau tebak-tebakan.

Contoh Bagian Bagian Pantun

Ilustrasi pantun. Foto: Pixabay

Nah, agar lebih memahaminya, simak contoh bagian bagian pantun di bawah ini.

1. Pecah ombak di Tanjung Cina

Menghempas pecah di tepian

Asal adik jangan tinggalkan

Pecah ombak di Tanjung Cina

Menghempas pecah di tepian

Asal adik jangan tinggalkan

2. Tanam melati dirama-rama

Sehidup semati kita bersama

Asal adik jangan tinggalkan

Sehidup semati kita bersama

3. Enak benar tinggal di Batujajar

Segar udaranya, indah, dan permai

Anak sekolah rajinlah belajar

Agar cita-citanya kelak tercapai

Enak benar tinggal di Batujajar

Segar udaranya, indah, dan permai

Anak sekolah rajinlah belajar

Agar cita-citanya kelak tercapai