Bagaimana sifat kemagnetan yang dibuat dengan bahan besi dan baja?

Bagaimana sifat kemagnetan yang dibuat dengan bahan besi dan baja?

Bagaimana sifat kemagnetan yang dibuat dengan bahan besi dan baja?
Lihat Foto

Ilustrasi magnet

Oleh: Ari Prastiwi, Guru SMP Negeri 2 Jeruklegi, Cilacap, Jawa Tengah

KOMPAS.com -  Magnet adalah benda yang memiliki kemampuan untuk menarik benda-benda lain di sekitarnya.

Magnet memiliki banyak sekali fungsi yang membantu kerja manusia, di antaranya untuk menarik benda yang berasal dari logam dengan ukuran kecil, menghasilkan listrik, sebagai penunjuk arah dan sebagainya.

Magnet memiliki dua kutub yaitu kutub utara dan kutub selatan. Kutub magnet merupakan daerah di sekitar magnet yang memiliki daya tarik paling kuat.

Sifat-sifat kutub magnet yaitu jika kutub-kutub yang sejenis didekatakan maka akan tolak menolak, sedangkan jika kutub magnet berlawanan jenis didekatkan maka akan saling tarik menarik.

Baca juga: Pengaruh Gaya Magnet Terhadap Benda Magnetis

Jenis-jenis magnet 

Magnet memiliki berbagai jenisnya sesuai dengan kategorinya, yaitu: 

Jenis magnet berdasarkan asalnya

Berdasarkan asalnya, magnet dapat dibedakan menjadi magnet alam dan buatan. Magnet alam yaitu magnet yang ditemukan dialam dan sudah terbentuk tanpa ada campur tangan manusia.

Sedangkan magnet buatan adalah magnet yang dibuat oleh manusia dengan tujuan untuk memudahkan pekerjaan.

Jenis magnet berdasarkan sifat

Berdasarkan sifatnya, magnet terbagi menjadi dua yaitu magnet tetap atau permanen adalah magnet yang memiliki sifat kemagnetan dalam jangka waktu yang lama.

Sedangkan, magnet sementara ialah magnet yang sifat kemagnetannya akan muncul ketika dibuat dan akan dengan mudah kembali hilang ketika proses pembuatan dihentikan.  

Baca juga: Cara-cara Membuat Magnet

Untuk membuat magnet sementara, dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:

Untuk memperoleh magnet sementara, kita dapat membuatnya dengan cara menggosok besi atau baja dengan magnet permanen secara berulang-ulang.

Cara menggosok dilakukan searah atau tidak bolak balik. Untuk menentukan kutub magnet yakni ujung batang besi atau baja yang pertama kali digosok, memiliki kutub yang sama dengan kutub magnet yang menggosoknya.

Yang dimaksud induksi yaitu mendekatkan besi atau baja yang akan dibuat menjadi magnet ke magnet permanen.

Untuk menentukan kutub magnet sementara yakni ujung besi atau baja yang didekatkan ke magnet permanen akan memiliki sifat yang berlawanan dengan kutub magnet permanen.

Baca juga: Mengapa Kutub Magnet Selalu ke Arah Utara dan Selatan?

  • Dialiri arus listrik searah (DC)

Magnet  yang dibuat dengan aliran listrik disebut juga elektromagnet. Cara sederhana membuat elektromagnet adalah dengan membuat lilitan kawat/kumparan yang sebagai lilitan besi atau baja yang akan dijadikan sebagai magnet.

Selanjutnya lilitan kawat tadi dihubungkan dengan baterai sebagai sumber arus listrik. Ketika lilitan kawat dialiri arus listrik ini besi atau baja yang ada di dalam kumparan menjadi bersifat magnet.

Menghilangkan sifat magnet

Selain dapat dibuat, sifat kemagnetan juga dapat dihilangkan dengan tiga cara sebagai berikut:

Sifat kemagnetan suatu benda dapat hilang jika dipukul dengan benda keras seperti palu. Benda magnet juga dapat dipukulkan secara terus menerus terhadap benda lain yang keras, seperti lantai atau dinding untuk menghilangkan sifat kemagnetannya.

Magnet dapat berubah menjadi benda non magnet dengan cara dipanaskan atau dibakar sehingga menyebabkan benda tersebut mendapatkan energi panas berlebihan sehingga sifat kemagnetannya hilang.

  • Dialiri arus bolak balik (AC)

Jika pembuatan magnet sementara dapat dilakukan dengan dialiri arus searah (DC) maka untuk menghilangkan sifat kemagnetan dapat dilakukan dengan cara mengaliri benda magnet dengan arus bolak balik (AC) sehingga sifat kemagnetan benda akan menghilang.

Baca juga: Medan Magnet: Menentukan Besar Gaya Lorentz Pada Elektron

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Magnet adalah benda yang memiliki kemampuan menarik benda–benda lain yang ada di sekitarnya. Magnet memiliki sifat kemagnetan yang mampu menarik benda-benda lain yang ada di sekitarnya.[1] Magnet merupakan suatu objek yang di dalamnya terdapat medan magnet. Magnet sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu magnítis líthos yang memiliki arti batu Magnesian. Di wilayah tersebut memiliki kandungan batu magnet, dan Magnesia itu sendiri merupakan sebuah wilayah di Yunani pada masa lalu saat ini bernama Manisa. Materi pada suatu magnet memiliki wujud yang di dalamnya terdapat magnet tetap atau magnet tidak tetap. Magnet yang sering kita jumpai saat ini merupakan magnet buatan. Benda yang dapat ditarik lebih kuat oleh magnet yaitu bahan logam. Contoh objek yang memiliki daya tarik yang tinggi yaitu besi dan baja, sedangkan materi yang memiliki daya tarik yang rendah adalah oksigen cair.

Bagaimana sifat kemagnetan yang dibuat dengan bahan besi dan baja?

Pola medan magnet pada pasir besi yang ditaburkan di atas kertas.

Timbulnya gejala kemagnetan pada sebuah paku atau potongan besi yang tertarik oleh batang besi merupakan salah satu contoh adanya sifat kemagnetan. Sifat kemagnetan yang ada pada batang magnet ini disebut sebagai magnet permanen. Bangsa yang pertama kali memanfaatkan magnet adalah Tiongkok dengan cara menggunakan magnet sebagai penunjuk arah atau kompas.[1] Medan magnet merupakan besaran vektor yang memiliki satuan Tesla. Sifat-sifat medan magnet yang berada di sekitar suatu magnet yaitu arah medan magnet sama dengan arah garis gaya magnet dan besar medan magnet sebanding dengan kerapatan garis gaya magnet.[2] Magnetic flux merupakan banyaknya garis tak terlihat dari gaya magnet yang mengelilingi suatu magnet. Kekuatan suatu medan magnet ditentukan oleh kepadatan medan flux atau jumlah garis per cm². Apabila garis-garis dari gaya magnet yang ditimbulkan banyak, maka hal tersebut dapat menentukan kekuatan suatu medan magnet.[3]

Pada magnet, ada dua kutub yang berlawanan arah, yaitu kutub utara dan kutub selatan. Apabila suatu magnet dipotong-potong menjadi kecil, maka kutub utara dan kutub selatan akan tetap ada. Adanya kesesuaian dengan kutub utara geografi bumi, sehingga diberikan nama kutub yang mana kutub selatan mengarah ke kutub selatan geografi bumi sedangkan kutub utara mengarah ke kutub utara geografi bumi. Sifat-sifat magnet antara lain:[2]

1. Tidak semua benda dapat ditarik oleh magnet, sehingga magnet hanya bisa menarik benda–benda tertentu yang ada di sekitarnya.

2. Magnet memiliki gaya magnet yang sifatnya dapat menembus benda, yang apabila gaya magnet ini besar maka gaya magnet dapat menembus benda yang tebal.

3. Apabila ada dua magnet yang memiliki kutub berbeda, dan saling didekatkan maka mereka akan saling tarik menarik.

4. Apabila kutub yang sejenis saling didekatkan satu sama lain maka mereka akan terjadi tolak-menolak

5. Medan magnet akan membentuk gaya magnet, yang apabila sebuah benda didekatkan dengan magnet maka gaya magnet yang ditimbulkan magnetnya akan semakin besar dan sebaliknya.

6. Jika suatu magnet terus menerus jatuh dan terbakar, maka Sifat kemagnetan dapat berkurang dan bahkan hilang.

Berikut siifat-sifat medan magnet berdasarkan atomisnya, yaitu:[4]

1. Bahan Ferromagnetik

Bahan ferromagnetik dapat menimbulkan induksi yang besar, dan bahan ferromagnetik ini sangat mudah dipengaruhi medan magnet. Karena bahan ferromagnetik memiliki resultan medan magnet yang atomisnya besar. Elektron-elektron yang ada pada bahan ferromagnetik akan menimbulkan medan magnet atomis jika diberi medan magnet luar. Bahan ini mudah dibuat magnet permanen.[5]

2. Bahan Paramagnetik

Bahan paramagnetik tidak dapat dibuat magnet permanen karena bahan ini dipengaruhi oleh medan magnet luar. Sebagian kecil bahan akan melawan jika diberi medan magnet luar. Bahan parametrik dapat menimbulkan induksi yang besar pada suatu medan magnet, tetapi induksinya lebih kecil daripada bahan ferromagnetik.[6]

3. Bahan Diamagnetik

Bahan diamagnetik bersifat melawan kemagnetan dari luar sehingga sulit dipengaruhi medan magnet luar. Bahan diamagnetik akan menimbulkan induksi magnet yang kecil jika bahan diamagnetik dimasukkan ke dalam medan magnet ini diberi medan magnet.[6]

Magnet tetap merupakan magnet yang sifat kemagnetannya tetap ada kecuali terkena gangguan luar yang cukup besar misalnya pemanasan dengan suhu yang tinggi atau pemukulan yang cukup keras.[7]

Magnet tetap tidak memerlukan tenaga atau bantuan dari luar untuk menghasilkan daya magnet (berelektromagnetik).

Jenis magnet tetap selama ini yang diketahui terdapat pada:

  • Magnet neodimium: Merupakan magnet tetap yang paling kuat. Magnet neodymium (juga dikenal sebagai NdFeB, NIB, atau magnet Neo), merupakan sejenis magnet tanah jarang, terbuat dari campuran logam neodymium.
  • Magnet Samarium-Cobalt: Salah satu dari dua jenis magnet bumi yang langka, merupakan magnet permanen yang kuat yang terbuat dari paduan samarium dan kobalt.
  • Magnet Keramik
  • Plastic Magnets
  • Magnet Alnico

Magnet tidak tetap

Magnet tidak tetap merupakan magnet yang hanya muncul ketika diberi pengaruh dari luar. Jika pengaruh yang diberikan pada magnet, maka sifat magneticnya akan hilang. Misalnya suatu paku yang dililit kawat kemudian diberi aliran listrik, maka paku tersebut akan memiliki sifat kemagnetan. Tetapi apabila paku tersebut tidak dialiri arus listrik, maka sifat kemagnetannya akan hilang.[8]

Magnet tidak tetap (remanen) tergantung pada medan listrik untuk menghasilkan medan magnet. Contoh-contoh magnet tidak tetap adalah:

  • Elektromagnet.
  • Magnet induksi.
  • Magnet menempel.

Magnet buatan

Magnet buatan meliputi hampir seluruh magnet yang ada sekarang ini. Bentuk magnet buatan antara lain:

  • Magnet U
  • Magnet ladam
  • Magnet batang
  • Magnet lingkaran
  • Magnet jarum (kompas)

Jika sebuah gulungan kawat dialiri arus listrik maka gulungan tersebut akan menjadi magnet yang membentuk elektromagnet. Tetapi apabila arus listrik tersebut ditiadakan maka sifat kemagnetannya akan hilang.[9] Untuk meningkatkan medan magnet, maka bahan ferromagnetic seperti baja harus dililit dengan kumparan. Hal tersebut dapat menimbulkan terjadinya peningkatan medan magnet pada suatu kumparan. Dari seluruh kekuatan magnet kemudian diukur dengan momen magnetik. Dalam suatu material, total fluks magnetik yang dihasilkan oleh kekuatan lokal magnet diukur dengan magnetisasinya.

Cara membuat magnet antara lain:

  • Digosok dengan magnet lain secara searah.
  • Induksi magnet.
  • Magnet diletakkan pada solenoida (kumparan kawat berbentuk tabung panjang dengan lilitan yang sangat rapat) dan dialiri arus listrik searah (DC).

Besi merupakan bahan yang biasa dijadikan sebagai magnet, yang mana besi lebih mudah untuk dijadikan magnet daripada baja. Tetapi sifat kemagnetan yang ada pada besi lebih mudah hilang daripada baja, sehingga besi lebih sering digunakan sebagai bahan untuk membuat elektromagnet.

Untuk dapat menghilangkan sifat kemagnetan, maka dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

  • Dibakar atau dipanaskan hingga suhu curie
  • Dibanting-banting
  • Dipukul-pukul
  • Magnet diletakkan pada solenoida (kumparan kawat berbentuk tabung panjang dengan lilitan yang sangat rapat) dan dialiri arus listrik bolak-balik (AC).
  • Antiferromagnet
  • Diamagnetik
  • Elektromagnetisme
  • Ferromagnetisme
  • Generator listrik
  • Magnetisme
  • Magnetosfer
  • Medan magnet
  • Pencitraan resonansi magnetik (MRI)
  • Nonmagnetik
  • Paramagnetik
  • Radiasi elektromagnetik
  • Superdiamagnetik
  • Superparamagnetik
  • Ferrimagnetik

  1. ^ a b Siswanto, Susantini, dan Jatmiko 2018, hlm. 33-34.
  2. ^ a b Siswanto, Susantini, dan Jatmiko 2018, hlm. 34-35.
  3. ^ Setiyo, Muji (2017). Listrik & Elektronika Dasar Otomotif (Basic Automotive Electricity & Electronics) (PDF). Magelang: UNIMMA Press. hlm. 96. ISBN 978-602-51079-0-0.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  4. ^ Soebyakto 2017, hlm. 40.
  5. ^ Soebyakto 2017, hlm. 40-41.
  6. ^ a b Soebyakto 2017, hlm. 41.
  7. ^ Abdullah 2017, hlm. 282.
  8. ^ Abdullah 2017, hlm. 283.
  9. ^ Fundamentals of Magnetism & Magnetic Materials

  1. Abdullah, M. (2017). Fisika Dasar II. Bandung: Institut Teknologi Bandung.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  2. Siswanto, J., Susantini, E., dan Jatmiko, B. (2018). Fisika Dasar, Seri: Listrik Arus Searah dan Kemagnetan. Semarang: UPGRIS Press. ISBN 978-602-5784-14-9.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
  3. Soebyakto (2017). Fisika Terapan 2 (PDF). Tegal: Badan Penerbit Universitas Pancasakti Tegal. ISBN 978-602-73169-4-2.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  • (Inggris) Cara membuat magnet tetap
  • (Indonesia) Pengertian Solenoid dan Jenis - Jenis Solenoida

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Magnet&oldid=21479168"