Bagaimana hukum aqiqah serta tuliskan dalil yang berkaitan dengan hukum tersebut

2 dari 4 halaman

Bagaimana hukum aqiqah serta tuliskan dalil yang berkaitan dengan hukum tersebut
© Unsplash.com

Sebelum membahas mengenai hukum akikah dalam Islam, alangkah lebih baik jika sahabat Dream mengetahui terlebih dahulu dalil-dalil yang membahas tentang akikah tersebut. Berikut adalah beberapa hadis tentang akikah sebagaimana dikutip dari Merdeka.com:

152 Kata Mutiara Perpisahan, Menyentuh Hati dan Penuh Haru

Dalil Pertama

Akikah dilaksanakan pada hari ketujuh dan dilakukan dengan menyembelih kambing, memberi nama, dan mencukur rambut. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadis berikut:

Dari Samurah bin Jundab, Rasulullah saw bersabda: “ Semua anak bayi tergadaikan dengan aqiqahnya yang pada hari ketujuhnya disembelih hewan (kambing), diberi nama dan dicukur rambutnya.” (Hadits shahih Riwayat Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’I, Ibnu Majah, Ahmad, Ad Darimi).

Dalil Kedua

Lalu ada juga dalil kedua dari hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari berikut ini:

Dari Salman bin ‘Amir Ad-Dhabiy, Rasulullah saw bersabda: “ Aqiqah dilaksanakan karena kelahiran bayi, maka sembelihlah hewan dan hilangkanlah semua gangguan darinya.” (Hadits Riwayat Bukhari).

Dalil Ketiga

Inilah dalil yang menjelaskan tentang akikah dan menganjurkan untuk bersedekah pada orang yang membutuhkan sebagai berikut:

Dari Fatimah binti Muhammad saat melahirkan Hasan, Rasulullah saw bersabda: “ Cukurlah rambutnya dan bersedekahlah dengan perak kepada orang miskin seberat timbangan rambutnya.” (Hadist Riwayat Ahmad, Thabrani dan al-Baihaqi).

Dalil Keempat

Lalu hadis ini menjelaskan tentang jumlah kambing yang harus disembelih berdasarkan jenis kelamin anak yang baru dilahirkan:

Dari Aisyah, Rasulullah saw bersabda: “ Bayi laki-laki diaqiqahi dengan dua kambing yang sama dan bayi perempuan satu kambing.” (Hadits Riwayat Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Bagaimana hukum aqiqah serta tuliskan dalil yang berkaitan dengan hukum tersebut
ilustrasi bayi: iNews.id/istimewa

Kastolani Senin, 15 Maret 2021 - 16:10:00 WIB

JAKARTA, iNews.id - Aqiqah umumnya dikaitkan dengan perayaan kelahiran bayi atau walimah al maulid sebagai tanda syukur kepada Allah. Hukum aqiqah menurut sebagian ulama atau jumhur ulama yakni sunnah muakkadah atau sunnah yang sangat diutamakan (semi wajib).

Hal ini sesuai hadits Nabi SAW.

عَنْ قَتَادَةَ عَنْ الْحَسَنِ عَنْ سَمُرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كُلُّ غُلَامٍ مُرْتَهَنٌ بِعَقِيقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ السَّابِعِ وَيُحْلَقُ رَأْسُهُ وَيُسَمَّى

Dari Qatadah dari Al Hasan dari Samrah dari Nabi shallallahu `alaihi wasallam, beliau bersabda: "Setiap anak tergadai dengan aqiqahnya, maka hendaklah disembelihkan untuknya pada hari ketujuh (dari kelahirannya), dicukur rambutnya dan diberi nama." (HR. Ibnu Majah) [ No. 3165 Maktabatu Al Ma`arif Riyadh] Shahih.

Hadits lain

عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سِيرِينَ حَدَّثَنَا سَلْمَانُ بْنُ عَامِرٍ الضَّبِّيُّ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَعَ الْغُلَامِ عَقِيقَةٌ فَأَهْرِيقُوا عَنْهُ دَمًا وَأَمِيطُوا عَنْهُ الْأَذَى

Dari Muhammad bin Sirin berkata, telah menceritakan kepada kami Salman bin Amir Adl Dlabbi ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda: "Pada anak lelaki ada kewajiban `akikah, maka potongkanlah hewan sebagai akikah dan buanglah keburukan darinya." (HR. Bukhari) [ No. 5471 Fathul Bari] Shahih.

Dalam hadits lain disebutkan:

عَنْ إِسْمَعِيلَ بْنِ مُسْلِمٍ عَنْ الْحَسَنِ عَنْ سَمُرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْغُلَامُ مُرْتَهَنٌ بِعَقِيقَتِهِ يُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ السَّابِعِ وَيُسَمَّى وَيُحْلَقُ رَأْسُهُ

Dari Isma`il bin Muslim dari Al Hasan dari Samurah ia berkata, "Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda: "Seorang anak laki-laki itu tergadai dengan akikahnya yang disembelih pada hari ketujuh, pada hari itu ia diberi nama dan dicukur rambutnya." (HR. Tirmidzi) [ No. 1522 Maktabatu Al Ma`arif Riyadh] Shahih.

Tata Cara Aqiqah

Dikutip dari buku Ritual dan Tradisi Islam Jawa karya KH Muhammad Sholikhin, aqiqah berasal dari kata 'Uquq yang memiliki beragam arti yaitu permata akik, putus, durhaka dan juga berarti rambut yang tumbuh di kepala bayi.

Dalam konteks hukum Islam atau Fiqih, makna tersebut yang terpakai yakni rambut bayi yang baru lahir dicukur disertai dengan penyembelihan kambing untuknya.

Adapun pelaksanaan pemotongan rambut ini oleh Rasulullah SAW disunnahkan dilakukan pada hari ketujuh dari hari kelahiran. Hal ini menurut Jumhur Ulama memiliki status hukum sunnah muakkadah atau sunnah yang sangat dimutamakan (Semi wajib).

Dengan demikian, urut-urutan tata cara aqiqah terlebih dulu dengan menyembelih hewan akikah. Bagi laki-laki dua ekor kambing dan bagi anak perempuan satu ekor yang persyaratannya sama dengan hewan kurban.

Perbedaannya jika pada kurban daging disunnahkan menyedekahkan sebelum dimasak, namunpada akikah menyedekahkannya kepada orag setelah daging dimasak.

Setelah penyembelihan hewan, selanjutnya upacara pemotongan rambut bayi dan diberikan nama yang sebaik-baiknya.

Asal Mula Aqiqah

Upacara aqiqah sebenarnya bermula dari Millah Nabi Ibrahim Alaihisalam bersama anaknya Nabi Ismail As. Ketika Nabi Ismail berusia 13 tahun dan Nabi Ibrahim 96 tahunm atas dasar wahyu Allah, Nabi Ibrahim menyuruh Nabi Ismail menyembelih seekor kambing yang digembalakannya sebagai penebusan terhadap diri Ismail (akikah). Domba yang disembelih merupakan yang terbaik. Pada saat yang sama, Nabi Ismail dikhitan.

Aqiqah disandarkan pada tradisi agung Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad SAW. Disebutkan bahwa Nabi Ibrahim diperintahkan untuk mengkurbankan Ismail untuk Ibrahim sendiri kepada Tuhan lalu Ibrahim dan Ismail tunduk pada perintah Tuhan dengan sabar. Akhirnya penyembelihan Ismail dibatalkan oleh Allah dengan menyatakan bahwa kurban Ibrahim secara hakiki sudah diterima Allah SAW.

Kemudian Allah menganugerahkan tebusan atas Ismail dengan seekor domba besar. Mengapa Allah SWT memerintahkan Ibrahim untuk menyembelih Ismail dan kemudian membatalkannya? Saat itu, Nabi Ibrahim hidup pada masa penyimpangan pemikiran manusia yang mengorbankan manusia kepada Tuhan yang disembahnya sebagai sesaji.

Di Mesir, gadis cantik dipersembahkan untuk Dewa Sungai Nil. Di Kana'an, Irak bayi dipersembahkan untuk Dewa Baal dan di Meksiko, darah dan jantung manusia dipersembahkan untuk Dewa Matahari dan di Jawa ada upacara pancamakara yakni pengorbanan darah manusia bagi Sang Bhumi.

Karena itu, pada masa Nabi Ibrahim AS, Allah SWt mengajarkan kepada manusia bahwa tidak diperbolehkan jiwa manusia dan darahnya dikorbankan sebagai sesaji kepada-Nya. Lambang berkurban kepada Allah diganti dengan hewan ternak yang sempurna.


Editor : Kastolani Marzuki

TAG : Tata Cara Aqiqah Hukum Aqiqah Asal Mula Aqiqah bayi baru lahir

Bagaimana hukum aqiqah serta tuliskan dalil yang berkaitan dengan hukum tersebut
​ ​

Bagaimana hukum aqiqah serta tuliskan dalil yang berkaitan dengan hukum tersebut
Kambing Aqiqah Online. ©2013 KambingAqiqahOnline.com

SUMUT | 5 Oktober 2021 18:45 Reporter : Ani Mardatila

Merdeka.com - Aqiqah berasal dari kata ’aqqa’ yang mempunyai arti memotong. Menurut al-Azhariy dalam “al-Tahdzib” yang mengutip pernyataan Abu ‘Ubaid, aqiqah pada mulanya berarti “rambut yang ada pada kepala seorang bayi ketika ia dilahirkan”. Aqiqah juga berarti “kambing yang disembelih untuk anak yang baru dilahirkan.”

Aqiqah tidak wajib dan menjadi ungkapan rasa syukur bagi yang mampu melaksanakannya. Aqiqah sebenarnya tradisi pra Islam di mana darah kambing yang disembelih dioleskan ke bayi yang sedang dirayakan.

Namun setelah kedatangan agama Islam, tradisi aqiqah diubah menjadi menyembelih kambing dan memotong rambut si bayi kemudian dioleskan minyak za’faran.

Berikut merdeka.com rangkum tata cara aqiqah beserta doa, hukum dan syaratnya yang benar:

2 dari 4 halaman

Hukum aqiqah anak merujuk pada hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ibnu Majah.

Yang artinya: "Setiap anak tergadaikan dengan aqiqahnya yang disembelih pada hari ke tujuh, dicukur (rambutnya), dan diberi nama. (HR. Tirmidzi no. 2735, Abu Dawud no. 2527, Ibnu Majah no. 3165. Hadits ini dishahihkan oleh Al-Albani dalam kitab al-Irwa' no. 1165).

Ulama berbeda- beda pemahaman dalam menentukan hukum aqiqah. Ada yang mengatakan hukum aqiqah itu wajib, Mubah dan kebanyakan ulama mengatakan sunnah. 

Hukum aqiqah anak adalah sunnah muakkad menurut jumhur ulama. Sedangkan tata cara aqiqah sudah dijelaskan oleh para ulama dengan berdasarkan pada hadis Rasulullah SAW di atas.

3 dari 4 halaman

"Bismillah, Allahu Akbar, Allahumma minka wa laka, hadzihi 'aqiqatu Fulan/Fulanah (nama yang disembelih)."

Artinya: "Dengan menyebut nama Allah, Allah Maha Besar. Ya Allah, ini dari-Mu dan untuk-Mu, ini adalah aqiqah 'Fulan' (nama anak disebutkan)."

Syarat Aqiqah

Terdapat syarat yang harus dipenuhi untuk melakukan Aqiqah. Syarat aqiqah sebagai berikut:

1. Jumlah hewan aqiqah

Syarat yang pertama adalah harus memperhatikan jumlah hewan aqiqah. Untuk anak laki-laki, hewan aqiqah yang disembelih adalah dua ekor kambing atau domba. Sedangkan untuk anak perempuan hanya butuh satu ekor kambing atau domba untuk disembelih. Akan tetapi jika untuk anak laki-laki tidak mampu untuk menyembelih dua ekor, maka seekor juga boleh.

2. Kondisi hewan aqiqah

Syarat kedua, hewan yang digunakan untuk aqiqah haruslah dalam kondisi yang sehat, tidak cacat, tidak kurus dan cukup umur untuk disembelih. Umur kambing atau domba yang akan digunakan untuk aqiqah biasanya berkisar satu tahun, dengan jenis kelamin jantan ataupun betina. Disunnahkan pula, daging aqiqah sebaiknya dimasak terlebih dahulu. Terdapat dalam Alquran surat Al Baqarah ayat 172, Allah berfirman:

Yaa ayyuhallaziina aamanu kulu min tayyibaati maa razaqnaakum wasykuru lillaahi ing kuntum iyyaahu ta'budun

Artinya:

"Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah."

4 dari 4 halaman

Tata cara aqiqah yang pertama harus dilakukan adalah dengan mencukur rambut anak berusia tujuh hari sampai gundul. Hal ini agar bayi terbebas dari godaan setan yang menyertainya ketika lahir. Adapun doa saat menyukur rambut bayi saat aqiqah yaitu sebagai berikut:

Bismillahirohmanirrohiim alhamdulillahirobbil 'aalamiin allahuma nurussamawati wanurussyamsi walqomari allahuma syirullahi nurunnubuwati rosulallahi salallahu alaihi wasalama walhamdu lillahi robil 'alamin

Artinya :

"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, Ya Allah, cahaya langit, matahari dan rembulan. Ya Allah, rahasia Allah, cahaya kenabian, Rasululullah SAW, dan segala puji Bagi Allah, Tuhan semesta alam."

Selain mengawali dengan doa, ketika mencukur rambut bayi juga terdapat tata cara sebagai berikut:

- Arah ketika mencukur rambut dimulai dari sebelah kanan ke kiri.

- Rambut bayi dicukur semuanya (bersih atau gundul) sehingga tidak ada kotoran yang tersisa.

- Rambut hasil cukuran si bayi kemudian ditimbang dan jumlah timbangan dinilai dengan nilai emas atau perak yang kemudian nilai itu disedekahkan kepada fakir miskin.

Memberikan nama kepada anak

Setelah mencukur rambut, tata cara aqiqah berikutnya yaitu orang tua harus memberikan nama kepada anak yang diaqiqah. Selain untuk panggilan, nama juga berfungsi sebagai doa. Oleh karena itu, ketika memberi nama bayi yang baru lahir, hendaklah menamainya dengan nama yang baik. Seperti dalam suatu hadits, Rasulullah bersabda:

"Sesungguhnya kalian pada hari kiamat akan dipanggil dengan nama-nama kalian dan nama-nama bapak kalian, maka baguskanlah namamu." (HR Muslim)

Menyembelih kambing atau domba

Setelah mencukur rambut dan memberikan nama pada anak, tata cara aqiqah selanjutnya adalah menyembelih kambing yang sudah memenuhi syarat yang telah dijelaskan diatas. Rasulullah bersabda:

"Sesungguhnya Allah telah mewajibkan cara yang baik kepada tiap-tiap segala sesuatu. Maka apabila kamu membunuh, hendaklah kamu membunuhnya dengan cara yang baik, dan jika kamu menyembelih hendaklah kamu menyembelihnya dengan cara yang baik dan hendaknya ia memudahkan (kematian) binatang yang disembelihnya." (HR Muslim).

Saat menyembelih aqiqah, terlebih dahulu harus membaca doa menyembelih aqiqah sebagai berikut:

Bismillahi wallahu Akbar. Allahumma minka wa laka. Allahumma taqabbal minni. Hadzihi ‘aqiqatu… (sebutkan nama bayi).

Artinya:

"Dengan nama Allah, Allah Maha Besar. Ya Allah, aqiqah ini adalah karuniamu dan aku kembalikan kepada-Mu. Ya Allah, terimalah dari kami, ini aqiqah…(sebut nama anak yang diaqiqahi)."

Makan bersama

Aktivitas dari serangkaian aqiqah akan diakhiri dengan makan bersama dan doa bersama agar anak yang aqiqah akan tumbuh menjadi anak yang sholeh atau sholehah, serta berguna bagi orang-orang di sekitarnya.

Doa untuk Bayi

“U`iidzuka bi kalimaatillaahit tammaati min kulli syaithooni wa haammah. Wa min kulli `ainin laammah."

Artinya :

Saya perlindungkan engkau, wahai bayi, dengan kalimat Allah yang prima, dari tiap-tiap godaan syaitan, serta tiap-tiap pandangan yang penuh kebencian."

(mdk/amd)